Anda di halaman 1dari 10

FINAL TES QOWAIDUT TAHDITS

HADITS TENTANG PERBUATAN SIA-SIA

Dosen Pengasuh :
Dr. Fahmi Riady, M. Si

DI SUSUN OLEH :
SRI RAHAYU
NIM : 170211020068

PASCASARANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2017/2018
A. Pengertian Takhrijul Hadist

Di dalam Buku terjemah Pengantar Studi Ilmu Hadits karangan Syaikh Manna Al Qaththan pengertian
Takhrij menurut bahasa mempunyai beberapa makna, yang paling mendekati di sini adalah berasal dari kata ‫خرج‬
yang artinya nampak dari tempatnya, atau keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kata Al-
Ikhraj yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya, dan Al-Makhraj artinya tempat keluar, dan Akhraja
Al Hadits Wa Kharrajahu artinya menampakkan dan memperlihatkan hadist kepada orang dengan menjelaskan
tempat keluarnya.1

‫تعريف التخرج الصطالحا‬


‫التخريج هوالداللة على موضع الحديث فى مصادره االصلية‬
‫التى اخرجته سنده ببيان مرتبته عندالحاجة‬
Takhrij adalah penunjukan terhadap tempat hadits di dalam sumber aslinya yang dijelaskan sanad dan
martabatnya sesuai keperluan.2
Para muhadisin mengartikan takhrij hadist sebagai berikut:
1. Mengemukakan hadist pada orang banyak dengan menyebutkan para rawinya yang
ada dalam sanad hadits tersebut.
2. Mengemukakan asal usul hadist sambil menjelaskan sumber pengambilanya dari
berbagai kitab hadits, yang dirangkai sanadnya berdasarkan riwayatnya yang telah
diterimanya sendiri atau berdasarkan rangkaian sanad gurunya, dan yang lainya.

B. Takhrijul Hadist
Hadits Tentang Perbuatan Sia-sia

‫ أنّ أبا هريرة‬:‫ أخبرنى سعيد بن المسيب‬.‫ عن ابن شهاب‬,‫ أخبرنا الليث عن عقيل‬.‫ قال ابن رمح‬.‫حدتنا قتيبة ابن سعيد ومحد بن رمح بن المهاجر‬
( ‫ ) رواه مسلم‬.‫ فقد لغوت‬,‫ واإلمام يخطب‬,‫ يوم الجمعة‬,‫ أنصت‬: ‫ إذا قلت لصاحبك‬: ‫ أنّ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬: ‫أخبره‬
Artinya: “Telah meriwayat kepada kami dari Qutaibah ibn Sa’id dan Muhammad bin Rumh bin al
Muhajir kemudian dia berkata bahwa telah mengabarkan kepada kami dari Al-Laits yang dia pun mendapat dari
’Uqail yang dia pun mendapat dari Ibn Syihab kemudian dia berkata bahwa telah mengabarkan kepadaku dari
Sa’id bin Al-Musayyab bahwa Abu Hurairah mengabarkan “Sesungguhnya Rasulullas SAW bersabda: Jika
kamu menasehati sahabatmu dengan berkata diamlah kamu pada saat hari jum’at yang dimana Imam sedang
menyampaikan khutbahnya maka sesungguhnya dia telah berbuat sia-sia). (HR. Muslim)
Di dalam kitab al-Mu’jam al-Mafahros li alfa dzhi al-hadits an-nabawi Jilid ke enam halaman ke 457,
hadits diatas terdapat pada Kitab Shohih Muslim Karangan Imam Muslim bin Al-Hajjaj yang terdapat pada
kitab Iman nomor hadits 11 dan 12.

