Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS SWOT PT.

NESTLE INDONESIA

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN


Nestlé merupakan produsen makanan terkemuka di dunia yang memasok lebih dari 10 juta
produk makanan ke pasaran setiap tahunnya. “Good Food, Good Life‟ merupakan slogan Nestlé
yang menggambarkan komitmen Nestlé sebagai produsen makanan yang peduli akan kesehatan
umat manusia dengan menghasilkan makanan yang sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi, dan
menyenangkan untuk dikonsumsi demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Nestlé didirikan pada tahun 1866 di Vevey, Swiss. Pendirinya adalah Henry Nestlé, seorang
ahli gizi berkebangsaan Jerman. Hal yang melatarbelakangi Henry Nestlé adalah banyaknya bayi
yang meninggal dunia sebelum usia mereka mencapai satu tahun, hal ini dikarenakan para ibu
tidak dapat menyusui sendiri bayinya. Terlebih lagi saat teman Henry Nestlé menghampiri dirinya
untuk menyelamatkan bayi prematur. Henry Nestlé kemudian membawa bayi itu kerumahnya dan
memberikan makanan berupa paduan dari roti, susu dan gula. Kondisi bayi tersebut pun berangsur
pulih dari hari ke hari. Penemuan ini memberikan kabar gembira dan langsung tersebar luas.

“Ferine Lactee Nestlé‟ mejadi makanan pendamping ASI sekaligus makanan penambah gizi
yang berhasil menekan angka kematian bayi. Sejak saat itu Nestlé menjadi perusahaan produsen
makanan yang mendapat kepercayaan dari masyarakat. Henry Nestlé memanfaatkan nama
keluarganya ‘Nestlé’, yang dalam bahasa Jerman Swiss berarti sarang burung kecil (little nest),
menjadi logo perusahaannya. Logo tersebut menjadi lambang rasa aman, kasih sayang,
kekeluargaan dan pengasuhan.

Henry Nestlé bukan saja melahirkan makanan bayi yang bermutu, namun juga menjadi orang
Swiss pertama yang membangun industri modern yang berpikir akan pentingnya citra merek dan
perusahaan. Melalui simbol dua anak burung dalam sarang bersama induknya dengan penuh kasih
sayang memberi makanan kepada anakanya, citra Nestlé langsung dikenal sebagai perusahaan
yang menghasilkan makanan bermutu penuh gizi. Simbol ini kemudian diubah pada tahun 1868
dan langsung diterapkan di berbagai materi iklan dan publikasi. Sampai sekarang, logo ini tetap
digunakan dalam nuansa modern sesuai dengan kemajuan zaman.

Pada tahun 1910 susu „Tjap Nona‟ masuk ke pasaran Indonesia melalui distributor yang ada
di Singapura. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1965 pemerintah membuka kesempatan
berinvestasi bagi investor asing. Kebijakan ini mendorong Nestlé dan para mitranya untuk
membuka usaha di Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 1971, Nestlé S.A yang berpusat di Vevey,
Swiss bersama mitra lokalnya mendirikan PT. Food Specialties Indonesia. Pabrik pertama
didirikan di Waru, Jawa Timur. Pabrik ini didirikan pada tahun 1972 dan mulai beroperasi pada
tahun 1973 yang menghasilkan susu Tjap Nona.

Pada awal 1980 produksi susu segar mengalami peningkatan drastis, kondisi tersebut
merupakan salah satu keberhasilan PT Food Specialties Indonesia dalam membina petani sapi
perah. Hal ini mendorong PT Food Specialties Indonesia mendirikan pabrik baru. Pabrik ini
didirikan di Kejayan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1988 serta
diresmikan oleh Presiden RI (pada saat itu) Soeharto, pada Juni 1988.
Pada tahun 1979, PT Nestlé Beverages Indonesia (dahulu bernama PT Indofood Jaya Raya)
yang memiliki pabrik di Panjang, Lampung, mulai memproduksi kopi instan “Nescafé‟. Selain
pure coffee, PT Nestlé Beverages Indonesia juga memproduksi mixes coffee dalam berbagai
aroma. Pada tahun 1997 Nescafé mulai memasuki pasaran Rusia dalam kemasan jar dan dua tahun
kemudian produksi kopi instan dalam kemasan kaleng dihentikan. Selanjutnya pada tahun 2001
sebagian proses pengemasan untuk produk 3in1 diserahkan ke co-manufacturer dan PT Nestlé
Beverages Indonesia berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia.

Pada tahun 1988 Nestlé pusat mengakusisi Rowntree Macintosh dari Inggris sehingga
membuka peluang Nestlé untuk mengembangkan usahanya di bidang kembang gula. Pabrik PT
Food Specialties Indonesia yang merupakan anak perusahaan Nestlé mengambil alih PT Multi
Rasa Agung, yang memiliki pabrik di Cikupa, Tangerang dan menghasilkan permen dengan merek
dagang „Foxs‟. Pada tahun 1990 diresmikan pabrik baru di Cikupa, Tangerang. Pada tahun 1992,
dalam rangka memperluas usahanya, PT Multi Rasa Agung memperluas pabriknya dan
memproduksi permen dengan merek dagang “Polo‟. Pada 1996 PT Multi Rasa Agung berganti
nama menjadi PT. Nestlé Confectionery Indonesia dan mulai memproduksi “Nestea Powder‟
pada tahun 1997.

Selain pabrik Waru, Kejayan, Cikupa dan Panjang, Nestlé Indonesia juga memiliki sebuah
pabrik di Telaga yang memproduksi mie instan. Sejak tahun 1999 dilakukan penggabungan
manajemen secara bertahap di PT Nestlé Indonesia dan pabrik-pabriknya. Pada Desember 1999,
PT Nestlé Indonesia dan PT Nestlé Asean Indonesia berubah menjadi PT Nestlé Indonesia, yang
kedua pada akhir tahun 2000 PT Nestlé Confectionery Indonesia bergabung dengan PT Supmi
Sakti, kemudian berubah menjadi PT Nestlé Indonesia dan pabrik Telaga ditutup. Ketiga, pada
akhir tahun 2001 PT Nestlé Beverages Indonesia dan PT Nestlé Distribution Indonesia bergabung
dengan PT Nestlé Indonesia. Pada Juni 2002, pabrik Waru dilikuidasi dan digabung dengan pabrik
Kejayan.

PT Nestlé Indonesia juga semakin memperluas usahanya dengan melakukan perjanjian


kerjasama dengan perusahaan lain. Salah satu kerjasama yang dilakukan berlangsung pada 1 April
2005. PT Nestlé dan PT Indofood Sukses Makmur, TBK melakukan kerjasama dalam bentuk joint
venture. Perusahaan ini diberi nama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (NICI). Perusahaan
ini menghasilkan produk-produk bumbu masakan yang akan dipasarkan di Indonesia. Sejak
tanggal 29 Desember 1993, PT Food Specialties Indonesia telah resmi berganti nama menjadi PT
Nestlé Indonesia.

