Anda di halaman 1dari 9

TRIASE

NO.DOK :
NO. REVISI : 0
PANDUAN
TGL.
:
TERBIT
HALAMAN : 1/9
UPTD
Dr. Bambang Sungkono
Puskesmas Lebaksiu
NIP.19620715 198911 1 002
Kabupaten Tegal

BAB I
DEFINISI

Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan
tingkat kegawatannya dan masalah yang terjadi pada pasien. Triase di IGD adalah pemilahan penderita
berdasarkan pada keadaan ABC ( Air way, Breathing dan Circulation ) ;
Dua jenis keadaan Triase dapat terjadi :
1. Jumlah penderita dan beratnya luka tidak melampaui kemampuan petugas.
Dalam keadaan ini pasien dengan masalah gawat darurat dan multi trauma akan di layani terlebih dahulu
dan sesuai dengan prinsip CAB
2. Jumlah penderita dan beratnya luka melampaui kemampuan petugas.
Dalam keadaan yang akan dilayani terlebih dahulu adalah pasien yang denan kemungkinan survival yang
terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan dan tenaga yang terbatas.
TRIASE

NO.DOK :
PANDUAN NO. REVISI : 0
TGL. TERBIT :
HALAMAN : 2/9

BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan triase ini hanya berlaku pada pasien yang datang ke IGD Puskesmas Lebaksiu.
1. Didalam UPTD Puskesmas Lebaksiu
Semua Pasien yang datang akan di lakukan Triase oleh dokter atau Perawat yang kompeten untuk
mendapatkan prioritas pelayanan yang sesuai dengan kegawatdaruratannya
2. Dalam keadaan Bencana
Pasien yang datang dapat dari keadaan bencana baik dalam maupun dari luar UPTD Puskesmas
Lebaksiu.

JENIS TRIASE
Adapun jenis yang triase yang ada di UPTD Puskesmas Lebaksiu adalah :
1. Triase Rutin / Sehari – hari
Memprioritaskan kasus - kasus yang benar benar gawat darurat (True emergency) dengan cepat dan
tepat ( life saving )
2. Triase Dissaster / Dalam Keadaan Bencana
Bila terjadi bencana baik di dalam maupun diluar Puskesmas dimana pasien yang datang lebih dari 10
orang dalam waktu yang bersamaan, maka kriteria triase berdasarkan kemungkinan hidup pasien yang
lebih besar.

PELAKSANA TRIASE
1. Pelaksana Triase di dalam keadaan sehari hari di lakukan oleh dokter atau perawat yang kompeten di
ruang IGD
2. Sedangkan dalam keadaan bencana di lakukan oleh Perawat IGD dan di lakukan di luar atau di depan IGD
TRIASE

NO.DOK :
PANDUAN NO. REVISI : 0
TGL. TERBIT :
HALAMAN : 3/9

BAB III
TATA LAKSANA TRIASE

I. KEADAAN SEHARI HARI


Proses Triase merupakan suatu proses identifikasi yang di lakukan terhadap pasien pada kontak
pertama berdasarkan tingkat prioritas kegawat daruratan pasien. Agar pasien IGD dapat segera di
identifikasi dan diberikan pelayanan segera sesuai tingkat kegawatdaruratannya. Memprioritaskan kasus
kasus yang benar benar gawat darurat ( True Emergency ) dengan tepat dan cepat ( life saving )
A. Melakukan primary survey
Tindakan untuk mencari keadaan yang mengancam nyawa adalah :
1. airway dengan kontrol servical
a. Penilaian :
 Mengenai keadaan airway dengan : inspeksi, auscultasi, dan palpasi
 Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
b. Pengelolaan airway
 Lakukan chin lift dan atau jaw trust dengan kontrol servical
 Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning
 Pasang gudel
c. Fiksasi leher
d. Menganggap kemungkinan adanya fraktur servical pada semua pasien dengan multi trauma
terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan diatas clavicula
2. Breathing dan ventilasi oksigen
a. Penilaian :
 Buka leher dan dada penderita dengan tetap memperhatikan kontrol servical.
 Hitung dan perhatikan dalamnya pernafasan.
 Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan adanya deviasi
trakhea ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot otot tambahan dan tanda
tanda cidera lainnya.
TRIASE

NO.DOK : C/VII/PD/
PANDUAN NO. REVISI : 0
TGL. TERBIT :
HALAMAN : 4/9

 Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor.


