Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN 3

MATA KULIAH BIOSIGNAL

Perancangan Rangkaian Biosignal Electrooculography (EOG)

RIDHO D. ADRIAN
(1510951021)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmatNya sehingga Laporan perkembangan untuk matakuliah Biosignal dapat
terselesaikan. Dalam penulisan laporan ini penulis membutuhkan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Muhammad
Ilhamdi R, M.Eng. dan teman-teman sejawat yang telah membantu dalam penuisan laporan
ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini,
oleh karena itu penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun kepada pembaca
agar laporan ini lebih baik untuk kedepannya.

Penulis , 14 Februari 2018

i
Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar isi ii

1. Tinjauan Pustaka 1

2. Perancangan Rangkaian Electrooculography (EOG) 2

a. Rangkaian Penguat Pertama 2

b. Rangkaian Band Pass Filter 3

1) Active High Pass Filter 3

2) Active Low Pass Filter 5

c. Rangkaian Penguat Kedua 7

d. Rangkaian EOG keseluruhan 8

3. Kesimpulan 10

Daftar Pustaka 11

ii
Perancangan Rangkaian Filter Sinyal Electrooculogram (EOG)

1. Tinjauan Pustaka
Electrooculography (EOG) adalah teknik untuk mengukur potensi dari
retina mata. Sinyal yang dihasilkan disebut electrooculogram. Sebuah
electrooculograph adalah alat yang mengukur voltase antara dua elektroda yang
ditempatkan pada wajah subjek sehingga bisa mendeteksi pergerakan mata. Saat
ini penggunaanya diperluas ke setiap bidang.

Gambar 1 : Electrooculography (EOG)

Sebagaimana kita ketahui otot mata mengatur pergerakan dari bola mata.
pergerakan mata dapat dikelompokan menjadi beberapa kategoti yaitu tertutup,
berkedip, melihat ke kiri, melihat ke kanan, melihat keatas dan melihat kebawah.

Gambar 2 : Bagian mata dan otot mata


Sinyal EOG berkisar antara 5-200 uV sebagai beda potensial mata,nilai ini
tentunya memerlukan penguatan yang cukup dengan menggunakan bantuan dari
accurate calibration dan memeriksa dipol mata maka didapatkan pergerakan mata
terbaik adalah 2 derjat vertikal dan 1.5 derjat horizontal untuk bergerak. Frekuensi
sinyal EOG yang normal digunakan berkisar antas 0.15 Hz sampai 40 Hz. Filter
frekuensi digunakan untuk dapat menghilangkan sinyal dengan frekuensi diluar
frekuensi tersebut agar mendapatkan sinyal yang diinginkan.
Untuk mendapatkan sinyal biosignal EOG digunakan elektroda. ada
berbagai macam elektroda seperti AgCl. Untuk mendapatkan sinyal pergerakan
mata horizontal dan vertikal elektroda perlu ditempatkan pada posisi yang tepat
seperti gambar berikut.

1
Gambar 3 : Posisi Elektroda untuk EOG
2. Perancangan Rangkaian Electrooculography (EOG)

a. Rangkaian Penguat Pertama


Sebagaimana telah diketahui bahwa sinyal Electrooculography
(EOG) memiliki entang amplitudo yang sangat kecil yaitu antara 5-500uV,
sehingga memerlukan penguatan. Penguatan dapat dilakukan dengan
menggunakan IC AD620 dengan mengatur nilai resistensi penguatan (Rg).
Amplifier ini sangat cocok digunakan karena hanya memiliki sedikit noise
dalam penguatannya.
Untuk perancangan rangkaian ini digunakan penguatan sebesar 100
G. Sehingga sinyal Electrooculography (EOG) memiliki nilai amplitudo yang
lebih besar.
Berdasarkan datasheet IC AD620, nilai penguatan yang dihasilkan
dapat di hitung dengan menggunakan persamaan

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan nilai tahanan (Rg) yang


digunakan untuk AD620 bernilai 498,9 ohm.

Untuk menguji hasil penguatan yang didapatkan digunakan aplikasi


simulator multisim, berikut adalah gambar rangkaian yang digunakan.

Gambar 4 : AD620
Untuk mengetahui nilai penguatannya digunakan multimeter dan
osiloskop pada simulator.