1
Syaikh Manna Al Qaththan. Pengantar Studi Ilmu Hadist. (Jakarta: Pustaka Al Kautsar. Cet 1. 2005),
h. 189
2
Mahmud At Thahhan. Ushul At Takhrij wa Dirasah As Sanid. (Riyad: Maktabah Rosyad),h. 12
Hadits ini terdiri dari 8 periwayat di dalam sanadnya yaitu Muslim, Qutaibah ibn Sa’id dan
Muhammad bin Rumhin bin al Muhajir, Al-Laits,’Uqail, Ibn Syihab, Sa’id bin Al-Musayyab dan Abu Hurairah.
Berikut keterangan meraka:
1. Muslim
Nama aslinya adalah Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi, yang laqobnya adalah Abu Hasan
an-Nisaburi al-Hafiz. Beliau meriwayatkan hadits dari guru-guru beliau yaitu: al-Quanbi, Ahmad bin Yunus,
Ismail bin Uwais, Qutaibah ibn Sa’id, Dawud bin ‘Amar adh-Dhabi, Yahya bin Yahya an-Nisaburi, Haitsam bin
Kharijah, Sa’id bin Manshur, Syaiban bin Furukh dan orang-orang yang tersebut dalam kitab Tahdzibut-Tahdzib
ini.
Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits dari beliau atau muridnya diantaranya yaitu: Turmudzi
satu hadits, dari Yahya bin Yahya, dari Abu Mu’awiyah, dari Muhammad bin Amar, dari Abu Salmah, dari Abu
Hurairah. Selainnya yaitu : Abu Fadhil Ahmad bin Salmah, Ibrahim bin Abi Thalib, Abu Umar al-Khaffaf,
Husaini bin Muhammad, al-Qubani, Abu Umar al-Mustamli, Shaloh bin Muhammad al-Hafiz, Ali bin Hasan al-
Hilal, Muhammad bin Abdul Wahab al-Fara’, Ali bin Husaini bin al-Junaidi, Ibnu Huzaimah, Ibnu Sha’id,
Shiraj, Muhammad bin Abdu bin Humaidi, Abu Hamid, Abdullah ibnuS yarqi, Ali bin Ismail as-Shaffar, Abu
Muhammad bin Abi Hatimar-Razi, Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan. Muhammad bin Muhlad ad-Dhauri,
Ibrahim bin Muhammad bin Hamzah, Abu Iwanah al-Isfiraani, Muhammad bin Ishaq al-Fakihi dan lain-lain
Abu Amar al-Mustamli menyampaikan pendapat Ishaq bin Manshur menyampaikan :tidak pernah ada
yang lebih baik kecuali Allah kekalkan Muslim itu bagi kaum Muslimin. Imam Muslim dilahirkan pada tahun
204. Ibnu Hajar berpendapat bahwa Muslim berhasil pada kitab bagian besarnya tapi tidak seberhasilnya
Shahih Muhmmad bin Ismail atau yang lebih dikenal dengan Imam Bukhari dan hal yang demikian itu khusus
dari semua jalan, sanadnya tersususn, dan para perawinya lafadznya bagus tidak ada kalimat yang terputus dan
riwayat yang tanpa arti. Hapal dari mereka sepuluh imam dari orang yang mengeluarkan hadits.
Disebutkan oleh Hakim pada “Mustadrik” pada kitab janaiz,….dikatakan orang bahwa sesungguhnya
karangan musnad pada shabat tidak sempurna. Dan berpendapat Hakim karangannya sempurna. Berkata
padanya oleh gurunya Muhammad bin Abdlwahab al-fara’: Muslim adalah termasuk sebagian ulama, penuh
ilmu, tidaka da yang aku ketahui kecuali kebaikan yang Muslim miliki.
Ibnu Al-Ahram berkata :sesungguhnya telah mengeluarkan dua kota akan daripada ini laki-laki
periwayat hadits ada tiga yaitu: Muhammad bin Yahya, Ibrahim bin AbiThalib, dan Muslim. Abu bakar Al-
Jaraudi : telah kami riwayatkan dari Muslim bin Hajjaj, bahwa dia itu orang penuh dengan ilmu. Berkata Salmah
bin Qasimbahwa :dia itu tsiqqah, besar kuasanya daripada imam-imam. Ibnu Abi hatim berkata :bahwa aku catat
Muslim itu tsiqqah dari pada orang yang hapal, dan dia mengenal banyak hadits, ditanya orang Abi, maka
diamenjawab : benar. Berkata Bandar : Al-Hafiz itu ada empat orang, yaitu Abu Zar’ah, Muhammad bin Ismail,
Ad-Darimi, dan Muslim.

