Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Tiroiditis merupakan kelaainan dari etiologi yang berbeda (Asdie ahmad 2000)
2. Tiroiditis merupakan peradangan akut kelenjar tiroid, dapat dikaitkan dengan
supurasi yang disebabkan oleh bakteri (seperti stafilokokus, B-stafilokokus dan
pleomokokus), atau dapat bersifat nonsupuratif dan sekunder akibat virus atau
mekanisme imunologi (maning, dkk, 1966).
3. Tiroiditis merupakan inflamasi akut yang mengenai seluruh kelenjar tiroid yang
muungkin disebbkan oleh filtrasi sel neutrofil yang disusul oleh sel-sel limfosit
dan histosis; jenis radang ini ditemukan (koerfein, frizde. 1868-1940).
4. Tiroiditis minahun adalah penyakit autoimun yang disertai kenaikan kadar anti
body tiroid didalam dada (sjamsu hidajat.1977).
B. Klasifikasi
1. Tiroiditis Akut
Merupakan penyakit yang dikarenakan infeksi bakteri tertentu dan sebagai akibat
peradang mulut, atau lhymponodi cervicales
2. Tiroiditis subakut
Merupakan kelainan inflamasi akut kelenjar tiroid yang kemungkinan besar
disebabkan oleh infeksi virus
3. Tiroiditis kronik
Menrupakan penyebab utama goiter pada anak-anak dan dewasa muda dan
kemungkinan penyebab utama miksidema ideopatik yang merupakan stadium
akhir tiroiditis astimoto dengan distruksi total kelenjar.