Tabel 1. Sejarah singkat PT Nestlé di Indonesia

Waktu Perkembangan
Abad 19 Produk Nestlé Milkmaid dikenal sebagai “Tjap Nona‟
29 Maret 1971 Berdirinya PT Food Specialties Indonesia
1972 Berdirinya Pabrik Waru, Jawa Timur
1973 Pabrik Waru mulai beroperasi dengan menghasilkan produk susu
Berdirinya PT Indofood Jaya Raya yang kemudian berganti nama menjadi PT
12 April 1978
Nestlé Beverages Indonesia
Berdirinya Pabrik Panjang, Lamp ung yang menghasilkan produk – produk
1979
kopi
Berdirinya Pabrik Kejayan, Jawa Timur yang menghasilkan produk – produk
1988
susu bubuk
Berdirinya Pabrik Cikupa, Tangerang yang menghasilkan produk – produk
1990
confectionery.
1993 Perubahan nama PT Food Specialties menjadi PT Nestlé Indonesia
Pengakusisian PT Supmi Sakti yang memproduksi mie instant dengan pabrik
1995
yang berlokasi di Telaga.
PT Sumber Pangan Segar dan PT Rola Perdana ditunjuk sebagai distributor
utama PT Nestlé Indonesia. Selanjutnya ke dua perusahaan ini bergabung dan
1998
berganti nama menjadi PT Nestlé Distribution Indonesia yang merupakan
distributor tunggal.
Penggabungan perusahaan – perusahaan yang tergabung dalam Grup PT Nestlé
2001
Indonesia menjadi satu badan hukum PT Nestlé Indonesia.
2002 Pengintregasiaan Pabrik Waru dengan Pabrik Kejayan
Pembentukan joint venture dengan PT Indofood Sukses Makmur, TBK dengan
2005
nama perusahaan PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia

B. LOKASI PERUSAHAAN
PT Nestlé Indonesia berkantor pusat di Wisma Nestlé, Perkantoran Hijau Arkadia, Menara B,
Lantai 5 Jl. TB Simatupang Kav 88, Jakarta 12520, Indonesia.

Saat ini, PT Nestlé Indonesia mempunyai 3 pabrik untuk menunjang proses produksi, yaitu:

1. Pabrik Kejayan, didirikan pada tanggal 2 Juni 1988

Lokasi: Desa Kejayan, Pasuruan – Jawa Timur

Hasil Produksi: Susu bubuk, susu kental manis dan susu sterilisasi

2. Pabrik Panjang, didirikan pada tahun 1979

Lokasi: Desa Seampok, Panjang –Lampung

Hasil Produksi: Kopi bubuk dan kopi bubuk instan

3. Pabrik Cikupa, didirikan pada bulan Oktober 1990

Lokasi: Desa Bitung Jaya, Cikupa –Tangerang

Hasil Produksi: Permen, minuman serbuk teh instan, choco snack

Selain itu, daerah pemasaran PT Nestlé Indonesia juga dibagi menjadi empat wilayah kantor
penjualan, yaitu:

1. Kantor wilayah penjualan I

Kantor ini berlokasi di Jl. M.G. Manurung I Km. 9,3 Kelurahan Tanjung Morawa, Medan,
Sumatra Utara

2. Kantor wilayah penjuallan II


Kantor ini berlokasi di Jl. Paus no 91, Rawamangun, Jakarta Timur, DKI Jakarta

3. Kantor wilayah penjualan III

Kantor ini berlokasi di Jl. Berbek Industri I/ 23 komp. SIER, Waru, Surabaya, Jawa Timur

4. Kantor wilayah penjualan IV

Kantor ini berlokasi di Jl. Kapasan Raya 3 (Makassar Industrial Estate), Makassar, Sulawesi
Tengah.

C. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

PT Nestlé Indonesia merupakan badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang merupakan
bentuk perusahaan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha terbagi
atas saham-saham. Anggotanya memiliki hak suara penuh dalam rapat anggota, sehingga
pemegang saham atau anggota turut menentukan jalannya perusahaan tersebut.

Struktur organisasi yang berlaku di PT Nestlé Indonesia meliputi dua bagian, yaitu struktur
organisasi di kantor pusat dan struktur organisasi di setiap pabrik. Pemegang jabatan tertinggi di
PT Nestlé Indonesia adalah seorang Presiden Direktur yang mengepalai Divisi Teknikal, Divisi
Keuangan, Divisi Supply Chain, Divisi Sumber Daya Manusia, Divisi Legal and Corporate
Affairs, Divisi Penjualan, Divisi Infant Nutrition, Divisi Dairy Products, Divisi Coffee and PPP
(Popularly Position Products), Divisi Confectionery, Divisi Nestlé Profesional, Divisi Liquid
Products, Divisi Pelayanan Penjualan, serta Divisi Global. Presiden direktur bersama masing –
masing pimpinan divisi disebut sebagai Management Committee (Macom).

D. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Visi perusahaan :

PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia memiliki misi
untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Selain itu, visi dari PT Nestlé Indonesia
adalah:

1. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang
terkemuka serta terpandang di Indonesia.
2. Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang dengan modal yang
efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan
konsumen.
3. Menjadi pemimpin pangsa pasar atau posisi no. 2 yang kuat di setiap kategori Selain visi
dan misi, PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka, yaitu “Passion
for Our Consumers” Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu berusaha untuk
memberikan yang terbaik bagi konsumennya.

Berdasarkan hal ini pula, PT Nestlé Indonesia menerapkan beberapa kebijakan Kualitas dan
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan.

Kebijakan Kualitas meliputi :


1. Produk dan jasa tidak pernah mengabaikan faktor keamanan pangan

2. Selalu mematuhi peraturan yang berlaku

3. Zero waste dan zero defect

4. Berkomitmen secara terus menerus untuk meningkatkan standar kualitas

Kebijakan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan meliputi :

1. Karyawan dan mitra bisnis adalah alat yang paling berharga

2. Menerapkan praktek bisnis yang ramah lingkungan (mencegah pencemaran lingkungan)

3. Mematuhi semua peraturan di bidang lingkungan dan K3

4. Menihilkan kecelakaan kerja dan keluhan masyarakat

5. Perbaikan secara terus menerus di bidang lingkungan dan PT Nestlé Indonesia selalu
menerapkan nilai – nilai yang selama ini menjadi landasan bagi perusahaan dan seluruh karyawan,
nilai – nilai tersebut dikenal dengan istilah “PRIDE”, yang merupakan singkatan dari Passion
(Semangat), Respect (menghormati), Integrity (Integritas), Determination (Gigih), dan Excellence
(Unggul).

Misi perusahaan :

Misi Nestlé Indonesia untuk turut mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat
melalui produk-produknya yang berkualitas, bernutrisi dan lezat rasanya. Selain itu kami juga
memfokuskan diri untuk senantiasa memberikan informasi dan pendidikan bagi konsumen kami,
antara lain seperti tercantum dalam kemasan setiap produk kami. Dalam menjalankan bisnisnya,
Nestlé berusaha untuk selalu menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat dan menciptakan
manfaat.