2. Qutaibah ibn Sa’id


Nama aslinya adalah Qutaibah ibn Sa’id bin Jami bin Tharif bin Abdullah Ats-Tsaqafi. Ibnu ‘Adi
mengatakan nama aslinya adalah Yahya dan Qutaibah merupakan Laqob beliau, namun Ibnu Mundah
berpendapat bahwa namanya adalah Ali.
Beliau meriwayatkan hadits dari guru-guru beliau yaitu: Malik, Al-Laits, Ibnu Lahi’ah, Rusydin bin
Sa’ad, Dawud bin Abdurrahman, al-Aththar, Khalaf bin Khalifah, Abdurrahman bin Abi Mawal, Bakar bin
Mudhar, Mufadhdhal bin Fadhalah, Abdul Warits bin Sa’id, Humad bin Zaid, Abdullah bin Zaid bin Aslam,
Abdul Aziz Ad-Dawardi, Abi Zubaid ‘abtsar bin al-Qasim, Abdul Aziz bin Abi Hazim, Yazid bin al-miqdam
bin Syuraih bin Hani, Mu’awiyah bin ‘Imar ad-Dahni, Hafash bin Ghiyats, Jarir bin Abdul Hamid, Humaidi bin
Abdurrahman ar-raasi, Abi Ahwas, Syarik, ‘Ibad bin ‘Ibad, Abdussalam bin Harab, Abdul Wahab at-tsaqofi,
Athaf bin Khalid, Faraj bin Fadhalah, Fudhail bin ‘Iyadh, Ayyub binNajar Al-Yamami, Ja’far bin Sulaiman Ad-
Dhuba’i, Hasyim, Abi ‘awanah, Ibnu Idris, Yazid bin Zurai’, Ya’qub bin Abdurrahman al-iskandarani, Ismail
bin Ja’far, Ismail bin Ulayyah, Abi Dhamrah, Abi Usamah, Ibnu Uyainah, Sahal bin Yusuf, Abi Shafwan
Abdulah bin Sa’id bin al-Amawi, Marwan bin Mu’awiyah, Muhammad bin Fudhail bin Gazwan, Abi
Mu’awiyah, Muhammad bin Abdullah al-Anshari, dan Waki’.
Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits dari beliau atau muridnya diantaranya yaitu: Ibnu Majah,
At-Tirmdzi, Ahmad bin Hambal, Ahmad bin Sa’id Ad-Darimi, Abu Bakar bin Abi Syaibah, Muhammad bin
Yahya Adz-Dzhuhli. Selain itu pula Ali bin Al-Madini, Nuhaim bin Hummad, Abu Bakar Al-Humaidi,
Muhammad bin Abdullah bin Numair, Yahya bin Mu’in, Yahya bin Abdul Hamid Al-Himmani, Abu
Khaitsamah Zuhair bin Harab, Hasan bin Urfah, Harun Bin Hammal, Abbas Al-Anbari, Za’farani, Yusuf bin
Musa Al-Qaththan, Yaqub bin Syaibah, Abu Hatim, Abu Zur’ah, Harits bin Usamah, Ja’far bin Muhammad
Ash-Shaig, Hasan bin Sufyan, Ja’far bin Muhammad Al-Firyabi, Zakaria bin Yahya Assijzi, Abdan bin
Muhammad Al-Marwazi, Abdullah bin Muhammad Al-Farahyani, Hasan bin Thayyib Al-Bakhi, Ali bin Thaifur
Al-Busthami, Abu Abbas Muhammad bin Ishak As-Siraj, Bukhari dan Muslim.
Ibnu Ma’in, Abu Hatim, dan An-Nasa’i mengatakan bahwa Qutaibah itu tsiqoh, dan An-Nasa’i
menambahkan Shuduq. Al-Farahyani berpendapat dia Shuduq. Dan Al-Hakim berpendapat bahwa dia tsiqoh
ma’mun. Sementara Khutayyib berpendapat bahwa Qutaibah itu sangat munkar dari segala haditsnya.
Sedangkan Ahmad bin Sayyar Al-Marwazi berpendapat dia itu tsabat dalam segala yang diriwayatkannya.
Qutaibah wafat menurut Musa bin Harun saat tahun 48. Ibnu Hibban mengatakan wafat pada hari rabu
Sya’ban pada tahun 40. Lalu Muslamah mengatakan bahwa pendapat yang kuat wafat pada tahun 41.3
3. Muhammad bin Rumh bin al Muhajir
Nama aslinya adalah Muhammad bin Rumh bin al Muhajir bin Al-Muharrar bin Salim
At-Tujibi yang berkunyah Abu Abdillah Al-Mishri. Beliau meriwayatkan hadits dari guru-
guru beliau yaitu: Muslamah bin Ali Al-Khasyni, Ibnu Lahai’ah, Al-Laits, Mufadhdhal bin
Fadhalah, Nu’im, Ibnu Hammad, dan Jamaah.
Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits dari beliau atau muridnya diantaranya
yaitu: Muslim, Ibnu Majah, Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Hakam, Ali bin Ahmad
bin Sulaiman Ilan, Ali bin Husaini Junaidi, Baqi bin Mukhlad, Abu Rabi’ Sulaiman bin

