Salma Aulya Putri - V4120101 - Draft Jadi
Salma Aulya Putri - V4120101 - Draft Jadi
AGROEKOLOGI
Oleh :
Nama : Salma Aulya Putri
Nim : V4120101
Co-Ass : Diah Arum Subekti
SURAKARTA
2021
ACARA I
KONTRAK PRAKTIKUM
JADUAL ACARA PRAKTIKUM TAHUN 2020/2021
MK. AGROEKOLOGI
K1 pada ulangan 1 = 7 /1 =7
pada ulangan 2 = 4 / 1 =4
pada ulangan 3 = 1 / 1 =1
K2 pada ulangan 1 = 0
pada ulangan 2 = 0
pada ulangan 3 = 1 / 1 =1
K3 pada ulangan 1 = 0
pada ulangan 2 = 5 / 1 =5
pada ulangan 3 = 0
K4 pada ulangan 1 = 26 / 1 = 26
pada ulangan 2 = 0
pada ulangan 3 = 6 / 1 =6
K5 pada ulangan 1 = 5 / 1 =5
pada ulangan 2 = 10 / 1 = 10
pada ulangan 3 = 14 / 1 = 14
K6 pada ulangan 1 = 2 /1 =2
pada ulangan 2 = 0
pada ulangan 3 = 0
K7 pada ulangan 1 = 0
pada ulangan 2 = 1 /1 =1
pada ulangan 3 = 0
K8 pada ulangan 1 = 12 / 1 = 12
pada ulangan 2 = 9 /1 =9
pada ulangan 3 = 2 /1 =2
K9 pada ulangan 1 = 8 /1 =8
pada ulangan 2 = 7 /1 =7
pada ulangan 3 = 3 /1 =3
K10 pada ulangan 1 = 0
pada ulangan 2 = 0
pada ulangan 3 = 1 /1 =1
K11 pada ulangan 1 = 0
pada ulangan 2 = 0
pada ulangan 3 = 1 /1 =1
b. Kerapatan Relatif (KR) = ni / Σn x 100%
Dimana : ni = Jumlah individu spesies
Σn = Jumlah total individu seluruh spesies
DenahLokasi
FAKTOR ABIOTIK
Suhu Udara (°C) 31ºC
ATMOSFER RH Udara (%) 60%
Intensitas Cahaya (Lux) 11082 Lux
Jenis tanah Tanah merah
Struktur tanah : tersusun
atas > 60% fraksi liat dan
TANAH < 60% lempung berpasir
Struktur dan Warna Tanah
dengan fraksi pasir
Warna tanah : merah
kecoklatan
Sumber air Air hujan
AIR
Jaringan Irigasi Air Tersier
FAKTOR BIOTIK
Bagan Tata Tanam
JarakTanam 60 x 60 cm
Tanaman Utama Jagung bisi 2 super
(Spesies) Karakteristik jagung bisi 2 super :
1. Golongan Hibrida Silang Tunggal.
2. Umur tanaman saat 50% keluar rambut = 56 hari
dan saat masak = 103 hari.
3. Tinggi tanaman 232 cm dengan batang tinggi
dan tegak.
4. Daun berwarna hijau cerah berbentuk panjang,
lebar dan terkulai.
5. Berpotensi menghasilkan 2 tongkol yang sama
besar pada setiap tanamannya.
6. Tongkol berada di tengah-tengah tinggi tanaman
berukuran sedang, silindris dan seragam.
7. Janggel kecil, dapat dipipil langsung dengan
mesin pipil saat kering sawah dan janggel tidak
hancur.
8. Kelobot menutup tongkol dengan baik.
9. Biji berwarna kuning orange dengan bentuk semi
mutiara.
10. Berat 100 butir mencapai 265 gram.
11. Rata-rata hasil mencapai 8,9 ton per ha pipilan
kering.
12. Potensi hasil mencapai 13 ton per ha pipilan
kering.
13. Ketahanan penyakit, toleran terhadap bulai dan
karat daun.
14. Berpotensi menghasilkan 2 tongkol yang sama
besar pada setiap tanamannya.
15. Kadar air saat panen rendah sehingga harga jual
tinggi dan tahan penyimpanan.
Tipe adaptasi tanaman jagung : tanaman jagung
memiliki akar serabut yang menyebar untuk mendapat
air. Daun tanaman jagung akan menggulung dan
digugurkan saat kering untuk mengurangi penguapan.
Tanaman ini mempunyai serbuk sari yang ringan dan
berjumlah banyak untuk penyerbukan dengan dibantu
angin.
Jenis Tumbuhan Kacang panjang
Asosiasi (Spesies) Karakteristik tanaman kacang panjang :
tanaman kacang panjang merupakan tanaman
perdu semusim dan daunnya berupa daun
majemuk yang tersusun atas tiga helai, lonjong,
berseling. Daun tanaman kacang panjang
memiliki panjang 6 - 8 cm dan lebar 3 - 4,5 cm.
Tepi daun rata, pangkalnya membulat dan
ujungnya lancip. Pertulangan daun tanaman
kacang yaitu menyirip. Tanaman kacang panjang
memiliki tangkai yang silindris dengan panjang
kurang lebih 4 cm dan berwarna hijau. Kacang
panjang memiliki batang liat dan sedikit berbulu,
batangnya panjang tumbuh membelit dan
berwarna hijau dengan permukaan licin.
Tanaman kacang panjang memiliki akar
tunggang yang terdiri atas satu akar besar yang
merupakan kelanjutan batang. Akar kacang
panjang memiliki bintil akar yang dapat
mengikat nitrogen bebas dari udara. Bunga
kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu
tangkai bunga keluar dari ketiak daun, dan setiap
ibu tangkai mempunyai 3 - 5 bunga. Warna
bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Bunga
kacang panjang menyerbuk sendiri, tetapi
penyerbukan silang dengan bantuan serangga
dapat juga terjadi dengan kemungkinan
keberhasilan 10%. Buah kacang panjang
berbentuk polong bulat panjang dan ramping.
Panjang polong sekitar 10 - 80 cm. Warna
polong hijau muda sampai hijau keputihan,
setelah tua warna polong putih kekuningan.
Tipe adaptasi tanaman kacang panjang :
tanaman kacang panjang dapat beradaptasi
dengan baik. Tanaman ini dapat ditanam di
daerah dataran rendah maupun dataran tinggi.
Pisang
Karakteristik pohon pisang : pisang
merupakan tanaman monokotil, sehingga pohon
pisang memiliki akar serabut dan tidak berakar
tunggang. Akar tanaman ini memiliki warna
kecokelatan. Pertumbuhan akar pohon pisang
bergerak dan berkumpul kearah samping pohon
sepanjang 4-5 meter. Pisang merupakan salah
satu tanaman yang memiliki tinggi satu hingga
tiga meter. Batang pohon pisang berbentuk bulat
silindris berlapis. Pohon pisang memiliki dua
bagian batang, yaitu batang asli dan batang palsu
atau batang semu. Batang pada pohon pisang
tidak memiliki kambium, sehingga batang pada
pohon pisang lebih lunak daripada batang pohon
lainnya seperti mangga. Pada bagian bawah
pohon ini ditumbuhi tunas baru untuk
memperbanyak jenis tanaman pisang. Daun
pohon pisang berbentuk bulat agak lonjong
memanjang dan melebar. Pada daun tulang
pohon pisang terbentuk dari pelepah dengan
bagian ujung tumpul dan bagian tepi merata.
Warna daun pada pohon pisang adalah hijau tua
apabila sudah tua dan berawarna hijau muda
apabila masih muda atau baru tumbuh. Bunga
pohon pisang terletak di pangkal pohon untuk
bunga betina, sedangkan di bagian tengah untuk
bunga jantan. Bunga pada pohon pisang ini juga
biasa disebut dengan jantung pisang. Bunganya
terletak di pangkal pohon untuk bunga betina,
sedangkan di bagian tengah untuk bunga jantan.
Bunga pada pohon pisang ini juga biasa disebut
dengan jantung pisang. Buah pada pohon pisang
tidak memiliki biji. Buahnya cenderung
memiliki rasa yang manis, namun ada juga
beberapa jenis pisang yang memiliki biji dan
rasanya sedikit asam. Buah pisang yang belum
matang berwarna hijau dan berwarna
kekuningan ketika sudah matang.
Tipe adaptasi pohon pisang : pohon pisang
akan melengkungan daunnya pada saat musim
panas untuk mengurangi proses penguapan.
Pohon ini juga akan merobek daunnya agar tidak
roboh terkena angina kencang. Selain itu, pohon
pisang akan membiarkan daunnya mengering
tetapi tidak digugurkan untuk melindungi daun
yang baru.
Hewan (berbagai Kupu-kupu
macam serangga, Karakteristik : kupu-kupu merupakan serangga
burung, cacing, yang termasuk dalam bangsa Lepidoptera,
katak, dll) artinya serangga yang hampir seluruh
permukaan tubuhnya tertutupi oleh lembaran-
lembaran sisik yang memberi corak dan warna
sayap kupu-kupu. Kepala bulat kecil dengan alat
makan berbentuk belalai disebut probosis dan
terdapat alat sensorik berupa sepasang antena
yang biasanya menebal di bagian ujungnya.
Mata Lepidoptera adalah mata majemuk
berbentuk belahan bola pada bagian atas kepala.
Thoraks atau dada merupakan bagian tubuh
dimana kaki dan sayap tersusun atas tiga segmen
yang masing-masing terdapat sepasang kaki
untuk berjalan dan berpegangan. Dua pasang
sayap kupu-kupu terletak di meso thoraks dan
pada meta thoraks. Pada beberapa jenis kupu-
kupu seperti Papilionidae dan Nymphalidae
memiliki embelan seperi ekor (tornus). Abdomen
atau dada Lepidoptera merupakan bagian tubuh
paling lunak dibanding kepala dan dada.
Abdomen memiliki sepuluh segmen, namun
hanya tujuh atau delapan yang mudah terlihat.
Segmen ujung dari abdomen merupakan alat
kelamin kupu-kupu. Alat kelamin jantan kupu-
kupu terdiri dari sepasang capit dan pada betina
segmen terakhir abdomen berupa ovipositor
yang fungsinya untuk melakukan telur.
Tipe adaptasi : kupu-kupu memiliki alat
penghisap yang disebut probosis untuk
mendapatkan nektar yang terdapat didasar bunga
sebagai sumber makanannya.
Capung
Karakteristik : capung termasuk dalam
kelompok insekta atau serangga yang memiliki
ciri-ciri terdiri atas tiga bagian yaitu: kepala
(caput), dada (thoras), dan perut (abdomen).
Kepala capung berukuran relatif besar dibanding
tubuhnya, bentuknya membulat atau memanjang
ke samping dengan bagian belakang berlekuk ke
dalam. Capung mempunyai mata majemuk besar
dan berfaset banyak dan seringkali menempati
hampir seluruh kepala. Mata capung mampu
melihat banyak warna-warna yang berada di
sekitarnya atau dihadapannya, bahkan dengan
bentuk mata tersebut capung mampu melihat 360
derajat. Capung juga mempunyai antena atau
embelan-embelan yang terletak dikepala,
biasanya terletak dibawah mata majemuk.
Antena pada serangga bentuknya beruas-ruas
terdiri dari ruas pertama yaitu ruas dasar (skape),
ruas kedua yaitu tangkai (pedikel) dan sisanya
yaitu flagelum. Tipe antena pada capung yaitu
Setaceous Antenna atau berbentuk kecil seperti
duri. Mulut capung berkembang sesuai dengan
fungsinya sebagai pemangsa, bagian depan
terdapat labrum (bibir depan), di belakang
labrum terdapat sepasang mandibula (rahang)
yang kuat untuk merobek badan mangsanya.
Bagian belakang mandibula terdapat sepasang
maksila yang berguna untuk membantu
pekerjaan mandibula dan bagian mulut yang
paling belakang adalah labium yang menjadi
bibir belakang. Bagian dada (thoraks) terdiri dari
tiga ruas yaitu prothoraks, meso thoraks, dan
meta thoraks, masing-masing ada satu pasang
kaki. Kaki capung termasuk ke dalam tipe kaki
raptorial yaitu kaki yang mampu dipergunakan
untuk berdiri dan menangkap mangsanya.
Abdomen nya terdiri dari 10 ruas yang fleksibel,
ruas pertama sampai ruas ke delapan sebagai alat
bantu pernafasan bagi capung. Ruas capung
ramping memanjang seperti ekor dan ujungnya
dilengkapi tambahan seperti umbai yang dapat
digerakan tergantung jenisnya. Tubuh dilengkapi
dengan dua pasang sayap transparan yang
berfungsi untuk terbang serta enam tungkai
untuk bertengger atau hinggap. Sepasang tungkai
paling depan berfungsi ganda. Tungkai ini tidak
hanya berfungsi seperti kaki, tetapi dapat
berfungsi juga untuk memegang. Capung biasa
memiliki sayap depan yang berukuran lebih
besar daripada sayap belakangnya. Pangkal
sayap belakang dari capung jantan berwarna
kuning dan pterostigma kedua sayap berwarna
coklat kekuningan, sedangkan capung betina
memiliki warana coklat kekuningan pada seluruh
bagian tubuhnya dan sisi atas abdomennya
tampak lebih terang dengan garis hitam. Stigma
pada capung ciri-cirinya yaitu terdapat bintik
kuning atau hitam disisi kiri dan kanan sayap.
Tipe adaptasi : pergantian kulit (ecdysis) pada
beberapa jenis nimfa capung.
Belalang
Karakteristik : Belalang memiliki 3 bagian
tubuh utama seperti kepala, dada (thoraks) dan
perut (abdomen). Selain itu, terdapat juga
anggota tubuh lainnya seperti kaki yang bersendi
berjumlah 6, sayap 2 pasang untuk terbang dan
sepasang antena sebagai alat sensor. Kaki pada
belalang memiliki 2 fungsi yang berbeda seperti
kaki pada bagian depan digunakan untuk
berjalan, dan bagian kaki yang lebih panjang
digunakan untuk melompat. Belalang tidak
memiliki telinga, tetapi bisa merasakan getaran
di udara dengan bantuan alat sensor yang disebut
dengan tympanum. Tympanum belalang terletak
di abdomen pertama. Belalang memiliki lima
mata yang terdiri dari mata (2 compound eye dan
3 ecelli). Alat pernafasan belalang berupa trakea.
Belalang merupakan serangga dengan kerangka
luas (exoskeleton). Cara membedakan belalang
betina dengan yang jatan dapat dilihat dari
ukuran tubuhnya. Belalang betina memiliki
ukuran tubuh lebih besar berkisar 58-71 mm
sedangkan yang jantan memiliki ukuran tubuh
lebih kecil berkisar 49-63 mm.
Tipe adaptasi : belalang memiliki tipe mulut
penggigit untuk menyesuaikan dengan jenis
makanannya. Belalang bermimikri pada
tumbuhan yang dihinggapinya agar terhindar
dari pemangsa serta memikat mangsa.
Burung
Karakteristik : Sebagian besar tubuh burung
tertutup oleh bulu dan sebagian kaki bagian
bawah ditutupi sisik seperti halnya reptil.
Memiliki bermacam tipe kaki. Memiliki leher
dengan ruas tulang leher 13-25 buah. Burung
mampu menghasilkan suara yang berasal dari
siring (bagian trakea). Burung tidak memiliki
gigi, namun memiliki paruh. Burung merupakan
hewan homoioterm atau berdarah panas yang
suhunya sedikit di atas 40 derajat Celcius.
Memiliki sayap hasil modifikasi kaki depan.
Jantung burung terdiri dari empat ruang. Burung
memiliki mata yang lebar. Cerebellum (otak
kecil) pada burung berkembang dengan sangat
baik
Tipe adaptasi : burung yang memiliki paruh
berbeda beda, disesuaikan dengan jenis
makanannya.
Katak sawah
Karakteristik : katak sawah memiliki kulit yang
selalu basah dan berkelenjar, tidak bersisik luar.
Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan dan
berenang, berjari 4 pada kaki bagian depan dan
berjari 5 pada kaki bagian belakang. Tidak
memiliki sirip dan pernapasannya dengan
menggunakan insang ketika masih berbentuk
berudu dan menggunakan kulit dan paru- paru
ketika telah dewasa. Cor terbagi atas 3 ruangan,
yakni dua ruangan auricula dan satu
ventriculum. Terdapat 2 buah nares, mata
berkelopak yang dapat digerakan, mulut bergigi
dan berlidah.
Tipe adaptasi : sebagian bentuk tubuh pada
katak dirancang khusus untuk memudahkan
pergerakannya di air, selain itu katak memiliki
kaki belakang yang kuat agar memudahkannya
melompat di darat. Katak juga memiliki warna-
warna tertentu agar bisa berejakulasi dengan
lingkungannya, baik di air maupun di darat.
Kulit katak yang tipis dan lembab juga
merupakan hasil adaptasi untuk melakukan
pernapasan kulit dan pertukaran zat secara
osmosis.
Ketam/yuyu
Karakteristik : semua kaki yuyu memiliki
ujung lancip. Tempurung punggung yuyu
umumnya berwarna kecoklatan, kehitaman,
hingga ungu gelap; kerap memiliki lekukan
seperti bekas terinjak tapak kaki kuda. Tepi
tempurungnya kadang-kadang ada yang
memiliki beberapa duri kecil.
Tipe adaptasi : yuyu sawah beradaptasi dengan
tipe adaptasi morfologi dengan memiliki capit
yang tajam.
Biawak
Karakteristik : memiliki bentuk lubang hidung
oval dengan posisi lubang hidung berada di
depan moncong dan juga memiliki leher serta
moncong yang panjang. Biawak air dewasa rata-
rata berukuran 1.5 meter. Tubuh biawak air
berwarna hitam dan adanya corak bulat berwarna
kuning. Bentuk sisik di bagian atas kepala lebih
besar dan ukuran sisik di bagian belakang
(menuju ekor) semakin kecil. Bentuk ekor pipih,
pada sisi bagian atasnya keras, sangat kokoh,
dan panjangnya melebihi dari panjang kepala
dan badan. Terdapat perbedaan antara biawak
jantan dan betina, yaitu ada tidaknya sepasang
hemipenis yang dimiliki biawak jantan.
Hemipenis berbentuk seperti kantung, terletak di
pangkal ekor dan menimbulkan tonjolan pada
bagian ventral ekor. Sedangkan, pada biawak
betina memiliki sepasang oviduk dan ovarium
yang terletak pada rongga perut.
Tipe adaptasi : biawak memiliki indera
penciumannya yang sangat peka, memiliki kuku
yang panjang untuk merayap dan menusuk
musuhnya serta untuk berenang, biawak
memiliki indera pengecapnya yang kuat dengan
menjulurkan lidahnya biawak dapat mengetahui
lingkungan sekitarnya dan mengetahui posisi
santapannya, biawak memmiliki kulit yang tebal
dan sedikit gelap guna untuk menghindari dari
musuhnya, biawak berjemur di pagi dan sore
hari untuk menjaga keseimbangan suhu dan
kelembaban untuk metabolisme tubuhnya
Tikus sawah
Karakteristik : Tikus sawah memiliki ukuran
panjang ujung kepala sampai ekor 270-370 mm,
ukuran panjang ekor 130-192 mm, ukuran
panjang kaki belakang 32-39 mm, ukuran lebar
telinga 18-21 mm, warna rambut punggung
coklat muda berbintik bintik putih, sedangkan
rambut bagian perut berwarna abu-abu.
Tipe adaptasi : tikus sawah memiliki bentuk
mulut sebagai hewan omnivora serta kaki yang
digunakan untuk menggali tanah.
Sumber : Hasil Pengamatan
Tabel 2.Data Antropogenik
FAKTOR ANTROPOGENIK
Biodata Pengelola :
Nama : Hadi
Umur : 45 tahun
Alamat : Jln. Timoho Barat III, Bulusan
Pengelola lahan sawah jagung yang saya amati
cenderung santai dalam mengelola lahannya.
Karakteristik pengelola Pengelola hanya datang 3x dalam seminggu untuk
melihat lahannya, karena pekerjaan utamanya
bukan seorang petani. Kegiatan pemupukan yang
dilakukan Bapak Hadi hanya saat proses
penanaman saja. Pupuk yang digunakan yaitu
pupuk kandang. Penyiraman pada lahan sawah
Bapak Hadi hanya mengandalkan air hujan.
Cara pengelolaan Lahan yang akan ditanami jagung pertama-tama
agroekosistem digemburkan dulu, yaitu dengan mencangkul
tanah dan diberi pupuk kandang. Pengelola
membeli pupuk kandang direkan peternaknya
seharga Rp. 30.000/karung. Benih jagung
kemudian ditanam dengan jarak 60 x 60 cm agar
tidak saling menghambat pertumbuhan. Kegiatan
penyiraman pada lahan sawah ini mengandalkan
air hujan, maka dari itu disebut dengan sawah
tadah hujan. Perawatan tanaman jagung yaitu
dengan melakukan penyiangan. Tanaman-tanaman
pengganggu (gulma) akan dicabuti agar tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman utama.
Pengelola tidak menggunakan pestisida untuk
mengendalikan hama. Tanaman jagung akan
dipanen jika sudah memasuki usia 3-3,5 bulan
setelah masa tanam atau 90-105 HST. Tanaman
jagung ini dipanen menggunakan cara
konvensional yaitu dengan memetik tongkol
jagung satu persatu kemudian memotong setengah
bagian batang tanaman jagung. Sisa hasil tanaman
akan diberikan kepada rekan peternak untuk
dijadikan makanan sapi. Hasil jagung akan
digunakan pengelola sendiri untuk pakan tenak
ayamnya.
Jenis subsidi yang Pemberian pupuk kandang hanya pada saat proses
diberikan kedalam penanaman saja. Pengelola tidak menggunakan
agroekosistem (misalnya pestisida untuk mengendalikan hama. Proses
pupuk, pestisida, penanaman sampai panen dilakukan sendiri tanpa
tenagakerja, dll) menggunakan tenaga kerja.
Sumber : Hasil Pengamatan
Tabel 3. Analisis Vegetasi
Jumlahindividudalampetakcontoh
No Jenis tanaman/tumbuhan
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
Meniran (Phyllantus
1 7 4 1
urinaria)
Bandotan (Ageratum
2 - - 1
conyzoides)
Bayam duri (Amaranthus
3 - 5 -
spinosus)
4 Rumput belulang (Eleusine 26 - 6
indica)
Rumput kerbau (Bouteloua
5 5 10 14
dactyloides)
Tumpang air/suruhan
6 2 - -
(Peperomia pellucida)
Anting-anting (Acalypha
7 - 1 -
australis)
Minjangan (Chromolaena
8 12 9 2
odorata)
9 Jelatang (Urtica dioica) 8 7 3
10 Pisang (Musa paradisiacal) - - 1
Ketela pohon (Manihot
11 - - 1
esculenta)
Sumber : Hasil Pengamatan
Tabel 4. Analisis Piramida Trofik dan Jaring Makanan
No Komponen trofik Jenis anggota
Tanaman utama
(tanaman jagung) Tanaman kacang panjang
Simbiosis
1 dengan tanaman memenuhi kebutuhan
komensalisme
asosiasi (tanaman nitrogen tanaman jagung
kacang panjang)
Simbiosis
Tanaman budidaya Tanaman gulma merebut
2 amensalisme
dengan gulma nutrisi tanaman budidaya
dan kompetisi