Anda di halaman 1dari 2

Hukum Khutbah Nikah.

Tanya :

Hukum khutbah nikah, itu wajib atau sunnah? Materi khutbah apakah
berupa kajian tentang pernikahan atau bagaimana?

Jawab :

Ibnu Qudamah Al Maqdisy dalam Al Mughny mengatakan : Sunnah


hukumnya melakukan khutbah nikah bagi yang mau melakukan aqad
nikah atau yang lainnya, sebelum melakukan aqad. Dan setelah itu
baru melakukan aqad nikah.

Berdasarkan sabda Nabi shallallaahu’alaihi wasallam : “ Semua


perkara yang penting dan tidak diawali dengan membaca Al
hamdulillah, maka itu terputus….." dan mencukupi hal itu dengan
memuji kepada Allah ta’ala, membaca syahadat dan sholawat serta
salam kepada Rasulullah shallallaahu’alaihi wasallam. Dan
disunnahkan untuk membaca khutbahnya Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu’anhu yang mengatakan : Rasulullah shallallaahu’alaihi
wasallam mengajari kami tasyahud dalam sholat dan tasyahud dalam
khutbatul hajah, yakni :

‫ ونعوذ باهلل من شرور‬،‫ ونستغفره‬،‫ ونستعينه‬،‫ نحمده‬،‫إن الحمد هلل‬


‫ وأشهد‬، ‫ ومن يضلل فال هادي له‬،‫ من يهده هللا فال مضل له‬،‫أنفسنا‬
:‫ ويقرأ ثالث آيات‬، ‫ وأن محمدا عبده ورسوله‬، ‫أن ال إله إال هللا‬
.}102 :‫َّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوال ت َ ُموت ُ َّن إِ َّال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمونَ {آل عمران‬ َّ ‫اتَّقُوا‬
ً ‫َّللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبا‬ َّ ‫ام ِإ َّن‬ َ َ ‫َّللاَ الَّذِي ت‬
َ ‫سا َءلُونَ ِب ِه َو ْاْل َ ْر َح‬ َّ ‫ اتَّقُوا‬:‫و‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم‬
ْ ُ‫) ي‬70( ‫سدِيدًا‬ َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًال‬
َّ ‫ اتَّقُوا‬:‫) و‬1 :‫(النساء‬

(HR. Abu Daud dan Tirmidzi, beliau mengatakan : hadits hasan)


Berkata Al Khalal : telah menceritakan kepada kami Abu Sulaiman
Imam Tharasus bahwa Imam Ahmad ketika menghadiri aqad nikah
kemudian tidak berkhutbah dengan khutbahnya Abdullah bin Mas’ud
maka beliau berdiri dan pergi meninggalkan mereka. Ini adalah dari
Abu Abdillah (yakni : Imam Ahmad) karena beliau sangat
menguatkan akan sunnahnya bukan mewajibkannya.

Dan disunnahkan untuk berkhutbah satu kali yang dilakukan oleh


walinya, atau (calon) suami atau yang lainnya. Imam Syafi’I berkata :
Sunnahnya dua kali khutbah, ini yang kami sebutkan diawalnya
kemudian khutbah dari (calon) suami sebelum mengucapkan
qabulnya. Dan yang dinukil dari Nabi shallallaahu’alaihi wasallam
dan dari salaf adalah satu kali khutbah, dan ini lebih utama untuk
diikuti. Dan khutbah itu tidak wajib menurut para ulama yang kami
ketahui kecuali dari Daud (Addhahiri), maka beliau mewajibkannya.

Demikianlah yang dimaksud dengan khutbatul hajah yang masyhur


yang dibaca ketika melakukan aqad nikah.

Adapun jika yang dimaksudkan adalah memberi taushiyah setelah


aqad nikah, maka hal ini adalah sesuatu yang baik, memanfaatkan
berkumpulnya kaum muslimin untuk diingatkan dengan perkara
agamanya khususnya masalah hubungan rumah tangga, sekaligus
mengingatkan kepada mempelai berdua dengan sunnah-sunnah
Rasulullah shallallaahu’alaihi wasallam agar dalam mengawali biduk
rumah tangganya dibangun dengan dasar-dasar agama. Wallaahu
ta’ala a’lam.

(Ustadz Muhammad Na'im)

Anda mungkin juga menyukai