3
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-5,
h. 332-334
Dawud Al-Mahri, Muhammad bin Wadhah Al-Qurthubi, Abu Ala Muhammad bin Ahmad
bin Ja’far Adz-Dzuhli, Ahmad bin Dawud bin Abdul Gaffar Al-Harrani, Ahmad bin Abdul
Warits bin Jarir Al-Asal, Ahmad bin Yunus Adh-Dhabi, Hasan bin Sufyan, Muhammad bi
Hasan bin Qutaibah, Muhammad bin Ziyad bin Habib Al-Hadhrami.
Ibnu Zunaid berpendapat bahwa Muhammad bin Rumh bin al Muhajir itu lebih tsiqoh
daripada Ibnu Zugbah. Abu Dawud berpendapat beliau tsiqoh. Ibnu Makul mengatakan
beliau tsiqoh ma’mun Ibnu Yunus mengtakan tsiqoh tsabat dan menurut Ibnu Hajar pun
tsiqoh.4
4. Al-Laits
Nama aslinya adalah Laits bin Sa’ad bin Abdurrahman Al-Fahmi. Beliau meriwayatkan hadits dari
guru-guru beliau yaitu: Ibrahim bin Abu Ublah, Ibrahim bin Nasyid Al-Wala’ani, Ishak bin Bazaj Al-Misri,
Ishak bin Abdullah bin Abu Faruh, Ayyub bin Musa, Bakar bin Sawadah, Bakir bin Abdullah bin Al-Asyaj,
Ja’far bin Rabi’ah, ja’far bin Abdullah bin Hakam Al-Anshari, Jalah Abu Ktasir Bin Abdul Aziz bin Marwan,
Harits bin Yazid Al_hadhrami, Harits bin Ya’qub, Walid Amar bin Harits, Hasan bin Tsauban, Hakim bin
Abdullah bin Qais bin Mukhramah, Ab Ghasan Hakum bin Abdurrahman Al-Mishri, Khalil bin Murrah, Jabir
bin Na’im Al-Hadhrami, Daraj bin Abu As-Samh, Rabi’ bin Sabrah bin Mu’bad Al-Jahni, Rabi’ah bin
Abdurrahman, Abu Uqail bin Zuhrah bin Mu’bid, Ziyadah bin Muhammad Al-Anshari, Sa’id bin Basyir Al-
Bukhari, Sa’id bin Abu Sa’id Al-Maqburi, Sa’id bin Abdurrahman Al-Jamhi, Sa’id bin Abu Hilal, Abu Syuja’
Sa’id bin Yazid, Sulaiman bin Abdurrahman Ad-Damasyqi AlKabir, Syuaib bin Ishak Ad-Damasyqi, Shafwan
bin Salim, Amir bin Yahya bin Al-Mu’afiri, Abu Zinad Abdullah bin Dzakwan, Abdullah bin Abdurrahman bin
Abu Husin, Abdullah bin Ubaidillah bin Abu Malikah, Abdullah bin Yahya Al-Anshari, Abdurrabbah bin Sa’id
Al-Anshari, Abdurrahman bin Khalid bin Musafir, Abdurrahman bin Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar
Ash-Shiddiq, Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salmah Al-Majisyun, Abdul Malik bin Jarih, Ubaidillah bin
Abu Ja’far Al-Mishri, Ubaidillah bin Umar Al-Umari, Atha’ bin Abu Rabbah, Uqail bin Khalid, Umar bin
Abdulah, Amar bin Harits, Iman bin Abu Anas, Amirah bin Abu Najiyah dan masih banyak lagi.
Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits dari beliau atau muridnya diantaranya yaitu: Ahmad bin
Abdullah bin Yunus, Adam bin Abu Ibas, Asyhab bin Abdul Aziz, Basyar bin As-Sar, Hajjaj bin Muhammad,
Zaid bin Yahya bin Ubaid, Qutaibah bin Sa’id Al_bakhi, Qutaibah bin Masahran Al-Ashbahai, Qais bin Rabi’
Al-Asadi, Kamil bin Thalha bin Jahdari, Muhammad bin Bukkar bin Bilal Al-Amili, Muhammad bin Harits bin
rasyid Al-Mishri, Muhammad bin Hilad bin Hilal Al-Iskandarani, Muhammad bin Rumh bin al Muhajir Al-
Mishri, Muhammad bin ‘Ijlan, Marwan bin Muhammad Ath-Thaathari, Abu Salmah Mansur bin Salmah Al-
Khazza’i, Musa bin Dawud Adh-Dhabi, Abu Al-Aswad An-Nadhr bin Abdul Jabbar, Abu Nadhr Hasyim bin
Qasikm dan yang lainnya.5
5. ’Uqail

4
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-5,
h. 580-581
5
Imam Hafidz Abu Hajjaj Jamaluddin Yusuf bin Abdurrahman Al-Mazzi, Tahdzibu Kama Fi Asma’ir
Rijal, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-8, h. 476-486
Nama aslinya adalah ’Uqail bin Khalid bin ‘Aqil Al-Aili atau Abu Kholid Al-Umawi. Beliau
meriwayatkan hadits dari guru-guru beliau yaitu Ayah sendiri yaitu Khalid bin ‘Aqil, Pamannya sendiri yiatu
Ziyad, Nafi’ bin Umar, Ikrimah, Hasan, Sa’id bin Abi Sa’id Al-Khudri, Sa’id bin Sulaiman bin Zaid bin Tsabit,
Salmah bin Kahil, Zuhri, dan selain mereka.
Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits dari beliau atau muridnya diantaranya yaitu: Anaknya
yaitu Ibrahim, Keponakannya Salamah bin Ruh, Mufadhdhal bin Fadhalah, Al-Laits bin Sa’ad, Ibnu Lahai’ah,
Jabir bin Isma’il, Abdurrahman bin Salman Al-Hajri, Sa’id bin Abu Ayyub, Nafi’ bin Yazid, Yahya bin Ayyub,
Hajjaj bin Farafashah, dan yang juga mewiwayatkan hadits darinya Ibnu Yazid Al-Aili dan selainnya.
Menurut Ahmad, Muhammad bin Sa’ad dan An-Nasa’i ‘Uqail merupakan orang yang tsiqoh.
Sedangkan Ibnu Ma’in yang diikuti juga oleh Muammar, ‘Aqil mengatakan bahwa ‘Uqail adalah orang yang
Atsbat dari segala perawi. Namun dalam riwayat lain Ibnu Ma’in yang diikuti juga oleh Muammar, ‘Aqil,
Syuain dan Sufyan mengatakan bahwa ‘Uqail adalah orang yang Atsbat dari segala manusia.
Abu zur’ah berpendapat bahwa ‘Uqail itu tsiqoh. Sementara itu Abu Hatim menyampaikan pendapat
‘Aqil bahwa ‘Aqil lebih menyukainya ketimbang Ummu Yunus sementara menurutku ‘Uqail ini La ba’sa fih.
Orang-orang Majusi mengatakan bahwa ‘Uqail wafat tahun 141 di Mesir. Sementara Muhammad bin
Aziz mengatakan wafat tahun ke dua dan Ibnu Sarah yang di dengar dari pamannya bahwa wafat tahun ke 44.
Dan sebagai penutup Imam Ibnu Hajar mengatakan bahawa ‘Uqail itu tsiqoh. 6
6. Ibn Syihab
Nama aslinya adalah Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab Abdullah bin
Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Marrah Al-Qursyi Al-Zuhri Al-Faqih yang kunyahnya Abu Bakat Al-Hafidz Al-
Madani dan laqobnya Ibn Syihab Az-Zuhri.
Beliau meriwayatkan hadits dari guru-guru beliau yaitu: Abdullah bin Umar bin Khattab, Abdullah bin
Ja’far, Rabi’ah bin Ibad, Masur ibnu Mukhramah, Abdurrahman bin Azhar, Abdullah bin Amir bin Rabi’ah,
Sahl bin Sa’ad, Anas, Jabir, Abu Thafil, Saib bin Abu Jamilah, Abu Umamah bin Sahl bin Hanif, Qabishah bin
Dzaub, Malik bin Uwais bin Haddatsan, Abu Idris Al-Khaulani, Abdullah bin Harits bin Naufal, Ibrahim bin
Abdullah bin Hanin, Amir bin Sa’ad bin Abu Waqash, Isma’il bin Muhammad bin Sa’ad, Ja’far bin Amar bin
Umayyah, Hasan bin Muhammad bin Hanifah, Muhammad bin Muhammad bin Hanifah, Hashin bin
Muhammad As-Salimi, Harmalah Maula Usamah, Hamzah, Abdullah, Ubaidillah, Salim bin Abdullah bin
Umar, Kharijah bin Zaid bin Tsabit, Humaidi, Abu Salmah, Ibrahim bin Abdurrah bin Auf, Salman Al-Agar,
Sa’id bin Al-Musayyab, Sulaiman bin Yasar, Thalhah bin Abdulah bin Auf, Abdullah bin Abu Bakar bin
Hazam, Abdullah bin Ka’ab bin Malik, Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik, Abdurrahman bin Abdullah bin
Ka’ab, Abdullah bin Abdullah bin Utbah, Ubaidillah bin Abdullah bin Abu Tsaur, Abdullah bin Muhairiz, Ibad
bin Ziyad, Abdurrahman bin Malik Al-Madlaji, Ubaid bin Sibaq, Urwah bin Zubair, Ubaidillah bin Iyad, A’raj,
Atha’ bin Abu Rabbah, Al-Qomah bin Waqash, Ali bin Husain bin Ali,Ali bin Abdullah bin Abbas, Unabsah
bin Sa’id bin Ash, Yahya bin Sa’id bin Ash, Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, Muhammad bin Humaidi,
Muhammad bin Ni’man bin Basyir, Muharrar bin Abu Hurairah, Muhammad bin Jubair bin Muth’am, Nafi’ bin
Jubair bin Muth’am, Abu Bakar bin Abdurrah bin Harits bin Hisyam, Al-Haitsam bin Abu Sinan, Nafi’ bin Abu

6
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-4,
h. 540-541
Anas, Yazid bin Al-Asham, Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah, Abu Ubaid bin Azhar, Imrah binti
Abdurrahman, dan banyak lagi.
Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits dari beliau atau muridnya diantaranya yaitu: Atha’ bin
Abu Rabbah, Abu Zubair Al-Maki, Umar bin Abdul Aziz, Umar bin Dinar, Shaleh bin Kaisan, Aban bin Shaleh,
Yahya bin Sa’id Al-Anshari, Ibrahim bin Abu Ablah, Yazid bin Abu Habib, Ja’far bin Rabi’ah, Ayyub Al-
Mustakhtiyani, Sadaranya Abdullah bin Muslim Az-Zuhri, Al-Auza’i, Ibnu jarij, Ishak, Ubaidillah bin Umar,
Umar bin Syuaib, Muhammad bin Ali bin Husaini, yazid bin Al-Hadi’, Muhammad bin Al-Munkadr, Mansur
bin Mu’ta,ar, Musa bin Uqbah, Hisyam bin Urwah, Malik, Muammar, Zubaidi, Uqail, Syuaib bin Abu Hamzah,
Ibnu Abu Dzibn, Yunus bin Yazid, Abu Uwais, Ishak bin Rasyid, Al-Laits, Ishak bin Yahya Al-Kalbi, Bakar bin
Wail, Ziyad bin Sa’ad, Rabi’ah bin Shaleh, Sufyan bin Husin, Sulaiman bin Katsir, Shaleh bin Abu Al-Ahdharl,
Abdurrahman bin Khalid bin Musafir, Abdul Aziz bin Abu Salmah Al-Amajisyun, Amar bin Harits Al-Mishri,
Muaqqil bin Abdullah Al-Jazari, Utsman bin Abu Rawad, Muhammad bin Abdullah bin Abu Atiq, Muhammad
bin Abdullah bin Akhu Az-Zuhri, Ibrahim bin Sa’ad bin Ibrahim Az-Ziri, Ja’far bin Barqan, Hasim, Sufan bin
Uyainah, dan lainnya.
Bukhari mengatakan bahwa dia mendapatkan dari Ibn Syihab Az-Zuhri 1000 hadits, sedangkan Abu
Dawud 1200 hadits. Al-Ijli berpendapat bahwa Ibn Syihab Az-Zuhri itu tsiqoh. Abu Zinad mengemukakan
bahwa Ibn Syihab Az-Zuhri adalah orang yang paing alim diantara manusia. 7
7. Sa’id bin Al-Musayyab
Nama aslinya adalah a’id bin Al-Musayyab bin Hazn bin Abu Wahab bin Amar bin ‘Aidz bin Imron
bin Mahzum Al-Qursyi Al-Mahzumi. Beliau meriwayatkan hadits dari guru-guru beliau yaitu: Abu Bakar,
Umar, Utsman, Ali, Sa’ad bin Abi Waqash, Hakim bin Hazam, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Amar bin Ash,
Ayahnya sendiri Al-Musayyab, Umar bin Abdullah bin Nadhlah, Abu Dzar, Abu Darda, Hisan bin Tsabit, Zaid
bin Tsabit, Abdullah bin Zaid Al-Mazani, Utab bin Usaid, Utsman bin Abi Ash, Abu Tsa’labah Al-Khasyni,
Abu Qatadah, Abu Musa, Abu Sa’id, Abu Hurairah yang istrinya merupakan anak Sa’id, Aisyah, Asma binti
Umais, Khaulah binti Hakim, Fatimah binti Qais, Ummu Salim, Ummu Syarik.
Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits dari beliau atau muridnya diantaranya yaitu: Anaknya
yaitu Muhammad, Salim bin Abdullah bin Umar, Az-Zuhri, Qatadah, Syarik bin Abu Namar, Sa’ad bin Ibrahim,
Amar bin Murrah, Yahya bin Sa’id Al-Anshari, Dawud bin Abu Hindun, Thariq bin Abdurrahman, Abdul
Humaidi bin Jubair bin Syu’bah, Abdul Khalik bin Salmah, Abdul Majid bin Sahil, Amar bin Muslim bin
Imarah bin Akimah, Abu Ja’far Al-baqir, Ibnu Al-Munkadr, Hasyim bin Hasyim bin Utbah, Yunus bin Yusuf.
Nafi’ dari Ibnu Umar mengatakan Demi Allah bahwa Sa’ad adalah salah satu orang yang mutqin dan
yang paling alim. Ibnu Syihab mengatakan bahwa beliau orang yang paham sekali dengan hadits. Qotadah
mengatakan beliau orang yang sangat tahu mengenai halal dan haram. Sulaiman bin Musa mengatakan beliau
afqah Tabi’in. Abu Thalib berpendapat bahwa beliau tsiqoh dan Abu Zur’ah mengatakan tsiqoh. 8

