Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu prokariotik yang hidup bebas dan dapat
ditemukan di beberapa lingkungan seperti udara, tanah, debu, air, serta hidup di dalam tubuh
hewan, tumbuhan, atau manusia. Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani dari
kata bacterion yang berarti batang kecil.
Bakteri merupakan organisme terbanyak dan paling berkelimpahan dari semua organisme. Meski
ukurannya yang sangat kecil dan tidak bisa dilihat tanpa bantuan mikroskop, bakteri ada di mana
saja, di air, tanah, dan tubuh makhluk hidup.
Ciri-ciri Bakteri
Struktur Bakteri
Secara struktural, bakteri tersusun atas kapsul, dinding sel, membran sel, sitoplasma, materi
genetik, ribosom, bulu cambuk, dan plasmid seperti pada gambar berikut ini.
A. Kapsul
Kapsul adalah selubung pelindung bakteri yang tersusun atas polisakarida. Kapsul terletak di luar
dinding sel. Hanya bakteri bersifat patogen yang mempunyai kapsul. Fungsi kapsul adalah untuk
melindungi diri dari kekeringan dan mempertahankan diri dari antitoksin yang dihasilkan oleh
sel inang.
B. Dinding Sel
Dinding sel bakteri tersusun atas protein yang berikatan dengan polisakarida(Peptidoglikan).
Dinding sel terletak di luar membran sel. Adanya dinding sel menyebabkan bentuk bakteri
menjadi Pengertian Bakteri, Ciri-ciri, Klasifikasi, dan Contoh/Peranantetap. Dinding sel
berfungsi untuk melindungi sel bakteri terhadap lingkungannya.
C. Membran Sel
Membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein(Fosfollpid).
Membran sel bersifat semipermeabel. Membran sel mengandung enzim respirasi. Fungsinya
adalah untuk membungkus plasma dan mengatur pertukaran mineral dari sel dan ke luar sel.
D. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan yang terdapat di dalam sel. Sitoplasma tersusun atas koloid yang
mengandung berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, dan mineral.
Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme.
F. Materi Genetik
AND (Disebut juga DNA) bakteri tidak tersebar dalam sitoplasma, tetapi terdapat pada daerah
tertentu yang disebut nukleoid. ADN berfungsi mengendalikan sintesis protein bakteri dan
merupakan zat pembawa sifat.
G. Ribosom
Ribosom berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari protein, jika dilihat dari
mikroskop, ribosom terlihat seperti struktur kecil yang melingkar.
H. Plasmid
Selain ADN, bakteri juga mempunyai plasmid. Plasmid mengandung gen-gen tertentu, misalnya
gen patogen dan gen kebal antibiotik. Plasmid juga mampu memperbanyak diri. Dalam satu sel
bakteri bisa terbentuk kurang lebih 20 Plasmid.
Reproduksi Bakteri
Cara bereproduksi bakteri bisa terjadi secara seksual melalui transduksi, transformasi, dan
konjugasi atau secara aseksual dengan cara pembelahan biner/diri.
Secara Seksual
1. Transduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik dengan perantaraan virus. Proses ini diawali
dengan masuknya virus ke dalam bakteri. Kemudian virus akan berkembang biak sehingga
menyebabkan sel bakteri yang dimasukinya mengalami pecah. Virus yang baru terbentuk akan
berhamburan keluar dari sel bakteri.
2. Transformasi
Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik berupa AND atau gen dari bakteri satu
ke bakteri lainnya yang sejenis dengan proses fisiologis yang kompleks.
3. Konjugasi
Konjugasi adalah perkawinan antara kedua sel kelamin. Sel kelamin jantan ditandai dengan
adanya rambut halus (Fili) pada permukaan dinding sel yang dapat berikatan pada suatu tempat
khusus di permukaan sel betina. Reproduksi secara konjugasi terjadi pada bakteri gram negatif
seperti Escherichia coli, Salmonella sp., dan Pseudomonas sp..
Secara Aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual bakteri adalah dengan cara membelah diri (Binary fission).
