Tiroiditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid.Tiroiditis bisa terjadi akut, subakut, dan
kronis.Yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis kronis yang juga disebut tiroiditis
Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, limfosit dan antibody antitiroid menginfiltrasi atau memasuki
kelenjar tiroid.Tiroiditis Hashimoto juga dikatakan sebagai gangguan autoimun.Mekanisme gangguan
autoimun belum jelas. (Mary Baradero, 2009)
Tiroiditis atau peradangan kelenjar tiroid mencakup sekelompok penyakit yang berlainan yang
ditandai oleh peradangan tiroid. Penyakit ini mencakup penyakit akut dengan nyeri tiroid hebat
(misalnya tiroiditis infeksiosa, tiroiditis granulomatosa subakut) dan penyakit yang peradangannya
relatif ringan dan kelainan terutama bermanifestasi sebagai disfungsi tiroid (tiroiditis limfositik
subakut dan tiroiditis fibrosa). (Kumar, Vinay, 2009)
Tiroiditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid.Keadaan ini bisa bersifat akut, sub akut, atau
kronis.Masing-masing tipe tiroiditis ditandai oleh inflamasi, fibrosis atau infiltrasi limfositik pada
kelenjar tiroid. (Smeltzer, Suzanne C. 2011)
Tioriditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid, yang secara lambat mengalami pembesaran
pada kelenjar tiroid.Istilah umum ini digunakan pada kelainan-kelainan yang ditandai jelas dengan
infiltrasi leukosit, fibrosis, atau kedua-duanya dalam kelenjar tiroid. Tiroiditis dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu akut, sub akut, dan menahun: limfositik (hashimoto), nonspesifik, fibrous-invasive (riedel).
Pada penyakit tiroiditis ini banyak menyerang wanita yang berumur antara 32-50 tahun.Inflamasi
tiroiditis terjadi 2-4 minggu sudah infeksi traktus respiratorius bagian atas.
Radang tiroid dapat terjadi akut, subakut, atau menahun.Radang akut biasanya disebabkan
oleh infeksi staphylococcus aureus.Tiroiditis bacterial akut ini sangat jarang ditemukan.Tiroiditis
subakut yang juga jarang ditemukan umumnya terjadi pada infeksi virus di saluran napas. Tiroiditis
menahun pada umumnya adalah penyakit autoimun yang disertai kenaikan kadar antibody terhadap
hormone tiroid/produk tiroid di dalam darah. (Sjamsuhidajat, R. 2010)
ETIOLOGI
1. Defesiensi Iodin
3. Tiroiditis hasyimoto
4. Tiroiditis subakut
5. Sintetis hormon tidak adekuat akibat cacat bawaan pada enzim-enzim tiroid yang dibutuhkan
untuk Giosintesis T4 dan T3
KLASIFIKASI
a. Tiroiditis akut.
Tiroiditis akut merupakan kelainan langka yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur,
mikrobakteri atau parasite pada kelenjar tiroid. Staphylococcus aureus atau jenis staphylococcus
lain merupakan penyebab yang paling sering dijumpai. Secara khas penyakit ini menyebabkan rasa
nyeri serta pembengkakan pada leher bagian anterior, panas, disfagia, dan difonia.Faringitis atau
gejala sakit leher sering ditemukan pemeriksaan dapat menunjukkan gejala rasa hangat, aritema
(kemerahan), dan nyeri tekan pada kelenjar tiroid.Terapi tiroiditis akut mencakup pemberian
preparat antibiotic dan penggantian cairan.Tindakan insisi dan drainase diperlukan jika terdapat
abses.
b. Tiroiditis subakut
Dapat berupa tiroiditis granulomatosa sub akut (tiroiditis deQuervain) atau tiroiditis tanpa
nyeri (silent thyroiditis atau thyroiditis subakut).
Tiroiditis granulomatosa subakutmeerupakan kelainan inflamasi pada kelenjar tiroid yang
terutama menyerang wanita berusia 40 hingga 50 tahun.(Sakiyama, 1993).Kelainan ini ditemukan
sebagai pembengkakan yang nyeri pada leher bagian anterior dan berlangsung selama 1 atau 2
bulan dan kemudian menghilang spontan tanpa gejala sisa.Tiroiditis ini sering terjadisetelah infeksi
respiratorius.Kelenjar tiroid membesar secara simetris dan kadang-kadang terasa nyeri.Kulit di
atasnya sering tampak kemerahan dan terasa hangat.Pasien merasa sulit menelan dan mengalami
gangguan rasa nyaman, iritabilitas, kegelisahan, insomnia, dan penurunan berat badan yang
semuanya merupakan manifestasi hipertiroidisme sering dijumpai, dan banyak pasien juga
merasakan gejala demam serta menggigil.
c. Tiroiditis Kronis.
Tiroiditis kronis yang paling sering dijumpai pada wanita berusia 30 hingga 50 tahun diberi
nama penyakit Hasyimotoatau tiroiditis limfositik kronis. Penegakan diagnosisnya dilakukan
berdasarkan gambaran histologis kelenjar tiroid yang mengalami inflamasi berbeda dengan
tiroiditis akut bentuk yang kronis ini biasanya tidak disertai nyeri, gejala penekanan, atau pun rasa
panas.Aktivitas kelenjar tiroid biasanya normal atau rendah dan bukan meningkat.
MANIFESTASI KLINIS
Biasanya kelenjar dapat relatif keras tetapi sering kali sangat lunak.Penderita mengeluh gejala-
gejala penekanan pada leher, terutama bila menggerakkan kepala ke atas dan ke bawah dan juga
mengeluh kesulitan menelan, kelumpuhan pita suara akibat keterlibatan nervus laringius rekurens
jarang ditemukan.
7. Keringat bertambah
8. Periode menstruasi tidak teratur(pada wanita)
9. Iritabilitas
PATOFISIOLOGI
Bahan dasar pembentukan hormon-hormon tiroid adalah iodium yang diperoleh dari makanan
dan minuman yang mengandung iodium. Ion lodidum (Iodida) darah masuk ke dalam kelenjar tiroid
secara transfor aktif dengan ATP sebagai sumber energi, selanjutnya sel-sel folikel kelenjar tiroid akan
mensisntesis Trogobulis (sejenis glikoprotein) dan selanjutnya mengalami lodinisasi sehingga akan
terbentuk di lodotiroin (Dit) dan mono lodotiroin (MIT), proses ini memerlukan enzim peroksida
sebagai katalisastor, proses akhir adalah berupa reaksi penggabungan yaitu:
Selanjutnya T3 dan T4 masuk ke dalam plasma dan berikut dengan PBI (Protein bending lodin),
reaksi penggabungan ini dirangsang oleh hormon TSH dihambat oleh Tirosil, Tiorea, Sulfanamid
sekresi hormon tiroid:
3. Hiposekresi TSH, bahan yang mengandung tiorea, tiorasil, sulfanoid dan metilkaptimida tol,
glukosil goitrogenik.
KOMPLIKASI
3. DM tipe 1.
4. Penyakit Addison.
5. Leukemia.
6. Sklerosis multiple.
7. Kanker gastrik.
PENATALAKSANAAN
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pada keadaan timbulnya gejala-gejala subyektif dan temuan dalam pemeriksaan fisik maka
pemeriksaan serum TSH dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa.Pemeriksaan TSH merupakan
suatu tes yang sensitif untuk mengetahui fungsi thyroid. Biasanya ditemukan kadar TSH meningkat,
sedangkan kadar T4 total atau T4 bebas rendah. Sedangkan kadar serum total T3 dan T3 bebas
tidak akan menurun hingga ada kerusakan lebih lanjut, karena terjadinya peningkatan konsentrasi
serum thyrotropin menstimulasi thyroid untuk melepaskan T3. Pada saat total T4 lebih banyak
ditemukan daripada T4 bebas, T3 resin uptake dapat membantu untuk mengkoreksi kadar protein
binding antara T4 total dan T3, terutama bila ada kadar abnormalitas dari TBG. Bila kedua serum
TSH dan T4 kadarnya rendah hal ini memperkuat adanya keadaan hipothyroidisme, begitu pula bila
kadar T3 lebih rendah dibawah kadar normal maka gejala-gejala dan tanda-tanda hypothyroidisme
akan muncul. Ditemukannya autoantibodi thyroid yaitu anti–TPO dan antibodi anti-Tg
memperkuat adanya penyakit thyroiditis Hashimoto.
3. Pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan dengan menggunakan biopsi aspirasi jarum dilakukan ketika dijumpai adanya
nodul-nodul yang berkembang/membesar dengan cepat atau ketika ukuran dari thyroid meningkat
dengan cepat untuk menentukan keganasan atau adanya thyroid lymphoma.
a. CBC count
d. Kreatin kinase
e. Prolaktin
f. Rontgent dada
g. ECG
4. Penatalaksanaan Medis
Jika penyakit hashimoto dengan goiter tiroid, atau menyebabkan hormon tiroid, penderita
memerlukan penggantian hormon tiroid yang bertujuanmengatasi desfisiensi tiroid serta
mengecilkan ukuran nodul goiter.Pengobatan dengan penggunaan sehari-hari dari hormon sintesis
seperti levotiroksin (levothroid, syhintroid).Levotiroksin sintesis identik dengan tiroksi, versi
alamiah hormon tiroid ini dibuat oleh kelenjar tiroid.
Kadang tidak diperlukan pengobatan karena strumanya kecil dan asimtomatik.Bila kelenjar
tiroid sangat besar mungkin diperlukan tindakan pengangkatan, sebaiknya operasi ini di tunda
karena kelenjar tiroid tersebut dapat mengecil dengan sejalannya waktu.Pemberian tiroksin dapat
memepercepat hal tersebut.Disamping itu juga tiroksin dapat diberikan pada keadaan
hipotiroidisme.