2
Gambar 5 : Pengukuran penguatan AD620
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa nilai penguatan yang kita
inginkan telah tecapai yaitu 100 kali dari nilai masukan yang ada.
b. Band Pass Filter

1) Active High Pass Filter


Nilai rentang frekuensi sinyal Electrooculography (EOG)
yang didapat perlu difilter terlebih dahulu, tepatnya sinyal-sinyal
dengan frekuensi diluar frekuensi yang diinginkan harus dilemahkan
dan sinyal dengan frekuensi yang diinginkan (0.15 Hz sampai 40 Hz)
perlu dikuatkan. Sehingga digunakan rangkaian filter. Rangkaian
filter yang digunakan adalah rangkaian Band Pass filter yang
merupakan penggabungan dari Low Pass Filter dan High Pass Filter.
Rangkaian High Pass Filter harus memiliki nilai frekuensi
cut-off senilai 0.15 Hz atau mendekati. Untuk rangkaian ini
digunakan rangkaian Active High Pass Filter orde 1. Yang terdiri dari
komponen aktif op-am dan komponen pasif seperti resistor dan
kapasitor. Berikut adalah gambar rangkaian dari aktive HPF.

3
Gambar 6 : Active HPF
Nilai penguatan untuk sinyal yang ingin diloloskan harus
dihitung terlebih dahulu. Disini sinyal ingin dikuatkan sebesar 2 kali,
untuk dapat menghitung nilainya digunakan persamaan berikut ini

Sehingga perbandingan nilai Rf berbanding nilai Ri adalah 2.


Untuk rangkain ini digunakan Rf senilai 10 kOhm dan Ri sebesar 5
kOhm.
Untuk menghitung nilai frekuensi cut-off yang akan
digunakan maka dapat digunakan persamaan berikut ini.
1
𝑓𝑐 =
2𝜋. 𝑅𝑖. 𝐶𝑖
Nilai Fc yang diinginkan adalah sebesar 0.15 Hz untuk HPF
sehingga nilai capasitor yang digunakan adalah seperti berikut
1
𝐶𝑖 =
2𝜋. 𝑅𝑖. 𝑓𝑖

Nilai kapasitor yang digunakan adalah sebesar 0,2123 mF


atau 212,3 uF. Untuk melihat keluaran dari HPF digunakan simulasi,
berikut adalah rangkaian simulasi

Gambar 7 : Simulasi HPF

4
Pada simulasi dapat dilihat bagaimana bentuk grafik bode
(perbandingan Frekuensi dengan nilai penguatan) , berikut ini adalah
kurva grafik bode dari HPF yang dingunakan.

Gambar 8 : Kurva Bode Plotter HPF

Berdasarkan kurva dapat kita ketahi nilai penguaan terbesar


dari HPF terjadi ketika nilai frekuensi bernilai lebih dari 150 mHz atau
0.15 Hz. Sedangkan frekuensi yang bernilai dibawah 0.15Hz akan
dilemahkan.
2) Active Low Pass Filter
Untuk rangkaian Active Low Pass Filter frekuensi cut-off
yang digunakan adalah 40Hz, rangkaiannya disusun seperti berikut
ini.

Gambar 9 : Low Pass Filter


Nilai penguatan untuk frekuensi yang diloloskan dari LPF
yang diinginkan adalah sebesar 2 kali, untuk menghitung nilai
penguatan dapat digunakan persamaan berikut

Disini ditentukan nilai Rf sebesar 10kOhm dan Ri sebesar


5kOhm. Untuk menghitung nilai kapasitor yang dibutuhkan
digunakan persamaan berikut ini
1
𝑓𝑐 =
2𝜋. 𝑅f. 𝐶𝑓
1
𝐶𝑓 =
2𝜋. 𝑅f. 𝑓𝑐

5
Didapat nilai Cf sebesar 0,39uF
Untuk mendapatkan hasil dari keluaran dari rangkaian dapat
dilakukan dengan menggunakan simulasi Multisim, berikut ini
adalah gambar rangkaian simulasi

Gambar 10 : Simulasi LPF


Untuk dapat mengetahui bentuk kurva bode dari rangkaian
digunakan tool bode plotter pada multisim sehingga didapat hasil
seperti berikut ini