C. ETIOLOGI
Etiologi tiroiditis di bagi berdasarkan klasifikasi
a.       Tiroiditis Akut/ Tiroiditis Akut supuratif
1.      Disebabkan oleh infeksi bakteri stafilokokus aureus,mikrobakteri,parasit pada
kelenjar tiroid.
2. pecah ke trakea dan esophagus.
Infeksi dapat terjadi melalui aliran darah, penyebaran langsung dari jaringan
sekitarnya, saluran getah bening, trauma langsung duktus tiroglosus yang
persinten.Kelainan yang terjadi dapat disertai terbentuknya abses atau tanpa abses.
Abses ini dapat menjurus ke mediastinum, bahkan dapat
b..Tiroditis Sub Akut
Etiologi tiroiditis di bagi berdasarkan klasifikasi
c.       Tiroiditis Akut/ Tiroiditis Akut supuratif
3.      Disebabkan oleh infeksi bakteri stafilokokus aureus, mikrobakteri, parasit pada
kelenjar tiroid.
.    4.   pecah ke trakea dan esophagus.
Infeksi dapat terjadi melalui aliran darah, penyebaran langsung dari jaringan
sekitarnya, saluran getah bening, trauma langsung duktus tiroglosus yang persinten.2.
Tiroiditis Limfositik sub akut/ tiroiditis tanpa nyeri(silent tiroiditis)
a. Sering terjadi dalam peiode pascapartus dan di perkirakan di sebabkan oleh proses
autoimun.
b. Gejala hipetiroidisme atau hipotiroidisme mungkin saja timbul.
c. Terapi di tunjukkan untuk menangani gejala dan pemeriksaan tindak lanjut yang di
lakukan setahun sekali perlu di anjurkan untuk menentukan apakah pasien memerlukan
terapi guna mengatasi hipotiroidisme yang timbul kemudian.
d. Tiroidisme Kronis/ tiroiditis limfositik kronik(Tiroiditis hasimoto)/ struma
Limfomatosa/ Tiroiditis Autoimun.
1.      Tiroiditis yang sering di jumpai pada wanita berusia 30 hingga 50 tahun di beri
nama penyakit Hasimoto atau tiroiditis limfositik kronis.
2.   Predisposisi genetic(imunitas yang perantarai sel).
3.   Bentuk yang kronis biasanya tidak di sertai nyeri.gejala penekanan ataupun rasa
besar,simetris,regular, panas;aktivitas kelenjar tiroid biasanya normal atau renda dan
bukan meningkat.
Kelenjar tiroid biasanya membesar secara lambat,tidak teerlalu
besar,simetris,regular,dan padat.kadang-kadang ada nyeri spoontan dan nyeri
tekan.pasien dapat eutiroid,hipotiroid,dan jarang hipertiroid.
4.      Penegakan diagnosisnya di lakukan berdasarkan gambaran histology kelenjar tiroid
yang mengalami inflamasi.jika tidak di obati tiroiditis kronis akan berjalan
lambat,tetapi progresif akhirnya akan tejadi hipotiroidisme.
D. PATOFISIOLOGI
1. Tiroiditis sub akut
Pada dasarnya fase awal, kadar T4 serum meningkat dan penderita mungkin
mempunyai gejala tirotoksikosis, terapi ambilan yudium radioaktif jelas tersupresi.
T3 dan T4 meningkat, sementara TSH serum dan ambilan iodineroaktif tiroid sangat
rendah. Laju endap darah sangat meningkat, kadang kadang sampai setinggi 100
mm/jam pada skala westergen auntoatiboditiroid biasanya tidak di temukan di
serum, bersamaan dengan perjalanan penyakit,T3 dan T4 akan menurun TSH akan
naik dan di dapatkan gejalah gejalah hipotirodismelebih lanjut, ambil iodine
radioaktif akan meningkat mencerminkan adanya penyembuhan kelenjar dan
serangan akut tiroiditis sub akut biasanya sembuh spontan setelah beberapa minggu
atau bulan , kadang kadang penyakit ini dapat mulai menyembuh dan tibah tibah
memburuk, kadang kadang menyangkut pertama tama satu lobus kelenjar tiroid,
baru kemudian lobus satunya eksarsebasi sering terjadi ketika kadar T4 telah
turun,TSH telah meningkat dan kelenjar mulai berfungsi kembali.
2. Tirpiditis kronik ( tiroiditis hashimoto, tiroiditis limfoisitis).
L i m f i s i s d i s e r s i t a s t e r h a d a p terbentuk, yang bereaksi dengan
antigen-antigen.Tiga auto antibodi tiroid terpenting adalah antibody
tiroglobulin (Ab Tg), antibodi tiroid peroksidase (Ab TPD), dahulu disebut antibodi
mikrosomal, dan TSH reseptor blockingantibody (TSH-R Ab [blok]). Selama fase
awal, Ab Tg meningkat sedikit,k e m u d i a n A b T g a k a n m e n g h i l a n g , t a p i
T P D a k a n m e n e t a p u n t u k    bertahun-tahun.Destruksi kelenjar berakibat
turunnya kadar T3 dan T4serum, dan naiknya TSH.Mula-mula TSH bisa
mempertahankan sintesishormone yang adekuat denganterjadinya pembesaran tiroid atau
goiter, tetapidalam banyak kasus kelenjar gagal dan terjadilah hipotiroidisme dengan
atautanpa goiter.4
Terjadinya tiroiditis di sebabkan oleh infeksi bakteri dan virus yang terjadi
melalui penyebarn hematogen dan lewat fistula dari sinus piriformis yang berdekatan
dengan laring,sehingga dapat mengiritasi kelenjar tiroid yang akan menyebabkan
terjadinya peradangan.sebetulnya kelenjar tiroid itu sendiri resisten terhadap infeksi
karena beberapa hal diantaranya berkapsula mengandung iodium tinggi,kaya suplai
darah dan saluran limfe untuk drainaseTiroiditis bias terjadi kadang-kadang tertentu
seperti pengaruh lingkungan yang kotor dan berpolusi(penyebaran kuman),kelainan
congenital dan proses penyakit autoimun.