Pada pasien usia tua, dosis yang dimulai dengan yang rendah dan ditingkatkan secara
bertahap. Aksi hormon sangat lambat pada tubuh, sehingga pengobatan diperlukan waktu
beberapa bulansambil melihat perkembangan gejalaatau ukuran goiter.Karena secara umum
gejala hipotiroid pada penyakit tiroid ini bersifat menetap, maka kadang dibutuhkan pengobatan
seumur hidup dengan dosisyang disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai keadaan individual pasien.
Dosis yang tidak adekuat akan mengakibatkan bertambah besarnya goiter, dan gejala
hipotiroid terus menerus. Kondisi ini dihubungkan juga dengan peningkatan kolestrol serum,
peningkatan resikoatherosklerosis dan penyakit jantung.Sedangkan apabila dosis berlebihan,
dapat menimbulkan gejala hipertiroid yang dapat mengakibatkan kerja jantung yang berlebihan
dan meningkatkan resiko osteoporosis.
A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
a. Identitas klien: nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, pendidikan, penting untuk
mengetahui adanya faktor resiko terhadap timbulnya serangan.
b. Identitas penanggung jawab: nama, umur jenis, jenis kelamin, alamat, hubungan dengan
klien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Untuk mengutarakan masalah dan keluhan secara lengkap dianjurkan menggunakan analisa
simptoma PQRST.
Apakah yang menyebabkan gejala?Apa saja yang dapat mengurangi atau yang dapat
memperberatnya?
- S : Skala nyeri
Status nutrisi dan adanya gejala dikaji.Kekambuhan gejala berkaitan dengan output
sistem saraf berlebihan dan perubahan penglihatan dan penampilan mata.Oleh karena
kemungkinan adanya perubahan emosi yang berkaitan dengan hipertiroid, status emosi dan
psikologi pasien dievaluasi.Keluarga pasien mungkin memberikan informasi tentang
perubahan terakhir dalam status emosi pasien.
a. Aktifitas / istirahat
b. Sirkulasi
Tanda:disritma (vibrilasi atrium), irama gallop, mur-mur, peningkatan tekanan darah dengan
tekanan nada yang berat.Takikardi saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tiroksikosisi).
c. Eliminasi
d. Integritas ego
Gejala: kehilangan berat badan mendadak, napsu makan meningkat, makan banyak,
makannya sering kehausan, mual, muntah.
Tanda: pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.
f. Neurosensory
Tanda: bicara cepat dan parau, gangguan status mental, perilaku (bingung, disorientasi,
gelisah, peka rangsang), tremor halus pada tangan, tanpa tujuan beberapa bagian tersentak-
sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTP).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri orbital, fotofobia.
h. Pernapasan
Tanda: frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, dispea, edema paru (pada krisis
tirotoksikosis).
i. Keamanan
Gejala: tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium
(mungkin digunakan saat pemeriksaan).
Tanda: suhu meningkat di atas 37,4ºC, diaforesis kulit halus, hangat dan kemerahan
Eksotalus: retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi
pada pretibial) yag menjadi sagat parah.
j. Seksualitas
4. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan fungsi tiroid dapat dilakukan pada tingkat hipotalamus, hipofise, tiroid,
serum atau jaringan perifer.Pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan
kadar T3 dan T4 serum dan T3 resin uptake. Pemeriksaan T3 resin uptake dilakukan untuk
menilai perubahan konsentrasi protein serum yang dapat merubah ikatan T3 dan T4, T4
merupakan hormon yang lebih poten Perubahan tiroxine-binding globulin (TBG) dan
prealbumin dapat merubah konsentrasi T4 bebas, dan sedikit merubah T3.
DIAGNOSA
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake nutrisi.
INTERVENSI
Intervensi Rasional
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan suhu klien menurun dengan kriteria
hasil 36,50C– 37,50C
Intervensi Rasional
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake nutrisi.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan berat badan kilienmenjadi normal,
tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi, mukosa bibir lembap.
Intervensi Rasional
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, pengetahuan klien bertambah, serta klien mampu
mengetahui keadaannya sendiri.
Intervensi Rasional
- Berikan penjelasan mengenai status - Agar pasien mengetahui keadaannya
keadaan pasien sendiri
DAFTAR PUSTAKA
http://www.odasunrisenurse.blogspot.com/2011/09/ashuan-keperawatan-tiroiditis.html
Kumar, Vinay.(2009). Robbins & Cotran Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. Jakarta: EGC.
Perpustkaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Mary, Baradero. (2009). Klien Gangguan
Smeltzer, Suzanne C. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Tandra, Hans. (2011). Mencegah dan Mengatasi Penyakit Tiroid. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.