PENANGGULANGANNYA
DI PT.TIFICO,Tbk
TAHUN 2008
LAPORAN MAGANG
OLEH :
Puti Nurhidayati
NIM : 105101003247
ABSTRAK
Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam
pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja,
peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan industri dalam
proses produksinya selalu disertai faktor-faktor yang dapat menimbulkan kerugian yang
mengandung resiko bahaya yaitu dengan terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja
Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di tempat kerja khususnya di
lingkungan industri. Menurut data PT Jamsostek, pekerja yang meninggal dunia karena
kecelakaan pada 2008 mencapai 2.124 orang. Jumlah pekerja yang meninggal itu merupakan
peningkatan dari 2007 yang mencapai 1.883 orang dan pada 2006 sebanyak 1.597 orang.
Pada 2005 mencapai 2.045 orang, sedangkan data dari Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional (DK3N) dari tahun 1999 sampai dengan 2001 menunjukkan bahwa
kecenderungan kejadian kecelakaan kerja meningkat dari tahun ke tahun yaitu 82.456 kasus
di tahun 1999 meningkat menjadi 98.905 kasus di tahun 2000 dan naik lagi mencapai
104.774 kasus pada tahun 2001.
PT. Teijin Indonesia Fiber Corporation atau yang lebih dikenal dengan PT. TIFICO,
Tbk bergerak dalam bidang produksi polyester serat sintetis, dimana hasil akhirya ialah chip
(bahan baku pembuat kapas dan benang sintetis), filament yarn (benang), dan staple fiber
(kapas sintetis) dimana kegiatan produksinya tidak lepas dari segala jenis mesin yang
berteknologi tinggi. Setiap pelaksanaan kegiatan produksi beresiko untuk terjadinya
kecelakaan kerja. Berdasarkan data PT. TIFICO, Tbk tahun 2008, kecelakaan yang dialami
perusahaan terdiri dari 2 kasus working accident, 1 kasus fire accident, 3 kasus contractor
accident.
Kejadian accident di PT.TIFICO,Tbk berdasarkan penyebab terdiri dari manusia,
peralatan dan standard. Yang disebabkan oleh manusia termasuk unsafe act, sedangkan
kejadian yang disebabkan oleh peralatan dan standar termasuk unsafe condition. Kejadian
accident di PT.TIFIO,Tbk berdasarkan tingkat cedera terdiri dari meninggal atau tidak
mampu bekerja lagi yang berhubungan dengan tingkat lost time injuries/ LTI (cedera dengan
istirahat) dan cedera ringan (DI); Cedera akibat sesudah tugas yang berhubungan dengan
tingkat lost time injuries/ LTI (cedera dengan istirahat) dan cedera ringan (DI); Tidak
berfungsi sementara yang berhubungan dengan tingkat lost time injuries/ LTI (cedera dengan
istirahat) dan cedera ringan (DI); Tidak ada yang tidak berfungsi yang berhubungan dengan
cedera ringan (DI) dan cedera dengan pertolongan pertama pada kecelakaan (FAI). Cedera
yang dialami oleh para pekerja TIFICO termasuk kedalam kategori LTI - 3
Pencegahan yang dilakukan perusahaan salah satu diantaranya yaitu Perusahaan telah
membuat peraturan-peraturan yang memenuhi standar keselamatan kerja. Pencegahan yang
dilakukan sudah maksimal, hanya saja para pekerja masih ada yang melanggar peraturan
yang ada sehingga kecelakaan kerja masih terjadi.
Penanggulangan accident di PT.TIFICO, Tbk terdiri dari tiga yaitu penanggulangan
pada manusia; pada peralatan dan pada standard.
Training safety dilaksanakan secara berkala misalnya training pemadaman
kebakaran, sedangkan untuk training yang terkait dengan alat tergantung pada setiap
departemennya untuk dilakukan secara berkala atau tidak. Sebaiknya setiap departemen
melaksanakan training yang terkait dengan alat secara berkala, hal ini dilakukan untuk
mengurangi frekuensi kejadian kecelakaan. Pada tahun 2008 terdapat WI yang belum di
review dimana hal ini tidak sesuai dengan salah satu aktivitas dari tema safety dan kebijakan
ESH di PT.TIFICO,Tbk Tahun 2008 yaitu meninjau kembali WI, sebaiknya pelaksanaan
peninjauan kembali seluruh WI yang ada di setiap departemen harus dilaksanakan secara
berkala dan konsisten sesuai dengan salah satu aktivitas dari tema safety dan kebijakan ESH
di PT.TIFICO,Tbk Tahun 2008 yaitu meninjau kembali WI, sehingga dengan melakukan
review terhadap WI diharapkan WI selalu up to date.
Abstrak ………………………………………………….…….…….............................i
Lembar Persetujuan……………………………….…….……....................................iii
Kata Pengantar…………………………….…….........................................................vi
Daftar isi………………………………………………….…….…….......................viii
Daftar Bagan......……………………………………..………….…….……...............xi
Daftar Istilah………………………………………………………....……................xii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………...….……..1
A. Latar Belakang………………………………….…………………....…….1
B. Tujuan………….…………………………………………..…..….……….4
1. Umum …………………………………………………….……….….4
2. Khusus ……………………………………………………….…….….4
C. Manfaat…………..…………………………………………………...........4
1. Bagi Mahasiswa………………………………………………………....4
2. Bagi Perusahaan……………………………………………………....…5
3. Bagi Fakultas…………………………………………………………....5
A. Definisi Kecelakaan……..………………………………………………....6
A. Alur Kegiatan………………………………………………………......…23
1. Berdasarkan penyebabnya………………………………………...…...42
D. Penanggulangan Accident………………………………………………...62
A. Kesimpulan…………………………………………………………….....65
B. Saran ……………………………………………………………………...66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
1. Proses drawing adalah proses lanjutan untuk mengubah benang setengah matang
(UDY) menjadi kapas sintetis (Staple Fiber) yang berkualitas tinggi.