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Tiroiditis Akut

Rasa nyeri serta pembengkakan pada leher anterior


-       Panas
-       Disfgia dan disfonia
-       Faringitis / gejala sakit pada leher
-       Eritema dan nyeri tekan pada kelenjar tiroid
.    Tiroiditis Sub Akut
- Nyeri pada leher bagian depan menjalar ke telinga
- Kelenjar tiroid membesar secara simetris dan terasa nyeri,kulit di atasnya
sering tampak kemerahan dan terasa hangat
- pasien merasa sulit menelan dan mengalami gangguan rasa nyaman
- Iritabilitas,kegelisahan,insomnia,dan penurunan BB
- Demam mengigil.
c.    Tiroiditis Kronis
Biasanya tidak di sertai nyeri,gejala penekanan ataupun rasa panas,tetapi
kadang-kadang ada nyeri spontan dan nyeri tekan

F. PEMERIKSAAN FISIK

Ditemukan tiroid membesar,nyeri tekan biaasanya di sertai


takikardi,berkeringat,demam,tremor,dan tanda-tanda lain hepertiroidisme.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-  Pemeriksaan Laboratorium:LED meningkat,kadar hormone tiroid meningkat
karena pelepasan hormone tiroid yang berlebihan akibat dekstruksi kelenjar
tiroid oleh proses inflmasi.
-  USG: sidiktiroid,pemeriksaan CT Scan dan MRI
H.    PENATALAKSANAAN
a.    Penatalaksanaan Medis
1.    Tiroiditis Akut
-  Pemberian preparat antibiotic dan penganti cairan
-  Tindakan insisi dan drainase di perlukan jika terdapat abses

2.    Tiroiditis Sub Akut


-  Pemberiaan preparat anti inflamasi nonsteroid(NSAID)di gunakan untuk
mengurangi rasa sakit dan inflamasi.
-  Pemberian asetanol untuk mengurangi rasa nyeri .
-  Glukokortikoid untuk mengurangi gejala dan mempercepat terjadinya
remisi

3.    Tiroiditis Kronis


-  Tujuan terapi adalah mengurangi ukuran kelenjar tiroid dan mencegah
hipotiroidisme.
-  Terapi hormon tiroid di berikan untuk mengurangi aktifitas kelenjar tiroid
dan produksi preparat hormone tiroid dan produksi tiroglobulin.jika
terdapat gejala hippotiroidisme preparat hormone tiroid harus di resepkan.
-  Tindakan bedah di perlukan jika gejala penekanan tetap ada.
b.    Penatalaksanaan Keperawatan
-  Anjurkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri.
-  Berikan kompres hangat jika pasien panas dan demam.

I.         KOMPLIKASI
a.   Hipotiroidisme dan hipertiroidisme
b.    Kerusakan pita suara (disfonia)
c.    Penyakit DM Tipe I
BAB 111 TINJAUN KASUS

1. PENGKAJIAN
     Dasar Data Pengkajian
a.   Aktifitas / istirahat
Gejala : insomnia, sensitivitas T, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan otot.
Tanda : atrofi otot.
b.  Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada (angina).
Tanda :disritma (vibrilasi atrium), irama gallop, mur-mur, peningkatan tekanan
darah dengan tekanan nada yang berat.Takikardi saat istirahat, sirkulasi kolaps,
syok (krisis tiroksikosisi).
c.  Eliminasi
Gejala : urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam feces, diare.
d.  Integritas ego
Gejala : mengalami stres yang berat (emosional, fisik)
Tanda : emosi labil qeuforia sedang sampai delirium), depresi
e.  Makanan & cairan
Gejala : kehilangan berat badan mendadak, napsu makan meningkat, makan
banyak, makannya sering kehausan, mual, muntah.
Tanda : pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.
f.  Neurosensori
Tanda : bicara cepat dan parau, gangguan status mental, perilaku (bingung,
disorientasi, gelisah, peka rangsang), tremor halus pada tangan, tanpa tujuan
beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTP).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri orbital, fotofob
h. Pernapasan
Tanda : frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, dispea, edema paru (pada
krisis tirotoksikosis).
i. Keamanan
Gejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi
terhadap iodium (mungkin digunakan saat pemeriksaan).
Tanda : suhu meningkat di atas 37,4ºC, diaforesis kulit halus, hangat dan
kemerahan
Eksotalus: retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema
(sering terjadi pada pretibial) yag menjadi sagat parah.
j. Seksualitas
Tanda : penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan termoregulasi ( hipertermi ) b.d proses infeksi
2.      Gangguan rasa nyaman nyeri b.d peradangan tiroid
3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake inadekuat
4.      Intoleransi aktivitas b.d kelemahan otot
5.      Kurangnya pengetahuan tentang penyakit b.d kurang terpajan informasi.
6.      Gangguan konsep diri (body image) b.d perubahan bentuk mata (exoptalmus)

