Anda di halaman 1dari 3

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan mengetahui golongan darah antara lain :

1.Bila ada teman atau keluarga yang kecelakaan, melahirkan, atau butuh darah, dengan cepat bisa di
donorkan darah kita tanpa memeriksa lagi golongan darah.
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke
sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti
kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya
organ pembentuk sel darah merah.

2.Untuk mengetahui silsilah keluarga atau mengetahui status anak, apakah ia hasil hubungan resmi
atau tidak.Anak bisa jadi tolok ukur kesetiaan pasangan. Pengujian pertama adalah dengan
kemiripan wajah orang tua. Kedua tentu dengan golongan darah. Ketiga yang lebih akurat dengan
tes DNA.
Bila dicek dengan golongan darah, sejauh ingatan di kepala tidak mengkhianati terlalu dalam, bisa
diterapkan rumus berikut yang sudah dikenal ketika SMP/SMA.
Setiap golongan darah memiliki rumusan seperti ini:
A = Ia-Io
B = Ib-Io
B = Io-Io
AB = Ia-Ib
Kalau seseorang bergolongan darah A kawin dengan golongan darah O, maka kemungkinan anaknya
adalah: A atau O saja. Begitu juga kalau B kawin sama O. Kalau A kawin sama B, maka kemungkinan
anaknya akan bergolongan darah A, B, AB, atau O.
Kalau A kawin dengan AB, kemungkinannya adalah A, B, atau AB. Kalau B kawin dengan AB,
kemungkinannya juga sama: A, B, atau AB. Sedangkan kalau O dengan O, ya pasti O. Sedangkan
kalau AB kawin sama O, maka kemungkinan anaknya adalah A atau B.

3.Untuk menghindari penyakit jika terjadi perkawinan


Selain hemolisis, ada kelainan genetik lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang tengah
dikandung, bila kasus terjadi pada wanita atau ibu hamil) Terutama jika ibu berdarah rhesus negatif
sedangkan suami berdarah rhesus positif Masalah ini biasanya terjadi pada perkawinan antar
bangsa.

Ketika orang bertanya, “Golongan darahnya apa?” kemudian jawabannya bisa golongan
darah A, B, AB atau O. Sebenarnya apa sih golongan darah dan perlunya kita mengetahui
golongan darah kita?

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain,
golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di
dalam sel darah merah.

Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan
Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah
lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia
ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih
jarang dijumpai.

Salah satunya Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi
Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN yang berguna untuk tes
kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans
mendeskripsikan satu set 21 antigen.

Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau
Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian,
Ok, Raph dan JMH.

Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah
dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman
sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah
dengan serum dari para donor.

Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan
darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan
golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang
disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.

Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner
menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A
dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak
ditemukan antibodi.

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras.
Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.

Rhesus Faktor

Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun
1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah
kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India
dan Cina.

Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan
pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen
D).

Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia
memiliki darah dengan Rh negatif (Rh), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada
pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).

Penting Untuk Transfusi

Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang
ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak
berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.

Singkatnya berdasarkan panduan dari apa yang telah dilakukan oleh Landsteiner, pada 1907
sejarah mencatat kesuksesan transfusi darah pertama yang dilakukan oleh Dr. Reuben
Ottenberg di Mt. Sinai Hospital, New York.

Berkat keahlian Landsteiner pula banyak nyawa dapat diselamatkan dari kematian saat terjadi
Perang Dunia I, dimana transfusi darah dalam skala lebih besar mulai dilakukan. Kemudian,
Karl Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran
pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.

Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan resipien (penerima)
adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus sesuai golongannya berdasarkan
sistem ABO dan Rhesus faktor.

Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis
adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit.

Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua jenis
golongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuh
resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda asing yang
perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk minoritas.

- See more at: http://www.astaqauliyah.com/blog/read/161/manfaat-mengetahui-golongan-


darah.html#sthash.4WrXZqWg.dpuf

Anda mungkin juga menyukai