Bakteri akan membelah menjadi 2 sel anakan, 2 menjadi 4, dan seterusnya. Pembelahan biner
selesai setelah terbentuknya dinding sel. Dalam kondisi yang ideal, bakteri akan membelah diri
setiap 15-20 menit.
Meskipun bakteri mampu berkembang biak secara cepat, pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi
oleh faktor suhu, sinar matahari, kelembapan, dan zat kimia. Suhu maksimal untuk pertumbuhan
bakteri adalah 27C – 30C. Bakteri bisa tumbuh dengan baik pada lingkungan yang lembab. Sinar
matahari mampu merusak struktur materi genetik bakteri sehingga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri.
Klasifikasi Bakteri
1. Heterotrof
Heterotrof adalah tidak bisa membuat makanan sendiri, dibagi menjadi parasit (Hidup pada
inang), dan saprofit (Menguraikan sampah organik).
2. Autotrof
Autotrof adalah jenis bakteri yang mampu membuat makana sendiri, terbagi menjadi fotoautotrof
(Membuat makanan dengan bantuan cahaya), dan kemoautotrof (Membuat makanan dengna
bantuan senyawa kimia).
1. Aerob
Aerob adalah membutuhkan oksigen, terbagi menjadi obligat (Sangat membutuhkan oksigen),
dan fakultatif (Bisa hidup tanpa oksigen atau ada oksigen).
2. Anaerob
Anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen
Berdasarkan bentuknya
1. Kokus
Kokus adalah bakteri berbentuk bulat. Kokos terbagi lagi diantaranya monokokus, diplokokus,
streptokokus, stafilokokus.
2. Basilus
Basilus yaitu bakteri berbentuk batang. Basilus terbagi menjadi beberapa bentuk diantaranya
monobasil, diplobasil, streptobasil.
3. Koma
Koma yaitu bakteri yang berbentuk koma.
4. Spirilum
Spirilum yaitu bakteri berbentuk spiral.
Pewarnaan Gram dilakukan untuk identifikasi bakteri. Warna ungu untuk Gram positif dan
warna merah untuk Gram negatif.
Pada bakteri Gram positif, kandungan peptidoglikan dinding selnya lebih banyak daripada lipid.
Sebaliknya pada bakteri Gram negatif, kandungan lipid-nya lebih banyak daripada peptidoglikan.
Pada bakteri Gram negatif terdapat tiga lapis pembungkus sel, yaitu membran bagian luar (Outer
membrane), lapisan tengah yang merupakan dinding sel atau lapisan murein, dan membran
plasma dalam. Bakteri Gram negatif kebanyakan dapat menyebabkan penyakit.
Bakteri Menguntungkan
Bidang Bakteri Peranan
Fiksasi nitrogen(Azotobacter,
Mengikat nitrogen
Pertanian Clostridium pasteurianum,
bebas
Rhodospirillum rubrum)
Membantu proses
Nitrifikasi(Nitrosomonas, pembentukan
Nitrosoccus) senyawa nitrat dalam
tanah
Menghasilkan
Farmasi Pseudomonas denitrificans
vitamin B1
Menghasilkan
antibiotik
Streptomyces griceus
streptomisin untuk
penyakit TBC
Menghasilkan
Streptomyces aureofaciens
aureomisin
Menghasilkan
Streptomyces venezuelae
kloromisetin
Menghasilkan
Bacillus brevis
tirotrisin
Asam(Acetobacter aceti,
Menghasilkan asam
Propionibacterium acueus)
Menguraikan sisa-
sisa organisme
Pengurai(Escherichia coli)
menjadi senyawa
organik
Industri Streptococcus lactis, Lactobacillus
Pembuatan keju
Makanan/Minuman casei
Lactobacillus bulgaricus,
Pembuatan yoghurt
Streptococcus thermophilus
Pembuatan nata de
Acetobacter xylinum
coco
Bakteri Merugikan
Bakteri Bentuk Penyakit Tempat Infeksi
Clostridium Tetanus Basil Otot
Diplococcus pneumonia Pneumonia Kokus Paru-paru
Mycobacterium
TBC Basil Paru-paru
tuberculosa
Jaringan tubuh
Mycobacterium leprae Lepra Kokus
(Kulit)
Neisseria gonorhoeae Gonorhoca Kokus/Basil Alat kelamin
Pasteurella pestis Pes Basil Kulit
Salmonella typhosa Tifus Basil Usus halus
Shigella dysentriae Disentri Basil Usus halus
Treponema pallidum Sipilis Spiral Alat kelamin
Vibrio comma Korela Koma Usus halus
Mycobacterium anthrax Antraks Basil Saluran napas
Corynebacteri diphteri Dipteri Basil Saluran napas
2. Virus
Virus merupakan parasit yang berukuran mikroskopik yang dapat menginfeksi sel organisme
biologis. Virus bersifat parasit obligat, itu karena virus hanya bisa bereproduksi dalam material
yang hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
mempunyai perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Virus biasanya mengandung sedikit
asam nukleat yang diselebungi semacam pelindung yang terdiri dari protein, lipid, glikoprotein
atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyambung, baik protein yang digunakan untuk
membuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Kata virus
biasanya tertuju pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota atau organisme multisel
dan banyak jenis organisme sel tunggal, dan istilah bakteriofag atau fage digunakan bagi jenis
virus yang menyerang jenis-jenis sel prokariota atau bakteri dan organisme lain yang tidak berinti
sel.
Ciri-ciri utama virus
Virus tidak seluler (tidak berbentuk sel)
Tidak termasuk dalam ke-5 kingdom
Hanya mengandung DNA atau RNA saja, tidak mengandung keduanya
Tidak punya enzim, ribosom, jadi tidak bisa melakukan metabolisme protein
Tidak bisa bereproduksi tanpa jasad inang
Parasitik!!!
Ukuran lebih kecil daripada bakteria
Bentuk virus
Polihedral, helix (batang), atau helix yang panjang
Berupa RNA atau DNA yang dibungkus kapsid. Kapsid bisa dilapisi di bagain luar oleh
amplop. Amplop kadang berantena atau berduri. Ada virus tak beramplop.
Virus bisa menyerang tanaman, hewan, manusia, bakteria (bacteriophage).
Cara Virus MenginveksiPenempelan pada daerah tertentu pada permukaan sel calon inang
(attachment)
Pemasukan DNA/RNA ke dalam sel inang (penetration)
DNA inang ditempeli DNA virus sehingga berubah strukturnya, DNA virus diperbanyak
(replication)
DNA virus berkembang menjadi virus baru (assembly)
Sel inang pecah dan virus lepas ke luar sel inang. Sel bisa juga tidak pecah, dalam hal ini virus
baru keluar sel tanpa merusak dinding sel inangnya.
Organisme eukariota
Tidak memiki klorofil
Bersifat uniseluler dan multiseluler
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut dengan hifa
Hifa dapat membentuk anyaman yang bercabang-cabang yang disebut dengan miselium
Bereproduksi secara generatif dan vegetatif
Tidak memiliki flagela dalam daur hidupnya
Tidak mengandung selulosa paad dinding selnya, melainkan karbohidrat kompleks
(termasuk kitin)
Jamur tumbuh pada habitat yang lembab, mengandung banyak zat organik, sedikit asam,
dan kurang cahaya
2. Reproduksi Jamur (Fungi) - Sebagian besar jamur bereproduksi dengan spora mikroskopik,
yaitu sel reprodukitf yang tidak motil. Spora umumnya dihasilkan dari hifa aerial yang
terspesialisasi. Hifa aerial pada beberapa jamur membentuk struktur kompleks yang disebut
dengan badan buah (fruiting body). Spora yang dihasilkan dalam badan buah. Ada tiga bentuk
struktur reproduktif pada jamur, yaitu gametangium, sporangium, dan konidiofor. Gametangium
adalah struktur tempa pembentukan gamet. Sporangium adalah struktur tempa dibentuknya spora.
