406151001
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS PSIKIATRI
A. Keluhan Utama
Pasien mengamuk dan marah-marah tidak terkontrol.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ke rumah sakit Dharmawangsa oleh keluarganya untuk kedua
kalinya pada bulan Februari 2010 dengan keluhan pasien sering mengamuk dan marah-
marah tidak terkontrol terutama jika pasien tidak memiliki uang. Perilaku pasien ini
juga mengganggu tetangga dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
Pasien mengaku bahwa dirinya berupa orang paling pintar di dunia. Pikiran ini
selalu muncul secara berulang ulang di dalam otaknya. Pasien juga mengaku
sering melihat seorang pria berbadan tegap, berkumis putih, berambut putih, dan
berjenggot putih datang di kamarnya. Pria itu selalu memperhatikan pasien dan
mengancam ingin membunuh pasien karena pasien berupa orang terpintar di dunia.
Pasien mengaku jika melihat pria itu, pasien berusaha mengabaikannya dengan cara
tidur.
Menurut perawat keadaan pasien juga mulai tampak stabil, jarang marah-marah
ataupun berbicara sendiri dalam 1 tahun terakhir. Pasien sudah mulai dapat mengikuti
kegiatan yang ada dan membantu perawat-perawat bila diminta. Pasien juga sudah rajin
minum obat namun pasien kadang menyendiri dan tidak mau bersosialisasi dengan
pasien lainya dan memilih tidur jika pasien berhalusinasi.
D. Riwayat Keluarga
a. Latar Belakang Keluarga
Pasien adalah anak ke-tujuh dari sepuluh bersaudara.Sejak ayah meninggal,
pasien harus berhenti kuliah dan melanjutkan usaha keluarga di kampung. Semasa
hidup, ayah pasien membuka usaha bengkel dan suku cadang kendaraan bermotor. Ibu
pasien tidak bekerja dan kebutuhan sehari-hari dibiayai oleh saudara-saudara pasien
yang sudah mandiri.
Pasien mengatakan hubungannya dengan anggota keluarga yang lain harmonis
dan tidak ada masalah dalam keluarga. Keluarga pasien mengetahui bahwa Tn. J
memiliki gangguan kejiwaan sehingga jika pasien kumat dan marah-marah keluarganya
dapat memakluminya.
b. Riwayat Psikiatri Dalam Keluarga
Kakak pasien yaitu Tn. Jh memiliki gangguan kejiwaan dan sekarang dirawat di
Sanatorium Dharmawangsa bersama pasien. Pasien memiliki 2 orang paman dari pihak
ayahnya yang memiliki gangguan jiwa seperti pasien.
c. Susunan Anggota Keluarga
Pasien adalah anak ke-7 dari 10 bersaudara.
GENOGRAM :
7. Nama : MT
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Buddha
Pendidikan : Sarjana
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung
8. Nama : MR
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Buddha
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung
9. Nama : J (pasien)
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Buddha
Pendidikan : Sarjana (tidak tamat)
Hubungan dengan pasien : -
10. Nama : JK
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Buddha
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan pasien : Adik kandung
11. Nama : JI
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Buddha
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan pasien : Adik kandung
12. Nama : JK
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Buddha
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan pasien : Adik kandung
STATUS MENTALIS
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Tampak pasien laki-laki berusia 50 tahun, penampilan sesuai dengan usianya,
postur tubuh ideal, kulit berwarna sawo matang bersih, rambut hitam pendek,
berpakaian sederhana dan rapi, kebersihan diri baik. Pasien tampak tenang.
b. Kesadaran
kesadaran pasien baik dan dapat berkomunikasi cukup lancar. Bila diajak
bicara pasien mau menjawab.Pasien sangat kooperatif dan mau bercerita tentang
dirinya.
c. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien tenang dan kooperatif selama wawancara.Cara berjalan baik, pasien
dapat bergerak sebagaimana mestinya dan tidak kaku.Gerakan involunteer (-).
d. Pembicaraan dan karakteristik dalam bicara
Pasien berbicara dengan baik, jelas, dan lancar serta dapat merespon baik
dalam wawancara.Pasien juga menunjukkan perhatian yang cukup dalam setiap
wawancara.Dalam wawancara pasien melakukan kontak mata dengan
pewawancara.Kuantitas pembicaraan pasien cukup, arus bicara normal, volume suara
normal, kecepatan bicara normal, kata-kata mudah dimengerti, dan artikulasi jelas.
Jawaban dari pasien sesuai dengan pertanyaan pemeriksa.
C. Fungsi Intelektual
C. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : Ada
Halusinasi auditorik
Pasien mendengar suara bisikan bahwa ingin membunuhnya.
Halusinasi Visual
Pasien melihat pria berbadan tegap berambut putih, berjenggot putih, dan
berkumis putih di kamarnya.
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
D. Pikiran
a. Bentuk Pikir
i. Hendaya berbahasa : Tidak ada
ii. Asosiasi Longgar : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internis
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis, GCS 15
c. Keadaan gizi : baik
d. Suhu : 36.4
e. Pernapasan : 20 kali/menit
f. Nadi : 86 kali/menit
g. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
h. Berat Badan : 69 kg
i. Tinggi Badan : 168 cm
B. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk normosefal, tidak teraba benjolan, rambut hitam terdistribusi
merata dan tidak mudah dicabut.
b. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c. Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis.
d. Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret berlebihan.
e. Mulut : Kebersihan mulut kurang baik, lidah kotor, bibir tidak kering.
f. Jantung
g. Paru-paru
Perkusi : Sonor
h. Abdomen
Perkusi : Timpani
i. Ekstremitas
Tidak terdapat edema dan deformitas, akral hangat.
j. Status Neurologis
Kesadaran neurologis : compos mentis
Rangsangan meningeal : (-)
Tanda – tanda peningkatan TIK : (-)
Nn. Craniales : baik, tidak ada kelainan
Pupil : bulat, isokor, 3 mm, RC (+)/(+)
Sensibilitas : baik, tidak ada kelainan
Motorik : baik, tidak ada kelainan
Fungsi cerebellum dan koordinasi : baik
Fungsi luhur : baik
Refleks fisiologis : (+)/(+)
Refleks patologis : (-)/(-)
Susunan saraf vegetatif : baik
Kesan: tidak ada kelainan yang bermakna pada pemeriksaan fisik dan neurologis.
C. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh Sanatorium Dharmawangsa pada tanggal
28 Juni 2016 dengan hasil sebagai berikut.
Hematologi
Hitung jenis
Basofil 0 % <1
Eusinofil 3 % 1-3
Batang 2 % 2-6
Segmen 57 % 50-70
Limfosit 32 % 20-40
Monosit 6 % 2-8
MCV 88 Fl 80-96
MCH 29 Pg 27-31
Kimia Darah
Fungsi hati
Lemak
Karbohidrat
Fungsi Ginjal
Lain-lain
Telah diperiksa seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun, seorang warga Negara
Indonesia dengan keturunan Tionghoa dan beragama Buddha. Pendidikan terakhir SMA.
Pasien sudah dua kali kuliah tetapi tidak sampai tamat. Pasien merupakan anak ke-7 dari 10
bersaudara. Pasien mengaku memiliki keluarga yang harmonis dan dimanja oleh orang
tuanya. Ayah pasien meninggal tahun 1992 dan pasien sangat kehilangan. Semenjak ayahnya
meninggal pasien mengalami kesulitan ekonomi dan berhenti kuliah lalu kembali ke
kampung untuk membantu meneruskan usaha ayahnya. Dalam keluarga pasien, pasien
memiliki seorang kakak laki-laki yang juga mengalami gangguan jiwa dan saat ini dirawat di
Sanatorium Dharmawangsa bersama pasien. Kedua paman pasien dari pihak ayahnya juga
menderita gangguan jiwa. Pasien sudah bercerai dengan istrinya dan memiliki seorang anak
perempuan.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga yang lain harmonis. Ayah pasien sudah
meninggal dunia ketika pasien duduk di bangku kuliah. Ibu pasien tidak bekerja sehingga
pasien harus berhenti kuliah untuk membantu usaha ayahnya bersama saudara-saudara
pasien, yaitu usaha bengkel.
Pasien pertama kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa Grogol pada tahun 1999–2001,
kemudian 2001-2003 di rumah sakit Dharmawangsa, kemudian rumah sakit jiwa di Jambi
pada tahun 2003–2010. Kemudian oleh pihak keluarga dipindahkan ke Sanatorium
Dharmawangsa pada 20 Februari 2010 sampai sekarang dengan keluhan suka mengamuk dan
marah-marah. Pasien juga sering telanjang dan berlari lari.Pasien menjadi agresif bila
keinginannya tidak dipenuhi terutama jika pasien tidak mempunyai uang.Setelah enam tahun
perawatan, keadaan pasien sudah jauh lebih baik.
Pasien mengaku bahwa dirinya berupa orang paling pintar di dunia.Pasien
mengatakan ada seorang pria berbadan tegap berambut putih, berjenggot putih, dan berkumis
putih di kamarnya dan selalu memperhatikan dia. Pasien yakin pria itu ingin membunuh
pasien. Pasien memilih untuk mengabaikan pria itu dengan cara tidur dan setelah tidur
biasanya pria itu sudah tidak ada lagi.
Pasien patuh minum obat selama berada di Sanatorium Dharmawangsa. Pasien juga
aktif dalam kegiatan sehari hari seperti karaoke dan bermain ping pong. Pasien juga sering
memanggil dokter muda dan perawat yang lewat. Ketika diajak berbicara, pasien berbicara
koheren, mood hipotimik, dan afek terbatas dan tidak serasi(inappropriate). Tidak ditemukan
kesulitan dalam wawancara dengan pasien karena pasien cukup kooperatif.
Pasien mengaku dan menyadari bahwa dirinya sakit dan berkeinginan untuk sembuh
sehingga bisa pulang dan bertemu dengan keluarganya.Tetapi pasien tidak mengerti
penyebab penyakitnya.Pasien tampak memiliki kebersihan diri yang terjaga dan memiliki
kesadaran yang baik.Pasien kooperatif dan memiliki perilaku yang baik saat
wawancara.Pasien juga menunjukkan konsentrasi dan perhatian saat berkomunikasi sehingga
komunikasi dapat berjalan dengan lancar.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan halusinasi auditorik, halusinasi visual,
waham kebesaran, waham kejar, RTA yang terganggu, dan tilikan derajat IV.Dari hasil
pemeriksaan fisik tidak menunjukkan kelainan yang bermakna. Dari pemeriksaan
laboratorium ditemukan hipertrigliderida.
DIAGNOSIS
A. Aksis I
a. Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara klinik
bermakna yang ditemukan pasa pada pasien yaitu:
i. Adanya gejala psikopatologi (waham kebesaran, waham kejar, halusinasi
visual dan auditorik, though of echo)
ii. RTA terganggu
iii. Lingkungan mengeluh
iv. Aktivitas dan fungsi sosial terganggu
v. Tilikan terganggu
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu psikosis.
b. Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut:
i. Kesadaran neurologis : compos mentis (skor GCS 15)
ii. Orientasi : baik
iii. Daya ingat : baik
iv. Kemunduran intelektual : tidak ada
v. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan
jiwa atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
vi. Riwayat penggunaan zat psikoaktif: tidak ada
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien:
1. Tidak menderita suatu gangguan mental organik
2. Tidak menderita suatu gangguan mental dan gangguan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif
c. Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari autoanamnesa, didapatkan:
i. Waham kebesaran dan waham kejar
ii. Though of echo
iii. Halusinasi auditorik dan visual
iv. Berlangsung lebih dari 1 bulan
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA.
d. Berdasarkan adanya:
i. Memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia
B. Aksis II
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis disimpulkan bahwa, pasien tidak memiliki
gangguan kepribadian dan tidak ada retardasi mental.
C. Aksis III
Dari alloanamnesis, pemeriksaan fisik, dan neurologis diketahui bahwa pasien tidak
memiliki penyakit medis yang mempengaruhi kondisinya sekarang.Dari hasil
pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya hipertrigliserida.
D. Aksis IV
Tidak terdapat masalah psikososial yang berarti dalam 1 tahun terakhir
E. Aksis V
100–91 Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi
90–81 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
biasa.
80–71 Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, sosial,
sekolah, dll. (current)
70–61 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik. (HLPY)
30–21 Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi
dalam hampir semua bidang.
20–11 Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain, disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri.
Berdasarkan sekala Global Assessment of Functioning (GAF) pada kasus ini, saat
dievaluasi memiliki taraf penyesuaian tertinggi dalam satu tahun terakhir berada dalam
rentang 70-61, yaitu beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
Sedangnak GAF saat ini berada dalam rentang 80-71, yaitu gejala sementara dan
dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, social, sekolah, dll.Saat ini pasien dalam
keadaan terkontrol, namun halusinasi dan waham masih muncul kadang kadang namun dapa
diatasi.Pasien dapat melakukan aktivitas dengan baik saat gejala tidak muncul, namun saat
gejala muncul pasien tidak mau beraktivitas dan cenderung untuk tidur walaupun
berlangsung tidak terlalu lama karena dapat diatasi.
EVALUASI MULTIAKSIAL
FORMULASI TERAPI
A. Psikofarmakologi
Abilify Discmelt 1 x 15mg/hari (Pagi hari)
Brain Act 1 x 500 mg (Pagi hari)
Lodomer 3 x 5 mg
Elizac 1 x 20 mg (Siang hari)
Clorilex 2 x 100 mg ( Siang dan Malam hari)
Remital 1 x 10 mg (Malam hari)
Rendopid 1 x 10 mg ( Malam hari)
B. Non Psikofarmakologi
a. Psikoterapi
i. Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara rutin dan teratur demi
perbaikan penyakitnya.
ii. Pengawasan minum obat rutin, supaya gejala dan keluhan menjadi lebih
ringan.
iii. Dukungan moril dan mental pada pasien.
b. Terapi psikososial
i. Family conseling: memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga
mengenai penyakit pasien dan pentingnya dukungan moril serta motivasi
dalam kepatuhan minum obat serta strategi menurunkan stres dan pelibatan
kembali pasien ke dalam aktivitas.
ii. Personal hygiene: membiasakan pasien dalam menjaga kebersihan
diri.Terapi perilaku (behavioural therapy)
PROGNOSIS
0
1986 1990 1992 1999 2001 2002 2003 2005 2010 2015 2017
Keterangan :
1. 1986-1990 : Pasien mulai mendapatkan stressor dari kuliah namun masih berfungsi
normal (belum sakit).
2. 1990-1992 : Mulai mendengar suara-suara (halusinasi auditorik).
3. 1992 : Ayah pasien meninggal. Pasien cukup terpukul. Pasien juga
berhentikuliah dan mulai sering marah-marah.
4. 1992-1999 : Pasien semakin aneh dan menyimpang. Mulai timbul halusinasi dan
waham.
5. 1999 : Keluarga pasien mengeluh pasien sering ngamuk dan marah-marah
tidak terkontrol dan akhirnya memutuskan untuk membawanya ke
Rumah Sakit Jiwa Grogol.
6. 1999-2001 : Pasien menunjukkan perbaikan lalu dibawa pulang oleh keluarganya ke
jambi.
7. 2001 : Di jambi pasien tidak mau minum obat sehingga kembali menunjukkan
gejala seperti sebelum perawatan lalu dibawa ke Sanatorium
Dharmawangsa selama 3 bulan. Setelah itu pasien dibawa pulang lagi ke
Jambi.
8. 2001-2003 : Pasien kembali menunjukkan gejala-gejala karena tidak mau minum
obat.
9. 2003 : keluarga mambawa pasien ke RSJ Jambi karena merasa terganggu.
10. 2003-2010 : pasien tidak patuh minum obat dan sering mencoba kabur dari RSJ
Jambi.
11. 2010- skrg : Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa dan kini menunjukkan
perbaikan. Gejala berkurang dan kondisi pasien cukup stabil. Pasien juga
dapat beraktivitas dengan aktif. Pasien mau rutin minum obat.
Registrasi
3 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah
benda, satu detik untuk setiap benda.
Kemudian mintalah untuk mengulang
ketiga benda tersebut.
(beri nilai 1 untuk setiap jawaban yang
benar)
Mengingat
3 3 Tanyakan kembali nama ketiga benda yang
telah disebut diatas.
(beri nilai 1 untuk setiap jawaban yang
benar)
Bahasa
9 9 a. Apakah nama benda ini? (perlihatkan
bolpoint dan arloji) (2 nilai)
b. Ulangi kalimat berikut : “Jika tidak dan
atau tapi” (1 nilai)
c. Laksanakanlah 3 perintah :
-peganglah selembar kertas dengan
tangan kanan, lipatlah kertas itu pada
pertengahan dan letakkan dilantai (3
nilai)
d. bacalah dan laksanakan perintah berikut :
-“pejamkan mata anda” (1 nilai)
-tulislah sebuah kalimat (1nilai)
-tirulah gambar ini (1nilai)
WAWANCARA PSIKIATRI
Wawancara I
▪ Hari, tanggal : Kamis, 31 Agustus 2017
▪ Pukul : 10.00 WIB
▪ Pakaian : Kaos lengan pendek berwarna hijau, celana pendek hitam
▪ Aktivitas : Pasien sedang duduk duduk ditaman
▪ Tempat : Aula Sanatorium Dharmawangsa
▪ Keterangan : A (pemeriksa), B (pasien)
A : Selamat pagi Pak. Saya dokter Silvina. Boleh saya ngobrol-ngobrol sebentar bersama
bapak?
B : Boleh dok.
A : Ngobrolnya mau disini apa diruang makan Pak?
B : Diruang makan juga boleh Dok
A : Nama bapak siapa?
B : J dok.
A : Apa kabar bapak hari ini?
B : Baik dok.
A : Bagaimana perasaan bapak hari ini?
B : Perasaan saya baik baik saja dok hari ini (pandangan kosong) mood hipotimik
A : Biasanya bagaimana pak perasaan bapak sehari hari?
B : Baik – baik saja
A : Ada yang ini bapak J ceritakan kepada saya tentang diri bapak?
B : Saya ini orang paling pintar di dunia. waham kebesaran
A : Sejak kapan bapak merasakan seperti itu?
B : Sejak kuliah dok.
A : Wah berarti bapak lulusan terbaik di kampus dong? Kenapa bapak tidak bekerja
dikantor saja ?
B :Iya Dok saya ini lulusan terbaik lho. Tapi keluarga saya bawa saya kesini mereka tidak
suka saya paling pintar Paranoid
A : Mengapa bapak bisa merasa seperti itu?
B : Saya gatau kenapa, di otak saya itu selalu terpikirkan kalau saya itu paling pinter. -
>thought of echo
A : Apakah itu berpengaruh dalam kehidupan bapak?
B : Iya jadi saya bisa membedakan mana yang benar dan salah.
A : Pak J, kalau saya perhatikan, bapak sering tidur tidur an di teras depan kamar. Saya
sapa juga waktu itu tidak dihiraukan. Ada apa Pak J? Biasanya kan bapak selalu aktif
ikut karaoke, mengobrol dengan teman, dan main ping pong pak.
B : Tidak ada apa – apa dok saya hanya ngantuk.
A : Tidak apa – apa pak, mungkin ada yang bapak ingin keluhkan atau sampaikan kepada
saya.
B : itu dok, ada pria berbadan tegap yang muncul di kamar saya. halusinasi visual
A : Apa yang dilakukan pria itu dikamar bapak?
B : dia sering mengancam ingin membunuh saya dok.--> waham kejar dan halusinasi
auditorik
A : kenapa dia ingin membunuh bapak?
B : katanya karena saya orang paling pinter didunia jadi dia ingin membunuh saya.
A : bapak kenal pria itu?
B : gak dok..saya gak kenal, dia berbadan tegap, berkumis dan rambutnya putih tapi saya
cuekin saja dok, ntar dia pergi sendiri.
A : Baik pak. Pak J, boleh bapak menceritakan tentang kehidupan keluarga bapak?
B : Boleh dok, saya punya 1 orang istri dan 1 orang anak, namanya Clara dok
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sanatorium Dharmawangsa
Periode 21 Agustus 2017 – 23 September 2017
Laporan Kasus Ujian Psikiatri Silvina Isditya
406151001
Wawancara II
▪ Hari, tanggal : Kamis, 13 September 2017
▪ Pukul : 11.00 WIB
▪ Pakaian : Kaos putih lengan pendek, celana pendek coklat
▪ Aktivitas : Pasien sedang duduk di kursi depan kamar
▪ Tempat : Taman
▪ Keterangan : A (pemeriksa), B (pasien)
A : Pagi pak J
B : Pagi dokter.
A : Masih inget saya pak?
B : Masih dong. Dokter Silvina. Baru juga kemarin ngobrol-> orientasi orang baik
A : Tadi pak J ada apa dengan temannya? Boleh saya tahu pak?
B : Oh tadi biasa pak, teman saya minta rokok gitu deh, tapi saya aja ga punya. Dokter
ada rokok?
A : Ga punya pak.
B : Oh. Dokter ga merokok ya?
A : Ga pak. Pak J tau ga ini sekarang ada dimana?
B : Di rumah sakit sanatorium Dharmawangsa dok.-> orientasi tempat baik
A : Sekarang ini pagi, siang, atau malam pak?
B : pagi dok -> orientasi waktu baik
A : Itu disebelah bapak namanya siapa pak?
B : Itu pak Z namanya dok. ->orientasi orang baik
A : Pak J tadi siang snack apa? Enak pak?
B : Bakpao sama teh manis, Enak dok. ->ingatan jangka pendek baik
A : Oh ia Pak J, hobinya apa? Kayaknya jago banget ni pak main pingpong.
B : Ia dok, saya suka main ping pong. Dulu saya diajari sama bapak saya sejak kecil. Saya
punya loh dok meja pingpong dirumah.
A : Wah pantes saya lihat pak J main pingpong jago, kapan kapan kita main bareng ya pak.
B : Boleh dok.
A : Aktivitas disini ada apa saja si?
B : Ada karaoke, main ping pong, prakarya begituan dok. Saya si suka karaoke dan main
ping pong dok.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sanatorium Dharmawangsa
Periode 21 Agustus 2017 – 23 September 2017
Laporan Kasus Ujian Psikiatri Silvina Isditya
406151001
Wawancara III
▪ Hari, tanggal : Selasa, 19 September 2017
▪ Pukul : 10.30 WIB
▪ Pakaian : Kaos pollo lengan pendek berwarna putih berkerah hijau, celana
pendek biru
▪ Aktivitas : Pasien sedang duduk di kursi depan kamar
▪ Tempat : Halaman belakang
▪ Keterangan : A (pemeriksa), B (pasien)
A : pagi pak J (menjabat tangan)
B : Hai dokter. (menjabat tangan balik)->orientasi orang baik
A : Pak J bagaimana kabar hari ini?
B : Baik dokter.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sanatorium Dharmawangsa
Periode 21 Agustus 2017 – 23 September 2017
Laporan Kasus Ujian Psikiatri Silvina Isditya
406151001
A : Pak kita latihan hitung yuk pak biar ga pikun. Nih saya kasih soal ya pak.
B : Boleh
A : 25 kali 4 berapa? ->berhitung baik
B : 100.
A : Iya. Coba pak sekarang 100 dikurangi 7 lalu dikurangi 7 lagi sampe 7 kali berapa?
B : 93, lalu 86, lalu 79, lalu 72, lalu 65, lalu 58, lalu 51.->konsentrasibaik
A : Iya betul Pak. Bapak ingetin angka yang saya sebut ya 2, 0, 4, 9, 2. Nah, sekarang
sebutin ulang.
B : 2, 0, 4, 9, 2.. ->ingatan jangka menengah baik
A : Oke sekarang eja terbalik kasur pa.
B : r,u,s,a,k. Rusak. ->intelegensia baik.
A : bapak coba ulangi kata-kata yang saya sebut ya. Pena, Meja, Tali.
B : Pena, Meja, Tali. ->registrasi baik.
A : Wah Bapak hebat. Ya sudah saya rasa cukup wawancara kita hari ini. Terima kasih ya
pak
B : iya dok. Terima kasih juga.
Kesan selama wawancara III:
▪ Kesadaran : compos mentis
▪ Kontak mata : baik
▪ Kebersihan diri : baik
▪ Mood : hipotimik
▪ Afek : terbatas
▪ Keserasian : Tidak Sesuai
▪ Asosiasi longgar : tidak ada
▪ Koherensi : baik
▪ Halunasi visual : ada
▪ Halusinasi auditorik : ada
▪ Waham kejar : ada
▪ Daya ingat : ingatan jangan pendek, menengah, dan panjang baik
▪ Konsentrasi : baik
▪ Berhitung : baik
▪ Intelegensi : baik