E. TUJUAN

Pengertian Tujuan Menurut Ansoff adalah aturan keputusan yang memungkinkan manajemen
untuk mengarahkan atau memedomani dan mengukur prestasi kearah tujuan. Tujuan dapat pula
didefinisikan sebagai suatu pengukur proses pengubahan sumber.

Tujuan adalah mempunyai arti lebih spesifik ,merupakan pernyataan tentang apa yang ingin
di capai organisasi dalam jangka waktu tertentu ,dapat ditentukan dasar pengukur untuk menilai
pencapaian tujuan tujuan di gunakan untuk proses pengendalian manajemen.

Contoh Tujuan Nestle Nestle berkeinginan kuat untuk memberikan produk-produk yang sehat
bagi masyarakat luas di seluruh dunia sehingga orang-orang di seluruh dunia dapat terjamin
kesehatan nya dengan hadir nya produk-produk Nestle yang terjamin kualitasnya. Selain itu Nestle
mempunyai tujuan seperti kebanyakan perusahaan lainnya yaitu ingin dapat bersaing dengan
perusahaan lain nya dengan persaingan yang sehat dan dapat menguasai pasar dunia. Sekarang
tujuan dari perusahaan Nestle untuk menguasai pasar dunia secara sehat sudah hampir terwujud
dengan menggunakan strategi pasar yang bagus serta kerja keras Nestle semakin kuat dan
berkembang dengan pesa

F. STRATEGI PERUSAHAAN

Strategi Penetrasi Pasar

Menurut David (2006) yang dimaksud dengan strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi
untuk meningkatkan pangsa pasar (market share) suatu produk atau jasa yang sudah ada di pasar
melalui usaha pemasaraan yang lebih aktif. Strategi untuk meningkatkan pangsa pasar dapat
dilakukan melalui upaya pemasaran seperti memperluas jaringan distribusi, meningkatkan
kegiatan promosi dan publisitas dan meningkatkan pelayanan. Memperluasan jaringan distribusi
sangat penting dilakukan untuk menjangkau konsumen yang lebih banyak. Saat ini PT Nestle
Indonesia hanya memasarkan ke toko-toko dan swalayan. Untuk memperluas jaringan distribusi
PT Nestle perlu memasarkan produk hingga ke pasar secara umum hingga tersebar merata ke
seluruh Indonesia.

Meningkatkan kegiatan promosi sangat penting dilakukan mengingat Susu bayi dan biskuit
bayi merupakan produk yang memiliki banyak saingan.Promosi bisa dilakukan melalui menjadi
media partner acara-acara anak-anak yang kemudian memperkenalkan keunggulan produk yang
ditawarkan kepada konsumen. Promosi yang dilakukan selama ini lebih sudah cukup baik
menggunakan segala jenis media seperti media televisi, off air dan media cetak, namun seiring
berjalannya waktu persaingan semakin banyak maka perlu teknis promosi yang jauh lebih menarik
dan meyakinkan konsumen.

Strategi Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar merupakan upaya untuk memperkenalkan produk perusahaan ke


wilayah baru yang belum pernah dimasuki sebelumnya. Strategi ini dapat dijalankan dengan
mencari pasar yang belu pernah tersentuh oleh pesaing dan mencari jaringan distribusi yang dapat
diandalkan.

Strategi Pengembangan Produk

Menurut David (2006), pengembangan produk adalah upaya untuk memprbaiki atau
memodifikasi produk atau jasa yang ada untuk meningkatkan penjualan. Strategi ini penting ketika
perusahaan menghadapi kondisi persaingan dalam industri yang semakin ketat. Perusahaan perlu
untuk mengadakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang baik untuk menghasilkan produk
yang berbeda dari pesaingnya sehingga mampu meraih pangsa pasar yang belum dikuasai pesaing.
Meningkatkan kualitas produk tidak hanya dalam hal khasiat dan komposisi melainkan
memperbaharui kemasan agar lebih menarik. Kemasanyang lebih menarik akan lebih menarik
perhatian konsumen.

SWOT digunakan untuk mengevaluasi keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan


ancaman perusahaan yang sebelumnya telah diidentifikasi pada matriks IFE dan EFE. Melalui
matriks ini akan dihasilkan empat strategi utama yaitu strategi S-O (Strengths-Opportunities), W-
O (Weakness-Opportunities), S-T (Strengths-Threats) dan W-T (Weakness-Threats).

ANALISIS SWOT
Strengths :

– Nestle adalah sebagai perusahaan pelopor produsen susu formula di dunia.

– Nestle sebagai produsen susu formula terbesar di dunia.

– Nestle adalah perusahaan yang selalu ingin berupaya mengembangkan diri dan salah satu
upayanya dengan strategi pemasaran melalui promosi kampanye besar-besaran.

Weakness :

– Penyusutan pasar merupakan pukulan berat untuk produsen susu formula salah satunya nestle.

– Strategi promosi melalui kampanye yang ditempuh oleh nestle mengabaikan etika promosi, dan
ini bertentangan dengan penelitian kesehatan tentang keunggulan asi dibanding susu formula.

Opportunities :

Nestle dapat memanfaatkan nama besar sebagai perusahaan pelopor pembuat susu formula
dan merupakan perusahaan terbesar di dunia. Kepercayaan masyarakat terhadap keunggulan atau
mutu produknya harus senantiasa dipertahankan sehingga animo masyarakat mengenai produk
nestle adalah “sebagai susu unggulan yang kedua untuk bayi setelah asi (sebagai yang terbaik)”.

1. Satu kesempatan yang dimiliki Nestle adalah bahwa produk berbasis kesehatan menjadi
makin populer di dunia, termasuk di Amerika Serikat. Konsumen menjadi lebih sadar
kesehatan, dan menyadari hidup dengan umur yang panjang tidak hanya dikarenakan oleh
keberuntungan dan genetika. LC1 sama sekali belum diperkenalkan di Amerika Serikat.
Nestle juga memiliki kesempatan untuk menjadi atau bahkan lebih besar dari pemimpin
pasar di Jerman dengan LC-1. Dalam waktu dua tahun peluncuran produk di Jerman,
mereka telah mendapatkan pasar sebanyak 60%. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa
produk mereka yang berbeda, dan masyarakat Jerman menyukai rasanya. Kesempatan lain
LC1 adalah karena mereka merupakan pemimpin pasar disana sehingga mereka dapat lebih
memperkenalkan produk-produknya yang berbasis kesehatan dan sesuai dengan selera
konsumen.
2. Menyediakan makanan yang bebas dari bahan alergen, seperti bebas gluten dan bebas
kacang.
3. Mereka mengeluarkan premi baru yang mengandung coklat kakao lebih tinggi dan diberi
nama Nestle Treasures Gold, dalam rangka untuk menambah keuntungan pada saat ”resesi
ekonomi” di mana konsumen memotong kembali barang-barang mewah mereka, tapi
memanjakan diri dengan permen dan cokelat secara teratur. Orang amerika ingin cokelat
yang mewah, dan coklat kualitas tinggi mereka merupakan produk yang dapat bertahan
pada kondisi resesi (sejauh ini), karena dipasarkan dengan harga yang terjangkau.
4. Membuka Nestlé Café di kota-kota besar untuk menyediakan produk Nestlé secara khusus
dan menjangkau seluruh pasar.
5. Namun kesempatan lain yang mereka bagikan dengan Nestle adalah bahwa pasar makanan
berbasis kesehatan dan gizi tengah membludak. Secara terus-menerus meluncurkan dan
memasarkan produk baru di pasar-pasar dan mereka akan terus melakukannya karena pasar
terus memberikan keuntungan bagi mereka.
6. Kekuatan lain yang General Mills adalah kenyataan bahwa konsumen hanya tahu Yoplait
menyehatkan. Yoplait adalah satu-satunya merek terkemuka yoghurt untuk menawarkan
vitamin D dan vitamin ini sangat penting bagi wanita dewasa (Yoplait.com) Ini bukan
hanya sebuah kebetulan bahwa Yoplait memiliki vitamin D, tetapi bahan vitamin tersebut
telah sengaja ditambahkan untuk menarik minat konsumen wanita.