 Auskultasi thoraks bilateral
b. Pengelolaan
 Pemberian oksigen konsentrasi tinggi dengan pemakaian NRBM 10-12 ltr/mnt
 Ventilasi dengan bag valve mask
 Menghilangkan tension pneumothoraks
 Menutup open pneumothoraks
 Memasang saturasi oksige
c. evaluasi
3. Circulation dengan kontrol perdarahan
a. Penilaian
 Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal
 Mengetahui sumber perdarahan yang internal
 Periksa nadi pasien : kecepatan,kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus. Tidak
diketemukannya pulsasi dari arteri besar yang merupakan tanda untuk memerlukan
resusitasi masif segera
 Periksa warna kulit, kenali tanda tanda sianosis
 Periksa tekanan darah
b. Pengelolaan
 Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
 Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta konsultasi pada ahli
bedah
 Beri cairan kristaloid dengan tetesan cepat
 Cegah hipothermia
4. Disability ( Penilaian Status Neurologis )
TRIASE

NO.DOK : C/VII/PD/
PANDUAN NO. REVISI : 0
TGL. TERBIT :
HALAMAN : 5/9

a. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS


Eye : 4 = buka mata spontan
3 = buka mata dengan panggilan
2 = buka mata dengan rangsangan nyeri
1 = tidak ada respon
Verbal : 5 = orientasi baik
4 = berbicara bingung
3 = berbicara tidak jelas
2 = hanya merintih
1 = tidak ada respon
Motorik : 6 = bergerak mengikuti perintah
5 = bergerak terhadap nyeri
4 = Fleksi normal ( menarik anggota yang di rangsang )
3 = Fleksi abnormal
2 = Extensi abnormal
1 = Tidak ada respon
b. Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi tanda tanda lateralisasi
c. Evaluasi dan Re-evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.

Exposure
a. Buka pakaian pasien untuk melihat dengan jelas apakah ada cedera yang lain
b. Cegah Hypothermia ; beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yang hangat

B. Klasifikasi kriteria pasien sesuai jenis Triase (Kegawatdaruratannya)


RESUSITASI
Prioritas l : Pasien yang mengancam jiwa / fungsi vital dilakukan tindakan SEGERA. Pelayanan
terhadap pasien dengan kategori GAWAT DARURAT MENGANCAM NYAWA yang membutuhkan
RESUSITASI akan di prioritaskan terlebih dahulu / paling pertama dalam waktu 0 menit.
TRIASE

NO.DOK: C/VII/PD/
PANDUAN NO. REVISI : 0
TGL. TERBIT :
HALAMAN : 6/9

Penilaian :
Circulation : Henti jantung atau arrest, nadi tidak teraba dan akral dingin
Airway : ada sumbatan / tidak
Breathing : Henti nafas / apnoe, bradipnoe dan sianosis
Kesadaran : GCS < 9

EMERGENT
Prioritas ll : Pasien potensial mengancam jiwa / fungsi organ jika tidak segera di tangani dalam
waktu singkat. Pelayanan terhadap pasien dengan kategori “GAWAT DARURAT” ( EMERGENT )
YANG MEMBUTUHKAN PELAYAN SEGERA akan mendapat pelaayanan segera dlam waktu 1 – 3
menit.
Penilaian :
Circulation : Nadi, teraba lemah, bradicardia / takhicardia, pucat CRT > 2
Airway : ada ancaman sumbatan
Breathing : takipnoe, ada wheezing
Kesadaran : GCS 9 – 12, Gelisah

