Anda di halaman 1dari 9

 Pengertian Lantai :

Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi dinding-dinding sebagai tempat
dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan
ruangan-ruangan secara vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai elemen struktural maupun elemen
non-struktural dari suatu bangunan.

 Fungsi lantai antara lain :

1. Memisahan ruangan secara mendatar


2. Melimpahkan beban kepada balok
3. Mendukung dinding pemisah yang tidak menerus ke bawah
4. Meningkatkan kekakuan bangunan, terutama pada bangunan berlantai banyak
5. Mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara
6. Isolasi terhadap pertukaran suhu
7. Pada basement, lantai mencegah masuknya air tanah ke dalam bangunan

Jenis penutup lantai antara lain :

1. Lantai ubin/tegel/keramik

 Ubin semen
 Ubin batu alam / marmer / granit
 Ubin keramik (tanah dibakar)
 Ubin kayu / parket,
 Karet, PVC, dll

2. Lantai aspal

 Aspal pulasan
 Aspal beton
 Aspal pasir

 Contoh Lantai dan Pembuatannya

Lantai sederhana

 Lantai paling sederhana yang mula-mula dibuat berupa lantai tanah pada bangunan sederhana
atau bangunan sementara
 Tanah dipadatkan secukupnya, kemudian diberi pasir agar tidak melekat / lengket. Permukaan
akan menjadi lebih baik bila pasir dicampur kerikil dan ditumbuk
 Dapat juga di atasnya diberi pasangan bata merah kosongan (tanpa perekat) dan hanya siarnya
yang diberi spesi.
 Apabila diinginkan menjadi lebih kuat, pasangan bata diberi spesi baik pada dasar pasangan bata
dan pada siar-siarnya.

Gambar Lapisan Pada Lantai Sederhana

Lantai dari beton tumbuk

 Lantai dipasang di atas urugan pasir, dengan tebal urugan sekitar 20 cm


 Campuran beton adalah 1 semen : 3 pasir : 6 kerikil
 Lantai tidak diplester, namun pada saat masih basah permukaannya dihaluskan. Jika diinginkan
diplester, diberikan plester setipis mungkin dan dilakukan pada saat beton masih basah agar tidak
terpisah
 Seteleh selesai dicor, permukaan harus dibasahi / digenangi air sekitar 7 hari untuk menghindari
retak / pecah.
 Untuk bidang lantai yang luas, pengecoran dilakukan dalam kotak-kotak yang kecil untuk
mempermudah pelaksanaan dan perawatannya.
DINDING

1. Pengertian Dinding

Dinding merupakan salah satu elemen vertical / tegak bangunan, berupa bidang, dan berfungsi sebagai
penutup atau pembatas ruangan.

2.Jenis – Jenis Dinding Ditinjau dari Segi Konsepsi.

1. Structural

Melaah kondisi dan pembebanannya dan memanfaatkan memecahkan dengan tepat dan ekonomis. Aspek
peninjauan : Hirarki pembebanan, kualitas dan kuantitas pengaruh structural terhadap elemen lain.

1. Fisikal

Untuk memanfaatkan dan memelihara kondisi alamiah yang terjadi. Termasuk didalamnya factor
keamanan, keselamatan dan pemeliharaan. Aspek peninjauan :

 Pengaruh klimatikal
 Masalah akustial
 Keamanan fisik dan psikologi
 Kesehatan
 Factor pemeliharaan

1. Arsitektural

Optimasi penampilan fungsional, aspek visual dan emosional, baik interior maupun eksterior. Aspek
peninjauan : tata letak dan optimasi nilai-nilai estetik keruangan, warna, pola, tekstur dan keharmonisan
hubungan dengan elemen lain.

3 Dinding luar

Dinding luar yang berfungsi sebagai sampul atau kulit bangunan harus memenuhi syarat-syarat fisikal
yang lebih ketat. Factor-faktor yang mempengaruhi dinding luar:

 Cahaya dan panas matahari


 Hujan
 Angin
 Temperature
 Kondisi chemical lingkungan
 Keamanan dan kesehatan
4 Macam – Macam Dinding

1. Structural (memikul beban)

- Beban merata
- Bahan harus kaku dan kokoh
- Terbuat dari :

1) Batu alam (min. tebal 30 cm)


2) Batu buatan (batu min. 1 batu)
3) Beton bertulang (min. tebal 10 cm)
1. B. Non structural (tidak memikul beban)

- Digunakan untuk bangunan ringan atau darurat.