3. PERENCANAAN
Diagnosa 1 : Gangguan termoregulasi ( hipertermi ) b.d proses infeksi
Tujuan: klien mempertahankan suhu dalam batas normal dengan kriteria hasil :
         Kulit tidak teraba panas
         Bibir lembab
         Kulit elastis
Intervensi
a.       Bina hubungan therapeutik dengan klien
R/ meningkatkan kerjasama
b.      Kaji penyebab peningkatan termoregulasi
R/ mengidentifikasi masalah untuk rencana tindak lanjut
c.       Observasi TTV
R/ / mengidentifikasi masalah untuk rencana tindak lanjut
d.      Beri minum air hangat yang cukup / teh hangat
R/ Meningkatkan evaporasi
e.       Berikan pakaian yang tipis
R/ Menyerap keringat
f.       Lakukan kompres hangat
R/ meningkatkan vasodilatasi
g.      Kolaborasi dengan dokter untuk terapi antipiretik, antibiotik,
R/ antipiretik untuk menurunkan panas, antibiotik untuk membunuh
mikroorganisme.

Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri b.d peradangan tiroid


Tujuan: klien akan menunjukkan kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan
kriteria hasil :
         Nyeri hilang
         Wajah klien rileks
         Skala nyeri 0

Intervensi :
a.       Kaji tingkat nyeri, lokasi, waktu dan penyebab
R/ Indikator tindak lanjut
b.      Observasi TTV
R/ Peningkatan TTV sebagai kompensasi nyeri
c.       Anjurkan teknik relaksasi ( menarik napas dalam)
R/ mengurangi ketegangan otot sehingga menghambat stimulasi nyeri
d.      Berikan kompres dingin pada leher
R/ mengurangi impuls saraf
e.        Ciptakan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan, dan tindakan
nyaman ( contoh : sprei yang kering / tak telipat, gosokan punggung ).
R / menurunkan rangsang eksternal yang dapat menimbulkan
rasa tidak nyaman
f.       Kolaborasi pemberian obat analgetik,antibiotik dan incici abses bila perlu.
R / dapat mengurangi nyeri dan membunuh mikroorganisme

Diagnosa 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake inadekuat


Tujuanl: Klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan
tingkat aktivitas dan metabolik, dengan
kriteria hasil :
         Tidak ada nyeri dan kesulitan menelan
         Napsu makan baik
         Dapat menghabiskan porsi yang diberikan
         BB normal

Intervensi:
a.       Jelaskan pentingnya diet : lunak, hindari makanan yang asam, lemak
dan membuat jadwal makan yang tepat.
R / meningkatkan pengetahuan klien sehingga dapat bekerja
sama
b      Sajikan makanan yang mudah dicerna, pantang lemak, hangat, tertutup
dan beri makan sedikit tapi sering.
R / meningkatkan selera makan dan mengurangi rasa mual.
c.       Berikan Diet TKTP
R/ memenuhi kebutuhan kalori
d.      Kolaborasi untuk pemberian obat antihipertiroisme
R/ mengurangi metabolisme tubuh

Diagnosa 4 : Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik.