URGENT
Prioritas lll URGENT : Pasien tidak berpotensial mengancam jiwa / fungsi organ. Pelayanan
terhadap pasien dengan kategori “ DARURAT TIDAK GAWAT “ yang membutuhkan pelayanan lebih
lanjut akan mendapatkan penanganan dalam waktu 3 – 5 menit.
Penilaian :
Circulation : Nadi kuat, takikardia, TDS . 160, TDD 100
Airway : bebas tidak ada hambatan
Breathing : Normal,ada wheezing
Kesadaran : GCS 12, Apatis, Samnolen
TRIASE

NO.DOK : C/VII/PD/
PANDUAN NO. REVISI : 0
TGL. TERBIT :
HALAMAN : 7/9

NON URGENT dan FALSE EMERGENT


Prioritas IV Keadaan dimana pasien masih bernafas normal , denyut jantung normal dan
memerlukan tindakan observasi ataupun tidak.
Penilaian :
Circulation : Frekwensi nadi normal
Airway : Bebas tidak ada hambatan
Breathing : frekwensi nafas normal
Kesadaran : GCS > 15
Immediate needs
Pasien infeksius,,,,,?

II. DALAM KEADAAN BENCANA BAIK DARI DALAM MAUPUN DARI LUAR PUSKESMAS
Perawat IGD terlatih turut dalam melakukan triase, petugas IGD akan menetapkan kondisi pasien
dengan label seperti berikut sesuai dengan klasifikasi berat ringan / kegawatdaruratan pasien.
Warna Hijau : Perlu penanganan seperti pelayanan biasa tidak perlu tindakan segera, penanganan
dan pemindahan bersifat terakhir seperti luka ringan dan luka suerfisial
Warna Kuning : Prioritas sedang / potensi mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera di
berikan pertolongan dalam jangka waktu singkat sperti cidera abdoment tanpa shock, cedera dada tanpa
gangguan respirasi, cedera kepala dan tulang belakang tanpa gangguan kesadaran
Warna merah : Prioritas utama, mengancam jiwa atau fungsi vital yang memerlukan tindakan /
pertolongan segera untuk penyelamatan nyawa, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai
kesempatan hidup yang besar seperti gangguan jalan nafas, Syok dengan perdarahan hebat, luka bakar
grade ll dan lll > 25% , Penurunan status mental.
Warna hitam / Prioritas Nol : sudah meninggal atau kemungkinan untuk hidup sangat kecil, atau luka
sangat parah dalam kondisi tiak bernyawa / sudah meninggal ditempatkan di kamar mayat.
TRIASE

NO.DOKU : C/VII/PD/
PANDUAN NO. REVISI : 0
TGL. TERBIT :
HALAMAN : 8/9

BAB lll
DOKUMENTASI

Dokumentasi Triase dalam keadaan sehari hari di IGD UPTD Puskesmas Lebaksiu adalah formulir
Assesmenn medis dan keperawatan pasien Instalasi gawat Darurat. Sedangkan dokumentasi atas triase
dalam keadaan bencana adalah formulir Rawat Jalan Terintegrasi
TRIASE

NO.DOK : C/VII/PD/
PANDUAN NO. REVISI : 0
TGL. TERBIT :
HALAMAN : 9/9

BAB IV
PENUTUP

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwasanya telah tersusun Panduan Triase di UPTD
Puskesmas Lebaksiu, karena Panduan Triasepasien merupakan acuan atau panduan bagi unit Pelayanan
Instalasi Gawat Darurat di UPTD Puskesmas Lebaksiu, dalam menetapkan kegawatdaruratan pasien secara
cepat, tepat, dan efektif sehingga dengan demikian dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Puskesmas harus mampu menyediakan pelayanan yang sesuai dengan sumber daya Puskesmas dengan
konsisten.
Semoga dengan telah tersusunnya Panduan Triase Pasien di UPTD Puskesmas Lebaksiu, maka unit
layanan Instalasi Gawat Darurat dapat memiliki acuan untuk menetapkan kegawatdaruratan Pasien pada
kontak pertama, yang hasilnya adalah meningkatkan mutu pelayanan pasien dan efisiensi penggunaan
sumberaya yang ada di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai