Anda di halaman 1dari 2

Terapi Supresi TSH

Pada pasien resiko rendah dimana hanya dilakukan lobektomi dana tau isthmusektomi
(tidak dilakukan total tiroidektomi), suplementasi T4 mungkin diperlukan untuk mengkoreksi
hipotiroidisme (dengan tujuan pemberian T4 untuk menjaga kadar serum TSH pada batas normal
0,35 – 5,5). Setelah terapi dengan tiroidektomi total, suplementasi t4 diperlukan Karena dua alasan
: a. untuk mengkoreksi hipotiroidisme (penggantian T4) ; b. untuk menghambat pertumbuhan
residual kanker yang membutuhkan TSH dengan mengurangi kadar serum TSH (supresi TSH).

Levotiroksin (LT4) merupakan pilihan obat yang digunakan. Penggunaan T3 tidak


mendapat tempat pada pasien terapi dan penggunaanya terbatas pada koreksi jangka pendek
hipotiroidisme atau persiapan scan atau terapi RAI.9

Terapi awal supresi TSH dilakukan pada awal 6 sampai 12 bulan. Pada pasien resiko
menengah dan tinggi, setelah terapi awal dengan tiroidektomi total dan terapi adjuvant RAI,
supresi TSH 0,01 – 0,1 mU/L direkomendasikan hingga stratifikasi ulang post terapi (lihat
Flowchart 1 mengenai stratifikasi resiko post operasi) sesuai dengan ATA rekomendasi 40 –
dimodifikasi) (Strong Recommendation, moderate quality evidence).2,9

Pada pasien resiko rendah setelah terapi awal dengan bedah tanpa melihat pemberian terapi
adjuvant RAI, kadar serum TSH harus dijaga pada batas antara 0,5 – 2,0 mU/L hingga stratifikasi
ulang bulan 6 – 12 (lihat flowchart 1 mengenai stratifikasi resiko post terapi (Weak
Recommendation, low quality evidence). 2,9

Setelah dilakukan stratifikasi ulang 6 sampai 12 bulan pasca terapi RAI (atau terapi bedah
bila RAI terapi tidak diberikan) dengan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik leher, Tg
terstimulasi, USG leher, dan I131 DxWBS setelah terapi RAI (I131 tidak dilakukan pada pasien
resiko rendah yang tidak ditemukan abnormalitas), maka diberikan terapi sesuai dengan respon
terapi pasien yang dapat dilihat pada flowchart 2. (terapi lanjutan sesuai dengan respon terapi
awal)9.

Assesment terapi dibagi menjadi tiga5, yang pertama yaitu respon sangat baik. Terapi TSH
yang diberikan pada pasien respon ini dengan resiko awal rendah maka akan diberikan level C
TSH supresi 03, - 2 mlU/L9, sedangkan bila resiko awal sedang diberikan level B TSH supresi 0,1-
0,5mlU/L selama 5 sampai 10 tahun9 dan di follow up menurut Vaisman10. Yang kedua yaitu
respon diterima, terapi TSH yang diberikan yaitu level A supresi TSH 0,1 – 0,01 mlU/L9 dan
difollow up menurut Tuttle11. Yang ketiga yaitu respon inkomplit, terapi TSH yang diberikan level
A supresi TSH 0,1 – 0,01 mlU/L dan dilakukan follow up untuk mengevaluasi dari hasil imaging
cross sectional , bila memungkinkan FDG – PET scan dan perlu diterapi lebih lanjut sesuai rencana
individual.11 Kriteria penentuan respon terapi dapat dilihat pada flowchart 2 (terapi lanjutan sesuai
dengan respon terapi awal)9

Suppresi level A (TSH : 0,1 – 0,01 mlU/L) direkomendasikan pada pasien dengan respon
diterima atau inkomplit pada terapi awal tanpa dibatasi ketiadaan suatu kontraindikasi spesifik

Suppresi level B (TSH : 0,1 – 0,5 mlU/L) selama 5 sampai 10 tahun direkomendasikan
pada pasien yang memiliki respon sangat baik dari terapi awal (bebas tumor secara biokimia dan
klinis), tetapi datang dengan resiko awal tinggi atau sedang.

Suppresi level C (TSH : 0,3 – 2 mlU/L) direkomendasikan pada pasien yang bebas tumor,
terutama dengan resiko rekurensi rendah atau pada pasien yang tidak mendapatkan terapi ablasi
sisa dan kadar serum Tg tersupresi tidak terdeteksi dan juga tidak ditemukan kelainan USG leher

Pada pasien yang tidak dapat mentoleransi terapi TSH supresif (apabila ditemukan adanya
gejala dan tanda hipertiroid), sebaiknya pindah ke level supresi yang lebih rendah (dari A ke B ke
C)

Anda mungkin juga menyukai