Tujuan: klien akan menunjukan toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria
hasil :
         Keadaan umum baik
         Dapat melakukan aktivitas secara mandiri
Intervensi:
a.        Kaji kemampuan klien untuk beraktivitas dan bantuan yang diberikan
oleh keluarga .
R / mengidentifikasi masalah untuk rencana tindak lanjut
b.      Anjurkan keluarga untuk membantu dalam perawatan diri
( higiene personal ) dan WC besar dan WC kecil.
R / memenuhi kebutuhan perawatan diri dan eliminasi.
c.       Mendampingi klien saat melakukan aktivitas
R/ memantau kemampuan klien untuk beraktivitas
d.      Motivasi klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap sesuai
kondisin
R / aktivitas yang cukup dapat meningkatkan sirkulasi dan mendukung
proses pemulihan
e.       Evaluasi keluhan setelah klien melakukan aktivitas
R / mengidentifikasi tanda – tanda kelelahan

Diagnosa 5 : Gangguan konsep diri ( body image ) b.d perubahan bentuk bola mata
(exoptalmus)
Tujuan: klien dapat menerima diri apa adanya dengan
kriteria hasil:
         Tidak merasa malu dengan keadaan matanya (bola mata menonjol
keluar lebih dari normal)
Intervensi
a.       Ciptakan hubungan saling percaya dengan mendorong klien untuk
membicarakan perasaan tentang dirinya.
R/ meningkatkan kerjasama mengidentifikasi masalah
b.      Berikan pemahaman tentang keadaan sakit dan penanganannya
R/ meningkatkan pengetahuan klien sehingga dapat bekerja
sama
c.       Anjurkan pasien untuk menggunakan kaca mata berwarna gelap
R/ dapat mengurangi perasaan malu
d.       Meningkatkan interaksi sosial dengan cara menganjurkan pasien untuk
menerima pertolongan dari orang lain
R/ meningkatkan relasi sosial
e.       Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas sosial dan menerima
keadaan dirinya.
R/ meningkatkan rasa percaya diri
Diagnosa 6 : Kurang pengetahuan tentang penyakit b.d kurang terpajan informasi
Tujuan:klien akan memahami penyakit tiroiditis,dengan
kriteriahasil:
         Dapat menjawab kembali apa yang ditanyakan tentang penyakit tiroiditis
         Mentaati pengobatan sesuai therapi

Intervensi
a.       Kaji tingkat pendidikan dan persepsi klien dan keluarga tentang penyakit
tyroiditis
R / meningkatkan pengetahuan klien sehingga dan bekerja sam
b.    Jelaskan tentang pengertian, penyebab, perjalanan penyakit, manifestasi
klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnosa, penatalaksanaan penyakit tyroiditis.
R / meningkatkan pengetahuan sehingga dapat bekerjasama
c. Jelaskan tindakan pencegahan .
R / meningkatkan pengetahuan agar dapat merubah pola hidup
yang sehat dan dapat minum obat secara teratur sesuai resep
dokter.

BAB 1V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tiroiditis adalah suatu peradangan pada kelenjar tiroid,menyebabkan


hipertiroidisme sementara yang seringkali diikuti oleh hipotiroidisme sementara
atau sama sekali tidak terjadi perubahan dalam fungsi tiroid.

Tiroiditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid.Keadaan ini bisa bersifat akut, sub
akut atau kronis. Masing-masing tipe tiroiditis ditandai oleh inflamasi, fibrosis atau
implemantasi limfotik pada kelenjar tiroid.

B.SARAN
Diharapkan siswa dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Asuhan
Keperawatan pada klien thyroiditis dengan menggunakan metode proses
keperawatan.

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG....................................................................................
B. TUJUAN..........................................................................................................

BAB 11 PEMBAHASAN
A. pengertian ....................................................................................................
B. klasifikasi......................................................................................................
C. Etiologi..........................................................................................................
D. patofisiologi..................................................................................................
E. manifestas klnik...........................................................................................
G . pemeriksaan fisik.......................................................................................
H . pemeriksaan penunjang............................................................................
I . penatalaksanaan.........................................................................................
K. komplikasi..................................................................................................
L pathway.......................................................................................................
BAB 111 TINJAUAN KASUS
A. pengkajian..................................................................................................
B. diagnosa keperawatan..............................................................................
C. intervensi..................................................................................................

BAB 1V PENUTUP
A. kesimpulan ..............................................................................................
B. saran.........................................................................................................

Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai