Anda di halaman 1dari 25

Tugas & Quiz Pertemuan 6

Analisis Bisnis Keuangan Perusahaan

Katryn Trie Wicak Ikhsani


20180104040
Dosen : Bpk Sudarwan, MAC, CIA, CCSA, PH.D
A. Profil Perusahaan
PT. Garudafood didirikan pada tahun 1994, namun demikian kegiatan usaha
sebagai perusahaan makanan dan minuman telah dimulai sejak tahun 1979 oleh
keluarga pendiri melalui PT Tudung Putra Jaya (“TPJ”), sebuah perusahaan di Pati,
Jawa Tengah yang memasarkan produk kacang tanah dengan menggunakan merek
Kacang Garing Garuda, yang kemudian dikenal sebagai Kacang Garuda, pada
tahun 1994. TPJ awalnya didirikan oleh Darmo Putro dengan nama PT Tudung
yang memulai usahanya sebagai produsen tepung tapioka.
Kegiatan usaha PT. Garudafood di industri makanan dan minuman terus
berkembang hingga menjadi salah satu perusahaan makanan dan minuman
terkemuka di Indonesia yang didukung oleh jaringan distribusi nasional milik PT
Sinarniaga Sejahtera (“SNS”), Entitas Anak PT. Garudafood. Pada tahun 1997, PT.
Garudafood melakukan ekspansi bisnis melalui pendirian pabrik biskuit yang
berlokasi di Gresik, Jawa Timur.
PT. Garudafood saat ini memproduksi dan menjual produk makanan dan
minuman di bawah 5 (lima) merek, yaitu Gery, Garuda, Chocolatos, Leo dan Clevo.
Produk-produk tersebut meliputi biskuit, kacang, pilus, keripik, confectionery,
minuman susu dan serbuk cokelat dengan total sekitar 100 SKU per 30 April 2018.
PT. Garudafood saat ini telah melakukan penjualan ekspor ke lebih dari 20 negara
dengan fokus pada negara-negara ASEAN, China dan India. PT. Garudafood saat
ini mengoperasikan 2 (dua) fasilitas produksi di Pati, Jawa Tengah, 1 (satu) fasilitas
produksi di Gresik, Jawa Timur dan 1 (satu) fasilitas produksi di Kawasan Industri
Rancaekek, Sumedang, Jawa Barat, yang seluruhnya memproduksi produk-produk
PT. Garudafood. Adapun total kapasitas fasilitas produksi PT. Garudafood per 30
April 2018 adalah sekitar 249.528 ton per tahun.

1
B. Pengukuran Kinerja Production Stream
1. Research & Development (R & D)
1.1 Commitment to R & D
Seiring dengan perkembangan ekonomi dan ketatnya persaingan usaha di
Indonesia, PT. Garudafood selalu mengedepankan budaya inovasi untuk
mengeluarkan produk-produk bercita rasa lokal yang tinggi dan diminati oleh
konsumen dengan harga yang sangat terjangkau. PT. Garudafood dalam
mengembangkan inovasinya tidak semata-mata menggunakan kekuatan sendiri,
namun juga mengedepankan kolaborasi dengan pihak lain yang kompeten di
bidangnya. Oleh karena itu, sejak tahun 2015 PT. Garudafood telah menjalin
kerjasama dengan Barry Callebaut, salah satu produsen coklat ternama di dunia
untuk membantu dalam mengembangkan produk-produk PT. Garudafood yang
berbasis coklat. PT. Garudafood telah berhasil mempelopori kategori produk baru,
seperti malkist cracker berlapis krim dengan berbagai rasa, kacang panggang
bersalut dengan berbagai rasa, kacang kulit dengan rasa dan kacang kulit biji tiga,
konsep 2-in-1 untuk sereal dan snack, dan wafer stik isi cokelat penuh dan coklat
bersalut dengan butiran biskuit dan karamel. PT. Garudafood juga perlu
mengantisipasi dan mempelajari dinamika perubahan dan persaingan pasar. Untuk
itu, PT. Garudafood menggunakan informasi yang dihasilkan melalui kemitraan
dengan perusahaan jasa riset pasar terkemuka AC Nielsen. Selain dengan petani
kacang, Garudafood Sehati juga membangun kemitraan dengan peternak sapi
perah, dimulai dengan para peternak di area Pangalengan, Jawa Barat. Dengan
terjalinnya kerjasama PT. Garudafood dengan pihak-pihak terkait merupakan bukti
nyata komitmen PT. Garudafood dalam Riset dan Pengembangannya agar selalu
berinovasi dalam mengeluarkan produk-produknya.