- Dapat dianggap memikul dengan syarat :
1) Elemen penyebar beban harus kaku.
2) Dinding penyekat tersebut harus pula cukup kokoh dan kaku.
- Dapat terbuat dari :
1) Batu alam
2) Batu buatan (batu bata)
3) Kayu (triplek, plywood)
4) Metal (baja, seng, alumunium)
5) Plastic
6) Kaca
7) Gabungan

 Cara Pembuatan Dinding batu bata buatan

Dinding Bata

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan
bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia
NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2
batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural).

6 Hubungan Dinding dan Kolom

1. Tergantung bahan yang dipakai untuk masing-masing elemen tersebut.


2. Tergantung tuntutan spesifikasi pemasangan.
3. Tergantung kekokohan yang diinginkan.
KUSEN PINTU DAN JENDELA
 Pengertian
Kusen Pintu dan Jendela adalah salah satu bagian terpenting bagi sebuah rumah. Keduanya
elemen ini berfungsi baik sebagai sirkulasi manusia itu sendiri, udara serta masuknya cahaya
alam yang dibutuhkan bagi kehidupan ini. Selain itu juga keberadaan jendela juga akan dapa
semakin mempercantik estetika arsitektur rumah.

4.
5. Sejarahnya belum terdapat bangunan atau rumah yang tak memiliki jendela, apalagi yang tidak
ber-berpintu, meskipun pada awalnya fungsi jendela cuma sebatas sirkulasi udara atau masuknya
cahaya di bagi sebuah bangunan. Oleh sebab itu, pada proses membuat kusen pintu dan jendela,
seharusnya menggunakan kayu jenis atau kelas yang baik, seperti kayu yang keras dan kering,
atau lebih bagusnya lagi jika kayu melalui proses pengeringan buatan atau di-oven supaya tidak
memuai dan menyusut oleh perubahan iklim siang malam dan panas hujan, dan tentunya ini akan
membuat pintu dapat tahan lebih lama.
6. Kosen pintu dan jendela seharusnya sebelum dipasangkan dicat dulu dengan meni, terutama di
bagian yang menempel pada dinding. Kosen pintu pemasangannya harus lah ditinggikan sekitar
10 cm dari permukaan lantai serta selisih ketinggian antara lantai dan bagian terbawah dari kusen
jendela tersebut diberi adukan semen serta ditancapkan besi angkur sebagai pengikat antar
adukan semen tersebut dengan balok kayu kosen, hingga dapat melekat kuat serta agar Kosen
Pintu Dan Jendela tidak goyang.
PENGERTIAN PLAFON ATAU LANGIT – LANGIT
Plafon adalah bagian konstruksi merupakan lapis pembatas antara rangka bangunan dengan rangka atapnya,
sehingga bisa sebagai atau dapat dikatakan tinggi bangunan dibawah rangka atapnya. Plafon atau sering
disebut juga langit-langit merupakan bidang atas bagian
dalam dari ruangan bangunan ( rumah ).
 Fungsi Plafon
· Plafon merupakan bagian dari interior yang harus didesain sehingga ruangan menjadi sejuk dan enak
dipandang (artistik).
· Plafon sebagai batas tinggi suatu ruangan tentunya ketinggian dapat diatur dan disesuaikan dengan
fungsinya ruangan yang ada. Umpamanya; untuk ruang tamu pada sebuah rumah tinggal cenderung tinggi
plafon direndahkan, begitu juga ruang keluarga atau ruang makan, agar mempunyai kesan lebih familier dan
bersahabat.
· Plafon berfungsi juga sebagai isolasi panas yang datang dari atap atau sebagai penahan perambatan
panas dari atap (aluminium foil).
· Plafon dapat juga sebagai meredam suara air hujan yang jatuh diatas atap, terutama pada penutup atap
dari bahan logam.
· Plafon sebagai finishing (elemen keindahan), mempunyai tempat untuk menggantungkan bola lampu,
sedang bagian atasnya untuk meletakkan kabel – kabel listriknya (sparing instalasi).
 Bahan dan Kontruksi plafon
Bahan untuk pembuatan plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman bambu atau bilik ), papan kayu, asbes
semen, tripleks, hardboard, selotex, acustek tile, particle board, jabar wood dan pada saat ini banyak digunakan
papan gipsum dan lain-lain. Adapun kontruksi palfon terdiri dari :
1. Rangka plafon
2. Penggantung rangka plafon dan stek
3. Bahan penutup plafon
Dan rangka plafon dapat dipasang dng cara menyiapkan :
1. Rangka kayu (galar 6/12; kaso 5/6; kaso 4/6)
2. Rangka profil aluminium
Penggantung rangka plafon, jika rangka atap dengan kuda – kuda kayu dapat menggunakan kaso 5/7. Jika
bahan profil aluminium cukup dengan kawat yang dibelitkan atau diskrup pada atap rangka baja. Jika dak
beton, dapat memakai stek untuk mengaitkan pada rangka plafonnya yaitu rangka kayu.
Bahan penutup plafon terdiri dari berbagai macam bahan, antara lain;
a. Tripleks dengan tebal e 4 mm.
b. Asbes 3 mm.
c. Akustic tile atau soft board 15 mm.
d. Gypsum board.
e. Aluminium.
f. Papan / kayu.
g. Hard board.
h. Bahan g.r.c., dan lain – lain.
Pola Plafon Hanger
Penggambaran rencana (gambar kerja) plafon meliputi gambar rencana plafon dan detail plafon. Dalam
pembuatan rencana plafon (terkadang disebut sebagai rencana rangka plafon atau denah plafon) hal – hal yang
perlu diperhatikan adalah;
Ukuran bahan yang akan digunakan terhadap luasnya ruangan yakni:
· Untuk bahan penutup dengan tripleks e 4 mm, sebaiknya menggunakan ukuran dengan kelipatan 30 cm
agar dapat efisien dalam penggunaan bahan, misalnya; 1,20 x 1,20 atau 0,60 x 1,20.
· Untuk bahan penutup dengan asbes, untuk efisiensi bahan menggunakan ukuran 1,00 x 1,00 atau 1,00 x
0,50.
Sedangkan penggunaan jenis kabel untuk instalasi listrik sebaiknya menggunakan jenis kabel Tranca;
Kabelindo; Supreme; Eterna atau kabel metal. Pemasangan instalasi listrik di dalam rangka plafon disebut in
bouw sedangkan jika pemasangan kabel diluar plafon disebut out bouw, kesannya seperti perencanaan ME
(Mekanikal dan Elektrikal) tidak matang, atau kemungkinan tahapan pekerjaan baru terpikirkan kemudian.
Hal lain yang perlu diperhatikan pemasangan penutup plafon dengan tripleks e 4 mm, ada dua cara yaitu;
a). Memberikan naad (jarak) antara dua lembar triplek yang akan dipaku pada rangka plafon dan list profil
pada tepi dinding.
b). Memakai list, artinya pertemuan, umpama pakai eternit asbes, ditutup dengan list untuk kekuatan
pemasangan penutup plafon.

Pada ukuran kayu untuk rangka plafon dapat digunakan beberapa ukuran kayu sebagai berikut:
a). Balok induk;
Ukuran 6/12 untuk bentangan 2 – 3 m1 ;
Ukuran 8/14 untuk bentangan 3 – 5 m1.
b). Balok pembagi pertama;
Ukuran 6/8 untuk bentangan 2 – 2,5 m1;
Ukuran 5/7 untuk bentangan 1 – 2 m1.
c). Balok pembagi kedua;
Ukuran 4/6 untuk bentangan 1 m1 atau d1 m1.
KONSTRUKSI ATAP

 PENGERTIAN

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di
bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.
Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya
disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan
material yang mudah didapat.
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda
adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat
sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari
rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup
atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah
merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya
tanpa mengalami perubahan.

B. Syarat-Syarat Konstruksi Atap

Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :


1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja
padanya. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan
bagi penghuninya.
2. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh
cuaca.
3. Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
4. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis
bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca,
asbes dan lain – lainnya.
Kemiringan Atap
Kemiringan dari suatu bentuk atap dibuat dengan maksud :
1. Agar air hujan yang jatuh pada permukaan bidang atap dengan cepat dapat mengalir
meninggalkan bidang atap tersebut, sehingga kemungkinan rembes sangatlah kecil.
2. Menambah keindahan pandangan dari suatu bangunan.
3. Didapat ruangan atas yang sekaligus dapat berfungsi sebagai isolasi terhadap iklim.
Dan bila dalam keadaaan memaksa dapat dipakai untuk gudang penyimpanan barang-barang kecil
dan ringan.
Hubungan antara jenis bahan penutup dengan Besar-kecilnya sudut lereng (kemiringan) atap.
Atap Beton kemiringannya = 1 – 2⁰
Atap Kaca kemiringannya = 10 – 20⁰
Atap Semen Asbes kemiringannya = 15 – 25⁰
Atap Seng kemiringannya = 20 – 25⁰
Atap Genteng kemiringannya = 30 – 40⁰
Atap Sirap kemiringannya = 25 – 40⁰
Atap Seng, Ijuk kemiringannya >= 40⁰

Anda mungkin juga menyukai