8. Abu Hurairah
Abu Hurairah merupakan orang terakhir yang pada sanad atau periwayat utama yang dekat dengan
Rasulullah SAW. Banyak ikhtilaf mengenai nama beliau dan nama Ayahnya. Ada yang berpendapat namanya

7
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-6,
h. 48-52
8
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-3,
h. 689-692
adalah Abdurrahman bin Shahr, ada yang berpendapat Ibnu Ghanam, ada yang berpendapat Abdullah bin ;Aidz,
ada yang berpendapat Ibnu Amir, ada yang berpendapat Ibnu Amar, ada yang berpendapat Ibnu Amar, ada yang
berpendapat Sakin bin Ruzmah bin Hani’, ada yang berpendapat Ibnu Tsarmal, ada yang berpendapat Ibnu
Shahr, ada yang berpendapat Amir bin Abdusy Syam, ada yang berpendapat Ibnu Umair, ada yang berpendapat
Yazid bin Asyriqah, ada yang berpendapat Abdu Nahm, ada yang berpendapat Ghanam, ada yang berpendapat
Ubai bin Ghanam, ada yang berpendapat Amar bin Ghanam, ada yang berpendapat Ibnu Amir, ada yang
berpendapat Sa’id bin Al-Harits dan banyak lagi.
Hisyam bin Al-Kalbi berpendapat bahwa namanya Amiir bin Amir bin dzusy syar bin Tharif bin ‘Iyan
bin Abu Sha’b bin Haniyah bin Sa’ad bin Tsa’abah bin Salim bin Fahm bin Ghanam bin Daus. Dan ada juga
yang mengatakan nama beliau saat zaman Jahiiyyah Abdus Syam dan Kunyahnya Abu Al-Aswad. Kemudian
Rasulullah memberikan nama baru yaitu Abdullah dan Kunyahnya Abu Hurairah, dinamakan seperti karena di
dalam riwayat bahwa ada beliau membawa anak kucing. Ada yang berpendapat nama ibunya Maimunah binti
Shabih.
Beliau meriwayatkan hadits dari guru-guru beliau yaitu: Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, Umar,
Fadhl bin Abbas bin Abdul Muthallib, Abu bin Ka’ab, Usamah bin Zaid, Aisyah, Bashrah bin Abu Bashrah Al-
Ghifari dan Ka’ab Al-Ahbar. Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits dari beliau atau muridnya diantaranya
yaitu: Anaknya Al-Muharrar, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas, Watsilah, Jabir, Marwan bin Hakam, Qubaishah
bin Dzuaib, Sa’id bin Al-Musayyab, Sulaiman Al-Agar, Qais bin Abu Hazim, Malik bin Abu Amir Al-Asbahi,
Abu Usamah bin Sahl bin Hanif, Abu Idris Al-Haulani, Abu Utsman An-Nahdi, Abu Sufyan bin Abu Ahmad,
Abu Rafi’ Ash-Shaig, Abu Zur’ah bin Amar bin Jarir, Al-Agr Abu Muslim, Ibnu Faridh, Basr bin Sa’id, Basyir
bin Nahik, Bu’jah Al-Juhani, Tsabit bin Iyad Al-Ahnaf, Hafsh bin Ashim bin Umar bin Khattab, Humaidi dan
Abu Salmah kedunya anak dari Abdurrahman bin Auf, Humaidin bin Abdurrahman Al-Himyari, Hanzhalah bin
Ali Al-Aslami, Khabab Shahibul Maqshurah, Khalas bin Amar Al-Hajri, Hakam bin Mina’, Khalid bin Ghilaq,
Abu Qais Ziyad bin Rabbah, Salim bin Abdullah bin Umar, Zirarah bin Abu Aufa, Salim bin Abu Al-Ghaits,
Salim Syadad bin Hadi bin Abu Sa’id Al-Maqburi, Sa’id bin Abu Sa’id Al-Maqburi, Hasan Al-Bashri,
Muhammad bin Sirin, Sa’id bin Amar bin Sa’id bin Ash, Sulaiman bin Yasar, Abu Habab Sa’id bin Yasar,
Sinan bin Abu Sinan, Amir bin Sa’ad Bin Abu Waqash, Syarih bin Hani’, Syafa’ bin Mata’ Thawus, Ikrimah,
Mujahid, Atha’, Amir Asy-Sya’bi, Abdullah bin Rabah Al-Anshari, Abdullah bin Syaqiq, Abdullah bin
Tsa’labah bin Sha’ir, Abu Walid Abdullah bin Harits Al-Misri, Sa’id bin Harits Al-Anshari, Sa’id bin Sam’an,
Sa’id bin Murjanah, Abdullah bin Abdurrahman bin Abdul Harits bin Abu Dzubab, Abdurrahman bin Sa’adn
Al-Maq’adi, Abdurrahman bin Abu Imrah Al-Anshari, Abdurrahman bin Ya’qub, Abdurraman bin Abu Na’am
Al-Bajli, Abdurrahman bin Mihran, ‘Araj, Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, Ubaidah bin Sufyan
Al-Hadhrami, Atha’ bin Mina, Atha’ bin Yazid Al-Laitsi, Abu Sa’id Ibnu Kariz, Ijan Maula Fathimah, Irak bin