Sedangkan konidiofor adalah hida yang terspesialisasi dengan menghasilkan spora aseksual yang
disebut dengan konidia.
3. Peranan Jamur (Fungi) - Peranan jamur ada yang menguntungkan dan merugikan bagi
kehidupan manusia. Macam-macam peranan jamur adalah sebagai berikut..
a. Peranan Jamur yang Menguntungkan
5. ALGA
Alga adalah organisme fotosintetik sederhana, yang termasuk kedalam kingdom Protista.
Berdasarkan terjadinya pigmen dan cadangan makanan, alga diklasifikasikan ke dalam 4 jenis
yang berbeda, Alga adalah organisme autotrof sederhana, yang dapat mensintesis makanannya
sendiri dengan cara fotosintesis. Taksonomi mereka sangat membingungkan. Sebelumnya, alga
yang diklasifikasikan dalam kingdom Plantae, karena mereka memiliki klorofil untuk fotosintesis.
Namun, alga sebagian besar hidup air, dan tidak memiliki akar sejati, batang, dan daun, yang biasa
terdapat dalam tanaman. Oleh karena itu, dalam klasifikasi modern, mereka dikeluarkan dari
kingdom Plantae, dan dikategorikan di bawah Protista. Ukuran mereka dapat berkisar beberapa
mikrometer hingga beberapa meter.
Sebagai contoh, alga air tawar Micromonas sekitar 1 mikrometer, sedangkan rumput laut
raksasa dapat tumbuh sekitar 60 meter. Cabang ilmu yang berhubungan dengan studi alga disebut
phycology, dan ilmu yang mengkhususkan diri dalam penelitian ini dikenal sebagai phycologists.
Perbedaan pigmen memainkan peran utama dalam menentukan distribusi habitat spesies alga
tertentu. Mengenai distribusi mereka, mereka dapat beradaptasi dalam kondisi lingkungan yang
beragam. Mayoritas alga yang ditemukan di habitat air, baik di air tawar atau air laut. Beberapa
spesies yang ditemukan juga di lingkungan yang ekstrim seperti pada salju dan es, sedangkan
beberapa spesies ditemukan pada sumber air panas.
Alga biru-hijau (Blue Green Algae), juga disebut sebagai cyanobacteria, adalah bentuk paling
sederhana dari alga. Contoh Alga hijau biru adalah Nostoc dan Calothrix. Seperti namanya, mereka
berwarna biru-hijau, mulai dari organisasi bersel tunggal dengan membentuk kolonial.
Alga biru-hijau mengandung klorofil ‘a’, ‘b’, dan phycobilins. Mereka prokariotik dalam
organisasi seluler yang menyerupai bakteri. Alga biru-hijau dianggap perantara antara bakteri dan
tanaman. Oleh karena itu, nama cyanobacteria diberikan untuk spesies tersebut. Karena mereka
tidak memiliki organel khusus, mereka berfotosintesis langsung melalui sitoplasma.
Beberapa spesies ganggang biru-hijau dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan alternatif,
misalnya Spirulina sp. Beberapa spesies ganggang biru-hijau yang bersimbiosis dapat menambat
(fiksasi) nitrogen bebas , sehingga menambah kesuburan tanah, misalnya : Anabaena azollae.
Alga hijau termasuk ke dalam filum Chlorophyta, dan mereka mengandung klorofil ‘a’, ‘b’,
karotenoid, dan xanthophylls. Cadangan makanan utama mereka adalah pati. Beberapa contoh dari
jenis alga ini adalah Ulva, Codium, dan Caulerpa.
Sampai sekarang, sekitar 7000 spesies alga hijau telah diidentifikasi. Mereka dapat berupa
uniseluler atau multiseluler. Kebanyakan dari mereka adalah alga air tawar, sementara hanya
beberapa spesies yang ditemukan di air laut.