Threats :

Pada Februari 2007 banyak pihak menggembar-gemborkan aksi boikot terhadap perusahaan
makanan nestle. Karena diperkirakan 1,5 juta anak di Negara berkembang meninggal setiap
tahunnya disebabkan kekurangan asupan asi. Disinyalir bahwa nestle adalah salah satu produsen
yang melakukan pelanggaran persyaratan pemasaran makanan bayi yang dikeluarkan oleh Word
Health Assembly.

1. Sebuah ancaman bagi Nestle adalah kenyataan bahwa beberapa pasar yang mereka masuki
sudah matang. Danone telah lebih dulu mendapatkan posisi sebagai pemimpin pasar untuk
yoghurt di Perancis. Sejak danone menjadi yang pertama kali tiba di pasar, mereka selalu
menjadi pemimpin pasar disana. Meskipun konsumen di Perancis menyukai rasa LC-1,
Namun para peneliti meyakini bahwa mereka tidak membeli kembali yoghurt karena
mereka lebih suka rasa produk Danone yang lebih baik. Ancaman lain terhadap Nestle
adalah bahwa ada persaingan yang ketat di pasar yoghurt di Amerika Serikat. General Mills
divisi Yoplait adalah pemimpin di pasar yoghurt di Amerika Serikat. Yoplait telah menjadi
pemimpin selama bertahun-tahun dan terus berinovasi produk-produk kesehatan yang
baru.
2. General Mills telah menjadi pesaing kuat Nestle dan mereka tidak kurang pengalaman dan
kekuatan. Salah satu kekuatan yang mereka miliki adalah pengakuan merek mereka oleh
konsumen. Salah satu dari tujuan utama mereka adalah untuk memberikan produk yang
konsumen percayai dan bernilai, dan ternyata mereka berhasil. Kekuatan lain yang mereka
miliki adalah distribusi mereka. Yoplait didistribusikan ke toko-toko di Amerika Serikat
dengan jumlah yang lebih banyak daripada yoghurt merek lain. Ini merupakan salah satu
alasan mengapa mereka telah menjadi pemimpin pasar yogurt untuk waktu begitu lama.
3. Ancaman utama yang menantang General Mills adalah bahwa ada persaingan yang ketat
antara pemain kelas atas di pasar yogurt dan hal sejenis. Gizi dan kesehatan menjadi begitu
penting bagi konsumen di Amerika Serikat, dan di seluruh dunia. Seiring dengan
meningkatnya persaingan ini untuk mendapatkan pangsa pasar. Pasokan sederhana dan
teori permintaan yang lazim di pasar-pasar. Ancaman lain yang dimiliki oleh General Mills
adalah bahwa perusahaan-perusahaan kecil yang memproduksi produk serupa dengan
manfaat gizi yang sama ataupun lebih dari itu.
4. General Mills juga memiliki beberapa kelemahan. Mereka menyatakan bahwa mereka
adalah pemimpin pasar di Amerika Serikat mungkin menghalangi mereka untuk
berinovasi. Mereka telah memproduksi yoghurt Yoplait selama bertahun-tahun, dan telah
menawarkan serangkaian produk baru dalam beberapa tahun terakhir di departemen gizi.
Bagaimanapun sebagian besar produk ini, sudah sangat umum, dan secara luas ditawarkan
di Amerika Serikat. Makanan industri kesehatan di Amerika Serikat telah berkembang
pesat dan General Mills tidak menawarkan produk yang cukup dalam ligkup pasar yang
lebih kecil. Mereka tidak masuk ke wilayah yang tidak banyak diketahui karena
keberhasilan mereka di pasar yogurt.
5. Terdapat kontaminasi terhadap pasokan untuk bahan makanan Nestle, khususnya e-coli.
Merek adonan kue mereka,Toll House, ditarik dari pasar pada bulan Maret 2009 karena e-
coli. Wabah tersebut menyebar di 28 negara bagian dan produk harus ditarik dari pasaran
global. Nestlé belum mengetahui penyebab ini terjadi, dan masih terus menyelidikinya.
6. Mereka terpengaruh oleh penarikan kembali produk makanan hewan mereka pada tahun
2007, di mana 95 merek makanan kucing dan anjing yang berbeda ditarik kembali karena
terkontaminasi oleh racun tikus. Juga pada tahun 2007, FDA menyimpulkan bahwa
beberapa makanan hewan peliharaan menyakitkan dan membunuh kucing dan anjing. FDA
menemukan kontaminan dalam protein nabati yang diimpor ke Amerika Serikat dari China
dan digunakan sebagai bahan dalam makanan hewan peliharaan.
7. Harga bahan cokelat mentah yang melonjak; biaya susu murni naik 50% pada tahun 2008,
ini memotong banyak margin keuntungan mereka dan efek ini berdampak pada konsumen,
dengan menyusutkan kemasan dengan cara yang hampir terang-terangan, namun
konsumen membayar dengan harga tetap untuk produk yang kurang.
8. Mereka memiliki pesaing utama, seperti Hershey, Cadbury-Schweppes (dimiliki oleh
Pepsi), Lindt dan Ghirardelli, Kellogg’s, Pos, Starbucks, Beech-Nut, Quaker, Kraft Foods,
Dannon, Del-Monte, IAMS, eath’s best, Heinz, Frito -Lay (dimiliki oleh Pepsi).

A. Kondisi Internal Perusahaan Strategic Advantage Profile


PENCAPAIAN SASARAN
+) Dalam pengembangan produk, kami mengaplikasikan Nestlé Nutritional
Profiling System untuk memastikan bahwa produk-produk kami
memberikan nilai gizi yang baik untuk konsumen. Dan menciptakan produk
yang terpercaya secara Nasional maupun Internasional.

