Anda di halaman 1dari 25

SISTEMATIKA TANAMAN

Turi, Tembelekan,dan Lempuyang

MAKALAH BOTANI FARMASI

Oleh :

1. Fransisca Melani (128114002)


2. Sr. Serlina Patattan (128114006)
3. Karla Violeta (128114011)
4. Monika Meitasari Astuti (128114014)
5. Maria Indah Rosari (128114037)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa karena atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Botani Farmasi ini yang berjudul
“SISTEMATIKA TUMBUHAN” dengan baik.

Makalah ini disusun berdasarkan hasil wawancara, pengamatan,serta informasi


melalui internet yang mengenai tumbuhan Turi, tumbuhan Tembelekan dan tumbuhan
Lempuyang.

Selama pelaksanaan dalam pembuatan makalah,penulis banyak mendapat dukungan


dan bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Romo Paulus Wiryono P.,SJ selaku dosen Botani Farmasi yang telah memberikan
pengajaran tentang sistematika tumbuhan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma selama semester ini.
3. Bapak Johanes Dwiatmaka selaku dosen Botani Farmasi yang telah memberikan
pengajaran tentang Morfologi Tumbuhan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma selama semester ini.
4. Rekan-rekan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.

Adapun dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan,namun dengan segala


kerendahan hati penulis menerima segala saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari
semua pihak dengan satu harapan semoga makalah ini memenuhi harapan kita semua.

Penulis mengucapkan banyak-banyk terima kasih atas perhatiannya.

Yogyakarta,26 November 2012

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................. 1


B. Tujuan ............................................................................................ . 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Lempuyang Wangi……………………………………………… 3-6


2. Tembelekan…………………………………………………….. 7-10

3. Turi………………………………………………………………..11-14

PENGURUTAN USIA TANAMAN ....................................................15

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tumbuhan merupakan gudang obat yang memiliki manfaat untuk berbagai penyakit.
Pemanfaatan tanaman yang digunakan sebagai tumbuhan obat menyebabkan masyarakat
lebih mengkonsumsi tanaman dibandingkan jika membeli obat modern. Botani merupakan
salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh
aspek biologi tumbuh-tumbuhan.

Dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari pertumbuhan,
reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen
abiotik, serta evolusi tumbuhan. Botani mengkaji semua aspek dari tanaman, dari yang
terkecil dan berbentuk paling sederhana sampai yang terbesar dan paling kompleks, dari
kajian tentang segala aspek tentang tanaman individu sampai interaksi kompleks dari
berbagai anggota komunitas tanaman yang kompleks dengan lingkungan dan hewan. Dan
pada saat ini kami akan membuat sebuah makalah tentang sistematika pada tumbuhan.

Sistematika itu sendiri adalah ilmu yang secara ilmiah mempelajari keanekaragaman
makhluk hidup serta sejarah hubungan kekerabatan evolusi yang ada di antara mereka.
Gabungan antara taksonomi dan filogenetika.Sedangkan Sistematika tumbuhan adalah ilmu
yang berkaitan sangat erat dengan taksonomi tumbuhan. Namun demikian, sistematika
tumbuhan lebih banyak mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam
sistematika bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain,
taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel (spesimen)
tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan contoh-contoh ini. Adapun sususan
sistematika tumbuhan yaitu dari yang terbesar ke yang terkecil yaitu :

1. Kingdom
2. Divisio
3. Sub divisio
4. Class

1
5. Sub-class
6. Ordo
7. Sub-ordo
8. Family
9. Genus
10. Spesies

Pada makalah ini kelompok kami akan membahas tentang sistematika tentang
tumbuhan yaitu pada tumbuhan Lempuyang, turi, dan tembelekan.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian sistematika tumbuhan ini adalah agar mahasiswa dapat
mengamati secara langsung morfologi soatu tumbuhan dan dapat menentukan usia tumbuhan
dan mengurutkannya secara sistematis

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. LEMPUYANG WANGI

Nama Latin : Zingiber aromaticum Val.

Nama daerah : Lempuyang, Lampuyang, Rempuyang

Klasifikasi :

a) Kingdom : Plantae
b) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
c) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
d) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
e) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
f) Sub Kelas : Commelinidae
g) Ordo : Zingiberales
h) Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
i) Genus : Zingiber
j) Spesies : Zingiber aromaticum Val.

Morfologi Lempuyang :

Herba rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi
lebih dari 1 m.

a. Batang Lempuyang

Merupakan batang semu, terdiri dari helaian kelopak daun yang saling membungkus dan
berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, hijau, rimpang; merayap, berdaging,
gemuk, aromatik.

