Anda di halaman 1dari 13

ANALISA JURNAL

ANALISIS FAKTOR DETERMINAN EFISIENSI NILAI BED OCCUPANCY


RATIO: FISHBONE ANALYSIS

Dosen pengampu :

Ns. Norman Alfiat Talibo, S.Kep.,M.Kep

Disusun oleh :

Nur wahida A. Haris 1801077

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MUHAMMADIYAH MANADO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya serta memberikan perlindungan dan kesehatan sehingga saya
dapat menyusun hasil analisa jurnal ini dengan judul ” Analisa faktor determinan
efisiensi nilai bed accupancy ratio : fishbone analysis ”.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan analisa jurnal ini masih
banyak  menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan  referensi dan keterbatasan penulis
sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis
berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun hasil analisa jurnal dengan sebaik-
baiknya.

Sebagai manusia saya menyadari bahwa penulisan analisa jurnal ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Akhirnya, semoga hasil analisa jurnal ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Aamiin.

Manado, 7 november 2021


DAFTAR ISI

B.     Rumusan Masalah

C.      Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A. variabel independen

B. variabel dependen

C. analisa jurnal

BAB III

PENUTUP…………………………………………………………………………………………...

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………

B. Saran ……………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Rumah sakit merupakan salah satu upaya yang dapat meningkatkan
derajat kesehatan manusia yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rasio tempat
tidur merupakan indikator terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap
layanan kesehatan rujukan atau perorangan di suatu wilayah (Kemenkes, 2018).
Pendayagunaan tempat tidur di rumah sakit seharusnya efisien dari aspek
ekonomi maupun aspek medis (Susilo & Nopriadi, 2012). Salah satu indikator
efisiensi layanan RS adalah dengan menghitung rasio hunian tempat tidur atau
Bed Occupancy Rate (BOR) dari RS (Sidiq & Afrina, 2017). Faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya BOR adalah kurangnya sumber daya manusia, sarana
prasarana yang kurang memadai, prosedur pengobatan yang belum memenuhi
standard, belum menggunakan billing system, banyaknya rumah sakit (RS)
kompetitor yang berdekatan (Nofitasari, 2017). BOR yang rendah dapat diartikan
sebagai rendahnya layanan kesehatan masyarakat sehingga diperlukan metode
analisis yang tepat untuk mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya BOR di
RS.

Standard World Health Organization (WHO) untuk rasio tempat tidur


adalah 1 tempat ridur untuk 1.000 penduduk. Rasio tempat tidur di rumah sakit di
Indonesia dari tahun 2013-2017 sekitar 1 per 1.000 penduduk. Jumlah tempat
tidur di Indonesia sudah tercukupi menurut WHO. Rasio tempat tidur ini tidak
mencukupi apabila diuraikan di setiap provinsi di Indonesia karena masih ada
provinsi yang memiliki rasio tempat tidur <1 (Kemenkes, 2018). Berdasarkan
survei pendahuluan dari laporan indikator pelayanan rawat inap di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota Surakarta diketahui nilai BOR selama kurun waktu
10 tahun memiliki nilai yang fluktuatif.

Salah satu analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan


rendahnya BOR adalah dengan menggunakan analisis tulang ikan (Fishbone).
Keuntungan penggunaan analisis fishbone salah satunya adalah memastikan
pasien mendapatkan perawatan terbaik, ada kebutuhan untuk menganalisis dan
mengubah praktik keperawatan, mengkaji bagaimana menggunakan analisis
tulang ikan untuk mengidentifikasi penyebab masalah, yang mengarah ke solusi
dan rencana tindakan, sehingga dapat membantu staf untuk membuat perubahan
pada layanan mereka untuk memberi manfaat bagi pasien dan staf (Phillips &
Simmonds, 2013).

B. Rumusan masalah

Berdasarkan jurnal, rumusan masalah yang akan dibahas ialah apakah Faktor
Deteminan Yang Mempengaruhi Ketidakefektifan Nilai Bed Occupancy Rate
Dengan Menggunakan Analisis Fishbone.

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam analisa jurnal ini adalah untuk mengetahui
Faktor Deteminan Yang Mempengaruhi Ketidakefektifan Nilai Bed Occupancy
Rate Dengan Menggunakan Analisis Fishbone.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Variabel independen

Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur


pada waktutertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan RS
terhadap jumlah tempat tidurdikalikan dengan jumlah hari dalam satuan
waktu. BOR merupakan salah satu indikator untuk mengevaluasi efisiensi
pengelolaan rumah sakit secara garis besar dapat dilihat dari dua segi,yaitu
segi medis meninjau efisiensi dari sudut mutu pelayanan medis dan dari segi
ekonomimeninjau efisiensi dari sudut pendayagunaan sarana yang ada.

Pada umumnya BOR diambil dalam kurun waktu satu tahun sebagai
target dari standarnilai depkes hal itu dikarenakan untuk mengantisipasi
ketidakseimbangan faktor lingkunganyang berbeda setiap bulannya yang
mempengaruhi banyaknya jumlah pasien yang dirawat per bulan, salah satu
contoh faktor lingkungan seperti perubahan cuaca atau musim.

Suatu pengelolaan rumah sakit dikatakan efektif jika rumah sakit


mendapat keuntunganatau benefit sebesar-besarnya yang dapat juga diartikan
semakin tinggi persentase BOR semakintinggi juga keuntungan suatu rumah
sakit. Tetapi nilai BOR mempunyai standar nilai yang dapatmengatakan
efisiensi pengelolaan rumah sakit sudah efisien yaitu jika pengelolaan rumah
sakitmenggunakan sumber daya sekecil-kecilnya yaitu yang dimaksud dengan
sumber daya disinidapat berupa jumlah tempat tidur maupun jumlah tenaga
medis. Jadi suatu rumah sakit yangefektif belum berarti rumah sakit tersebut
sudah dikelola efisien, dan begitu juga sebalik nya. Dan berarti yang di
maksud suatu rumah sakit sudah dikelola secara efektif dan efisien jika denga
n sumber daya yang ada dipakai sekecil-kecilnya tetapi mendapat juga
keuntungan yang besar.

Persentase BOR 60% - 85% per tahun merupakan standar nilai dari
departemenkesehatan RI, Apabila rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur di
bawah 60% berarti tempattidur yang tersedia di rumah sakit belum dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan apabilalebih dari 85% maka hal itu
akan mengakibatkan tempat tidur yang seharusnya bisa digunakanuntuk
kejadian luar biasa (KLB) akan terisi penuh sehingga rumah sakit tidak akan
mampumenampung pasien yang akan dirawat dengan Kejadian luar biasa
(KLB) tersebut. Selain itu juga untuk menghindari ketidak adaan nya waktu
untuk pembersihan kamar pasien yang dirawatkarena hampir semua tempat
tidur per harinya lebih 85 persen sehingga dapat menyebabkanterjadinya
peningkatan infeksi nosokomial.

B. Variable dependen

Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) merupakan konsep analisis


sebab akibat yang dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk
mendeskripsikan suatu permasalahan dan penyebabnya dalam sebuah
kerangka tulang ikan, Fishbone Diagrams juga dikenal dengan istilah
diagram Ishikawa, yang diadopsi dari nama seorang ahli pengendali
statistik dari Jepang, yang menemukan dan mengembangkan diagram ini pada
tahun 1960-an. Diagram ini pertama kali digunakan oleh Dr. Kaoru Ishikawa
untuk manajemen kualitas di perusahaan Kawasaki, yang selanjutnya
diakui sebagai salah satu pioneer pembangunan dari proses manajemen
modern.

Watson (2004) dalam Illie G. Dan Ciocoiu C.N. (2010)


Mendefinisikan diagram Fishbone sebagai alat (tool) yang menggambarkan
sebuah cara yang sistematis dalam memandang berbagai dampak atau
akibat dan penyebab yang membuat atau berkontribusi dalam berbagai
dampak tersebut. Oleh karena fungsinya tersebut, diagram ini biasa disebut
dengan diagram sebab-akibat.

