Anda di halaman 1dari 17

CITY HOTEL BINTANG 4 DI SEMARANG

(Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Modern)

Oleh : Abdul Wahid1), Esti Yulitriani T. 2), Iwan Priyoga3)


1)
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang
2), 3)
Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRAKSI
City hotel di kota Semarang merupakan salah satu solusi untuk memberikan pelayanan jasa
bagi para pengguna hotel yang ingin menginap maupun sekedar menikmati fasilitas-fasiltas yang
disediakan oleh pengelola hotel, serta menampung para pelaku bisnis maupun wisatawan yang
membutuhkan akomodasi dan penginapan. Hal ini dikarenakan kota Semarang merupakan ibu
kota Provinsi Jawa Tengah,serta merupakan pusat bisnis dan wisata, Letak Kota Semarang yang
sangat strategis yang merupakan jalur utama baik dari arah Jakarta maupun Surabaya,
merupakan titik pertemuan dari dua Kota besar tersebut, Oleh karena itu dapat dijadikan peluang
bisnis yang maju dan pesat dari sektor perhotelan.
Kata kunci : City Hotel Bintang 4, arsitektur modern.

I. PENDAHULUAN merupakan pusat pemerintahan dan


1.1 Latar Belakang perdagangan yang membangun segala bidang,
Kota Semarang merupakan salah satu kota hal ini tidak terlepas dari faktor penunjang yaitu
yang berkembang di Indonesia, sebagai salah jasa akomodasi dan perhotelan. Dengan adanya
satu kota yang memiliki jaringan akses fasilitas yang memadai tentunya akan
perdagangan dan jasa yang cukup besar, serta mendorong para pelaku ekonomi maupun para
mempunyai peranan yang penting, baik didalam pengguna jasa lebih tertarik untuk singgah dan
kota Semarang sendiri maupun lingkungan menginap dikota Semarang. Perkembangan
daerah dan kota di sekitar Semarang, Maka selanjutnya sangat berpotensi untuk bisnis
perlu ditunjang dengan kelengkapan fasilitas akomodasi/perhotelan yang bertaraf
yang tersedia. Kota Semarang yang memiliki internasional untuk mendukung program
visi dan misi sebagai kota yang ingin pemerintah dalam bidang investasi dan
memajukan perdagangan dan jasa harus pariwisata.
ditunjang dengan kelengkapan fasilitas-fasilitas
yang memadahi. 1.2 Maksud dan Tujuan

Kota Semarang memiliki jaringan dan jalur Merancang bentuk desain city hotel

bisnis utama, letak wilayah kota Semarang yang bintang 4 di kota Semarang yang sesuai dengan

strategis, yakni menghubungkan antara kebutuhan pengunjung hotel.

pebisnis asal surabaya maupun dari Jakarta,


1.3 Sasaran
letaknya berada ditengah – tengah akses kedua
Tersusunnya usulan langkah-langkah
jalur kota besar tersebut. Kota Semarang juga
pokok proses (dasar) perencanaan dan

1
perancangan hotel bintang 4 di Semarang a. Situasi, kondisi dan daya dukung tanah
melalui aspek-aspek panduan perancangan kawasan yang digunakan termasuk