-) Disinyalir bahwa NESTLE adalah salah satu produsen yang melakukan


Produksi
pelanggaran persyaratan pemasaran makanan bayi yang dikeluarkan oleh
Word Health Assembly. Saat terjadi kasus 1,5 juta anak di Negara
berkembang meninggal setiap tahunnya disebabkan kekurangan asupan
ASI. Oleh karena ingin menciptakan produk yang terpercaya secara
Nasional maupun Internasional, maka Sebagian produk nestle masih di
impor, dan menimbulkan kesan mahal pada faktor beli ke konsumen.
+) Kuatnya tim pemasaran yang terjun ke desa-desa serta aktifnya upaya
Nestlé menjaga mutu, dengan mengganti kaleng- kaleng tua di toko-toko
dan warung-warung dengan produk baru, merebut kepercayaan dan
kesetiaan para konsumen. Karena permintaan konsumen Indonesia yang
semakin meningkat, maka Nestlé secara resmi memulai berusaha di
Indonesia pada tahun 1971 atas nama PT Food Specialities Indonesia.Nestlé
Indonesia sekarang memiliki tiga pabrik.
Marketing
-) meskipun sudah adanya tim yang terjun ke desa-desa secara aktif untuk
menjaga mutu masyarakat, tetapi untuk kalangan masyarakat desa yang
sangat terpencil dan tidak mampu membeli produk Nestle tentunya program
penjaga mutu dari divisi marketing tidak bisa berbuat banyak, karena tidak
mungkin memaksakan mengkonsumsi produk Nestle tetapi tidak mampu
membeli dalam jangka waktu panjang.
+) Dengan 29 fasilitas riset, pengembangan dan teknologi di seluruh dunia,
Nestlé memiliki jaringan R&D terluas di kalangan perusahaan makanan.
Litbang
Jaringan riset, pengembangan dan teknologi Nestlé, bersama dengan
kelompok aplikasi pasar lokal.
+) Corporate Business Principal Nestlé merupakan pondasi dari budaya
perusahaan kami, yang telah berkembang selama 140 tahun. Corporate
Business Principal Nestlé akan terus berevolusi dan beradaptasi dengan
Budaya perubahan dunia. Landasan dasar kita tidak berubah dari waktu dan asal-
perusahaan usul Perusahaan kami, dan mencerminkan ide-ide dasar keadilan, kejujuran,
dan perhatian umum untuk kesejahteraan orang-orang. Nestlé berkomitmen
untuk menganut Prinsip Bisnis di semua negara, disesuaikan dengan
undang-undang lokal, praktek-praktek budaya dan agama.
+) PT Nestlé Indonesia merupakan badan usaha Perseroan Terbatas (PT)
yang merupakan bentuk perusahaan untuk menjalankan perusahaan yang
mempunyai modal usaha terbagi atas saham-saham. Anggotanya memiliki
hak suara penuh dalam rapat anggota, sehingga pemegang saham atau
anggota turut menentukan jalannya perusahaan tersebut. Dengan demikian
akan jelas pembagian tugas pada masing-masing pemilik modal.

-) Struktur organisasi yang berlaku di PT Nestlé Indonesia meliputi dua


bagian, yaitu struktur organisasi di kantor pusat dan struktur organisasi di
Struktur
setiap pabrik. Pemegang jabatan tertinggi di PT Nestlé Indonesia adalah
Organisasi
seorang Presiden Direktur yang mengepalai Divisi Teknikal, Divisi
Keuangan, Divisi Supply Chain, Divisi Sumber Daya Manusia, Divisi Legal
and Corporate Affairs, Divisi Penjualan, Divisi Infant Nutrition, Divisi
Dairy Products, Divisi Coffee and PPP (Popularly Position Products),
Divisi Confectionery, Divisi Nestlé Profesional, Divisi Liquid Products,
Divisi Pelayanan Penjualan, serta Divisi Global. Presiden direktur bersama
masing – masing pimpinan divisi disebut sebagai Management Committee
(Macom). dari uraian tersebut jelas bahwa Nestle terlalu banyak divisi di
dalam struktur organisasinya.
+) PT Nestlé Indonesia sebagai salah satu produsen pangan terkemuka
memberikan perhatian yang sangat serius terhadap masalah keamanan pangan
dan produk yang dihasilkan. Dalam rangka pengelolaan masalah keamanan
produk yang dihasilkan, PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory berencana
mengimplementasikan standar ISO 22000. Saat ini sistem manajemen
keamanan pangan yang diterapkan PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory
dinamakan Food Safety Management system (FSMS),
yaitu sistem yang mengutamakan keamanan pangan, ketaatan terhadap
peraturan, dan komitmen manajemen terhadap keamanan produk yang
dihasilkan. Nestle menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang
terdesentralisasi, denagn mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan
Manajemen di masing-masing unit bisnis sehingga keputusan-keputusan yang diambil
sesuai dengan kondisi di masing-masing negara. Untuk mengkoordinasikan
seluruh unit bisnisnya di seluruh dunia maka dibutuhkan peranan sistem
teknologi informasi yang bisa mengkoordinasikan seluruh aktivitas bisnis
agar diperoleh competitive advantage. Memilih atau membangun strategi
yang tepat bagi perusahaan pada suatu periode waktu menjadi kata kunci
yang harus dilakukan oleh manajer Nestle. Strategi perusahaan disesuaikan
dengan ukuran dan karakter perusahaan. Perusahaan seperti Nestle yang
telah melakukan diversifikasi bisnis, pada umumnya memiliki dua tingkatan
strategi: strategi unit bisnis (competitive strategy) yang menitik-beratkan
pada upaya membangun keunggulan di setiap bidang usaha yang digeluti,
dan strategi korporasi yang menentukan berbagai bisnis yang akan
diusahakan termasuk pengelolaan keseluruhan portofolio bisnis perusahaan
tersebut. Satu hal yang perlu dicermati, kompetisi terjadi pada level unit
bisnis, perusahaan induk tidak terlibat langsung dalam persaingan. Strategi
korporasi berpeluang sukses jika memberi perhatian utama pada
pemeliharaan keunggulan tiap – tiap unit bisnis. Diversifikasi akan
menambah biaya dan hambatan bagi unit bisnis yang sudah ada. Hambatan
dan biaya tersembunyi (hidden costs) yang dibebankan kepada unit bisnis,
secara terencana harus dapat dikurangi. Pemegang saham memiliki kesiapan
untuk melakukan diversifikasi sendiri dengan memilih portofolio bisnis
yang resiko dan return-nya sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini
menandakan strategi korporasi tidak dapat sukses kecuali ia dapat
memberikan tambahan nilai bagi shareholders, dan industri di mana unit
bisnis baru yang dibentuk memiliki struktur yang mendukung dihasilkannya
return yang lebih tinggi dari biaya modal.