Kandungan klorofil yang tinggi dalam alga hijau berfungsi sebagai alat detoksifikasi yang dapat
membuang logam berat (seperti: merkuri, kadmium, timah, dsb) dan pestisida dari dalam tubuh.
Aksi pembersihan alga hijau pada sistem pencernaan dan sistem pembuangan membantu darah
tetap bersih. Darah yang bersih dapat memastikan bahwa sampah hasil metabolisme akan terbuang
dari jaringan secara efisien.
Alga merah termasuk Rhodophyta, dan mereka mengandung klorofil ‘a’, ‘d’, karotenoid,
xanthophylls, dan phycobilins. Cadangan makanan mereka adalah pati floridean. Contoh alga
merah adalah Chondrus dan spesies Gelidiella. Mayoritas dari varietas spesiesini hidup di air laut.
Lebih dari 6500 spesies alga merah telah diidentifikasi, dan sekitar 200 spesies hidup di air tawar.
Pigmen merah yang disebut phycobilin membantu dalam pengambilan cahaya di kedalaman laut.
Oleh karena itu, beberapa anggota jenis ini ditemukan pada kedalaman seperti di dasar laut, di
mana tidak ada organisme fotosintetik lain dapat beradaptasi.
Manfaat alga merah antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma
spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan
bakteri.
Alga coklat termasuk kelas Paeophyceae, dan mereka mengandung klorofil ‘a’, ‘c’, dan pigmen
fucoxanthin. Karena klorofil berwarna hijau dan pigmen coklat yang disebut fucoxanthin, anggota
yang termasuk dalam kelas ini memperlihatkan warna coklat- kehijauan yang khas.
Cadangan makanan mereka adalah polimer karbohidrat kompleks yang disebut laminarin.
Laminaria dan Macrocystis adalah contoh alga coklat. Mirip dengan alga merah, sebagian besar
kelompok-kelompok alga ini hidup di air laut. Alga coklat adalah yang paling kompleks, dimana
beberapa spesies yang berada pada kedalaman tertentu di laut.
Para kelps raksasa ditemukan di dasar laut adalah alga coklat spesies dari urutan Laminarales.
Kelps adalah satu-satunya jenis alga coklat yang menunjukkan diferensiasi jaringan.
Alga coklat banyak digunakan dalam industri makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari
ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi,
lotion dan krim, selain itu alga coklat dapat dimanfaatkan karena kandungan nitrogen dan
kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan fosfornya rendah.
Spesies alga sangat sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan. Oleh karena itu, mereka
digunakan sebagai indikator biologis untuk menentukan modifikasi lingkungan. Sebagai contoh,
alga air tawar sederhana seperti Euglena dan Chlorella digunakan untuk menunjukkan tingkat
pencemaran air.
6. ARCHEA
1. Membran Sel
Membran Arkea dibuat oleh molekul-molekul yang sangat berbeda dengan organisme hidup
yang lain, ini menunjukan Archaea memiliki hubungan kekerabatan yang jauh dengan Bacteria
dan Eukarya. Pada semua organisme, membran sel dibuat dari molekul yang disebut
sebagai fosfolipid. Molekul-molekul ini memiliki bagian polar yang larut dalam air, yaitu bagian
kepala (fosfat), dan bagian yang tidak larut air, yaitu bagian ekor (lipid). Kedua bagian ini
dihubungkan oleh gugus gliserol. Struktur utama dalam membran sel adalah dua lapis fosfolipid
ini, yang disebut lipid bilayer. Fosfolipid pada Archea berbeda pada: [1]
Bakteri dan Eukariota mempunyai membran yang tersusun sebagian besar oleh lipid gliserol-
ester, sedangkan Arkea mempunyai membran yang disusun oleh lipid gliserol-eter.
Perbedaan ini adalah jenis ikatan yang menghubungkan bagian lipid dengan gugus
gliserol. Ikatan eter secara kimia lebih kuat dan stabil dari ikatan ester. Stabilitas ini
mungkin alasan mengapa Archaebacteria dapat bertahan pada lingkungan ekstrem, seperti
suhu ekstrem atau lingkungan asam maupun basa. Perhatikan warna kuning pada gambar.