1.2 R & D Facility


Sepanjang 2018, PT. Garudafood memperkirakan terdapat belanja modal
sekitar Rp900 miliar, yang sebagian besar rencananya akan digunakan untuk
pembelian mesin dan peralatan produksi, pembangunan fasilitas produksi beserta

2
sarana dan prasarananya, serta pembelian tanah dalam rangka menunjang perluasan
usaha PT. Garudafood. Pada April 2018, PT. Garudafood telah mengalokasikan
55% dari anggaran belanja modal. Pembangunan fasilitas produksi pada tahun 2018
difokuskan pada fasilitas produksi produk biskuit untuk meningkatkan kapasitas
produksi sekitar 15% sampai dengan 25%. Sebagian pembangunan fasilitas
produksi tersebut ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2018 dan sisanya akan
selesai pada semester pertama tahun 2019. Selain itu PT. Garudafood membuat
program kemitraan yang meliputi Pelatihan cara menghasilkan susu yang
berkualitas, Pengadaan lahan untuk bahan baku campuran pakan sapi perah, Riset
dan pengembangan di bidang pakan ternak, Pelatihan pengelolaan uang dan
pembukuan. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut PT. Garudafood berharap
bahwa program riset dan pengembangannya lebih cepat dan berhasil demi
pengembangan-pengembangan yang akan PT. Garudafood lakukan.

1.3 R & D Initiatives


Dalam memahami dinamika persaingan, antisipasi perubahan pola konsumsi
konsumen dan pemantauan penerimaaan produk oleh pelanggan dan konsumen
(baik produk PT. Garudafood dan produk dari pesaing), PT. Garudafood secara
berkala mengumpulkan data-data hasil riset pasar internal dan dari pihak
independen. Hasil evaluasi datadata ini juga merupakan masukan ke dalam proses
kreatif dan inovasi PT. Garudafood. Selain proses inovasi yang menghasilkan
produk baru, PT. Garudafood juga terus berupaya untuk berinovasi di berbagai area
dengan tujuan untuk terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional.
Dengan kegiatan operasional yang semakin efektif dan efisien maka PT.
Garudafood akan mempunyai kekuatan untuk menahan dan mengelola risiko
persaingan usaha. Salah satu strategi yang ditempuh untuk inisiatif ini adalah
dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang dapat mendukung kegiatan usaha
PT. Garudafood. Garudafood Sehati juga melakukan program kemitraan dengan
individu yang berminat untuk menjadi wirausahawan independen melalui program
Mitra distribusi (Program MS-Mitra SNS). Para individu yang tergabung akan

3
menjual produk-produk yang didistribusikan oleh SNS dan diberikan tanggung
jawab atas suatu wilayah penjualan.

1.4 R & D Effectiveness


PT. Garudafood memfasilitasi pelatihan karyawan guna mengembangkan
kepribadian dan keefektifan kerja yang berfokus pada managing self, managing
task/business dan managing people, serta pengembangan soft skills, antara lain
creative thinking, practical problem solving, developing activity plan, business
presentation, dan communication skill. Setiap karyawan baru akan melewati
Program Orientasi Karyawan Baru yang bertujuan untuk memperkenalkan PT.
Garudafood secara keseluruhan, termasuk nilai-nilai perusahaan. Selanjutnya,
semasa kerja, karyawan dapat mengikuti beragam program pelatihan dan
pengembangan yang dilaksanakan dengan mengacu pada tiga kurikulum, yaitu:
Core Curriculum, Generic Competency Development, dan Soft Skills
Development. Core Curiculum meliputi pelatihan yang bertujuan untuk
memperkaya nilai-nilai diri karyawan agar selaras dengan nilai-nilai perusahaan
seperti modul pelatihan Tudung Basic Mentality dan Noble Leader Development
Program. Pada Generic Competency Development, karyawan dibekali dengan
pelatihan-pelatihan berjenjang yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
mulai dari mengelola diri sendiri, mengelola tugas/ bisnis, serta mengelola orang
lain di semua level karyawan PT. Garudafood. Generic Competency Development
juga meliputi pelatihan personal effectiveness untuk karyawan pada level operator,
pelatihan manajemen dasar untuk level team leader, pelatihan effective supervisory
untuk level supervisor, program pengembangan manajemen untuk level manajer,
program pengembangan manajemen senior untuk level general manager serta
program pengembangan eksekutif untuk level direktur; Sedangkan dalam kategori
keterampilan non-teknis, karyawan dibekali dengan pelatihan Soft Skills
Development yang bertujuan membina keterampilan interaksi social yang efektif
dan produktif, bak di dalam maupun di luar lingkungan kerja. Pelatihan ini
mencakup pengayaan di bidang creative thinking, practical problem solving,
developing activity plan, business presentation, communication skill, dan lain-lain.

4
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan inovasi yang terus
bermunculan, ada begitu banyak peluang bagi PT. Garudafood untuk meningkatkan
output dan efektivitas produksi yang lebih baik untuk mencapai target. Selain untuk
proses produksi, PT. Garudafood juga menggunakan teknologi untuk kegiatan
operasional seperti teknologi pendukung penjualan dan logistik. Selain proses
inovasi yang menghasilkan produk baru, PT. Garudafood juga terus berupaya untuk
berinovasi di berbagai area dengan tujuan untuk terus meningkatkan efektivitas dan
efisiensi operasional. Dengan kegiatan operasional yang semakin efektif dan efisien
maka PT. Garudafood akan mempunyai kekuatan untuk menahan dan mengelola
risiko persaingan usaha. Salah satu strategi yang ditempuh untuk inisiatif ini adalah
dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang dapat mendukung kegiatan usaha
PT. Garudafood.

1.5 R & D Reputation

Per 31 Desember 2018 entitas anak perusahaan dari PT. Garudafood berjumlah 2
anak perusahaan yaitu SNS dan Goldenbird Pacific Trading Pte. Ltd. Berikut
terlampir rincian anak perusahaan dan partner yang dimiliki oleh PT. Garudafood
beserta dengan total aset yang dimiliki oleh masing – masing anak perusahaan.

Artikel penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah mengenai PT.


Garudafood sebanyak 58 artikel jurnal selama tahun 2018. Hal ini saya peroleh dari
hasil pencarian di Google Schoolar. Berikut saya lampirkan hasil pencarian jurnal
terkait PT. Garudafood.

5
1.6 R & D Collaboration

PT. Garudafood juga perlu mengantisipasi dan mempelajari dinamika


perubahan dan persaingan pasar. Untuk itu, PT. Garudafood menggunakan
informasi yang dihasilkan melalui kemitraan dengan perusahaan jasa riset pasar
terkemuka AC Nielsen.

1.7 Resources for R & D

Sepanjang 2018, PT. Garudafood memperkirakan terdapat belanja modal


sekitar Rp900 miliar, yang sebagian besar rencananya akan digunakan untuk
pembelian mesin dan peralatan produksi, pembangunan fasilitas produksi beserta
sarana dan prasarananya, serta pembelian tanah dalam rangka menunjang perluasan
usaha PT. Garudafood. Pada April 2018, PT. Garudafood telah mengalokasikan

6
55% dari anggaran belanja modal. Pembangunan fasilitas produksi pada tahun 2018
difokuskan pada fasilitas produksi produk biskuit untuk meningkatkan kapasitas
produksi sekitar 15% sampai dengan 25%. Sebagian pembangunan fasilitas
produksi tersebut ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2018 dan sisanya akan
selesai pada semester pertama tahun 2019.

2. Procurement
PT. Garudafood memiliki Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa yang
didalamnya mengatur tanggung jawab setiap departemen yang terlibat, prosedur
dalam permintaan pembelian dan pemilihan suplier (termasuk sistem tender),
pembayaran atas pembelian sampai dengan sistem penyimpanannya. PT.
Garudafood mempunyai beberapa kebijakan yang bertujuan untuk mengamankan
arus pasokan bahan baku dan bahan kemas. Beberapa kebijakan tersebut antara lain
adalah diversifikasi pemasok (artinya Perseroan tidak mengandalkan hanya kepada
satu pemasok tunggal), pembinaan hubungan baik dengan para pemasok sehingga
terdapat hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan bagi kedua belah
pihak, dan mengadakan perjanjian pengadaan yang membantu mendapatkan
kepastian pasokan dengan harga yang disepakati.
Kemitraan yang telah dirintis adalah kemitraan dengan para petani kacang yang
berfokus pada: jaminan pasar yang saling menguntungkan benih kacang tanah
unggul; pinjaman sarana produksi; pembinaan dan pengendalian mutu produksi.
Sedangkan para petani kacang binaan Garudafood Sehati itu sendiri berfokus pada
proses produksi; kualitas, kuantitas dan kontinuitas produk. Selain dengan petani
kacang, Garudafood Sehati juga membangun kemitraan dengan peternak sapi
perah, dimulai dengan para peternak di area Pangalengan, Jawa Barat.

Perseroan membeli bahan baku dari beberapa pemasok dalam jumlah besar
yang dikirim bertahap sesuai kebutuhan produksi untuk menjamin ketersediaan
bahan baku yang meliputi kacang, terigu, gula, cokelat, susu, minyak goreng dan
seluruh bahan baku tersebut bersumber dari domestik dan mancanegara. Kerjasama
dengan lebih dari satu pemasok mengurangi resiko ketidakpastian stok bahan baku

7
ketika terjadi gagal panen ataupun perubahan cuaca yang tidak terduga. Perseroan
juga membutuhkan pasokan bahan bakar gas dalam bentuk LNG dan CNG untuk
fasilitas produksi dari tiga pemasok, yaitu PT Bahtera Abadi Gas, PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk dan PT Indonesia Pelita Pratama, berdasarkan suatu
perjanjian pasokan jangka panjang. Seluruh produk makanan dan minuman
Perseroan tersebut saat ini berjumlah sekitar 122 SKU (Stock Keeping Unit) yang
diproduksi di bawah 5 (lima) merek dengan masing-masing SKU per 31 December
2018. Pada 2018, Perseroan mencatatkan beban pokok penjualan sebesar
Rp5.495,79 miliar, naik 8,65% dibandingkan 2017 yang sebesar Rp5.058,28 miliar.
Kenaikan harga pokok penjualan tersebut disebabkan karena adanya kenaikan
volume penjualan, product-mix dan juga kenaikan biaya produksi terkait
pemakaian bahan baku karena adanya beberapa bahan yang mengalami kenaikan
harga. Pemakaian biaya bahan baku mengalami peningkatan sebesar Rp412,33
milliar atau 12,67% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

8
A. Profil Perusahaan
Indofood Sukses Makmur Tbk. (IDX: INDF) dan PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. (IDX: ICBP) merupakan produsen berbagai jenis makanan dan
minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada
tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan nama PT. Panganjaya
Intikusuma yang pada tanggal 5 Februari 1994 menjadi Indofood Sukses Makmur.
Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Sekilas tentang INDF Pada dua dekade terakhir, INDF telah bertransformasi
menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang
mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan — mulai dari produksi hingga
pengolahan bahan baku menjadi produk akhir yang tersedia di pasar. Kini, INDF
dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, INDF memperoleh manfaat dari
skala ekonomis serta ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari empat
kelompok usaha strategis (‖Grup‖) yang saling melengkapi. Divisi Produk
Konsumen Bermerek (CBP) didukung oleh kekuatan merek-merek produknya.
Grup CBP memproduksi beragam produk konsumen bermerek, antara lain mie
instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus,
serta minuman.
Indofood dan anak-anak perusahaan Indofood, serta berbagai produk pihak
ketiga. Industri Makanan di ASEAN INDF memiliki P/E yang paling rendah di
ASEAN, yaitu hanya sebesar 13,9x. Memiliki P/E yang murah, INDF memiliki
imbal hasil dividen yang cukup tinggi sebesar 3,4%. Hal ini menjadikan INDF
pilihan yang menarik untuk sektor consumer staples di ASEAN.

9
B. Pengukuran Kinerja Production Stream
1. Research & Development (R & D)
1.1 Commitment to R & D
PT. Indofood mempunyai program yang disebut IRN. IRN adalah kepanjangan
dari Indofood Riset Nugraha (IRN). IRN merupakan program pemberian bantuan
dana penelitian dari Indofood kepada para mahasiswa yang melakukan riset di
bidang pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional sebagai bagian dari
tugas akhir/ skripsi mereka. Topik penelitian IRN dievaluasi oleh panel yang terdiri
dari sembilan tenaga ahli di bidang Budidaya Pertanian dan Teknologi Perikanan;
Teknologi Produksi (pangan, peternakan, perikanan); Gizi dan Kesehatan
Masyarakat; Bioteknologi Molekuler; dan Sosial Ekonomi. Pendaftar yang lolos
seleksi dapat mempertajam keterampilan mereka dan melakukan penelitian yang
bermanfaat di bawah bimbingan para ahli ini. Selain itu Entitas Anak tertentu
mengadakan perjanjian pengembangan perkebunan plasma dengan beberapa KUD
yang mewadahi petani plasma. Dengan adanya program Indofood Riset Nugraha
(IRN) dan perjanjian pengembangan perkebunan dengan KUD merupakan bukti
nyata komitmen PT. Indofood dalam Riset dan Pengembangannya untuk
menciptakan produk-produk yang berkualitas.

1.2 R & D Facility

PT. Indofood membuat fasilitas berupa pinjaman untuk pengembangan


perkebunan plasma yang dikelola oleh inti rakyat (masyarakat pedesaan) dimana
pada saat perkebunan plasma telah menghasilkan, petani plasma berkewajiban
untuk menjual seluruh hasil perkebunan tersebut kepada Perusahaan Inti. Program
ini dibuat dengan maksud dan tujuan bahwa PT. Indofood benar-benar mengetahui
bahwa kualitas bahan baku yang akan digunakan memang terbaik karena langsung
diawasi oleh PT. Indofood sendiri. Fasilitas kedua yaitu Sebagai bagian dari upaya
meningkatkan pasokan tepung terigu, PT. Indofood akan membangun fasilitas
Gudang baru serta meningkatkan jumlah stock point di setiap area penjualan. Hal
ini akan didukung oleh Strategi Penetrasi Distrik demi tercapainya peningkatan

10
efisiensi dan daya saing dari aktivitas penjualan dan distribusi. Pendekatan ini juga
akan meliputi penambahan pusat-pusat distribusi agar dapat berada lebih dekat
dengan para pelanggan, disertai dengan strategi harga regional. Grup Indofood juga
memiliki berbagai kontrak untuk memperoleh aset tetap dan pengembangan
tanaman perkebunan, terutama untuk penambahan kapasitas senilai US$42,24 juta,
Rp1,68 triliun, JPY723,60 juta, SG$158,89 ribu, EUR41,34 Juta, CHF6,89 juta,
AU$426 ribu dan MYR2 juta. Pada tanggal 31 Desember 2018, jumlah yang
direalisasi dari nilai kontrak di atas adalah sebesar US$9,61 juta, Rp712,46 miliar,
SG$107,90 ribu, EUR28,03 juta, CHF6,55 juta dan JPY544,5 juta. Dengan adanya
fasilitas-fasilitas tersebut PT. Indofood berharap bahwa program riset dan
pengembangannya lebih terarah dan berhasil demi pengembangan-pengembangan
yang akan PT. Indofood lakukan.

