Anda di halaman 1dari 18

Kurikulum 2006/2013

Kel a s IX

ipa biologi
BIOTEKNOLOGI

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami tentang pemanfaatan mikroorganisme.
2. Memahami tentang kultur jaringan dan bercocok tanam tanpa media tanah.
3. Memahami tentang peningkatan produksi pangan.
4. Memahami tentang rekayasa genetika.
5. Memahami tentang bioteknologi peternakan dan dampak perkembangan bioteknologi.

A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, jamur, dan virus) maupun produk dari makhluk hidup (enzim dan alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan ini
dapat bermanfaat bagi kepentingan manusia. Bioteknologi banyak melibatkan berbagai
bidang ilmu pengetahuan, di antaranya adalah mikologi, mikrobiologi, genetika, fisiologi,
biokimia, kimia, dan biologi molekuler.
Dalam penerapannya, terdapat dua jenis bioteknologi, yaitu bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern.
1. Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroba dan
organisme lain secara langsung (tanpa rekayasa) untuk menghasilkan barang dan
jasa. Contoh bioteknologi konvensional adalah produk fermentasi makanan dan
minuman (kecap, tempe, tape, tuak), antibiotik, dan vaksin.
2. Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang memanfaatkan teknik rekayasa
genetika untuk menghasilkan barang dan jasa. Contoh bioteknologi modern adalah
tanaman transgenik, antibodi monoklonal, dan hormon insulin.
B. Pemanfaatan Mikroorganisme
Pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi telah dikenal manusia sejak lama. Salah
satunya adalah untuk menghasilkan berbagai produk makanan dan minuman. Dewasa
ini, pemanfaatan mikroorganisme tidak hanya terbatas pada pembuatan makanan dan
minuman. Akan tetapi, telah berkembang ke bidang-bidang lainnya, seperti pertanian,
kedokteran, energi, pertambangan, industri, dan perbaikan lingkungan yang rusak akibat
pencemaran.

1. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan dan Minuman


Berbagai macam mikroorganisme telah dimanfaatkan untuk membuat makanan dan
minuman melalui proses fermentasi. Tabel berikut ini menunjukkan beberapa proses
fermentasi dalam pembuatan beragam makanan dan minuman.

Mikroorganisme
No. Bahan Makanan Produk
Jenis Nama
Rhizopus oryzae
Tempe
Rhizopus oligosporus
1. Kacang kedelai Jamur Aspergillus wentii Kecap
Tauco dan minuman
Aspergillus oryzae
beralkohol
Bungkil (ampas) tahu
2. Jamur Neurospora sitophila Oncom
dan kacang
Saccharomyces
Tepung gandum, Roti, tape, tuak, wine,
3. Jamur cerevisiae (yeast atau
singkong, dan beras dan sake
khamir)
4. Air kelapa Bakteri Acetobacter xylinum Nata de coco
Penicillium
camemberti Keju lunak dan
Jamur
setengah lunak
Penicillium roqueforti
Streptococcus
5. Susu thermophilus
Bakteri Keju mozzarella
Lactobacillus
bulgaricus
Propionibacterium
Bakteri Keju cheddar
shermanii

2
Mikroorganisme
No. Bahan Makanan Produk
Jenis Nama
Lactobacillus
bulgaricus
Bakteri Yoghurt
Streptococcus
5. Susu thermophillus
Bakteri Streptococcus lactis Kefir
Streptococcus
Bakteri Mentega
diacetilactis

Selain itu, ada juga beberapa mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai Protein
Sel Tunggal (PST). Protein Sel Tunggal (PST) dapat digunakan sebagai sumber bahan
pangan alternatif yang potensial untuk manusia dan ternak. Alasan dimanfaatkannya PST
adalah sebagai berikut.
a. Memiliki pertumbuhan yang sangat cepat.
b. Siklus hidupnya pendek.
c. Tidak membutuhkan lahan yang luas untuk membudidayakannya.
d. Memiliki kandungan protein yang tinggi (40 – 80% dari berat sel).
e. Menghasilkan protein bermutu tinggi.
f. Dapat tumbuh pada berbagai media.

Mikroorganisme yang digunakan sebagai PST antara lain adalah Algae Spirulina dan
Chlorella atau jamur Fusarium venenatum, Candida utilis, dan Saccharomyces cerevisiae.

2. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bidang Kedokteran


Dalam bidang kedokteran, mikroorganisme dimanfaatkan dalam pembuatan antibiotik,
vaksin, interferon, vitamin, dan hormon.
a. Antibiotik adalah zat yang mampu menghambat bahkan mematikan mikroorganisme
patogen. Contohnya adalah sebagai berikut.
1.) Penisilin yang dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum dan Penicillium
chrysogenum.
2.) Sefalosporin yang dihasilkan oleh jamur Cephalosporium sp.
3.) Streptomisin yang dihasilkan oleh bakteri Streptomyces griseus.

3
4.) Tetrasiklin yang dihasilkan oleh bakteri Streptomyces aureofaciens dan
Streptomyces rimosus.
5.) Eritromisin yang dihasilkan oleh bakteri Streptomyces erythreus.
b. Vaksin adalah mikroorganisme atau bagian dari mikroorganisme yang telah
dilemahkan, kemudian dimasukkan ke dalam tubuh orang yang sehat untuk
memicu terbentuknya sistem kekebalan. Selain itu, vaksin juga dapat dibuat dari
substansi toksoid bakteri yang sudah tidak berbahaya bagi tubuh. Contohnya adalah
vaksin polio, campak, hepatitis, BCG (untuk mencegah TBC), serta vaksin DPT (untuk
mencegah difteri, pertusis, dan tetanus).
c. Interferon adalah zat yang dihasilkan oleh sel-sel hewan Vertebrata, karena terinfeksi
oleh virus, bakteri, protozoa, atau senyawa lainnya.
d. Vitamin adalah kelompok senyawa organik yang dapat dihasilkan oleh beberapa
mikroorganisme. Contohnya vitamin B12 yang dihasilkan oleh bakteri Pseudomonas
denitrificans dan Propionibacterium shermanii.
e. Hormon adalah zat kimia yang dapat dihasilkan melalui teknik rekayasa genetika.
Contohnya adalah hormon insulin yang dihasilkan melalui teknologi DNA rekombinan
dengan menggunakan plasmid bakteri Escherichia coli.

3. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bidang Pertanian


Selain digunakan dalam bidang kedokteran, mikroorganisme juga dapat digunakan
sebagai pembasmi hama (bioinsektisida) yang mengganggu tanaman pertanian.
Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Baculovirus
Baculovirus dapat menyebabkan kematian pada serangga yang memakannya.
Virus ini dapat berpindah dari serangga yang satu ke serangga yang lain melalui
perkawinan. Oleh karena itu, Baculovirus dapat menimbulkan kematian massal pada
serangga.
b. Bacillus thuringiensis (bakteri Bt)
Bacillus thuringiensis dapat menghasilkan senyawa delta-endotoksin yang disebut
toksin Bt. Toksin ini dapat merusak saluran pencernaan larva dari golongan
Lepidoptera dan Coleoptera. Beberapa varietas Bacillus thuringiensis yang telah
dikomersialkan adalah sebagai berikut.
1.) Bacillus thuringiensis varietas alzawai. Bakteri ini efektif membunuh larva
ngengat, terutama ngengat diamondback moth (Plutella xylostella) pada
tanaman kubis.
2.) Bacillus thuringiensis varietas tenebrionis. Bakteri ini efektif membunuh kumbang
kentang Colorado (Leptinotarsa decemlineata) dan larva kumbang daun.

4
3.) Bacillus thuringiensis varietas kurstaki. Bakteri ini mampu membunuh berbagai
ulat tanaman pertanian.
4.) Bacillus thuringiensis varietas israelensis. Bakteri ini mampu membunuh larva
nyamuk dan lalat hitam (blackflies).

4. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bidang Energi


Mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi yang dikenal dengan
nama bioenergi. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Bakteri metanogen seperti Methanobacterium sp. dan Methanohalobium sp. yang
dapat menghasilkan gas metana.
b. Bakteri Clostridium butyricum dan Chlorella pyrenoidosa yang dapat digunakan dalam
pembuatan gas hidrogen.
c. Zymomonas mobilis, Clostridium thermocellum, Thermoanaerobacter ethanolicus,
dan khamir mutan petite dari Saccharomyces cerevisiae yang dapat digunakan
untuk membuat bahan bakar alkohol. Bakan bakar alkohol ini diperoleh dari proses
fermentasi substrat gula tebu, pati, selulosa, atau jagung.

5. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bidang Pertambangan


Bakteri Thiobacillus ferrooxidans dapat digunakan dalam bidang pertambangan, yaitu untuk
memisahkan logam dari bijihnya. Bakteri ini banyak ditemukan di daerah pertambangan.

6. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Pembuatan Bioplastik


Bioplastik adalah plastik yang dibuat dari bahan-bahan organik seperti pati, selulosa,
minyak nabati, amilum jagung, klobot jagung, amilum ercis, dan biopolimer lainnya yang
berasal dari mikroorganisme. Bioplastik dikembangkan untuk menggantikan plastik
berbahan kimia polietilena yang sulit terurai di alam. Bioplastik dapat digunakan sebagai
kemasan makanan dan alat makan, wadah buah dan sayuran, atau botol minuman ringan.
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan bioplastik adalah bakteri Alcaligenes
eutrophus dan jamur Aureobasidium pullulans.

7. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bidang Perbaikan Lingkungan (Bioremediasi)


Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi bahan-bahan pencemar
menjadi bahan-bahan yang kurang beracun atau tidak beracun. Contoh bioremediasi
antara lain adalah sebagai berikut.
a. Membersihkan tumpahan minyak di laut dengan menggunakan mikroorganisme
pemakan hidrokarbon seperti bakteri Pseudomonas putida dan jamur Cladosporium resinae.

5
b. Mengolah limbah organik dari industri alkohol dengan menggunakan bakteri
Clostridium butyricum. Dari proses pengolahan ini, dapat diperoleh gas hidrogen
yang bisa digunakan sebagai bahan bakar.

C. Kultur Jaringan dan Bercocok Tanam tanpa Media Tanah


1. Kultur Jaringan
Kultur jaringan atau mikropropagasi yang dilakukan pada tumbuhan adalah salah satu
cara perbanyakan tanaman secara vegetatif berdasarkan sifat totipotensi. Totipotensi
adalah kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru yang
sempurna. Kultur jaringan dilakukan dengan cara mengisolasi sel atau jaringan yang
ditanam pada media tumbuh yang kaya nutrisi. Kultur jaringan dilakukan dalam kondisi
steril, sehingga bagian yang ditanam dapat tumbuh menjadi tanaman yang lengkap.
Urutan pertumbuhan sel atau jaringan pada kultur jaringan adalah sebagai berikut.

Bagian tumbuhan yang akan dikultur.


Eksplan Dapat diambil dari jaringan meristem di
batang, akar, daun, atau mata tunas.

Kumpulan sel-sel yang belum terdiferensiasi,


Kalus hasil pertumbuhan dari eksplan. Nantinya
kalus akan berdiferensiasi membentuk
akar, batang, dan daun.

Tanaman lengkap berukuran kecil, hasil


Planlet
pertumbuhan dari kalus.

SUPER "Solusi Quipper"


Untuk mempermudah dalam mengingat urutan pertumbuhan sel atau jaringan pada
kultur jaringan, gunakan cara berikut.

Eka Pulang

Eksplan – Kalus - Planlet

Jika sudah mencapai umur tertentu, planlet bisa dipindahkan ke media tanam biasa,
baik berupa tanah atau media hidroponik. Tanaman yang biasa dikembangkan melalui

6
kultur jaringan antara lain adalah anggrek, tanaman obat-obatan, kentang, wortel, mawar,
mangga, atau pisang Abaca. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari metode
kultur jaringan adalah sebagai berikut.
a. Eksplan yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat diambil dari hampir seluruh
bagian tubuh tumbuhan.
b. Sifat genetik dari tanaman yang dihasilkan tetap sama dengan induknya, sehingga
dapat digunakan untuk pelestarian plasma nutfah.
c. Bibit yang dihasilkan seragam.
d. Tidak bergantung pada musim.
e. Dapat menghasilkan metabolit sekunder.
f. Dapat diperoleh bibit tanaman yang bebas dari penyakit dalam jumlah besar dan
dalam waktu yang singkat.

2. Teknologi Hidroponik
Teknologi hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa tanah. Media tanamnya
dapat berupa kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata,
potongan kayu, serta busa. Kebutuhan nutrisi bagi tanaman hidroponik diperoleh dari
kandungan zat dalam air yang dialirkan pada media tumbuh.
Keberhasilan teknologi hidroponik ini bergantung pada kebersihan wadah, media,
dan tanaman yang digunakan. Oleh sebab itu, wadah dan media tanam harus dibersihkan
terlebih dulu dengan pemanasan atau pencucian agar terbebas dari hama dan penyakit.
Jika semuanya sudah bersih, tanaman dapat ditanam pada media tersebut, kemudian
diberi larutan nutrisi. Larutan nutrisi mengandung unsur makro dan unsur mikro yang
diperlukan oleh tanaman. Larutan nutrisi ini dapat dibuat dari berbagai pupuk dengan
formula tertentu, sehingga sering disebut larutan pupuk. Contoh tanaman yang dapat
ditanam secara hidroponik adalah kangkung, tomat, cabai, dan sawi.
Teknologi hidroponik memberikan beberapa keuntungan, yaitu sebagai berikut.
a. Diperoleh tanaman yang berkualitas tinggi.
b. Bebas dari hama dan penyakit.
c. Penanaman tidak mengikuti musim.
d. Tidak membutuhkan tanah yang luas.
e. Menghemat penggunaan pupuk dan air.

3. Teknologi Aeroponik
Teknologi aeroponik merupakan teknologi bercocok tanam di udara. Pada teknologi
ini, tanaman tidak ditanam pada media tumbuh, melainkan dibiarkan terbuka dan

7
menggantung di suatu tempat yang dijaga kelembapannya. Kebutuhan nutrisi tanaman
aeroponik diperoleh dari larutan nutrisi yang disemprotkan pada akar dan tubuh tanaman.
Oleh karena dibiarkan terbuka, akar tanaman dapat mengambil oksigen dari udara dengan
lebih lancar. Contoh tanaman yang dapat ditanam secara aeroponik adalah kentang.
Teknologi aeroponik memberikan beberapa keuntungan, yaitu sebagai berikut.
a. Dapat menghemat air dan pupuk.
b. Dapat dilakukan di mana saja, bahkan di dalam ruangan karena tidak memerlukan
media tanah.
c. Menghemat lahan.
d. Bebas dari hama dan penyakit.

Bercocok tanam secara aeroponik maupun hidroponik sebaiknya dilakukan di dalam


rumah kaca (greenhouse). Dengan begitu, tanaman yang ditanam benar-benar terlindung
dari cuaca, serta serangan hama dan penyakit.

D. Peningkatan Produksi Pangan


Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan hal yang sangat penting. Untuk mencapai
tujuan tersebut, dapat dilakukan peningkatan produksi pangan melalui beberapa cara. Di
antaranya adalah dengan pembastaran (persilangan), teknologi nuklir, pengelolaan lahan
pertanian, diversifikasi tanaman, mekanisme pertanian, dan rehabilitasi lahan pertanian.

1. Pembastaran
Pembastaran atau persilangan adalah perkawinan antara dua individu tanaman yang
berbeda varietas, tetapi masih dalam satu spesies. Pembastaran merupakan cara paling
sederhana, murah, dan mudah untuk mendapatkan tanaman pangan varietas unggul.
Di Indonesia, para ahli pemuliaan tanaman telah berhasil menciptakan tanaman pangan
varietas unggul dengan menggunakan teknik pembastaran. Contohnya adalah padi
varietas IR 8, IR 20, PB 8, Hipa 10, dan Inpari 33.

2. Teknologi Nuklir
Teknologi nuklir telah dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi pangan. Kegunaan
teknologi nuklir antara lain adalah sebagai berikut.
a. Mutasi tanaman dengan tujuan mendapatkan varietas unggul
Bibit tanaman yang diradiasi akan mengalami mutasi, karena terjadi perubahan pada
susunan materi genetiknya. Dengan cara tersebut, diharapkan terbentuk tanaman

8
baru dengan sifat-sifat yang lebih unggul daripada tanaman induknya. Contoh
tanaman hasil mutasi adalah padi Atomita I – IV.
b. Pengawetan makanan
Sinar radioaktif dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan. Tujuannya
antara lain adalah sebagai berikut.
1.) Menghambat pertunasan pada tanaman yang dapat berkembang biak dengan
tunas, misalnya kentang. Dengan cara ini, tanaman tersebut tidak akan cepat
bertunas jika dikirim ke tempat yang jauh.
2.) Memperpanjang masa simpan makanan.
3.) Mengurangi bakteri pembusuk pada daging.
4.) Membebaskan rempah-rempah dari kuman.
5.) Mengendalikan kuman penyebab penyakit pada makanan.
c. Pemberantasan hama tanaman
Sinar radioaktif dapat digunakan untuk memandulkan serangga jantan. Caranya
adalah dengan meradiasi pupa agar terbentuk serangga jantan yang mandul. Ketika
serangga-serangga tersebut dilepaskan ke alam untuk kawin, maka tidak akan
dihasilkan keturunan. Cara ini dapat menurunkan populasi hama tanpa mengganggu
keseimbangan ekosistem. Hal ini dikarenakan penurunan populasi hama terjadi
secara bertahap dan lambat.
d. Mengetahui masa pemupukan yang paling baik
Setiap tanaman memiliki masa pertumbuhan yang berbeda-beda. Agar mendapatkan
hasil yang maksimal, diperlukan ketepatan masa pemupukan sesuai masa
pertumbuhan tanaman. Unsur radioaktif dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
masa pemupukan yang paling tepat.

3. Pengelolaan Lahan Pertanian


Lahan pertanian dapat dikelola dengan dua cara, yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi.
a. Ektensifikasi pertanian adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara
memperluas lahan pertanian. Cara ini dapat dilakukan jika ketersediaan lahan masih
ada.
b. Intensifikasi pertanian adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara
meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman di lahan yang terbatas. Intenfisikasi
pertanian dapat dilakukan dengan menerapkan panca usaha tani yang terdiri atas
pengolahan lahan, penggunaan bibit unggul, pemupukan, pengairan yang baik,
serta pemberantasan hama, gulma, dan penyakit tanaman.

9
1.) Pengolahan tanah
Pengolahan tanah diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Tanaman membutuhkan tanah yang gembur dan cukup berongga, agar
ada sirkulasi udara yang baik untuk akar. Selain gembur, tanah juga harus
mengandung cukup hara yang dibutuhkan tanaman, memiliki pH tanah yang
baik, mengandung bahan organik, dan mampu untuk menahan air. Pengolahan
tanah dapat dilakukan dengan cara dicangkul atau dibajak, dibuatkan terasering
pada lahan miring, dilakukan pengaturan jarak tanam, dan pengaturan pola
tanam.
2.) Penggunaan bibit unggul
Penggunaan bibit unggul dapat meningkatkan hasil pertanian, sebab memiliki
sifat-sifat unggul dibandingkan tanaman biasa. Contoh dari sifat-sifat unggul
tersebut adalah masa panen yang cepat, tahan hama, cepat berbuah, tahan
kekeringan, dan produktif.
3.) Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk mengembalikan unsur hara yang hilang. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemupukan adalah dosis pupuk, jenis pupuk,
dan masa pertumbuhan tanaman. Pemupukan yang tepat akan meningkatkan
hasil pertanian.
4.) Pengairan yang baik
Kecukupan air penting untuk meningkatkan hasil pertanian. Jika daerah yang
dikembangkan sebagai lahan pertanian merupakan lahan tadah hujan, perlu
dibangun sarana irigasi yang memadai, seperti waduk atau bendungan untuk
menampung air. Dengan demikian, pada musim kemarau, lahan tersebut dapat
terus mendapat pasokan air, sehingga hasil panen meningkat.
5.) Pemberantasan hama, gulma, dan penyakit tanaman
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk memberantas hama, gulma, dan penyakit
tanaman adalah sebagai berikut.
• Cara biologis, yaitu dengan menggunakan predator alami atau pemangsa
hama.
• Cara kimiawi, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan kimia (pestisida).
• Cara ekologis, yaitu dengan melakukan rotasi tanaman.
• Cara fisika, yaitu dengan menggunakan sinar radioaktif untuk
memandulkan serangga jantan.

10
4. Diversifikasi Tanaman Pertanian
Diversifikasi tanaman pertanian adalah usaha untuk meningkatkan hasil pertanian
dengan memperbanyak jenis tanaman di suatu lahan. Contohnya adalah sistem tumpang
sari, yaitu menanam beberapa tanaman sekaligus di lahan yang sama. Misalnya, menanam
jagung, kacang kedelai, dan singkong secara bersama-sama. Keuntungan dari diversifikasi
pertanian ini adalah sebagai berikut.
a. Petani dapat memperoleh lebih dari satu jenis hasil panen. Hal ini dapat menambah
pendapatan petani.
b. Menjaga keseimbangan hara tanah, karena setiap tanaman membutuhkan hara
yang berbeda.
c. Menahan serangan hama, karena hama hanya akan menyerang tanaman tertentu,
sedangkan tanaman yang lain tetap selamat.

5. Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi pertanian adalah suatu cara meningkatkan hasil pertanian dengan
menggunakan alat bantu berupa mesin pertanian. Sebagai contoh, penggunaan
traktor untuk mengolah tanah. Tujuan dari mekanisasi pertanian adalah meningkatkan
produktivitas tenaga kerja, meningkatkan produktivitas lahan, menurunkan ongkos
produksi, dan meningkatkan efisiensi, efektivitas, kualitas hasil, serta mengurangi beban
kerja petani.

6. Rehabilitasi Lahan Pertanian


Rehabilitasi lahan pertanian adalah kegiatan penanaman kembali pada lahan pertanian
yang rusak atau tidak terawat sebelumnya. Dengan dilakukannya rehabilitasi lahan
pertanian, akan diperoleh tambahan lahan untuk menambah hasil pertanian. Rehabilitasi
lahan pertanian dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
a. Mengubah sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi, sehingga lahan menjadi lebih
produktif, karena pengairan sawah lebih teratur.
b. Mengganti tanaman yang sudah tua dan tidak produktif dengan tanaman baru yang
lebih menguntungkan.

E. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah usaha memanipulasi sifat makhluk hidup untuk menghasilkan
makhluk hidup baru dengan sifat sesuai keinginan. Rekayasa genetika meliputi fusi sel
(teknik hibridoma) dan rekombinasi DNA.

11
1. Fusi Sel (Teknik Hibridoma)
Hibridoma adalah sel-sel yang dihasilkan dari fusi atau peleburan dua tipe sel yang
berbeda menjadi satu kesatuan tunggal. Hibridoma mengandung gen dari kedua sel
asli. Teknik hibridoma dilakukan dengan cara mengambil dua jenis sel dari jaringan yang
berbeda, baik dari organisme yang sama atau berbeda. Setelah itu, kedua jenis sel tersebut
disatukan menjadi satu sel tunggal.
Teknik hibridoma telah dikembangkan untuk memproduksi hormon maupun
antibodi. Jika sel penghasil hormon atau antibodi dilebur dengan sel kanker, dalam waktu
singkat akan dihasilkan hormon atau antibodi dalam jumlah besar. Teknik hibridoma
dapat dimanfaatkan dalam pembuatan antibodi monoklonal, pemetaan kromosom, dan
pembentukan spesies baru.
a. Pembuatan antibodi monoklonal
Antibodi yang dihasilkan oleh tubuh adalah antibodi multiklonal (poliklonal).
Antibodi ini terbentuk karena beberapa benda asing masuk ke dalam tubuh, sehingga
tubuh membentuk lebih dari satu macam antibodi. Dengan menggunakan teknik
hibridoma, dapat dibentuk antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal adalah
antibodi yang hanya mengenali dan melawan satu jenis antigen tertentu. Berikut ini
adalah tahapan dalam pembuatan antibodi monoklonal dengan teknik hibridoma.
1.) Hewan dari kelompok Mammalia (misalnya tikus) disuntik dengan antigen
(misalnya bibit penyakit dari manusia).
2.) Sel penghasil antibodi seperti sel limfosit B dari limpa, kelenjar limfa, atau darah
dari hewan tersebut diambil. Setelah itu, difusikan dengan sel kanker sehingga
dihasilkan sel hibridoma.
3.) Sel tersebut kemudian digandakan dan diseleksi untuk memperoleh satu sel
hibridoma yang sesuai keinginan.
4.) Sel hibridoma yang sudah dipilih selanjutnya dikembangkan (dikultur) untuk
menghasilkan antibodi monoklonal.

Antibodi monoklonal banyak dikembangkan untuk tes kehamilan, mengikat


dan menonaktifkan racun, mencegah penolakan jaringan terhadap jaringan yang
ditransplantasikan, meningkatkan imunitas tubuh, serta memurnikan obat-obatan.
Selain itu, antibodi monoklonal juga dapat digunakan dalam pengobatan kanker,
AIDS, hepatitis, flu burung, malaria, lepra, tripanomiasis, dan leismaniasis.

b. Pemetaan kromosom
Pemetaan kromosom merupakan usaha manusia untuk mengetahui letak dan
urutan kromosom yang mengandung gen-gen pembawa sifat tertentu. Pemetaan
kromosom dapat memberikan informasi pada diagnosis dan pengobatan suatu

12
penyakit, pencegahan penyakit keturunan, serta memberikan gambaran pada
evolusi biologi.
c. Pembentukan spesies baru
Fusi sel memberikan gambaran kemungkinan diciptakannya spesies baru yang
berasal dari gabungan dua sel organisme yang berbeda. Sebagai contoh, fusi
antarsel tumbuhan. Agar sel tumbuhan dapat berfusi, dinding sel tumbuhan yang
mengandung selulosa harus dihancurkan oleh enzim terlebih dahulu. Dengan
demikian, yang tertinggal hanyalah protoplasmanya. Oleh sebab itu, fusi sel pada
tumbuhan sering disebut fusi protoplasma.
Para ahli di Amerika telah berhasil melakukan fusi pada sel tanaman tomat
dan sel tanaman kentang. Fusi tersebut menghasilkan tanaman baru yang disebut
tanaman pomato (potato and tomato) atau tomtang (tomat dan kentang), yaitu
tanaman yang berbuah tomat dan berumbi kentang. Namun, hingga kini tanaman
tomtang belum menguntungkan secara ekonomi, sebab biaya pemeliharaannya
mahal dan produksinya rendah.

2. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA secara buatan dapat dilakukan dengan pemotongan dan
penyambungan DNA secara in vitro. Untuk mendapatkan rekombinasi DNA, hal-hal yang
perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut.
a. Metode untuk memperoleh gen
Gen dapat diperoleh dengan memotong DNA secara keseluruhan atau membuat
gen sintetis.
b. Enzim pemotong dan penyambung DNA
Ada dua macam enzim yang digunakan, yaitu endonuklease restriksi untuk
memotong DNA dan ligase untuk menyambung DNA. Hasil hibridisasi antara dua
potongan DNA disebut DNA rekombinan.
c. Sel wadah
Sel wadah adalah sel yang menerima DNA rekombinan. Sel yang sering digunakan
sebagai sel wadah adalah bakteri Escherichia coli.
d. Vektor pembawa gen sisipan
Untuk memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel wadah, dibutuhkan vektor
(pembawa) gen sisipan. Vektor yang sering digunakan adalah plasmid bakteri, yaitu
DNA nonkromosom yang berbentuk sirkuler.

13
Rekombinasi DNA dapat dilakukan dengan teknologi plasmid. Teknologi plasmid
telah berhasil diterapkan dalam proses pembuatan hormon insulin. Tahapan-tahapan
dalam pembuatan hormon insulin adalah sebagai berikut.
a. Plasmid bakteri dan DNA yang mengandung gen insulin dipotong menggunakan
enzim endonuklease restriksi.
b. Potongan DNA gen insulin disambungkan pada plasmid dengan menggunakan
enzim DNA ligase, sehingga terbentuklah plasmid rekombinan.
c. Plasmid rekombinan dimasukkan kembali ke dalam tubuh bakteri, sehingga
diperoleh bakteri yang memiliki gen kromosom asli dan gen insulin.
d. Bakteri dikembangbiakkan sehingga diperoleh populasi bakteri yang mampu
memproduksi insulin dalam jumlah besar.
e. Hormon insulin tersebut dapat digunakan oleh para penderita diabetes melitus.

F. Pemanfaatan Rekayasa Genetika


Rekayasa genetika dapat dimanfaatkan untuk terapi gen, pembuatan vaksin baru, dan
pembuatan organisme transgenik.

1. Terapi Gen
Terapi gen merupakan usaha perbaikan kelainan genetik dengan memperbaiki susunan
basa nitrogen pada rantai DNA dalam gen.

2. Pembuatan Vaksin Baru


Vaksin baru yang telah dibuat dengan teknik rekayasa genetik adalah vaksin subunit.
Vaksin ini dibuat dari bagian tertentu mikroorganisme yang imunogenik secara alami.
Contohnya adalah vaksin untuk hepatitis B, yaitu recombivax HB vaccine.

3. Pembuatan Organisme Transgenik


Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan gen-gen dari organisme
lain. Pembuatan organisme transgenik dapat diterapkan pada tumbuhan dan hewan,
dengan tujuan meningkatkan hasil pertanian dan peternakan.
a. Tumbuhan transgenik adalah tumbuhan yang telah disisipi gen asing yang berasal
dari spesies tumbuhan yang berbeda atau dari makhluk hidup lainnya. Sebagai
contoh, tumbuhan tahan hama adalah tumbuhan yang telah disisipi gen penghasil
pestisida dari bakteri Bacillus thuringiensis, atau tumbuhan yang dapat memupuk
sendiri adalah tumbuhan yang telah disisipi gen pengikat nitrogen bebas dari bakteri
Rhizobium.

14
b. Hewan transgenik adalah hewan yang telah disisipi gen asing dari makhluk hidup
lainnya. Sebagai contoh, ayam transgenik dapat menghasilkan protein manusia di
dalam putih telurnya.

G. Bioteknologi Peternakan
Bioteknologi juga dapat diterapkan di bidang peternakan. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan ternak yang bersifat unggul. Cara yang dapat dilakukan antara lain adalah
sebagai berikut.

1. Hibridisasi
Hibridisasi merupakan perkawinan antara dua hewan yang memiliki beberapa sifat beda,
tetapi masih dalam satu spesies. Melalui hibridisasi, akan diperoleh hewan yang memiliki
sifat-sifat unggul. Misalkan sapi A yang memiliki sifat berdaging gemuk dikawinkan dengan
sapi B yang memiliki sifat dapat menghasilkan banyak air susu. Dari persilangan tersebut,
dapat dihasilkan sapi baru dengan sifat berdaging gemuk dan banyak menghasilkan air
susu. Contoh ternak hasil hibridisasi adalah sapi santa gertrudis, sapi brangus, domba
marino, dan ayam leghorn.

2. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan merupakan proses pembuahan dengan bantuan manusia. Inseminasi
buatan dilakukan dengan menampung sperma dari hewan jantan unggul dalam cawan
petri. Setelah itu, sperma tersebut dimasukkan ke dalam alat inseminasi buatan. Alat yang
sudah berisi sperma kemudian dimasukkan ke rahim sapi betina dan sperma disuntikkan
secara perlahan-lahan. Proses inseminasi buatan memiliki beberapa keunggulan, yaitu
sebagai berikut.
a. Sperma hewan jantan unggul dapat disimpan, sehingga dapat digunakan kapan saja.
b. Sperma dari satu hewan jantan unggul dapat digunakan untuk membuahi banyak
hewan betina.
c. Dapat meningkatkan angka kelahiran dengan cepat.

3. Teknologi Kloning
Kloning adalah usaha perbanyakan individu secara vegetatif. Ada dua macam kloning,
yaitu kloning embrio dan kloning transfer inti.
a. Kloning Embrio
Kloning embrio merupakan usaha untuk menghasilkan individu baru yang secara
genetik sama dengan kedua induknya, tetapi tanpa perkawinan secara alamiah.

15
Tujuan dari kloning embrio adalah diperoleh hewan berkualitas baik dalam jumlah
besar dan dalam waktu yang singkat. Hewan-hewan yang dapat dikloning adalah
Mammalia seperti sapi, kelinci, dan domba. Berikut ini adalah tahapan dalam kloning
embrio.
1.) Dilakukan fertilisasi antara ovum dan sperma secara in vitro (di luar tubuh induk
betina).
2.) Zigot hasil fertilisasi ditumbuhkan menjadi embrio.
3.) Embrio-embrio yang sudah terbentuk selanjutnya ditanam ke dalam rahim sapi
betina lainnya, dengan cara disuntikkan.
4.) Embrio di dalam rahim sapi betina akan tumbuh menjadi anak sapi hingga
dilahirkan.

b. Kloning Transfer Inti


Kloning transfer inti adalah proses pemindahan inti sel donor ke sel lain agar
diperoleh individu baru dengan sifat yang sama dengan inti sel donor. Kloning ini
bertujuan menghasilkan individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama
dalam jumlah banyak.
Proses kloning dengan cara transfer inti telah diterapkan pada domba Dolly.
Domba Dolly berasal dari ovum domba betina yang telah diambil inti selnya dan
diganti dengan inti sel ambing (sel kelenjar susu) domba betina lainnya. Setelah
itu, sel telur tersebut dikembangkan dalam rahim domba betina sampai saatnya
dilahirkan. Akan tetapi, domba hasil kloning ini memiliki perkembangan yang kurang
baik, yaitu paru-paru kecil, kaki pendek, dan rentan terhadap penyakit. Selain itu,
kambing tersebut juga mandul. Berikut ini adalah tahapan dalam kloning transfer
inti untuk menghasilkan domba Dolly.
1.) Ovum dari induk I (pendonor ovum) dirusak intinya dengan menggunakan
radiasi sinar ultraviolet, sehingga tidak memiliki kromosom.
2.) Sel somatik berupa sel ambing (sel kelenjar susu) dari induk II (pendonor inti)
diambil inti selnya saja.
3.) Inti sel somatik ditransfer ke dalam ovum dengan bantuan kejutan listrik.
Hasilnya, ovum memiliki inti sel somatik yang diploid.
4.) Ovum kemudian membelah berkali-kali sehingga membentuk stadium
morula.
5.) Morula selanjutnya diimplantasikan ke dalam uterus induk III (pendonor uterus
atau induk asuh) dan ditumbuhkan hingga menjadi bayi domba yang siap
dilahirkan.

16
H. Dampak Perkembangan Bioteknologi
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi yang sangat pesat membawa dampak bagi
kehidupan manusia, baik dampak positif maupun dampak negatif.

1. Dampak Positif
Dampak positif dari perkembangan bioteknologi adalah sebagai berikut.
a. Dapat meningkatkan nilai tambah pada bahan makanan. Sebagai contoh, air susu
yang diolah menjadi yoghurt, keju, dan mentega.
b. Kekurangan persediaan bahan makanan dapat cepat teratasi. Hal ini dikarenakan
dengan bioteknologi, suatu bahan makanan dapat diproduksi secara lebih cepat
tanpa menggunakan ruangan yang luas.
c. Dapat membantu mengatasi masalah kesehatan, yaitu dengan menyediakan obat-
obatan untuk memberantas penyakit secara lebih murah.
d. Tanaman hasil rekayasa genetika yang tahan terhadap hama serangga dapat
mengurangi pencemaran lingkungan akibat pemakaian pestisida.
e. Dapat membantu mengatasi masalah pelestarian spesies langka atau yang hampir
punah dengan teknik kultur jaringan.
f. Dapat diperoleh hewan ternak unggul yang dapat meningkatkan ketersediaan
protein hewani.
g. Membantu mengatasi masalah pencemaran lingkungan dengan menggunakan
bioplastik.

2. Dampak Negatif
Dampak negatif dari perkembangan bioteknologi adalah sebagai berikut.
a. Munculnya tanaman supergulma. Hal ini terjadi jika yang dijadikan tanaman
transgenik adalah tanaman yang tahan terhadap herbisida atau hama dan sangat
adaptif terhadap lingkungan.
b. Erosi plasma nutfah. Hal ini terjadi akibat tanaman transgenik lebih dikembangkan
daripada tanaman nontransgenik.
c. Terganggunya keseimbangan ekosistem. Hal ini terjadi akibat kematian organisme
nontarget ketika memakan tanaman transgenik yang resisten terhadap pestisida.
d. Timbulnya bahan makanan yang mengandung protein baru bersifat toksik. Protein
baru yang berasal dari organisme transgenik kemungkinan dapat menimbulkan
alergi pada sebagian orang, bahkan bisa bersifat toksik.

17
e. Risiko tinggi bagi organisme hasil kloning. Hal ini dikarenakan organisme hasil kloning
dapat mengalami kelainan, seperti sistem kekebalan tubuh tidak baik, penuaan dini,
kelainan fungsi hati, jantung, dan gangguan darah.
f. Kemungkinan diciptakan mikroorganisme patogen jenis baru. Mikroorganisme hasil
rekayasa genetik yang bersifat patogen sangat berbahaya jika terlepas keluar dari
laboratorium.
g. Penyalahgunaan senjata biologis. Senjata biologis dapat berupa bakteri atau virus
patogen. Senjata ini lebih berbahaya jika digunakan dalam perang, karena dapat
berkembang biak secara liar sehingga akan memakan banyak korban akibat terinfeksi
bakteri atau virus patogen tersebut.

18

Anda mungkin juga menyukai