Gugus gliserol pada Arkea juga terbalik dibandingkan dengan organisme lain. Perhatikan
pada warna merah, walaupun perbedaan hanya terlihat seperti pencerminan satu dengan yang
lainnya, dalam kimia disebut kiralitas (Chirality), hal ini membuat fosfolipid yang
digunakan pada bentuk tangan-kanan tidak dapat digunakan atau dibuat oleh enzim yang
beradaptasi dengan tangan-kiri. Hal ini menunjukkan bahwa Archaea menggunakan enzim
yang sama sekali berbeda dari Bacteria dan Eukariota untuk mensintesis fosfolipid. Ini
mengindikasikan percabangan pada awal kehidupan, sehingga menjadikan
Arkea dan Bakteri adalah dua domain yang berbeda. Semua organisme hidup (kecuali Arkea)
hanya mengandung asam amino “tangan-kiri” dan gula “tangan-kanan.” [2]
Struktur membran. Atas, fosfolipid Archaebacteria: 1, rantai isoprene; 2, ikatan eter; 3, gugus
L-gliserol; 4, grup fosfat. Tengah, fosfolipid Bakteri atau Eukariota: 5, rantai asam lemak; 6,
ikatan ester; 7, gugus D-gliserol; 8, grup fosfat. Bawah: 9, lipid bilayer dari Bakteri dan
Eukariota; 10, lipid monolayer pada sejumlah Arkea tertentu | Photo by Franciscosp2 is not
licensed (Public Domain)
2. Dinding Sel
Sebagian besar Arkea memiliki dinding sel yang berfungsi untuk perlindungan kimia dan fisika,
dan dapat mencegah molekul makro untuk menyentuh membran sel. Tetapi tidak
seperti Bacteria, Archaebacteria tidak memiliki peptidoglikan (en: peptidoglycan) pada dinding
selnya. Ordo Methanobacteriales memiliki pseudopeptidoglikan yang memiliki kesamaan
morfologi, fungsi, dan struktur fisik dengan peptidoglikan Bakteri, hanya saja berbeda dalam
struktur kimianya.
3. Metabolisme
Arkea memiliki banyak variasi reaksi kimia dalam metabolisme dan menggunakan berbagai
sumber untuk mendapatkan energi. Reaksi ini kemudian dikelompokkan bergantung dari sumber
energi dan sumber karbon. Beberapa Arkea mendapatkan energi dari senyawa anorganik seperti
sulfur atau amonia, kelompok ini disebut sebagai litotrof. Kelompok lain menggunakan cahaya
matahari sebagai sumber energi, kelompok ini disebut sebagai fototrof. Tetapi, fotosintesis yang
menghasilkan oksigen tidak terjadi dalam organisme-organisme ini. Kemudian kelompok
terakhir menggunakan senyawa organik (senyawa yang mengandung ikatan karbon dan ikatan
hidrogen), kelompok ini disebut dengan organotrof.
Senyawa
Lithotrof Senyawa organik atau fiksasi karbon Ferroglobus, Methanobacteri
anorganik
Organotrof Senyawa organik Senyawa organik atau fiksasi karbon Pyrococcus, Sulfolobus
*Fiksasi karbon atau asimilasi karbon adalah proses konversi dari karbon anorganik
(karbondioksida) menjadi senyawa organik yang dilakukan oleh makhluk hidup.
Klasifikasi Archaea
Klasifikasi Arkea atau Prokariota secara umum masih menjadi perdebatan. Sistem klasifikasi
saat ini bertujuan untuk mengatur Archaebacteria menjadi kelompok-kelompok yang memiliki
fitur struktural dan leluhur yang sama. Sistem ini sangat bergantung pada urutan rRNA
(filogenetik molekuler). Dua filum yang sudah banyak dikenal adalah Euryarchaeota dan
Crenarchaeota. Mempelajari klasifikasi dengan filogenetik molekuler ini mungkin terlalu rumit
dan kurang intuitif untuk pemula, sehingga ada baiknya kita mencoba menggolongkan Arkea
berdasarkan fisiologisnya. Kelompok Arkea yang hidup di lingkungan ekstrem disebut dengan
Arkea ekstremofil, terdapat empat kelompok utama Arkea ekstremofil ini, yaitu halofil,
termofil, alkalifil, dan asidofil. Keempat ini tidak saling menggugurkan (mutually exclusive)
karena bisa saja satu organisme memiliki “kemampuan” yang berbeda.