1.3 R & D Initiatives


Indofood menyadari dampak lingkungan dari perubahan iklim pada masyarakat
di tingkat global maupun di sekitar kegiatan operasional kami. Kami percaya bahwa
seluruh pemangku kepentingan harus saling bahu membahu untuk mengurangi
jejak karbonnya. Kami terus berupaya untuk mengurangi jejak karbon melalui
berbagai inisiatif meliputi efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan,
pengelolaan lahan yang lebih baik dan sekuestrasi karbon. Indofood mendukung
kegiatan operasional yang hemat energi serta pemanfaatan alternatif energi
terbarukan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi jejak karbon. Sumber
utama emisi GRK kami berasal dari proses pembakaran stasioner dan penggunaan
listrik (sektor energi). Oleh karena itu, kami mendukung sertifikasi Sistem
Manajemen Energi (“EnMS”) untuk meningkatkan pengelolaan dan pemantauan
penggunaan energi di setiap unit operasi. Di sepanjang tahun 2018, penanganan
pengelolaan energi difokuskan pada unit-unit operasional dengan penggunaan
energi yang intensif. Unit-unit ini diwajibkan untuk menugaskan seorang Manajer
Energi dengan tugas mengelola dan memantau penggunaan energi di unit tersebut.
Selain itu, unit-unit tersebut juga wajib melakukan audit energi secara internal guna
mengidentifikasi berbagai peluang penghematan energi. Para auditor energi internal

11
tersebut telah mengikuti pelatihan dan memenuhi syarat untuk dapat melakukan
audit, dimana hasil audit tersebut telah berkontribusi pada peningkatan identifikasi
peluang dan penerapan penghematan energi. Saat ini, beberapa inisiatif manajemen
energi yang diterapkan telah melampaui persyaratan baku dari ketentuan sertifikasi.
Pada tahun 2018, jumlah unit operasional yang meraih sertifikasi ISO 50001
meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Kami terus
melakukan investasi di bidang program pengembangan kapasitas karyawan guna
mendorong efisiensi energi, dengan fokus pada sistem kelistrikan. Portofolio energi
terbarukan PT. Indofood merupakan kontributor utama dari total penggunaan
energi kami. Sebagian besar portofolio tersebut berasal dari Grup Agribisnis yang
secara konsisten telah menggunakan cangkang dan serat sawit sebagai sumber
energi terbarukan di pabrik-pabrik kelapa sawitnya.

1.4 R & D Effectiveness

Divisi Minuman menjalankan beberapa inisiatif untuk meningkatkan efektivitas


di bidang operasional serta berbagai kegiatan branding. Di sepanjang tahun 2018,
Divisi Audit Internal telah Melakukan kajian atas efektivitas system pengendalian
internal, sistem manajemen risiko dan praktik tata kelola perusahaan, serta
melakukan evaluasi atas efisiensi dan efektivitas operasional PT. Indofood.
Indofood menjalin kerjasama dengan para petani kentang, cabai, singkong, bawang
merah dan gula kelapa melalui kemitraan strategis guna menghasilkan nilai
ekonomi jangka panjang. Kami juga memberikan bimbingan dan pelatihan tentang
Praktik Pertanian yang Baik (“GAP”) dengan tujuan meningkatkan produktivitas
dan hasil panen. Kemitraan ini telah berhasil meningkatkan kesejahteraan ekonomi
para petani, dimana Indofood membeli hasil panen mereka dengan harga pasar yang
kompetitif. Kemitraan ini juga membantu Indofood dalam mengamankan pasokan
bahan baku berkualitas untuk proses produksinya. Selain itu PT. Indofoof juga
melakukan kerjasama dengan petani kelapa sawit, para peternak sapi, perajin
tempe, pertanian berkelanjutan Indonesia. Kerjasama tersebut sebagai upaya dalam
menjaga ke efektivan dalam proses produksi agar tidak perlu susah mencari
pemasok yang berkualitas.

12
1.5 R & D Reputation

Per 31 Desember 2018 entitas anak perusahaan dari PT. Indofood berjumlah 21
anak perusahaan (Operating subsidiaries). Selain itu PT. Indofood juga memiliki
Operating Associate Companies and Joint Ventures sejumlah 4 perusahaan, dengan
total aset yang dimiliki yaitu sejumlah Rp. 8,98 triliun. Berikut terlampir rincian
anak perusahaan dan partner yang dimiliki oleh indofood beserta dengan total aset
yang dimiliki oleh masing – masing anak perusahaan.

13
14
Artikel penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah mengenai PT.
Indofood sebanyak 1.170 artikel jurnal selama tahun 2018. Hal ini saya peroleh
dari hasil pencarian di Google Schoolar. Berikut saya lampirkan hasil pencarian
jurnal terkait PT. Indofood Sukses Makmur.

15
1.6 R & D Collaboration

PT. Indofood mempunyai program yang disebut IRN. IRN adalah kepanjangan
dari Indofood Riset Nugraha (IRN). IRN merupakan program pemberian bantuan
dana penelitian dari Indofood kepada para mahasiswa yang melakukan riset di
bidang pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional sebagai bagian dari
tugas akhir/ skripsi mereka. Topik penelitian IRN dievaluasi oleh panel yang terdiri
dari sembilan tenaga ahli di bidang Budidaya Pertanian dan Teknologi Perikanan;
Teknologi Produksi (pangan, peternakan, perikanan); Gizi dan Kesehatan
Masyarakat; Bioteknologi Molekuler; dan Sosial Ekonomi. Pendaftar yang lolos
seleksi dapat mempertajam keterampilan mereka dan melakukan penelitian yang
bermanfaat di bawah bimbingan para ahli ini. Sampai dengan 8 April 2020
jumlah proposal penelitian dalam websit resmi Indofood Riset Nugraha
sebanyak 284 penelitian.