dan alur pikir proses penyusunan LP3A jaringan utilitas kota, serta sarana
infrastruktur yang lain dianggap siap untuk
dan Desain Grafis yang akan dikerjakan.
mengantisipasi berdirinya bangunan city
1.4 Batasan dan Anggapan hotel bintang 4 di Semarang.
1. Batasan b. Masalah status tanah, lokasi dan tapak
a. Peraturan bangunan yang akan digunakan serta penyediaan dana dianggap dapat
mengacu pada peraturan daerah setempat diatasi.
yang tercantum dalam Rencana Tata c. Studi dan data yang didapat dari instansi
Ruang Wilayah kota Semarang tahun yang terkait mengenai kondisi kota
2011-2031 Semarang dianggap relevan untuk
b. Penentuan lokasi dan tapak mengacu pada dijadikan acuan dalam pedoman
RTRW kota Semarang. perancangan.
c. City hotel bintang 4 di Semarang
direncanakan berdasarkan prediksi 10 II. TINJAUAN TEORI
tahun mendatang. City hotel adalah hotel yang lokasinya
d. Tamu hotel tidak dibedakan antara tamu terletak di pusat kota. (W.S. Hattrell and
domestik dan tamu mancanegara atau Partners, 1962,hotels restaurants bars). City
kepentingannya. hotel atau hotel kota biasanya termasuk hotel
e. Permasalahan mengenai kondisi lahan, mewah, hotel untuk konferensi/pertemuan-
struktur tanah, serta kondisi daya dukung pertemuan besar dan hotel untuk para tamu
tanah tidak akan dibahas secara mendetail kepariwisataan. Karakteristiknya antara lain
dalam lingkup ini. tingginya perbandingan pemakaian ruang-ruang
f. Besaran luas ruang-ruang bangunan yang diatas lokasi yang bersangkutan, bangunan
merupakan tuntutan kebutuhan ruang hasil bertingkat tinggi, keteraturan pemanfaatan
studi kasus dan wawancara dengan pihak ruang-ruang yang disediakan, termasuk
terkait dapat digunakan sebagai acuan pertokoan atau perkantoran, sehingga dalam
dalam strategi perancangan, disamping pengembangannya memungkinkan keberhasilan
standar ruang untuk hotel yang ideal atau hotel tersebut. (Ernst Neufert, 1987;211).
yang telah ditentukan.
g. Titik berat perencanaan dan perancangan 1. Klasifikasi Hotel
adalah pada masalah-masalah arsitektural, Berdasarkan keputusan Dirjen Pariwisata
dengan demikian permasalahan dibidang No : 14/U/1988 tentang usaha dan pengelolaan
ekonomi, politik, dan di bidang lain di luar hotel menjelaskan bahwa klasifikasi hotel
bidang arsitektur tidak akan dibahas. menggunakan sistem bintang. Kelas tertinggi
2. Anggapan

2
adalah bintang lima, sedangkan kelas terendah b) Pengunjung yang tinggal tidak terlalu lama
adalah bintang satu. : Pengunjung dalam waktu tertentu tinggal
Hotel-hotel yang tidak memenuhi standart didalam hotel dan mendapatkan pelayanan
kelima kelas tersebut, atau yang berada dan fasilitas sesuai dengan kebutuhan
dibawah standart minimum yang ditentukan c) Pengunjung yang tidak menginap :
disebut hotel non bintang (melati). Dasar Pengunjung sehari-hari yang umumnya
pemilihan yang digunakan antara lain menggunakan ruang-ruang publik seperti
mencakup: ruang duduk (lounge), restoran, diskotik,
1. Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel dan dan ruang konferensi.
kondisi bangunan b. Aktifitas dan Fasilitas Hotel
2. Jumlah kamar yang tersedia Dari pengelompokan dan pengorganisasian
3. Bentuk pelayanan yang diberikan sebuah hotel yang ada seperti yang telah
4. Kualifikasi tenaga kerja, meliputi diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan dan kesejahteraan karyawan aktifitas-aktifitas dlam sebuah hotel terdiri dari :
5. Fasilitas olah raga dan rekreasi lainnya yang 1) Aktifitas
tersedia seperti kolam renang, lapangan a) Kelompok aktifitas utama, adalah
tenis, diskotik dan sebagainya. kelompok aktifitas yang paling pokok
2. Karakteristik Non Fisik Hotel dalam hotel yaitu pengguna fasilitas
a. Pengunjung Hotel hotel yakni para pengunjung hotel
Pengunjung suatu hotel dapat dibedakan b) Kelompok aktifitas pendukung, adalah
menjadi 2 jenis (Walter A.Rutes dan Richard kelompok yang mendukung
H.Penner, 1985;38), yaitu: kelangsungan kegiatan kelompok
1) Pengunjung berdasarkan keperluan aktifitas utama tercakup didalamnya
Yaitu pembagian pengunjung hotel yang kegiatan administrasi, penyediaan
datang dengan keperluan tertentu seperti : barang, perawatan dan pemeliharaan
Rekreasi, Olahraga, Bisnis, Transaksi gedung
Perdagangan, Konferensi, Kegiatan c) Kelompok aktifitas pelayanan,adalah
Seremonial, Dan Lain-Lain. kelompok aktifitas yang mencakup
2) Pengunjung berdasarkan jangka waktu kegiatan service bagi para tamu baik
menginap langsung maupun tak langsung.
a) Pengunjung yang tinggal dalam waktu Individu yang terlibat adalah para
lama : Pengunjung tipe ini umumnya karyawan tata graha, karyawan
minimal tinggal 3 bulan. Oleh karena itu penyedia food and beverage, serta para
hotel-hotel tertentu menyediakan fasilitas room boy.
hunian bagi mereka seperti rumah 2) Fasilitas
sewa/apartemen/residential hotel a) Fasilitas kegiatan privat, merupakan
fasilitas yang digunakan mewadahi

3
kegiatan tamu dalam beristirahat yang 3) Administration Office : Terdiri dari
berupa kamar-kamar tidur beserta front desk, accounting office, executive
fasilitas-fasilitas perlengkapan office, sales & catering office
b) Fasilitas untuk kegiatan publik, b. Back Of House
merupakan fasilitas umum untuk para 1) Food preparation and storage areas;
pengunjung seperti restoran, ruang 2) Receiving, trash, and general storage
pertemuan, bar, lounge dan sebagainya areas;
c) Fasilitas untuk kegiatan pelayanan, 3) Employe areas, terdiri dari personil
merupakan fasilitas yang disediakan and time keeper office, locker and
untuk melayani para pengunjung secara toilet, employe dining and housing;
tidak langsung seperti dapur, food and 4) Laundry and housekeeping;
beverage, ruang karyawan, ruang 5) Engineering and mechanical areas,
mekanikal-elektrikal space dan yang terdiri dari engineering office,
sebagainya. maintenance shop, mechanical/
Penyediaan sarana dan fasilitas ini sangat electrical areas.
tergantung dari jenis hotel itu sendiri Dalam pengelolaan bagian-bagian hotel
sesuai lingkup pelayanannya, fasilitas- tersebut dioperasikan oleh departemen-
fasilitas yang ada dapat menjadi daya tarik departemen yang dikelompokkan sebagai
tersendiri bagi sebuah hotel terdapat calon berikut :
pengunjung yang ada. a. Room Dept : Departemen yang bertugas
3. Pengelolaan Hotel menyediakan kebutuhan kamar bagi para
Terdapat beberapa bagian dalam pengunjung
pengelolaan hotel. Seluruh bagian ini b. Housekeeping Dept : Departemen yang
terkoordinir serta dikendalikan oleh seorang bertugas memelihara kebersihan, kerapian,
General Manager yang biasanya dibantu oleh dan kelengkapan kamar-kamar tamu,
Executive Assistant Manager. Bagian-bagian restoran, bar, dan tempat-tempat umum
tersebut antara lain (Walter A.Rutes and dalam hotel
Richard H.Penner,1985;229) : c. Food and Baverage Dept : Departemen
a. Front Office yang menyediakan dan menyajikan
1) Guest Room : Terdiri dari kamar-kamar makanan, minuman
tamu d. Engineering Dept : Departemen yang
2) Public Space : Terdiri dari exterior bertugas melaksanakan pelaksanaan,
approach & exterace, lobby,food & perancangan, pemasangan, dan
beverage outlet, function space, serta pemeliharaan gedung serta perlengkapan
recreation facilities, dan parkir hotel lainnya
e. Personal Dept : Departemen yang bertugas
melaksanakan pemilihan dan pengadaan

4
tenaga kerja hotel, termasuk didalamnya keperluan tamu hotel dan juga usaha bisnis
pemeliharaan moral, dan kesejahteraan lainnya yang terpisah dari kegiatan hotel.
tenaga kerja, serta meningkatkan c. Food and baverage store space :
pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja Kelompok ruang yang melayani
hotel penyediaan makanan dan minuman baik
f. Marketing Dept : Departemen yang dari penerimaan sampai pelayanan kepada
mengelola keuangan, baik penerimaan tamu. Termasuk dalam kelompok ini
maupun pengeluaran uang hotel adalah store room, ruang penerima,
g. Security Dept : Departemen yang bertugas restoran, coffe shop, bar, dapur, gudang,
menjaga dan memelihara keamanan dan dan lain-lain.
ketertiban didalam lingkungan hotel d. General service space : Kelompok ruang
h. Other Operation Dept : Departemen yang pelayanan secara umum meliputi
tidak termasuk dalam kelompok diatas, administrasi umum, operasi, gudang,
seperti bank, sport club, diskotik, massage, locker, ruang makan karyawan, laundry,
dan lain-lain linen room, housekeeping, maintenance,
De chiara dan Callender dalam Time Saver dan sebagainya.
Standards for Building Types (1973;719-735) e. Guest room space : Kelompok yang terdiri
menyebutkan bahwa pada dasarnya sebuah dari ruang tidur bagi tamu yang menginap,
hotel terdiri dari dua bagian, yaitu: dilengkapi dengan fasilitas untuk ruang
a. Front Office : Menyangkut pengelolaan tidur, toilet, koridor, lift, dan perlengkapan
bagian umum, karyawan, dan tamu hotel lainnya.
seperti: bagian registrasi tamu, area Hotel sebagai suatu usaha industri
administrasi, lobby, kamar tamu, serta pelayanan jasa, menghasilkan, menyediakan,
fasilitas umum seperti restoran dan dan melayani tamu dalam bentuk barang dan
sebagainya. jasa. Dari segi wujudnya, produk industri hotel
b. Back Of The House : Menyangkut terdiri dari dua bagian, yaitu:
pengelolaan bagian hotel seperti a. Tangible Product (Produk yang berwujud)
housekeeping, laundry, dan ruang : Produk hotel yang secara nyata dapat
mekanikal. dilihat, diraba, atau secara langsung
Dari kedua bagian ini diorganisasikan terlihat dalam wujud benda, seperti kamar
kedalam kelompok-kelompok ruang, yaitu: tidur, makanan, minuman, dan lain-lain
a. Public space : Kelompok ruang umum b. Non Tangible Product (Produk yang tidak
termasuk lobby utama, front office, dan berwujud) : Produk hotel yang tidak secara
entertainment room nyata terlihat, tetapi sangat berpengaruh
b. Consession and rentable space : Kelompok terhadap nilai atau mutu
ruang yang disewakan untuk melayani dariTangibleproduct, misalnya suasana
lingkungan, ketenangan, ketentraman,

5
keramahtamahan, jaminan kesehatan, pemecahan yang baik agar tercipta
kebersihan, dan lain-lain. keteraturan dalam bangunan.
4. Dasar-Dasar Perencanaan Berdasarkan pembahasan mengenai teori
Perencanaan sebuah hotel tidak hanya hotel sebelumnya, maka dapat diperoleh suatu
sebatas mewadahi aktifitas manusianya saja rumusan dasar-dasar perencanaan city hotel
tetapi juga diorientasikan sebagai perencanaan secara spesifik. Yaitu:
bangunan komersial. Dalam Hotels Restaurants a. Jenis hotel termasuk kelas mewah /
Bars (W.S. Hattrell and Partners, 1962; 1-4) bintang.
disebutkan bahwa dasar-dasar perencanaan b. Fasilitas hotel ditujukan untuk melayani
hotel yaitu: kegiatan konferensi atau pertemuan-
a. Lokasi : Faktor ini akan mempengaruhi pertemuan besar serta hotel untuk para
sifat dan jenis hotel. Misalnya lokasi di tamu kepariwisataan. berdasarkan
daerah wisata akan berbeda dengan lokasi klasifikasi hotel bintang, maka hotel yang
pada tengah kota. memiliki fasilitas seperti business center,
b. Orientasi bangunan : Orientasi bangunan ruang konferensi, biro perjalanan,
menjadi faktor yang memberikan maskapai perjalanan, pertokoan, restoran,
pengaruh dari dan ke dalam bangunan dan pusat kebugaran adalah hotel kelas
terhadap lingkungan yang ada. Orientasi bintang empat dan lima.
ini dimaksudkan untuk menyerap potensi c. Lokasi hotel terletak dipusat kota atau di
baik dari lingkungan yang ada seperti bagian kota dengan karakteristik kegiatan
pemanfaatan view, pencapaian, sinar perdagangan.
matahari, serta menghindari gangguan dari d. Merupakan bangunan lantai banyak
lingkungan seperti kebisingan dan dengan perbandingan pemakaian ruang-
sebagainya. Dengan ini menjadikan ruang yang tinggi serta pemanfaatan
bangunan lebih berinteraksi dengan ruang-ruang yang teratur.
lingkungannya.
c. Struktur : Struktur bangunan akan III. METODOLOGI
tergantung dari ukuran, site, kondisi tanah, A. Tujuan dan Sasaran Perancangan
harga serta cuaca (klimatologi). Pemilihan Tujuan perancangan City Hotel Bintang 4
modul struktur mempengaruhi bentuk dan di Semarang adalah perancangan penyediaan
modul ruang-ruang yang ada khusunya fasilitas pelayanan jasa akomodasi dan
kamar-kamar yang ada. penginapan sebagai pelayanan penginapan.
d. Kemudahan sirkulasi : Fungsi hotel Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah
menjadi efisien dan ekonomis karena tersusunnya program ruang dan konsep dasar
pengaturan pola sirkulasi yang baik. perancangan untuk Perencanaan City Hotel
Pemisahan sirkulasi umum dan sirkulasi Bintang 4 di Semarang
pelayanan merupakan salah satu B. Faktor Penentu Perancangan
6
Faktor penentu perancangan ini a. Room Dept : Departemen yang bertugas
berdasarkan pendekatan dan ketentuan menyediakan kebutuhan kamar bagi
perencanaan City Hotel Bintang 4 di Semarang. para pengunjung
Pendekatan perencanaan dan perancangan ini b. Housekeeping Dept : Departemen yang
merupakan pedoman untuk mencapai landasan bertugas memelihara kebersihan,
program perencanaan dan perancangan City kerapian, dan kelengkapan kamar-
Hotel Bintang 4 di Semarang kamar tamu, restoran, bar, dan tempat-
Adapun faktor penentu Perancangan dalam tempat umum dalam hotel
pendekatan ini adalah sebagai berikut: c. Food and Baverage Dept : Departemen
Adanya potensi lokasi yang dapat yang menyediakan dan menyajikan
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan makanan, minuman
fasilitas hotel di Kota Semarang. d. Engineering Dept : Departemen yang
a. Lokasi perancangan disesuaikan dengan bertugas melaksanakan pelaksanaan,
kebijakan Pemerintah Kota Semarang perancangan, pemasangan, dan
dalam perencanaan pembangunan. pemeliharaan gedung serta
b. Pemilihan tapak untuk City Hotel Bintang perlengkapan hotel lainnya
4 adalah pencapaian harus mudah dan e. Personal Dept : Departemen yang
terletak didekat pemukiman penduduk, bertugas melaksanakan pemilihan dan
dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 dan pengadaan tenaga kerja hotel, termasuk
roda 4. didalamnya pemeliharaan moral, dan
c. Perancangan ini merupakan suatu sistem kesejahteraan tenaga kerja, serta
agar City Hotel Bintang 4 di Semarang meningkatkan pengetahuan dan
yang dihasilkan dapat berfungsi sesuai ketrampilan tenaga kerja hotel
dengan ketentuan dan persyaratan yang f. Marketing Dept : Departemen yang
ada. mengelola keuangan, baik penerimaan
d. Besaran ruang perancangan ini didasarkan maupun pengeluaran uang hotel
pada studi literature, survey lapangan, g. Security Dept : Departemen yang
studi banding dan analisa dari unsur bertugas menjaga dan memelihara
penentu, pelaku, kegiatan, ruang, fasilitas, keamanan dan ketertiban didalam
lokasi serta tapak yang dibutuhkan. lingkungan hotel
C. Kegiatan dan Pelaku Kegiatan h. Other Operation Dept : Departemen
Ada beberapa Kegiatan dan Pelaku yang tidak termasuk dalam kelompok
kegiatan yang ada di City Hotel Bintang 4 di diatas, seperti bank, sport club,
Semarang yaitu sebagai berikut : diskotik, massage, dan lain-lain
1. Pengelola/karyawan : Tenaga kerja dalam 2. Pengunjung : Sedangkan untuk lingkup
City Hotel Bintang 4 di Semarang ini di pengunjung City Hotel Bintang 4 di
bedakan menjadi 8 macam yaitu : Semarang dapat dibedakan menjadi 2 jenis

7
(Walter A.Rutes dan Richard H.Penner, Pada perancangan ini digunakan pendekatan
1985;38), yaitu: Arsitektur Modern yang mampu menunjukkan
a. Pengunjung berdasarkan keperluan, karya baru yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Yaitu pembagian pengunjung hotel Bentuk desain dari elemen struktur Grid,
yang datang dengan keperluan tertentu Penggunaan sistem grid dalam struktur
seperti : Rekreasi, Olahraga, Bisnis, bangunannya, pola grid ini
Transaksi Perdagangan, Konferensi, mengekspresikannya dengan hubungan
Kegiatan Seremonial, Dan Lain-Lain. geometris yang sangat jelas.
b. Pengunjung berdasarkan jangka waktu Desain struktur sering mengeksport tangga
menginap sebagai sitem sirkulasi. Penggunaan selasar
1) Pengunjung yang tinggal dalam digunakan sebagai penghubung antar massa
waktu lama bangunan.
2) Pengunjung tipe ini umumnya E. Konsep Perancangan
minimal tinggal 3 bulan. Oleh Dalam perancangan City Hotel Bintang 4
karena itu hotel-hotel tertentu di Semarang diperlukan landasan konseptual
menyediakan fasilitas hunian bagi yang akan melandasi perancangan fisik
mereka seperti rumah sewa/ bangunan. Adapun konsep tersebut akan
apartemen/residential hotel dijabarkan sebagai berikut:
3) Pengunjung yang tinggal tidak City Hotel Bintang 4 di Semarang
terlalu lama berpedoman pada tingkat kenyamanan
4) Pengunjung dalam waktu tertentu pengunjung hotel dengan suasana yang
tinggal didalam hotel dan nyaman, tenteram dan akses yang mudah. Hal
mendapatkan pelayanan dan fasilitas ini dimaksudkan untuk menarik minat para
sesuai dengan kebutuhan pengunjung hotel untuk menginap.
5) Pengunjung yang tidak menginap Dasar-dasar pendekatan perencanaan dan
6) Pengunjung sehari-hari yang perancangan adalah sebagai berikut:
umumnya menggunakan ruang- a. Pendekatan Aspek Fungsional
ruang publik seperti ruang duduk City Hotel Bintang 4 di Semarang
(lounge), restoran, diskotik, dan merupakan wadah pelayanan akomodasi tempat
ruang konferensi. menginap, aktifitas bisnis dan wisata dengan
D. Filosofi konsep pelayanan terpadu bagi para pelaku
Bangunan yang dirancang ini sesuai ekonomi, wisatawan domestik maupun
dengan fungsinya sebagai bangunan City Hotel mancanegara.
Bintang 4 yang diperuntukkan untuk para b. Pendekatan Aspek Kontekstual
pengunjung hotel. Gaya yang ditampilkan Dasar pendekatan kontekstual adalah
dalam City Hotel Bintang 4 di Semarang ini kriteria pemilihan lokasi dan tapak bagi City
menyesuaikan kebutuhan para pengunjung. Hotel Bintang 4 di Semarang.

8
c. Pendekatan Aspek Kinerja Maka ditentukan bahwa hotel bintang tiga
City Hotel Bintang 4 di Semarang keatas, namun untuk memenuhi kebutuhan akan
memerlukan suatu kelengkapan fasilitas sepuluh tahun mendatang direncanakan pula
bangunan yang digunakan untuk menunjang fasilitas-fasilitas yang setara dengan hotel
tercapainya unsur-unsur kenyamanan, bintang 4.
kesehatan, keselamatan, kemudahan 2) Pendekatan Jumlah Pengunjung
komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan. Proyeksi perkembangan tamu atau
Oleh karena itu perlu pendekatan system utilitas pengunjung hotel bintang empat keatas di
bangunan serta sistem bangunan pintar. Semarang hingga sepuluh tahun mendatang
d. Pendekatan aspek Teknis dihitung dari tahun dimana terdapat data
Sebuah hotel yang terletak di pusat kota lengkap terakhir tentang kondisi perhotelan.
oleh karena itu bangunannya cenderung Berdasarkan diagram perkembangan
bertingkat sehingga perlu adanya suatu wisatawan yang menginap di hotel bintang di
pendekatan sistem struktur, bahan bangunan Semarang tahun 2007-2011 terlihat bahwa
dan modul yang sesuai serta ikut kecenderungannya berbentuk linier/garis lurus.
mempertimbangkan struktur untuk ruang-ruang
bentang luas seperti meetingroom IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
e. Pendekatan Aspek Arsitektural City hotel bintang 4 di Semarang
Perencanaan dan perancangan hotel harus direncanakan menjadi hotel yang dapat
memiliki pendekatan aspek arsitektural yang memenuhi akomodasi masyarakat terutama
sesuai dan mendukung dengan fungsi bangunan dalam bidang bisnis dan pariwisata demi
tersebut. perkembangan ekonomi kota Semarang,
f. Pendekatan Aspek Fungsional Berdasarkan dari hasil studi banding dan studi
1) Pendekatan Klasifikasi Hotel literature maka diperoleh :
Penentuan klasifikasi hotel bintang 4 A. Perencanaan Teknis
didasarkan oleh faktor-faktor berikut : 1. Sistem Struktur
- Perkembangan penginap hotel bintang di Syarat utama suatu system struktur
Semarang, mengalami kenaikan yang bangunan antara lain :
konstan. - Kuat terhadap gaya-gaya yang bekerja
- Tingkat penghunian kamar, berdasar data - Kaki dalam arti kata tidak berubah bentuk
bahwa pada klasifikasi hotel bintang - Stabil dalam arti tidak bergeser dari tempat
adalah yang tertinggi dengan memiliki semula
prosentase diatas 60 % Sistem struktur bangunan akan mempengaruhi
- Kota Semarang memiliki visi yang bagus terbentuknya bangunan, sehingga akan
dalam perkembangan pariwisata serta mempengaruhi penampilan bangunan tersebut.
bisnis untuk meningkatkan ekonomi kota Ada beberapa persyaratan pokok struktur antara
Semarang. lain :

9
- Keseimbangan, agar massa bangunan tidak frame structure). Struktur ini baik
bergerak untuk bangunan tinggi karena
- Kestabilan, agar bangunan tidak goyah kekakuannya yang terbentuk dari
akibat gaya luar dan punya daya tahan
permukaan grid kolom dengan balok.
terhadap gangguan alam, misalnya gempa,
2. Sistem Penyediaan dan distribusi air bersih
angin, dan kebakaran.
Penyediaan air bersih dapat diperoleh
- Kekuatan berhubungan dengan kesatuan
dari PAM atau sumur artetis (deep weel
seluruh struktur yang menerima beban.
boaring) dengan kedalaman 100 meter
- Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya
lebih. Bangunan hotel ini merupakan
yang didasarkan atas tuntutan besaran
ruang, fleksibilitas terhadap penyusunan bangunan bertingkat ada dua macam system
unit-unit hunian, pola sirkulasi, system pendistribusian air bersih, yakni :
utilitas, dan lain-lain. - Down Feed System : Air bersih dari
- Ekonomis, baik dalam pelaksanaan saluran PAM/deep weel dimasukan
maupun pemeliharaan. kedalam distribusi bangunan dan
- Estetika struktur dapat merupakan bagian ditampung dalam ground reservoir ,
integral dengan ekspresi arsitektur yang
dengan menggunakan pompa air bersih
serasi dan logis.
dinaikkan ke roof tank pada atap
Sistem struktur suatu bangunan tinggi terdiri
bangunan untuk selanjutnya secara
dari :
gravitasi air dialirkan ketiap- tiap lantai
- Sub Structure : Sub Structure adalah
struktur bawah bangunan atau pondasi.
menuju masing – masing kamar.

Karakter struktur tanah dan jenis tanah Keuntungan :


sangat menentukan jenis pondasi. sub  Sistem ini masih dapat menjamin

structure pada bangunan apartemen ini kelangsungan air bersih walaupun

menggunakan pondasi tiang pancang. aliran air bersih padam.

Pondasi tiang pancang adalah system  Umumnya kekuatan air ditiap lantai

pondasi yang penyaluran gayanya melalui relative sama (tidak tergantung pada

tiang. Prinsip penyaluran gayanya adalah ketinggian bangunan .

beban yang bekerja disalurkan melalui Kerugian :


tiang kelapisan tanah bagian dalam dengan  Membutuhkan ruang untuk tangki
daya dukung yang besar. diatap bangunan.
- Upper structure : Upper structure  Penambahan beban diatap bangunan.

adalah pondasi atas bangunan . Upper - Up feed system air bersih dari saluran
PAM atau deep well masuk kedalam
structure yang digunakan pada hotel ini
distribusi bangunan dan ditampung dalam
adalah struktur rangka kaku (rigid
ground reservoir, kemudian dengan

10
menggunakan pompa air bersih di  Pada sistem ini untuk saluran air kotor
distribusikan ke tiap-tiap lantai kondotel. bisa direncanakan pembilassan
Keuntungan : Sangat efektif untuk sendiri,baik pada musim kemarau
bangunan bertingkat rendah. maupun musim hujan.
Kerugian : Kerugian :