3
b. Rimpang Lempuyang

Berukuran besar, daging berwarna kuning pucat, rasa lempuyang wangi tajam dan berbau
harum, rasa lempuyang pahit tajam dan pahit dilidah dengan bau yang tidak kuat.

c. Daun Lempuyang

Berbentuk mata lembing atau bulat memanjang, ujung runcing dan pangkal mengecil,
tunggal, berpelepah, duduk berseling, pelepah; membentuk batang semu, helaian; bentuk
lanset sempit, telebar di tengah atau di atas tengah, panjang 3-7 kali lebar, pangkal runcing
atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, tulang daun
atau di pangkal, 14-40 x 3-8,5 cm, tangkai berambut, 45 mm. Lidah daun tegak, tumpul,
seperti membran, berambut 1,5-3 cm.

d. Bunga Lempuyang

Susunan majemuk bulir, bentuk bulat telur, muncul di atas tanah, tegak, berambut halus,
ramping tebal, 9-31 cm, 2-2,5 kali lebar, ujung runcing agak lebar, daun pelindung dengan
ujung datar, ukuran 1,54 x 1,54 cm., sisik tangkai bulir 4-6, lanset, tumpul, berambut, merah
3-6,5 cm. Daun pelindung sangat lebih besar dari kelopak, sama panjang dengan tabung
mahkota. Ukuran bulir 3,5-10,5 x 1,75-5,5 cm. Kelopak: 13-17 mm. Mahkota: kuning terang,
hijau gelap, atau. putih, tabung 2-3 cm, cuping bulat telur bulat memanjang, ujung meruncing
atau runcing, daun mahkota posterior paling besar 1,5-2,5 x 1-2 cm, bibir bibiran bulat telur
atau membulat, jingga .atau kuning lemon, 12 - 20 x 15 - 20 mm. Benang sari: kepala sari
elip bulat memanjang, kuning terang, 8 - 10 mm, penghubung 7 mm. Putik: bakal buah 3
ruang, bakal biji banyak, posisi aksiler, tangkai putik bercabang dua bebas. Buah: bulat telur
terbalik, merah, 12 x 8 mm. Biji: bulat memanjang bola, rata rata 4 mm.

Rumus bunga : Ca 3,Co 3,A 2,G (3)

Diagram bunga :

4
e. Habitat : Banyak tumbuh liar, tempat yang disukainya, dengan ketinggian 0-1200 m
dpl.
f. Pengembangbiakan :

Lempuyang seperti kerabat tanaman berimpang lainnya dapat diperbanyak dengan


rimpangnya. Rimpang yang cukup tua ditumbuhkan dahulu akar dan tunasnya, baru dipindah
di kebun. Selain itu perbanyakan dapat dilakukan dengan pemisahan anakan.

g. Kandungan :

Rimpang: minyak atsiri yang tersusun dari a-kurkumen, bisabolen, zingiberen, kariofilen,
seskuifelandren, zerumbon, limonen, kamfer; di samping itu zat pedas gingerol, sogaol,
zingeron, paradol, heksahidrokurkumin, dihidrogingerol; informasi lain menyebutkan damar,
tanin, resin, pati, gula.

h. Khasiat :

Rimpang: biasanya digunakan dalam bentuk seduhan rimpang untuk obat asma,
merangsang nafsu makan, merangsang membran mukosa lambung, mengurangi rasa
nyeri, pembersih darah, penambah nafsu makan, menurunkan kesuburan pada wanita,
pencegah kehamilan, pereda kejang; di samping itu sering digunakan juga untuk
mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera,
anemia, malaria, penyakit syaraf, nyeri perut, mengatasi kecacingan, masuk angin.
Pada pemakaian luar digunakan untuk mengurangi rasa nyeri .

Cara pemakaian :

1. Menambah nafsu makan


Rimpang lempuyang pahit sebanyak 150 g dicuci hingga bersih, kemudian parut
hingga halus, rebuslah parutan ini dengan 2500 cc air hingga airnya tinggal
separuh. Untuk menghilangkan rasa pahit dapat ditambahkan gula merah 50 g,
saring terlebih dahulu sebelum diminum, air ini diminum 3X sehari cukup 1
sendok makan.
5
2. Mengobati batuk rejan
Rimpang lempuyang pahit dicampur kayu manis cina dan bawang merah yang
sudah dipanggang. Campuran tersebut di tumbuk dan diperas, kemudian minum
hasil perasannya.
3. Mengobati gatal akibat alergi udang dan ikan laut
Iris tipis-tipis rimpang lempuyang, seduh seperti teh dan diminum setiap hari
hingga gejala alergi hilang.
4. Mengobati masuk angin:
Digunakan 10 gram rimpang segar lempuyang wangi; setelah dicuci, diparut,
diperas dan disaring, kemudian hasil saringan ditambah 2 sendok makan madu
dan 1/2 gelas air matang (panas), diaduk diminum dua kali sehari pagi dan sore
sama banyak.
5. Mengobati rematik
Rimpang lempuyang wangi dikupas, lalu dicampur cabe jawa, lumatkan, dan
ditambah nasi kering, ramuan itu ditempelkan pada tubuh yang sakit.
6. Obat penambah darah
Rimpang Lempuyang wangi diparut, lalu dicampur dengan gula jawa, rebus
dengan air secukupnya. Airnya diminum sehari 3X sebanyak satu sendok makan.
7. Lempuyang wangi dapat untuk mengobati asma & obat pengurang rasa sakit.
8. Wanita yang terlalu subur dapat mengurangi kesuburannya dengan minum jamu
lempuyang wangi.