1.7 Resources for R & D

Grup Indofood juga memiliki berbagai kontrak untuk memperoleh aset tetap
dan pengembangan tanaman perkebunan, terutama untuk penambahan kapasitas
senilai US$42,24 juta, Rp1,68 triliun, JPY723,60 juta, SG$158,89 ribu, EUR41,34
Juta, CHF6,89 juta, AU$426 ribu dan MYR2 juta. Pada tanggal 31 Desember 2018,
jumlah yang direalisasi dari nilai kontrak di atas adalah sebesar US$9,61 juta,

16
Rp712,46 miliar, SG$107,90 ribu, EUR28,03 juta, CHF6,55 juta dan JPY544,5
juta. PT. Indofood telah menyiapkan dana senilai Rp. 530 Miliar untuk melakukan
pengembangan dan pembangunan untuk 2 pabrik. Jumlah kapasitas pabrik tepung
baru sekitar 200.000 ton per tahun. Pembangunan pabrik baru ini dilakukan, sebab
pertumbuhan volume penjualan divisi tepung naik sekitar 4% -5% secara tahunan.
Dalam laporan keuangan 2018, pendapatan segmen bogasari meraih peningkatan
penjualan sebesar 11,2% menjadi Rp21,25 triliun dari Rp19,11 triliun tahun lalu
didukung oleh kenaikan volume dan harga jual rata-rata akibat naiknya harga bahan
baku. Namun demikian, marjin EBIT turun menjadi 6,0% dari 6,9% akibat adanya
perbedaan waktu dalam melakukan perubahan harga seiring dengan kenaikan harga
bahan baku gandum.

2. Procurement
PT. Indofood memiliki rencana untuk memperkuat mata rantai pasokan dengan
menjalin kemitraan strategis dengan para petani dan pemasok dalam negeri,
memperluas diversifikasi pemasok bahan baku, dan menggunakan subtitusi bahan
baku tanpa mengurangi kualitas dari produk akhir. PT. Indofood juga melakukan
simulasi harga komoditas dan bahan baku untuk memantau dampak pergerakan
harga.
PT. Indofood menjalin kerjasama dengan para petani kentang, cabai, singkong,
bawang merah dan gula kelapa melalui kemitraan strategis guna menghasilkan nilai
ekonomi jangka panjang. Kami juga memberikan bimbingan dan pelatihan tentang
Praktik Pertanian yang Baik (“GAP”) dengan tujuan meningkatkan produktivitas
dan hasil panen. Kemitraan ini telah berhasil meningkatkan kesejahteraan ekonomi
para petani, dimana Indofood membeli hasil panen mereka dengan harga pasar yang
kompetitif. Kemitraan ini juga membantu Indofood dalam mengamankan pasokan
bahan baku berkualitas untuk proses produksinya.
Sejak tahun 2013, Divisi Dairy dari Grup CBP telah menjalin kerjasama
dengan koperasi peternak sapi perah di Jawa Timur melalui skema kepemilikan sapi
secara bergulir, dimana Grup CBP telah menyediakan ratusan sapi kepada peternak

17
peserta koperasi untuk diternakkan. Program ini bertujuan meningkatkan jumlah
ternak sapi perah guna memenuhi tumbuhnya permintaan akan pasokan susu segar
di dalam negeri. Kami juga bekerja sama dengan para peternak sapi dengan
menyediakan mesin pendingin susu dan peralatan lainnya. PT. Indofood membeli
persediaan dari pihak-pihak berelasi. Pembelian dari pihak-pihak berelasi adalah
sebesar 3,40% dari total beban pokok penjualan konsolidasian untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2018.

18
Quiz Week 6

Coba analisis dan berikan jawaban apakah pernyataan berikut benar atau salah,
atau bisa salah-bisa benar. Sertakan analisis dan argumentasi saudara atas setiap
jawaban yang diberikan. Tuangkan analisis minimal dalam 2 halaman untuk setiap
pernyataan di bawah ini.

1. R&D merupakan kegiatan yang sangat dirahasiakan oleh perusahaan. Yak


Hal tersebut dikarenakan R&D sangat menetukan untuk mempertahankan
dan meningkatkan daya saing perusahaan ke depan yang akan semakin
banyak menggunakan teknologi maju yang didorong oleh hasil R&D yang
dilakukan perusahaan. Mengingat kerahasiaan informasi R&D yang dijaga
sangat ketat oleh perusahaan, pengukuran kinerja bagian R&D tidak
mungkin dapat dilakukan secara memadai dan obyektif.
2. Bagian procurement pada umumnya, terutama pada perusahaan besar
seperti Indofood dan Garuda Food telah menggunakan E-Proc. Tidak
tersedia informasi mengenai proses E-Proc yang dapat dijadikan dasar untuk
mengukur kinerja bagian procurement.