KUESIONER INTERNAL FACTOR ANALYSIS STRATEGI

PT Nestlé Indonesia

UNTUK MENGETAHUI KEKUATAN (STRENGTH)

Faktor strategis Nilai Bobot Rating Skor


Produk yang terpercaya baik nasional maupun
3 0,15 3 0.45
internasional.
Kuatnya tim pemasaran untuk program menjaga mutu,
4 0,21 3 0,63
sampai ke plosok desa.
Nestlé memiliki jaringan R&D terluas di kalangan
3 0,15 4 0,6
perusahaan makanan
Nestlé berkomitmen untuk menganut Prinsip Bisnis di
semua negara, disesuaikan dengan undang-undang lokal, 3 0,15 3 0,45
praktek praktek budaya dan agama.
Pembagian tugas pada masing-masing pemilik modal sudah
terbagi dengan gamblang / jelas, dan adil sesuai kapasitas 3 0,15 3 0,45
jabatan.
Nestle menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang
terdesentralisasi, denagn mendelegasikan otoritas 3 0,15 3 0,45
pengambilan keputusan di masing-masing unit bisnis
TOTAL 19 0,96 19 3,03

Ukuran pembobotan : Ukuran Rating Kekuatan :

1 = Sedikit kuat 1 = sedikit penting

2 = Agak kuat 2 = Agak penting

3 = kuat 3 = penting
4 = Sangat kuat 4 = sangat penting

UNTUK MENGETAHUI KELEMAHAN (WEAKNESS)

Faktor strategis Nilai Bobot Rating Skor

Harga relatif mahal -3 0,3 -3 -0,9


Tidak bisanya memaksakan mengkonsumsi produk nestle
-3 0,3 -4 -1,2
yang mahal, pada masyarakat kalangan bawah.
Terlalu banyak divisi yang mengurus perusahaan dan
-4 0,4 -2 -0,8
menimbulkan kesan tidak efisien.
TOTAL -10 1 -9 -2,9

Ukuran pembobotan : Ukuran Rating Kelemahan :

1 = Sedikit penting –1 = Sedikit lemah

2 = Agak penting –2 = Agak lemah

3 = Penting –3 = lemah

4 = Sangat penting –4 = Sangat lemah

UNTUK MENGETAHUI PELUANG (OPPORTUNITIES)

Faktor strategis Nilai Bobot Rating Skor


Nestle memiliki komitment yang akan mengembangkan
kualitas produk yang di hasilkannya sesuai dengan selera
4 0,28 4 1,12
konsumen, dan menciptakan kesan brand minded
konsumen.
Minded konsumen yang baik akan kualitas nestle terhadap
semua produk dan brandnya, sehingga tercipta slogan 3 0,21 4 0,84
“Have a break have a Nestle”.
Kesempatan yang dimiliki Nestle adalah bahwa produk
berbasis kesehatan menjadi makin populer di dunia,
termasuk di Amerika Serikat. Konsumen menjadi lebih
4 0,28 4 1,12
sadar
kesehatan, dan menyadari hidup dengan umur yang panjang
tidak hanya dikarenakan oleh keberuntungan dan genetika.
Membuka Nestlé Café di kota-kota besar untuk
menyediakan produk Nestlé secara khusus dan menjangkau 3 0,21 3 0,63
seluruh pasar.
TOTAL 14 0,98 15 3,71

Ukuran pembobotan : Ukuran Rating Berpeluang :


1 = Sedikit penting 1 = Sedikit berpeluang

2 = Agak penting 2 = Agak berpeluang

3 = Penting 3 = berpeluang

4 = Sangat penting 4 = Sangat berpeluang

UNTUK MENGETAHUI ANCAMAN (THREATS)

Faktor strategis Nilai Bobot Rating Skor


Karena minded konsumen yang sudah ada, yang nantinya
tidak akan mudah untuk menaikkan omset, karena
3 0,21 -2 -0,42
timbulnya mindset ada kualitas bagus, tetapi harga pasti
mahal.
Akan kalah dengan perusahaan lain yang lebih menojolkan
harga yang murah, tetapi kualitas tidak begitu buruk, 3 0,21 -4 -0,84
meskipun tidak dengan membawa brend.
Usaha kompetitor menyamakan brand membuat konsumen
4 0,28 -4 -1,12
terpengaruhi dan menjadikan kompetitor yang tidak sehat.
Terdapat kontaminasi terhadap pasokan untuk bahan
2 0,14 -2 -0,28
makanan Nestle, khususnya e-coli. Merek adonan kue
Harga bahan cokelat mentah yang melonjak; biaya susu
2 0,14 -2 -0,28
murni naik 50%
TOTAL 14 0,98 -14 -2,94

Ukuran pembobotan : Ukuran Rating Ancaman :

1 = Sedikit penting -1 = Sedikit mengancam

2 = Agak penting -2 = Agak mengancam

3 = Penting -3 = Mengancam

4 = Sangat penting -4 = Sangat mengancam

Dari data nilai SWOT di atas terdapat kesimpulan nilai sebagai berikut :

1. SKOR KEKUATAN (STRENGTH) = 3,03


2. SKOR KELEMAHAN (WEAKNESS) = -2,9
3. SKOR PELUANG (OPPORTUNITIES) = 3,71
4. SKOR ANCAMAN (THREATS) = -2,94

Dari hasil perhitungan di atas, di dalam perhitungan strateginya memerlukan penegasan dari
adanya posisi dalam salib sumbu yaitu antara kekuatan dan kelemahan, maupun peluang dan
ancaman yang kesemuanya digambarkan dalam garis-garis positif dan negatif. Hal ini
mengakibatkan, skor total kekuatan tetap 3,03, skor total kelemahan menjadi -2,9 sedangkan skor
total peluang 3,71 dan skor total ancaman menjadi -2,94.

Dari analisis tersebut di atas bahwasanya faktor kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan
dan pengaruh dari faktor peluang juga lebih besar dari faktor ancaman. Oleh karena itu posisi PT.
Nestlé Indonesia, Tbk berada pada kwadran 1 yang berarti pada posisi PERTUMBUHAN, dimana
hal ini menunjukkan kondisi intern PT. Nestlé Indonesia, Tbk yang KUAT, dengan
lingkungan yang sedikit MENGANCAM.

Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari dengan cara sebagai berikut:

Koordinat Analisis Internal:

(Skor Total Kekuatan – Skor Total Kelemahan) : 2 = (3,03-2,9): 2= 0,065

Koordinat Analisis Eksternal:

(Skor Total Peluang – Skor Total Ancaman) : 2 = (3,71-2,94): 2 = 0,385

Jadi: titik koordinatnya terletak pada (0,065 : 0,385)

*Pada kuadran I ( S O Strategi )

Strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan
untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada.
* Pada kuadran II ( W O Strategi )

Perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan
kegiatan dengan menghindari kelemahan.

* Pada kuadran III ( W T Strategi )

Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.

* Pada kuadran IV ( S T Strategi )

Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi
untuk menciptakan peluang

Setelah diketahui titik pertemuan diagonal-diagonal tersebut (X), maka posisi unit usaha
diketahui pada kuadran I, hasil perhitungan dari masing-masing kuadran dapat digambarkan pada
tabel berikut ini

Tabel kuadran I

–>

Kuadran Posisi Titik Luas Matrik Rangking Prioritas Strategi


( (
I 11,24 1 Growth
S:O) 3,03 : 3,71 )
II ( (
10,76 2 Stabilitas
W:O) 2,9 : 3,71 )
III (W:T) ( 2,9 : 2,94 ) 8,52 4 Penciutan
( (
IV 8,9 3 Kombinasi
S:T) 3,03 : 2,94 )

yaitu kuadran Expansion (Growth) dimana strategi umum yang akan digunakan oleh perusahaan
ini adalah Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan
diversifikasi untuk menciptakan peluang.

Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi. Sasaran
sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat
kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.

Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals)
dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas.
Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau
pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan
kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan.
Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil
hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
Contoh Sasaran Nestle :

Nestle menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi, denagn


mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masing-masing unit bisnis sehingga
keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi di masing-masing negara. Untuk
mengkoordinasikan seluruh unit bisnisnya di seluruh dunia maka dibutuhkan peranan
sistem teknologi informasi yang bisa mengkoordinasikan seluruh aktivitas bisnis agar diperoleh
competitive advantage. Memilih atau membangun strategi yang tepat bagi perusahaan pada suatu
periode waktu menjadi kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer Nestle. Strategi perusahaan
disesuaikan dengan ukuran dan karakter perusahaan. Perusahaan seperti Nestle yang telah
melakukan diversifikasi bisnis, pada umumnya memiliki dua tingkatan strategi: strategi unit bisnis
(competitive strategy) yang menitik-beratkan pada upaya membangun keunggulan di setiap bidang
usaha yang digeluti, dan strategi korporasi yang menentukan berbagai bisnis yang akan diusahakan
termasuk pengelolaan keseluruhan portofolio bisnis perusahaan tersebut. Satu hal yang perlu
dicermati, kompetisi terjadi pada level unit bisnis, perusahaan induk tidak terlibat langsung dalam
persaingan. Strategi korporasi berpeluang sukses jika memberi perhatian utama pada pemeliharaan
keunggulan tiap – tiap unit bisnis.

Tujuan adalah mempunyai arti lebih spesifik ,merupakan pernyataan tentang apa yang ingin
di capai organisasi dalam jangka waktu tertentu ,dapat ditentukan dasar pengukur untuk menilai
pencapaian tujuan tujuan di gunakan untuk proses pengendalian manajemen.

Produk-produk Nestle dan strategi operasionalnya

Adapun produk-produk yang dihasilkan oleh Nestle adalah sebagai berikut :

1. Aneka kembang gula dan coklat

Yang terkenal dengan permen “FOXS”. PT. Nestle Indonesia yang berfokus pada penghasilan
kembang gula dan coklat terletak di kota Tangerang, Banten.

2. Kopi dan Minuman

Salah satu produk kopi dan minuman Nestle yang terkenal di Indonesia adalah kopi dengan jenis
“NESCAFE”. Untuk produksi kopi sendiri terletak di kota Lampung, Panjang Factory. Seperti
yang kita ketahui bahwa komoditi kopi terbaik adalah salah satunya di kota Lampung.

Para penikmat kopi, kaum adam maupun hawa akan dimanjakan dengan hadirnya terobosan
inovasi terbaru dari NESCAFÉ ini. Ya, berbicara di Jakarta (8/02/10), Arshad Chaudhry, Presiden
Direktur PT Nestlé Indonesia mengatakan bahwa PT Nestlé Indonesia menghadirkan kopi
NESCAFÉ ke standar kualitas baru dengan sebuah terobosan inovasi pada teknologi pengolahan
kopi, yaitu ERA – Enhanced Recovery Aroma. Lantas apa kelebihan ERA? “ERA bisa
menghasilkan secangkir kopi yang lebih nikmat rasanya,” ujar Sebastien Joho, Business Executive
Manager untuk Coffee & Beverages PT Nestlé Indonesia. Konsumen, lanjutnya, akan menikmati
pengalaman minum kopi pada tingkat kualitas baru, dengan rasa yang lebih nikmat dan aroma
yang lebih mantap. Hal ini tidak saja memuaskan konsumen setia NESCAFÉ, namun kami yakin
dapat memenangkan hati para penikmat kopi lainnya”“. ERA merupakan sebuah teknologi yang
dipatenkan dan dikembangkan oleh pusat pengembangan produk Nestlé di Swiss.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir Deddy Muchtadi, MS dari Fakultas Teknologi Pangan Institut Pertanian
Bogor mengemukakan bahwa rasa kopi dipengaruhi sebagian besar oleh aroma. “Aroma kopi
kompleks dan sangat mudah menguap selama proses pengolahan. Aroma kopi yang biasa tercium
di sejumlah kedai kopi sebenarnya “dilepaskan” dari biji kopi dan tidak dapat kita temukan lagi
dalam secangkir kopi yang kita minum. Dengan teknologi ERA, aroma dan rasa kopi dapat
dipertahankan secara signifikan,” ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa teknologi ERA mampu “menangkap” aroma kopi yang menguap
selama proses sangrai dan penggilingan, kemudian menyimpannya sampai akhir proses
pengolahan, lalu memasukkan kembali aroma kopi tersebut sebelum kopi cair dirubah menjadi
kopi bubuk. Pada kesempatan yang sama DR. Surip Mawardi, SU, dari peneliti dari Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (ICCRI) mengatakan ERA sebagai sebuah terobosan
teknologi yang memungkinkan menghasilkan yang terbaik dari biji kopi Indonesia.

3. Nutrisi untuk anak

Dalam bidang ini, adalah salah satu sumber profit terbesar perusahaan Nestle. Hampir mencapai
40% dari seluruh jenis produk yang dihasilkan, adalah susu. Untuk produksi susu sendiri, Nestle
mencari lokasi di Pasuruan, Jawa Timur, Kejayan Factory. Karena petani susu terbaik dan terbesar
terletak di kota tersebut. Produk susu “DANCOW” pun menjadi pilihan sebagian besar masyarakat
Indonesia, dibandingkan dengan produk susu lainnya.

Dancow pun diproduksi dengan berbagai macam variasi, sesuai dengan permintaan pasar.
Mulai dari untuk usia bayi, balita, anak-anak, remaja bahkan hingga ibu menyusui.

Untuk strategi operasionalnya sendiri, mulai dari perencanaan hingga pemasarannya, Nestle
menggunakan strategi line extension. Proses line extension yang terjadi pada Nestle DANCOW
pertama-tama ialah melihat apakah perluasan lini tersebut sesuai dengan citra dari Nestle
DANCOW itu sendiri yaitu sebagai expert dalam nutrisi khususnya dalam susu, dan sebagai
partner orang tua. Langkah selanjutnya adalah melihat opportunity bagi Nestle DANCOW.
Kemudian mencari tahu bagaimana rasa yang tepat untuk masyarakat Indonesia. Setelah itu harga
juga harus diperhatikan agar sesuai dengan segmentasi yang ingin dituju. Langkah selanjutnya
bagaimana dengan packaging produk perluasan lini tersebut. Dan yang terakhir bagaimana
memasarkan produk perluasan lini tersebut agar sampai kepada segmentasi yang dituju. Nestle
DANCOW melakukan strategi line extension agar dapat terus berkembang dan untuk terus
memberikan apa yang konsumen inginkan. Selain agar bisnis DANCOW terus berkembang,
strategi ini juga diharapkan dapat mempertahankan Nestle DANCOW sebagai market leader.
Terakhir, berdasarkan hasil penelitian, Pemasaran yang dilakukan Nestle DANCOW terhadap
produk lininya bermacam-macam seperti mengadakan kompetisi jingle, lalu caravan gizi
DANCOW, hingga ke posyandu tergantung dengan segmentasi yang dituju oleh produk tersebut
karena segmentasi dari produk-produk DANCOW berbeda-beda setiap sub-brandnya hal ini yang
membuat Nestle DANCOW membedakan strategi pemasarannya ke tiap-tiap sub-brandnya. Jadi
Nestle DANCOW terjun langsung ke segmen yang ingin dituju sesuai dengan sub-brandnya.

Saat ini, Nestle memang terus meningkatkan investasinya dan memperluas pabrik maupun
fasilitas bisnis lainnya di Asia Tenggara. Bahkan, dalam tiga tahun terakhir, kurang lebih Rp 5
triliun nilai investasi Nestle di kawasan ASEAN.
Khusus di Indonesia, Nestle akan menginvestasikan tambahan sekitar Rp 270 miliar tahun 2009
ini, menyusul investasi sebelumnya sebesar Rp 1,2 triliun untuk perluasan pabrik susu di Kejayan,
Pasuruan.
Dari kalangan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim diperoleh data bahwa Nestle
telah menguasai pasar pasokan susu segar Jatim. Dari 950 ribu liter produksi susu segar Jatim
Nestle mampu menyerap 532.000 liter per hari. Sementara PT Indolacto sekitar 45.000 liter, PT
Greenfields Indonesia 35.000 liter, PKIS Sekar Tanjung 18.000 liter. Serapan susu Nestle sehari-
hari dipasok sekitar 28 koperasi susu.

Tterpisah H Koesnan, Direktur PKIS Sekar Tanjung menyebutkan, selain membuka peluang
bagi peternak untuk mengembangkan peternakannya, penambahan kapasitas tampung yang
dimiliki PT Nestle membuka peluang monopsoni pasar pasokan susu oleh Nestle menjadi semakin
besar.

‘’Semakin banyak pabrik susu yang berkembang di Jatim dampaknya akan semakin baik untuk
kehidupan petani susu di Jatim. Apalagi sekarang di Jatim ada gerakan pembibitan sapi perah
untuk mengangkat derajat warga miskin,’’ tutur Ketua Koperasi Susu Nongkojajar.

4. Makanan Pendamping ASI

Banyak jenis produk Nestle yang berupa makanan pendamping ASI, dan salah satu yang menjadi
favorit konsumen Indonesia adalah nestle CERELAC.

5. Sereal Sarapan

Nestle KOKO KRUNCH adalah salah satu produk makanan nestle yang mendapat perhatian besar
konsumen Indonesia.

6. Produk Kuliner

Bear Brand yang terkemas dalam satuan kaleng juga kini telah menjadi produk andalan nestle.

7. Minuman Siap Minum

Minuman susu kaleng Milo adalah salah satu produk minuman siap minum nestle yang juga sudah
mendapat perhatian masyarakat. Selain itu terdapat juga produk susu bantal yang diproduksi siap
untuk diminum.

8. Health Care

Nestle juga berinovasi dengan produk-produk untuk menjaga kesehatan maupun perawatan.
Produk tersebut antara lain adalah :

 Nutren Diabetes
 Nutren Optimum
 Nutren Fibre
 Nutren Junior
 Nestle Peptamen
 Nestle peptamen Junior
 3 strategy generic yang biasanya digunakan pleh perusahaan menurut Michael potter ,
yaitu :

 Strategi cost leadership


 Strategi pembedaan produk (differentiation)
 Strategi focus

Strategi yang digunakan saat ini adalah strategy focus

Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar
yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang
jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak
dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada perusahaan skala menengah dan
besar –, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi
biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh
pemasok “niche market” (segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai
ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.

Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size),
terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka
mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk tersebut). Strategi ini
akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak
diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih
berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche market), wilayah geografis tertentu, atau
produk — barang atau jasa — tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara
baik, excellent delivery.

Strategi Bisnis Unit

Langkah selanjutnya untuk pembahasan ini yaitu menentukan alternatif strategi bisnis unit
berdasarkan letak posisi kuadran. berdasarkan pada diagram matrik swot diatas, PT. Nestle
Indonesia, Tbk terletak pada posisi Kuadran I. Masing-masing jenis strategi perkembangan bisnis
unit dapat digambarkan pada Diagram Matrik Strategi Umum berikut ini:

Diagram matriks

Posisi PT. Nestle Indonesia, Tbk terletak pada kuadran I dan menggunakan strategi
umum Diversifikasi Konsentrik, yaitu Menambah produk-produk baru yang saling berhubungan
untuk pasar yang sama. Penjelasan alternatif strategi yang dipilih adalah sebagai berikut :

Prioritas

Selalu berinovasi dengan melihat kebutuhan pasar dan perkembangan gizi anak bangsa untuk
membuat produk susu dari tinjauan dewasa ini masyarakat terutama Indonesia banyak yang
kekurangan gizi para anak-anaknya, tetapi karena kebutuhan dan pendapatan yang kurang
memadai yang menjadikan para masyarakat tidak bisa membelikan para anak-anak mereka susu,
meskipun penting sekali untuk pertumbuhan anak. dan inovasi Nestle yang terbaru ini yaitu ingin
menciptakan sebuah produk susu yang harganya terjangkau, tetapi manfaatnya hampir sama
dengan susu yang mahal. Sehingga tujuannya agar kebutuhan akan asupan gizi para anak bangsa
kedepanya dapat tercukupi.

Faktor Penentu Keberhasilan

 Inovasi Produk Baru Nestle yang variatif dan beragam.


 Tercapainya pemerataan kebutuhan gizi terutama di Indonesia.
 Kualitas Pelayanan yang baik yang dibarengi dengan pertumbuhan jumlah pelanggan.

Output

gambar

Nestle sudah menyiapkan susu yang bisa di konsumsi setiap harinya oleh masyarakat karena
kualitas dan harganya juga sanggat terjangkau. Dan memberikan banyak pengetahuan yang bisa
didapat dengan mudah dan gratis lewat penyuluhan di desa dan iklan lainnya, yang tentunya di
sertai dengan sampling produk.

Outcame

 Meningkatnya Jumlah volume Penjualan


 pengetahuan tentang gizi semakin merata
 Tingkat Loyalitas Pelanggan semakin baik

Impact

Citra Perusahaan yang semakin baik di mata pelanggan

Meningkatnya laba perusahaan

Daftar Pustaka

1. http://www.nestle.co.id/ina/tentangnestle
2. http://www.scribd.com/doc/106413261/Tahap-Pengumpulan-Data-SWOT-Dan-QSPM
3. http://www.nestle.co.id/ina/tentangnestle/corporatebusinessprinciple

Anda mungkin juga menyukai