Anda di halaman 1dari 4

Pencemaran Tanah Meluas di Eropa

Pencemaran tanah meluas di Eropa, sampah dan alih guna lahan menjadi penyebabnya. Menurut
laporan European Environment Agency (EEA) diperkirakan terdapat 340.000 tanah atau lahan
yang telah tercemar di Eropa.

Jumlah tersebut hanyalah permukaan sebuah gunung es. Menurut Hans Bruyninckx, Direktur
Eksekutif EEA, masih banyak tanah-tanah lain yang tercemar yang belum teridentifikasi.
Diperkirakan terdapat 2,5 juta lahan atau tanah lain yang berpotensi tercemar di seluruh Eropa.

Dari 340.000 lahan yang sudah tercemar tersebut, hanya sepertiga yang telah teridentifikasi dan
sekitar 15% dari lahan yang telah teridentifikasi tersebut yang telah dipulihkan. Cara pemulihan
tradisional yang biasa dilakukan adalah dengan mengeruk tanah yang sudah tercemar dan
memindahkannya ke lokasi lain.

Temuan ini berdasarkan data laporan yang dikumpulkan di seluruh jaringan EEA. Menurut Hans,
diperlukan dana sebesar €6,5 miliar (US$8,9 miliar) per tahun untuk mengatasi masalah
pencemaran tanah ini. “Sebagian besar dana ini berasal dari perusahaan dan sebagian diambil
dari dana masyarakat,” tuturnya.

Penyebab sebagian besar pencemaran tanah ini menurut Hans adalah buruknya pengelolaan
sampah di satu wilayah. “Sehingga mencegah sampah bisa mengurangi masalah pencemaran
lahan di masyarakat,” tambahnya lagi.

Pembuangan sampah oleh masyarakat lokal maupun industri menyumbang sepertiga masalah
pencemaran tanah di Eropa. Industri logam dan penggunaan lahan untuk pom bensin juga
menjadi sumber utama pencemaran lahan selanjutnya.

Di negara-negara lain, tambang menjadi sumber utama pencemaran tanah, karena sumber
pencemaran tanah terbesar, menurut EEA, berasal dari minyak dan logam berat. Sebuah
pelajaran berharga bagi negara berkembang, seperti Indonesia

Hampir 20 Persen Lahan Pertanian Tiongkok Tercemar Racun

Laporan itu menimbulkan keprihatinan tajam akan


kesehatan pangan negara itu setelah bertahun-tahun proses
industrialisasi yang tidak diawasi.
Nelayan mengangkut burung kormoran dengan kapalnya di Danau Weishan, yang merupakan bagian
dari sistem kanal. Selama lebih dari seribu tahun, beberapa keluarga setempat hidup dengan mengikat
leher burung itu agar kesulitan menelan ikan besar dan memaksanya memuntahkan tangkapan.
Kehidupan di kanal besar Cina dipaparkan dalam NGI Mei 2013. (Michael Yamashita)

Pemerintah Tiongkok mengatakan dalam sebuah laporan bahwa hampir seperlima lahan
pertanian negara itu tercemar, sebagian besar akibat akumulasi bertahun-tahun zat beracun
dari pabrik, pertambangan dan pertanian.

Laporan itu menimbulkan keprihatinan tajam akan kesehatan pangan negara itu setelah bertahun-
tahun proses industrialisasi yang tidak diawasi.

Hasil survei sampel tanah dari seluruh Tiongkok itu yang diambil dari 2005 sampai akhir tahun
lalu menunjukkan kontaminasi dalam 16,1 persen seluruh tanah negara itu dan 19,4 persen dari
lahan pertaniannya.

Lebih dari 80 persen polusi itu adalah akibat racun anorganik, dan tiga zat beracun terbesar
adalah kadmium, nikel dan arsenik.

Hasil survei tersebut diungkapkan secara bersama oleh Kementerian Perlindungan Lingkungan
dan Kementerian Sumberdaya dan Tanah Tiongkok.
Sepuluh Persen Tanah Pertanian Cina Tercemar Metal

Sebagian besar tanah di Cina mengandung metal berat ( Foto: allianz )




Senin, 7 November 2011 | 18:22 WIB


Sebagian besar pencemaran memperlihatkan kandungan timah, merkuri, dan kadmium penyebab
kanker.

Sekitar sepuluh persen tanah pertanian Cina memiliki level metal berat yang berlebihan yang
disebabkan oleh air terkontaminasi dan sampah beracun yang terserap ke dalam tanah.

Polusi dari metal berat seperti timah, merkuri, dan kadmium yang menyebabkan kanker sering dianggap
meracuni seluruh desa dan tanah pertanian Cina ketika para bos pabrik tidak memedulikan hukum-
hukum yang mengatur lingkungan dan para petani menggunakan penyubur yang beracun.

Laporan di Southern Metropolis Daily mengatakan bahwa survei yang diatur oleh kementerian
perlindungan lingkungan menemukan sekitar sepuluh persen tanah pertanian mengalami masalah batas
metal berat yang berlebih.

"Masalah polusi metal berat telah terjadi berulang kali dalam tahun-tahun belakangan ini," kata Wan
Bentai, kepala teknis di kementerian tersebut. "Dari Januari ke Agustus saja, terdapat 11 kasus-sembilan
di antaranya melibatkan kandungan timah dalam darah."

Laporan tidak menyebutkan level metal berat yang diperkirakan menjadi berlebih atau bagaimana
pertanian negara tersebut memiliki kandungan racun. Industrialisasi Cina yang begitu cepat selama 30
tahun telah menjadikan bidang pertanian sebagai sumber ekonomi nomor dua.

Namun perhatian pada pertumbuhan, digabungkan dengan perlindungan lingkungan yang lemah. Telah
menempatkan negara tersebut sebagai bagian negara dengan air dan polusi udara terburuk yang
memicu sejumlah kekhawatiran pada kesehatan publik dan bertambahnya jumlah orang yang
memprotes.

Ribuan penghuni kota di bagian timur laut kota Dalian pada Agustus lalu melakukan protes kepada
pabrik yang membuat paraxylene, cairan karsinogenik yang mudah terbakar yang digunakan untuk
membuat film dan kain polyester.

Pada September, lebih dari 500 penduduk yang tinggal di dekat pabrik pembuat panel solar, melakukan
protes selama tiga hari di bagian timur kota Haining, meminta pihak yang berwenang menutup pabrik
itu secara temporer.

Di bulan yang sama, pihak berwenang di Shanghai menunda produksi di sebagian besar kota yang
memproduksi baterai setelah 32 anak-anak yang tinggal di dekat dua pabrik yang menggunakan timah
dalam produksinya, ditemukan memiliki kandungan timah dalam darah mereka.

Anda mungkin juga menyukai