19
Jawaban

1. R&D merupakan kegiatan yang sangat dirahasiakan oleh perusahaan. Yak Hal
tersebut dikarenakan R&D sangat menetukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan daya saing perusahaan ke depan yang akan semakin banyak
menggunakan teknologi maju yang didorong oleh hasil R&D yang dilakukan
perusahaan. Mengingat kerahasiaan informasi R&D yang dijaga sangat ketat
oleh perusahaan, pengukuran kinerja bagian R&D tidak mungkin dapat
dilakukan secara memadai dan obyektif.
Berdasarkan pernyataan diatas terkait dengan R & D, menurut pendapat
saya pernyataan tersebut BENAR. Benar karena memang dengan
melakukan R&D perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan
daya saing perusahaan ke depannya dengan menggunakan teknologi maju
yang semakin berkembang saat ini. R & D adalah aktivitas yang dilakukan
biasanya berorientasi ke masa yang akan datang dan jangka panjang baik dalam
kaitannya dengan riset ilmiah murni maupun pengembangan aplikatif di bidang
teknologi. Rangkaian proses atau langkah-langkah yang dilakukan bertujuan
untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Bagian Research & Development
(R&D) di suatu perusahaan bertanggung jawab untuk segala aktivitas riset dan
pengembangan di perusahaan tersebut. Bagian R&D juga bertanggung jawab
untuk memastikan kualitas performansi dalam perusahaan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan perusahaan. Bagian R&D biasanya bertanggung
jawab mengelola sejumlah dana tertentu yang telah dianggarkan perusahaan
untuk riset dan pengembangan. R&D melakukan test dan tak jarang membuat
alat test sendiri dan terus mengembangkan teknologi baru untuk meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Secara umum, demikianlah tugas
dan tanggung jawab bagian R&D. Di dalam setiap perusahaan dapat terjadi
variasi tergantung dari jasa yang ditawarkan masing-masing perusahaan serta
ukuran perusahaan tersebut. Oleh karena itu bagian R & D lah yang mengetahui

20
kelemahan dan kelebihan perusahaannya tersebut. Kelebihan dan
kelemahannya tersebut akan berujung penciptaan strategi untuk perusahaan.
Perkembangan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan
inovasi bagi perusahaan sebagi bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
perusahaan itu sendiri. Dengan R & D perusahaan bisa menetukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan daya saing perusahaan ke depan yang akan
semakin banyak menggunakan teknologi maju.
Pernyataan bahwa R & D adalah kerahasiaan informasi yang dijaga
sangat ketat oleh perusahaan. Menurut pendapat saya hal itu sangat BENAR
apabila informasi tersebut sangat dijaga ketat oleh perusahaan. Sebab
perusahaan sudah mengeluarkan effort dan dana yang tidak sedikit untu R & D
perusahaannya namun jika hasil dari R & D tersebut yang dimana akan
digunakan perusahaan untuk menentukan strategi dicuri atau diplagiat oleh
perusahaan lain maka akan berakibat sangata fatal dan menyebabkan kerugian
yang tidak sedikit jika dikalkulasikan dengan nominal. Hal ini pun didukung
oleh undang-undang mengenai kerahasiaan substantif atau kerahasiaan bisnis
yaitu kerahasiaan sebagaimana diatur pada UU No. 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang, meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode
penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki
nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum (lihat Pasal 2 UURD).
Dalam UU KIP, pasal 17 huruf b disebutkan sebagai informasi yang apabila
dibuka dapat mengganggu kepentingan perlindungan HAKI dan perlindungan
dari persaingan usaha tidak sehat. Sebagai contoh dalam soal ini adalah PT.
Indofood dan PT. Garudafood. Kedua perusahaan tersebut berhak merahasiakan
hal-hal yang sifatnya pribadi untuk perusahaan termasuk kepada karyawannya
sendiri yang tidak berkaitan langsung dengan informasi yang seharusnya
dirahasiakan. Misalnya merahasiakan bagaimana teknologi yang digunakan
oleh kedua perusahaan tersebut, bahan baku yang digunakan oleh kedua
perusahaan tersebut dan lain sebagainya yang berhak PT. Indofood dan PT.
Garudafood rahasiakan atau bukan konsumsi public untuk membangun nilai
perusahaannya menjadi lebih baik lagi kedepannya.