Gambar 11 : Kurva Bode LPF


Terlihat bahwa frekuensi dibawah nilai 40 Hz akan
dikuatkan dan diatas 40Hz akan dilemahkan.
Setelah rangkaian HPF dan LPF disusun seri maka akan
menjadi rangkaian Band Pass Filter. Berkut adalah gambar
rangkaian band pass filter (BPF)

6
Gambar 12 : Rangkaian BPF
Untuk melihat kurva bode digunakan tool bode ploter pada
multisim, berikut ini adalah kurva bode dari rangkaian BPF

Gambar 13 : Kurva Bode BPF

c. Rangkaian Penguat Kedua

Rangkaian penguat kedua berfungsi untuk menguatkan kembali sinyal


hasil filter yang telah dilakukan, hal ini dilakukan agar nilai keluaran dari
seluruh rangkaian dapat dibaca oleh peralatan pemproses sinyal nantinya.
Untuk rangkaian penguat kedua ini digunakan rangkaian penguat aktif,
dengan op-am yang dirangkai dengan resistor. Untuk menentukan nilai
resistornya maka dapat digunakan persamaan berikut ini

Disini penguatan yang diinginkan adalah 10 kali maka, perbandingan Rf


dan Ri hedaklah 10 banding 1, oleh karena itu disini digunakan resistor Rf
sebesar 10 kOhm dan resistor Ri sebesar 1 kOhm.
Berikut ini adalah rangkaian penguat kedua dan juga hasil oengukurannya
dengan menggunakan simulator multisim.

7
Gambar 14: Rangkaian penguat kedua

d. Rangkaian EOG keseluruhan

Rangkaian keseluruhan didapat dari menggabungkan semua rangkaian


mulai dari rangkaian penguat pertama , band pass filter dan rangkaian penguat
kedua.
Berikut ini adalah rangkaian EOG yang digunakan.

Gamabr 15 : Rangkaian EOG

Unruk dapat mengetahui nilai hasi penguatan dapat diketahui dengan


menggukan multieter dan osiloskop pada simulator multisim

8
Gambar 16 : Input dan Output Rangkaian EOG

Dari hasil pengukuran terlihat bahwa nilai tegangan akan mengalami


penguatan dari nilai awalnya (jika memiliki frekuensi sesuai dengan frekuense
band filter).

Berikut ini adalah kurva bode dari rangkaian yang akan menggambarkan
rentang frekuensi mana saja yang akan di kuatkan oleh rangkaian dan frekuensi
yang nantinya akan dilemahkan.

Gambar 17 : Kurva bode Rangkaian EOG

9
3. Kesimpulan

a. Rangkaian EOG memiliki amplitudo berkisar antara 5-500uV


b. Rangkaian EOG memiliki frekuensi rentang antasa 0.15-40Hz
c. Rangkaian EOG menggunakan rangkaian penguat, rangkaian BPF yang terdiri
dari rangkaian HPF dan LPF.
d. Rangkaian penguat pertama memiliki penguatan sebesar 100 kali
e. Rangkaian HPF memiliki frekuensi cut-off senilai 0.15Hz
f. Rangkaian LPF memiliki frekuensi cut-off senilai 40Hz
g. Rankgian BPF memiliki frekuensi band 0.15-40Hz
h. Rangkaian penguat kedua memiliki nilai penguatn sebesar 10 kali

10
Daftar Pustaka

Sadiku, Matthew. 2007. Fundamentals of Electric Circuits. Higher Education;


Boston

Singh, Khomdram Jolson. 2016. Exploration on Low Cost and Effective EOG Bio-
potential Amplifier Design and Development. International Conference on
Communication and Signal Processing; India

Banerjee, Anwesha. 2003. Classifying Electrooculogram to Detect Directional Eye


Movements. International Conference on Computational Intelligence:
Modeling Techniques and Applications (CIMTA) 2013; ScienceDirect

López, Alberto. 2017. Development of a Computer Writing System Based on


EOG. Departamento de Ingeniería Eléctrica, Electrónica, Computadores y
Sistemas, Universidad de Oviedo, Campus of Gijón, 33204 Gijón; Spain

11

Anda mungkin juga menyukai