Malik, Ubaid bin Hanin, Ubaidillah bin Abu Rafi’, Atha’ bin Yasar, Amar bin Abu Sufyan bin Asid nin Jariyah,
Muhammad bin Qais bin Mukhramah, Musa bin Thalhah bin Ubaidillah, Isa bin Thalhah bin Ubaidillah, Urwah
bin Zubair, Muhammad bin Ibad bin Ja’far, Muhammad bin Abu Aisyah, Abu Saib Hisyam bin Zuhrah,
Muhammad bin Ziyad Aljamhi, Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban, Musa bin Yasar Al-Madani, Nafi’
bin Jabir bin Muth’am, Nafi’ bin Umar, Nafi’ Abu Qatadhah, Yusuf bin Mahik Haitsam bin Abu Sinan, Yazid
bin Harmaz, Abu Hazim Al-Asyja’i, Abu Bakar bin Abdurrahman bin Harits bin Hisyam, Abu Tamimah Al-
Hujaimi, Yazid bin Asham, Musa bin Wirdan, Abu Sya’tsai Al-Maharabi, Abu Shalih As-Samman, Abu
Ghatfan bin Tharif Al-Murri, Abu Yahya, Abu Yunus, Abu Katsir As-Suhaimi, Abu Al-Qamah Bani Hasyim,
Abu Utsman Ath-Thanbadzi, Abu Abdullah Al- Qirath, Abu Muhzam Al-Bashri, Abu Ruzain Al-Asdari, Na’im
bin Abdullah Al-Mujmar, Hamam bin Manbah, Shalt bin Quwaidar dan sampai akhir yang sangat banyak.
Bukhari mengatakan bahwa dia banyak meriwayatkan dari 300 laki-laki atau lebih yang mengatakan
bahwa Abu Hurairah Orang yang Ahli Ilmu dari Shahabat. Abu Al-A’raj mengatakan bahwa Abu Hurairah itu
banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW. Ahmad bin Hambal, Bukhari, Muslim dan Nasa’i banyak
meriwayatkan dari Abu Hurairah. Dan Abu Hurairah itu lebih hapal dengan segala hadits yang diriwayatkannya,
selain itu tidak pernah ada hadits yang datang darinya di kalangan shahabat yang terlewat. Ibnu Uyainah bin
Hisyam bin Urwah mengatakan Abu Hurairah dan Aisyah wafat pada tahun 57. Ibnu Umar mengatakan bahwa
Abu Hurairah itu lebih baik dari dia dan lebih banyak tahu. 9
C. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan Syuhudi Ismail bahwa syarat shahihnya hadits adalah ketersambungan sanad
atau masing-masing perawi yang ada dalam rangkaian sanad tersebut menerima hadis secara langsung dari
perawi yang sebelumnya, kemudian disampaikan kepada perawi yang datang sesudahnya. Hal tersebut haruslah
berlangsung dan dapat dibuktikan sejak perawi pertama (generasi sahabat), hingga perawi terakhir (penulis
hadis).10
Maka pada penjelasan para perawi diatas sudah penulis beri tanda masing-masing perawi yang terkait
di dalam hadits, berdasarkan tersebut karena di dalam hadits ini para perawi saling terhubung maka hadits ini
Shahih. Wallahu’alam.

9
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-7,
h. 522-527
10
Muhammad Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis Telaah Kritis dan Tinjauan Dengan
Pendekatan ilmu Sejarah, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), h. 135-136
DAFTAR PUSTAKA

Al-Asqalani, Imam Ibnu Hajar. Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah,
Jilid Ke-3

__________. Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-4

__________. Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-5

__________. Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-6

__________. Tahdzibut Tahdzib Fi Rijalil Hadits, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-7

Al Qaththan, Syaikh Manna. Pengantar Studi Ilmu Hadist. Jakarta: Pustaka Al Kautsar. Cet
1. 2005

Al-Mazzi, Imam Hafidz Abu Hajjaj Jamaluddin Yusuf bin Abdurrahman. Tahdzibu Kama Fi
Asma’ir Rijal, Darul Kutub Ilmiyah, Jilid Ke-8

At Thahhan, Mahmud. Ushul At Takhrij wa Dirasah As Sanid. Riyad: Maktabah Rosyad

Ismail, Muhammad Syuhudi. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis Telaah Kritis dan Tinjauan
Dengan Pendekatan ilmu Sejarah, Jakarta: Bulan Bintang, 2005

Anda mungkin juga menyukai