21
2. Bagian procurement pada umumnya, terutama pada perusahaan besar seperti
Indofood dan Garuda Food telah menggunakan E-Proc. Tidak tersedia
informasi mengenai proses E-Proc yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur
kinerja bagian procurement.
Procurement atau pengadaan barang memegang peran penting dalam
menetukan keberhasilan bisnis. Procurement merupakan proses membeli
produk yang akan dibutuhkan sebuah bisnis dengan harga yang sesuai dengan
kualitas barang. Proses ini terdiri dari berbagai aktivitas seperti pemesanan,
memilih vendor, menentukan syarat permbayaran, seleksi barang, kontrak,
hingga pembelian barang. E-procurement adalah proses pengadaan yang
difasilitasi oleh software e-procurement. Sistem yang ada dalam software
mengkomputerisasi semua proses yang ada di procurement. Dengan demikian,
penggunaan kertas dapat ditekan sehingga mempercepat proses procurement
dan meminimalisir kesalahan. Berdasarkan pernyataan “Tidak tersedia
informasi mengenai proses E-Proc yang dapat dijadikan dasar untuk
mengukur kinerja bagian procurement” menurut pendapat saya SALAH
jika tidak bisa diukur kinjernya dengan proses E-Proc untuk bagian
Procurement. Ada beberapah tahapan procurement yang dibantu oleh e-proc
yang bisa dijadikan indicator pengukuran kinerja bagian procurement. Berikut
beberapa tahapan procurement yang dibantu oleh e-procurement:
Identifikasi Kebutuhan
Ini merupakan proses pertama dalam proses procurement. Aktivitas
ini berupa penentuan barang-barang apa saja yang akan dibutuhkan
sebuah perusahaan. E-procurement memusatkan proses ini dalam satu
data base. Dengan demikian, manajer pembelian memiliki gambaran
jelas tentang inventaris yang ada, apa yang harus dibeli, dan menentukan
budget.
Penyetujuan
Pada tahapan ini, persetujuan merupakan proses memverifikasi di
supplier atau vendor mana barang-barang ini akan dibeli. Proses ini akan

22
disederhanakan dan dipercepat. Software e-procurement akan langsung
meneruskan proses persetujuan ke orang yang berwenang.
Pemesanan
Sistem di e-procurement juga memungkinkan untuk memproses
pemesanan. Sistem ini akan memesan barang secara otomatis, sesuai
dengan jenis barang yang dipesan.
Penelusuran
Setelah melakukan pemesanan, e-procurement memungkinkan agar
barang yang dipesan dapat dilacak keberadaannya dan tahapan
prosesnya. Hal ini terjadi karena adanya data yang real-time dari
supplier.
Pembayaran
Proses terakhir dari operasional procurement juga dapat dilakukan
melalui sistem e-procurement karena sudah terhubung dengan sistem
accounting. Di saat bersamaan, supplier dapat membuat invoice yang
valid juga di sistem.
Pembuatan Laporan
Analisis dapat dilakukan dengan data yang tersimpan di dalam
database. Laporan mengenai karyawan, departemen, dan supplier yang
terlibat akan digunakan semaksimal mungkin. Ini akan memudahkan
penilaian pihak-pihak tersebut.

Dengan tahapan-tahapan diatas dapat dibuatkan indikator sebagai cara atau


dasar pengukuran kinerja bagian procurement. Misalnya diberikan batas waktu
berapa hari seharusnya sudah menentukan vendor yang tepat. Jika lewat dari hari
yang ditentukan maka keputusannya bagian procurement kinerja tidak bagus karena
lewat dari indicator harinya. Penerapan e-procurement telah diatur dalam peraturan
presiden no 54 thn 2010, yang berisikan prinsip – prinsip terkait dengan penerapan
program procurement yaitu ada 7 prinsip yaitu efisien, efektif, transparan,
terbuka,bersaing, adil dan akuntable. Didalam peraturan tersebut juga terdapat key
performance yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan pengukuran kinerja

23
terhadap eprocurement tersebut yaitu seperti : Persentasi total biaya di bawah
manajemen, Perfomance atau kinerja supplier, yang mencakup harga, pengiriman,
kualitas barang dan jasa, pelayanan, kecanggihan teknologi yang digunakan, hingga
transparansi transaksi, Penghematan biaya, Negosiasi atas pengurangan biaya
simpanan (cost reduction savings), Implementasi yang dilakukan atas pengurangan
biaya simpanan (cost reduction savings), Nilai simpanan per pengeluaran
operasional, Pemenuhan kontrak, Jumlah faktur, Kesan subjektif yang disampaikan
oleh para pelanggan, Jumlah persen pemesanan belanja yang diterima, Koordinasi
tas aktivitas purchasing yang dilakukan dan lain-lain.

Dengan proses-proses procurement yang dimudahkan oleh e-procurement,


perusahaan akan mendapatkan banyak keuntungan. Pertama, sistem procurement
akan terotomatisasi. Tidak perlu lagi repot-repot mengulangi semua proses
procurement secara terus-menerus. Waktu untuk proses procurement juga bisa
diefisienkan sehingga para pihak yang terlibat bisa mengalokasikan waktunya
untuk hal-hal lain di manajemen perusahaan. Bisa menghemat biaya karena kertas
dan mesin cetaknya tidak lagi dibutuhkan. Oleh karena itu, sebagai tambahan,
perusahaan telah menerapkan proses procurement yang ramah lingkungan. Kualitas
barang yang dipesan juga dapat dikontrol karena semua informasi deskriptif barang
dapat dilihat di katalog. Hal ini memungkinkan karena pemesan dapat melakukan
pencarian dan riset yang mudah tentang spesifikasi dan keunggulan barang yang
dibutuhkan.

24

Anda mungkin juga menyukai