 Aliran air bersih tidak dapat mengalir  Harus membuat 2 sistem saluran
bila listrik padam. sehingga memerlukan tempat yang luas
 Dibutuhkan beberapa pompa tekan dan biaya yang cukup besar.
yang bekerja otomatis. - Sistem Pembuangan air kotor
 Umumnya pada daerah terbatas, Sistem Pembuangan air bekas. Air bekas
kekuatan air menjadi kecil (terutama yang dimaksud adalah air bekas cucian
untuk bangunan tingkat tinggi). pakaian,cucian piring,atau peralatan
3. Sistem Pembuangan Air kotor memasak dan beberapa macam cucian
Terdapat 2 macam air buangan, yaitu air lainnya dari hotel pipa pembuangan
kotor dan air hujan, dengan 3 sistem buangan, digunakan pipa-pipa PVC atau pipa beton
antara lain : dengan diameter yang diperhitungkan
- Sistem Terpisah (Separate Sistem) Mengingat Menggunakan pipa panjang
Air kotor dan air hujan dilayani oleh PVC 4 m, maka tiap 4 m dibuatkan
system masing-masing secara terpisah. sambungan atau dihubungkan dengan pipa-
Pemilihan system ini didasarkan atas pipa lain.Untuk pipa vertical diusahakan
beberapa pertimbangan antara lain: hubungan menggunakan sambungan
 Kuantitas yang jauh berbeda antara dengan sudut lebih kecil dari 90 derajat
buangan air kotor dan air hujan. sehingga tidak terjadi air
 Air buangan memerlukan pengolahan balik.Pembuangan air bekas ini dapat
terlebih dahulu sedangkan air hujan dialirkan ke saluran lingkungan atau
tidak perlu dan secepatnya dibuang ke saluran kota.
sungai. B. Pemilihan Tapak.
Keuntungan : Terletak di jalan Simpang Lima, dengan
 Sistem saluran memiliki dimensi yang kondisi tapak menghadap ke arah Barat.
kecil, sehingga memudahkan Tapak ini memiliki luas ±5057 m², adapun
pembuatan dan operasinya. batas-batasnya adalah :
 Penggunaan system terpisah Sebelah utara : Jl.Simpang Lima
mengurangi bahaya kesehatan bagi (Matahari Plaza)
masyarakat. Sebelah timur : Bangunan Pertokoan
 Pada instalasi pengolahan air kotor Sebelah Selatan : Bangunan Pertokoan
tidak ada tambahan beban kapasitas Sebelah barat : Simpang Lima Semarang
karena penamban air hujan.
11
peraturan diatas, maka kebutuhan luas tapak
untuk pembangunan hotel adalah :
Luas Tapak = Luas Lantai Dasar Bangunan
KDB
= 1570 m²
0,7
= 2242 m²
Agar luas tapak yang dibutuhkan dapat
memenuhi area parkir outdoor maka hasil diatas
perlu ditambahkan dengan luasan parkir
outdoor :
= 2242 m² + 1954 m² = 4196 m²
Kelompok ruang kegiatan umum 434,6 m² Jadi luas tapak yang dibutuhkan adalah 4196 m²
Kelompok ruang tamu bersama 5231,3625 m² Persyaratan Ketinggian Bangunan
Kelompok kegiatan menginap 3588 m² = Luas Program Ruang Total / Luas lantai dasar
Kelompok rg kegiatan pengelola Luas 254,8 m² = 14872 m² / 1570 m²
Kelompok ruang kegiatan pelayanan Luas = 9,47 lt
1886,87 m² = 10 lantai< 12 Lantai (Sudah
Kelompok ruang parkir indoor Luas 1522 m² memenuhi Persyaratan).
Kelompok ruang parkir outdoor Luas 1954 m²
Luas total lantai bangunan 14872 m² V. KESIMPULAN
Ruang-ruang yang berada dilantai dasar Dari beberapa uraian tersebut diatas dapat
adalah sebagai berikut : disimpulkan bahwa dengan adanya City Hotel
1. Kelompok ruang kegiatan umum = 434,6 m² Bintang 4 di Semarang diharapkan mampu
2. Kelompok kegiatan pengelola = 254,8 m² memenuhi kebutuhan pelayanan fasilitas hotel
3. gudang dan Mekanikal = 677,92 m² yang memadai sehingga dapat mendukung
Sirkulasi 30 % = 203,37 m² perkembangan Kota Semarang.
= 881,29 m²
Jadi luas lantai dasar bangunan yang
dibutuhkan adalah = 1570,69 m²
Dibulatkan menjadi = 1570 m²
Studi Besaran Tapak
Berdasarkan RDTRK kota Semarang ditetapkan
peraturan-peraturan bangunan KDB = 70 %,
KLB=4, GSB=30 m dari as jalan, dan
ketinggian bangunan = 1-12 lantai berdasarkan

12
1. Data Fisik

2. Site Plan

13
3. Tampak Depan

4. Tampak Samping Kanan

14
5. Tampak Samping Kiri

6. Tampak Belakang

15
7. Perspektif Eksterior

8. Maket

16
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Rutes, Walter A. & Richard H.Panner, Hotel
and Planning Design, Architectural Press
Ltd,
Hatrell, W.S.& Parners, Restaurants and Bars,
Reinhold Publishing Co., 1962
UU NO 1/2009 (Dishubkominfo) Penetapan
Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan ( KKOP ) Wilayah kota
Semarang

17

Anda mungkin juga menyukai