6
2. TEMBELEKAN

Nama Latin : Lantana camara Linn

Nama daerah : Tahi ayam, Tembelekan, Telekan

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Verbenaceae

Genus : Lantana

Spesies : Lantana camara L.

Ciri-ciri :

Perawakan:

Perdu, tegak atau agak memanjat, tinggi 0,5 - 4 m, berbau.

Batang:

Berkayu, bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, berduri, berambut.

7
Daun:

Tunggal, berhadapan, bundar telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi


bergerigi, pertulangan menyirip, kedua permukaan berambut, perabaan
kasar, panjang 5 - 8 cm, lebar 3,5 - 5 cm, warnanya hijau tua.

Bunga:

Perbungaan majemuk bentuk bulir, mahkota bagian dalam berambut,


warnanya putih, merah muda, jinga, kuning dan sebagainya.

Buah:

Buah buni, tangkai berambut, masih muda hijau, bila masak hitam
mengkilap.

Habitat : Bisa ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.700 m dpl., pada tempat-
tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau agak ternaung. Sampel tanaman dalam
pembuatan sistematika ini diambil dari kebun obat Universitas sanata Dharma.

Kandungan :

Daun mengandung lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, humule


(mengandung minyak asiri), b - caryophyllene, g - terpidene, a -pinene dan r -cymene.

Khasiat

1. Akar
bersifat tawar dan sejuk. Berkhasiat sebagai pereda demam (antipiretik), penawar
racun (antitoksik), penghilang nyeri (analgesik) dan penghenti perdarahan
(hemostatis). Dapat juga untuk mengatasi influenza disertai demam tinggi, TBC
kelenjar (skrofuloderma), rematik, bengkak terbentur (memar), keputihan
(leukorea), kencing nanah (gonore), gondongan (parotitis, mumps), dan sakit kulit
yang berkaitan dengan gangguan emosi (neuridermatitis).

8
2. Daun
Bersifat pahit, sejuk, berbau da sedikit beracun (toksik) , yang berkhasiat
menghilangkan gatal (anti-pruritus) , anti-toksik, menghilamngkan bengkak dan
perangsang muntah. Dapat juga digunakan untuk mengobati sakit kulit, gatal-
gatal, bisul, luka, batuk, dan rematik, memar, bengkak.
3. Bunga
Manis rasanya dan sejuk, berkhasiat sebagai penghenti perdarahan. Dapat juga
untuk mengatasi TB paru dengan batuk berdarah dan sesak napas (asmatik).

Cara pemakaian :

1. TB Paru dengan batuk berdarah


Bunga tembelekan kering sebanyak 6 - 10 g direbus dalam 3 gelas air bersih
sampai tersisa separo, setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum.
Minumlah pada pagi, siang dan sore, masing-masing 1/2 gelas.
2. Rematik
Akar tembelekan kering sebanyak 1 genggam direbus dalam 5 liter air sampai
mendidih selama 15 menit. Hangat-hangat dipakai untuk mandi.
Daun tembelekan segar secukupnya direbus, airnya digunakan untuk mandi
Daun tembelekan segar secukupnya dipipis. tambahkan air kapur sirih sambil
diaduk sampai menjadi adonan seperti bubur kental. Borehkan pada bagian yang
sakit.
3. Keputihan, Kencing nanah
Akar tembelekan kering sebanyak 45 g dipotong tipis-tipis lalu direbus dalam 3
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu dibagi sama banyak
untuk 2 kali minum. pagi dan sore
4. Dermatitis, Eksim, Jamur Kulit, Bisul
Daun tembelekan segar sebanyak 1 genggam direbus dengan 3 gelas air sampai
mendidih selama 15 menit. Hangat-hangat dipakai untuk mencuci kelainan kulit.
5. Bisul
Daun tembelekan segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus.
Bubuhkan pada bisul, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali seharri.

9
6. Memar, Luka berdarah
Bunga dan daun tembelekan segar secukupnya dicuci lalu dibilas dengan air
masak. Tumbuk kedua bahan tersebut sampai halus kemudian bubuhkan pada
tempat yang sakit, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari.
7. Batuk
Daun tembelekan kering sebanyak 5 g direbus dalam 3 gelas air sampai tersisa
separonya. setelah dingin disaring, dibagi sama banyak untuk 3 kali minum, yaitu
pagi, siang dan sore.
8. Perangsang Muntah pada Keracunan Makanan
Daun tembelekan segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih lalu diseduh dengan
setengah gelas air. Biarkan selama 15 menit. Hangat-hangat diminum sekaligus.
9. Catatan:
Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah.
Perempuan hamil jangan minum rebusan tembelekan, karena dapat menyebabkan
kematian janin.

10
3. TURI

Turi (Sesbania grandiflora) merupakan pohon kecil (tinggi mencapai 10m).


Asalnya dari Asia Selatan dan Asia Tenggara namun sekarang telah tersebar ke berbagai
daerah tropis dunia.

Nama ilmiah : Sesbania grandiflora Pers

Nama daerah : Turi

Klasifikasi :

a) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


b) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
c) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
d) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
e) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
f) Sub Kelas : Rosidae
g) Ordo : Fabales
h) Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
i) Genus : Sesbania
j) Spesies : Sesbania grandiflora Pers

Morfologi :

Pohon 'kurus' berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerapkali menggantung. Kulit
luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang
tidak beraturan, lapisan gabus mudah terkelupas. Di bagian dalam berair dan sedikit
berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m.

11
Daun

Berdaun majemuk yang letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm.
Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai
pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi rata, panjang 3-4 cm, lebar
0,8-1,5 cm.

Bunga

Bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-
4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar,
bunganya berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga merah.

Buah

Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara, panjang 20-55
cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak melintang di dalam polong.

Akar

Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga bisa
menyuburkan tanah.

Rumus bunga : S  K (5) C 5. A 1 + (9). G 1

Diagram Bunga

Kandungan :

Kulit batang: Tanin, egatin, zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur,
peroksidase, zat warna.
Daun: Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B.

12
Bunga: Kalsium, zat besi, zat gula, vitamin A dan B.

Khasiat

1. Kulit batang
Sariawan, disentri, diare, scabies, cacar air, demam dengan erupsi kulit
2. Daun
Keseleo, memar akibat terpukul (hematoma), luka, keputihan (fluor albus),
batuk, hidung berlendir, sakit kepala, memperbanyak produksi ASI, beri-beri,
demam nifas, radang tenggorokan.
3. Bunga
Memperbanyak dan memperlancar peneluaran ASI, hidung berlendir.
4. Akar
Pegal linu (rheumatism), batuk berdahak.

Cara pemakaian

1. Sariawan
a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk kumur-
kumur. Lakukan 3 kali sehari.
b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa kali.
2. Sariawan, sakit tenggorokan :
Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang.
Digunakan untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle).
3. Radang tenggorokan :
Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya. Setelah
dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan kumur-kumur
sebanyak 4 kali sehari.
4. Disentri berak darah:
Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah direbus
dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, setelah dingin disaring, lalu
diminum. Lakukan 2 kali sehari.

13
5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul:
Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas kuku yang
sakit dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali sehari. Bekukan darah
dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan berkurang.
6. Keputihan:
Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih lalu
digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata lalu diperas
dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.
7. Batuk:
Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci lalu
ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel. Aduk merata, lalu
diperas dan disaring, minum.
8. Batuk berdahak:
Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus, tambahkan 1/2
cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk sampai merata, lalu diperas dan
disaring dengan sepotong kain. Minum.
9. Penambah ASI:
a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab matang.
b. Bunga dari turi putih dimasak, makan.
10. Pegal linu:
Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus, tambahkan
sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Gosokkan kebagian badan
yang sakit.
11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit:
Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya. Setelah dingin
disaring, minum.
12. Hidung berlendir, sakit kepala:
Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir air masak.
Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum.
13. Demam nifas:
Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling sampai halus. Tambahkan
3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan disaring, lalu diminum.
14
PENGURUTAN USIA TANAMAN

Tanaman Class Sub-class Urutan Usia


Turi Dikotil Rosidae 1
Tembelekan Dikotil Asteridae 2
Lempuyang Monokotil Commelinidae 3

15
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan penelitian sistematika yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan bahwa
urutan usia tanaman dari yang paling tua adalah sebagai berikut

1. Turi
2. Tembelekan
3. Lempuyang Wangi

16
Daftar Pustaka

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=65

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=105

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=236

Tjitrosoepomo, Gembong, 2005, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta
LAMPIRAN

1. TEMBELEKAN

Ujung daun meruncing


( acuminatus )

Tulang daun menyirip


Bangun daun bulat telur

Tepi daun bergerigi


( serratus )
2. TURI
Ujung daun membulat
( rotundatus )
Bangun daun bulat memanjang
( oblongus )
Daun majemuk genap

Pangkal daun membulat


( rotundatus )
3. LEMPUYANG
Bentuk mata lembing atau bulat memanjang

Anda mungkin juga menyukai