1. Halofil (Halophiles)
Organisme halofil adalah kelompok organisme yang hidup dan berkembang pada lingkungan
dengan kadar garam tinggi. kelas Halobacteria termasuk dalam filum Euryarchaeota, yang
ditemukan pada air jenuh atau mendekati jenuh dengan garam. Agar tidak rancu dengan Bakteri,
Halobacteria ini disebut juga dengan Haloarchaea. Tingkat kepadatan tinggi Haloarchaea di air
sering menyebabkan air berwarna merah mudah atau merah, karena selnya mengandung
pigmen bacteriorhodopsin yang digunakan untuk menyerap cahaya. [3]
2. Termofil (Thermophiles)
Organisme termofil adalah organisme yang hidup dan berkembang pada suhu yang relatif tinggi,
antara 41°C dan 122°C. Termofil ditemukan di berbagai wilayah geotermal, seperti sumber air
panas pada Taman Nasional Yellowstone dan lubang geotermal laut dalam. [4] Lebih jauh
lagi hipertermofil adalah organisme yang dapat hidup dan berkembang pada lingkungan yang
sangat panas, di atas 60°C. Hipertermofil adalah bagian dari termofil yang juga selain dapat
bertahan pada suhu sangat panas tetapi juga bisa bertahan dengan lingkungan ekstrim lain,
seperti tingkat keasaman dan tingkat radiasi yang tinggi. [5] Arkea termofil dan hipertermofil,
khususnya kelas Thermoprotei, filum Crenarchaeota, diketahui menempati lingkungan sumber
air panas, lubang laut, dan geyser yang diketahui tidak dapat dihuni bentuk kehidupan yang
lain. [6]
3. Alkalifil (Alkaliphiles)
Organisme alkalifil adalah organisme yang mampu bertahan hidup pada lingkungan basa (pH
sekitar 8,5-11), tumbuh optimal pada pH 10. Organisme ini kemudian dapat dikategorikan lebih
lanjut sebagai alkalifil obligat (yang membutuhkan pH tinggi untuk bertahan hidup), alkalifil
fakultatif (dapat bertahan pada pH tinggi, tetapi juga dapat tumbuh pada kondisi normal),
dan haloalkalifil (yang juga membutuhkan kadar garam tinggi untuk bertahan
hidup). [7] Genus Natronomonas yang merupakan kelas Halobacteria, filum Euryarchaeota,
adalah salah satu contoh organisme haloalkalifil yang tidak hanya membutuhkan konsentrasi
NaCl yang tinggi, tetapi juga pH tinggi, dan konsentrasi Mg2+ yang rendah untuk tumbuh.
4. Asidofil (Acidophiles)
Organisme asidofil adalah organisme yang hidup dan berkembang pada kondisi dengan tingkat
keasaman tinggi (biasanya pada pH 2,0 atau dibawahnya). Genus Picrophilus yang merupakan
kelas Thermoplasmata, filum Euryarchaeota, diketahui sebagai organisme yang paling asidofil,
yang dapat tumbuh pada pH -0,06. [8] Kombinasi antara termofil dan asidofil (termoasidofil)
merupakan organisme yang selain dapat bertahan pada suhu tinggi, juga dapat bertahan pada
tingkat keasaman tinggi. Ordo Sulfolobales misalnya, yang merupakan kelas Thermoprotei,
filum Crenarchaeota, merupakan organisme yang dapat hidup pada pH 2-3 dan suhu 75°C-
80°C. [9]