Illie G. Dan Ciocoiu C.N (2010) mengutip dari Basic Tools for
Process Improvement (2009) bahwa diagram Fishbone (Ishikawa) pada
dasarnya menggambarkan sebuah model sugestif dari hubungan antara sebuah
kejadian (dampak) dan berbagai penyebab kejadiannya. Struktur dari diagram
tersebut membantu para pengguna untuk berpikir secara sistematis. Beberapa
keuntungan dari konstruksi diagram tulang ikan antara lain membantu untuk
mempertimbangkan akar berbagai penyebab dari permasalahan dengan
pendekatan struktur, mendorong adanya partisipasi kelompok dan
meningkatkan pengetahuan anggota kelompok terhadap proses analisis
penyebab masalah, dan mengidentifikasi wilayah dimana data seharusnya
dikumpulkan untuk penelitian lebih lanjut.

 Tujuan dan Manfaat Diagram Fishbone

Tujuan utama dari diagram tulang ikan adalah untuk


menggambarkan secara grafik cara hubungan antara penyampaian
akibat dan semua faktor yang berpengaruh pada akibat ini. Manfaat
menggunakan diagram ini adalah:

 Mengenali akar penyebab masalah yang mendasar dari akibat,


masalah atau kondisi tertentu
 Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
dan menghasilkan pemikiran yang baru
 Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih
lanjut
 Membuat issue secara lengkap dan rapi
 Memilah dan menguraikan pengaruh timbal balik antara
berbagai faktor yang mempengaruhi akibat atau proses tertentu
 Menganalisa masalah yang ada sehingga tindakan yang tepat
dapat diambil dan menciptakan hasil yang diinginkan

 Kelebihan dan Kekurangan Diagram Fishbone

Kelebihan Fishbone diagrams adalah dapat menjabarkan


setiap masalah yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya
dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi penyebab
masalah tersebut.

Sedangkan kekurangan Fishbone diagrams adalah opinion


based on tool dan didesain membatasi kemampuan tim/pengguna
secara visual dalam menjabarkan masalah yang mengunakan metode
“level why ” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar-
benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta
biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling
mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut

C. Analisa jurnal

Topic no Checklist item


Title
Judul 1 Analisa faktor determinan efisiensi nilai bed accupancy
ratio : fishbone analysis
Penulis Tri Lestari dan Isa Tri Wahyuni
Di publikasikan JMIAK, vol 02, November 2019
Abstract
Ringkasan 2 Salah satu indikator terpenuhinya layanan kesehatan
terstruktur kepada masyarakat khususnya di Rumah sakit adalah
dengan perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR).
Faktor penyebab BOR tidak efisien perlu dilakukan
analisis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
faktor penyebab BOR tidak efisien melalui analisis
fishbone. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif yang dilakukan di RSUD Kota Surakarta pada
bulan Februari – Juni 2019. Subjek penelitian ini adalah
petugas rekam medis, pendafataran rawat inap,
pelaporan, kepala bangsal, dokter pemberi layanan.
Data diambil dengan metode wawancara dan checklist
observasi. Data dianalisis dengan menggunakan
fishbone analysis.
Metode dan hasil
Metode peneitian 3 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif
Hasil penelitian 4 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang menyebabkan nilai BOR tidak efisien adalah
Method (metode) (jadwal visit dokter belum dipatuhi
dan SOP terkait CP belum terimplementasi), Machine
(mesin) (kekurangan ketersedian TT, system error, dan
forum rapat kurang efekif), Man (sumber daya manusia)
(kurang dokter spesialis bedah syaraf, ketidakpastian
dokter dalam melakukan kunjungan visit, dokter part
time), Materials (bahan) (data rekapitulasi tidak tersedia
item data LD, SHRI hanya berisi resume kegiatan 1 hari
dalam bentuk angka), Money (dana) (Belum ada dana
untuk pemberian reward), lingkungan (akses jalan rusak
dan lokasi kurang stategis).
Kesimpulan
Picot 5 P (problem)
Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase
pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu yang
didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan RS
terhadap jumlah tempat tidurdikalikan dengan jumlah
hari dalam satuan waktu.
Penyebab Nilai Bed Occupancy Ratio Tidak Efisien.
Penyebab Nilai BOR Tidak Efisien berdasarkan hasil
kegiatan dikarenakan kurangnya fasilitas penunjang
pelayanan kesehatan salah satunya yaitu ketersediaan
tempat tidur. Sehingga mengakibatkan pasien dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, sehingga
berakibat pada tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur
pasien rawat inap.
I (intervensi)
diagram Fishbone sebagai alat (tool) yang
menggambarkan sebuah cara yang sistematis
dalam memandang berbagai dampak atau akibat
dan penyebab yang membuat atau berkontribusi
dalam berbagai dampak tersebut. Oleh karena fungsinya
tersebut, diagram ini biasa disebut dengan diagram
sebab-akibat.
C (comparation)
Pada jurnal ini tidak terdapat jurnal pembanding.
O (outcome)
penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan nilai BOR tidak efisien adalah Method
(metode) (jadwal visit dokter belum dipatuhi dan SOP
terkait CP belum terimplementasi), Machine (mesin)
(kekurangan ketersedian TT, system error, dan forum
rapat kurang efekif), Man (sumber daya manusia)
(kurang dokter spesialis bedah syaraf, ketidakpastian
dokter dalam melakukan kunjungan visit, dokter part
time), Materials (bahan) (data rekapitulasi tidak tersedia
item data LD, SHRI hanya berisi resume kegiatan 1 hari
dalam bentuk angka), Money (dana) (Belum ada dana
untuk pemberian reward), lingkungan (akses jalan rusak
dan lokasi kurang stategis).
T (time)
dilakukan di RSUD Kota Surakarta pada bulan Februari
– Juni 2019.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Faktor – faktor yang mempengaruhi nilai BOR tidak efektif


meliputi Methode (metode) (jadwal visit dokter belum dipatuhi dan SOP
terkait CP belum terimplementasi), Machine (mesin) (kekurangan
ketersedian TT, system error, dan forum rapat kurang efekif), Man
(sumber daya manusia) (kurang dokter spesialis bedah syaraf,
ketidakpastian dokter dalam melakukan kunjungan visit, dokter part time),
Materials (bahan) (data rekapitulasi tidak tersedia item data LD, SHRI
hanya berisi resume kegiatan 1 hari dalam bentuk angka), Money (dana)
(Belum ada dana untuk pemberian reward), lingkungan (akses jalan rusak
dan lokasi kurang stategis). Diagram fishbone Nilai Bed Occupancy Ratio
tidak efisien tebanyak disebabkan oleh faktor Man (sumber daya manusia)
dan faktor Machine (mesin).

B. Saran
Sumber Daya Manusia yang kurang, sarana dan prasarana yang
kurang memadai merupakan penyebab utama rendahnya angka kunjungan
yang berakibat pada tingkat penggunaan tempat tidur yang tidak efisien.
Untuk menunjang ketersediaan TT di RSUD Kota surakarta memerlukan
pengkajian lebih dalam terhadap bangsal yang membutuhkan TT
tambahan dengan relokasi TT bangsal lain yang sering kosong.

DAFTAR PUSTAKA

Hanna, H. (2015). Analisis faktor-faktor pelayanan yang mempengaruhi Bed Occupancy


Rate (BOR) Unit Stroke Center RS. Islam Jakarta (tahun 2010 – 2013).
Universitas Indonesia.
Kesehatan, D. (2005). Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan, dan Penyajian Data Rumah
Sakit. Jakarta: Departermen Kesehatan Republik Indonesia.
Lestari. (2017). Faktor-faktor Penyebab Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis
Pasien Rawat Inap Berdasarkan Metode Fish Bone di RSUD dr.Soeratno
Gemolong. STIKes Mitra Husada Karang Anyar.
Phillips, J., & Simmonds, L (2013). Using fishbone analysis to investigate problems.
Nursing Times 109(15), 18–20.

Anda mungkin juga menyukai