2. Proses Packing pada proses produksi staple fiber adalah rangkaian terakhir dari
tahap Drawing, yaitu proses pengepakan (balling process) kapas sintetis (staple
fiber) dengan berat 300 kg yang kemudian siap untuk dipasarkan
3. Proses Cutting adalah proses pemotongan dengan alat bernama rotor yang
dipotong dengan panjang tertentu (38 mm dan 44 mm) yang disebut Staple Fiber.
4. Proses creeling pada proses produksi staple fiber adalah penyusunan 18 buah can
UDY dan ditarik sekaligus dengan tegangan yang sama (jumlah can tergantung
dari tipe yang diproses). Hasil akhirnya merupakan produk spinning
5. Hiyari Hatto adalah kejadian hampir celaka yang dialami dan mengakibatkan rasa
kaget ataupun rasa takut
6. KY. Hiyari Hatto adalah melihat keadaan yang berbahaya, yang dapat
menyebabkan terjadinya bahaya atau kecelakaan.
7. Working Instruction = instuksi kerja
8. Check Genba = cek lapangan
9. LTI = Lost Time Injuries / cedera dengan istirahat adalah cedera yang
memerlukan istirahat mulai dari kecelakaan terjadi sebagai hasil diagnosis
seorang spesialis.
10. DI = Disable injuries / cedera ringan adalah cedera yang memerlukan perhatian
kesehatan secara terus – menerus tetapi tidak perlu istirahat sejak terjadinya
kecelakaan sebagai diagnosis seorang spesialis
11. FAI = First Aid Injuries / cedera dengan pertolongan pertama pada kecelakaan
adalah cedera yang ringan bisa dibantu dengan apa yang ada dalam alat
pertolongan pertama yang terdapat di tempat kerja.
DAFTAR TABEL
3.1 Jadwal Kegiatan Magang di PT. TIFICO, Tbk, Periode Februari-Maret 2009 23
26
Tahun 2009
37
Tahun 2008
41
Tahun 2008
42
42
43
47
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan:
1. TK PUTRA BSD : tahun 1992 s/d 1993
2. SDN Karya Bhakti 01 : tahun 1993 s/d 1999
3. SLTP Negeri 4 Puspiptek : tahun 1999 s/d 2002
4. SMU Negeri 1 Serpong : tahun 2002 s/d 2005
5. S1 Kesehatan Masyarakat : tahun 2005 s/d sekarang
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalammualaikum Wr. Wb
Segala Puji bagi ALLAH S.W.T yang selalu memberikan kenikmatan yang
tak terhingga kepada kita semua. Dengan memanjat rasa syukur atas segala nikmat
dan rahmat – Nya hingga laporan magang yang berjudul ” Gambaran Kejadian
Kecelakaan Kerja, Pencegahan, dan Penanggulangannya di PT.TIFICO,Tbk tahun
2008” ini dapat tersusun dengan baik. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
baginda besar Nabi Muhammad S.A.W yang telah membawa umatnya menuju pintu
pencerahan dan peradaban.
Penyusun laporan magang ini semata – mata bukanlah hasil usaha penulis
melainkan banyak pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan
petunjuk. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Terima kasih kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan
motivasi dan doa yang luar biasa kepada saya.
2. Terima kasih kepada bu Yuli sebagai dosen pembimbing yang telah membantu
dan membimbing saya dalam pembuatan laporan magang ini, terima kasih banyak
bu.........
3. Terima kasih kepada pak Yuli selaku ketua kaprodi kesmas dan dosen penguji
magang.
4. Terima kasih kepada bu Iting selaku dosen K3 FKIK UIN yang sering
meminjamkan buku – buku yang terkait dengan materi magang saya dan materi
skripsi.
5. Terima kasih kepada seluruh dosen yang telah memberi ilmu baik ilmu yang
terkait dengan materi kuliah maupun ilmu agama kepada saya.
6. Terima kasih kepada Pak Timbul yang telah membantu saya masuk ke TIFICO
sehingga saya bisa melaksanakan magang.
7. Terima kasih kepada Pak Sopingi sebagai pembimbing lapangan yang telah
membantu, meluangkan waktunya dan membimbing saya dalam pembuatan
laporan magang ini
8. Terima kasih kepada Pak Mulyana, Pak Sipenhadi, Pak Handono yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan informasi – informasi dan data yang
terkait laporan magang saya.
9. Terima kasih kepada bapak – bapak dan ibu bagian ESH PT.TIFICO,Tbk yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan data – data yang terkait laporan
magang saya.
10. Terima kasih kepada bagian ESH yang telah menerima saya untuk magang di
bagian ESH
11. Terima kasih kepada bagian HRD yang telah menerima mahasiswa magang.
12. Terima kasih kepada Pak Babel dan Pak Udin yang mau diikuti pada saat bekerja,
maaf ya pak kalo ngerepotin....
13. Terima kasih kepada bapak – bapak bagian departemen produksi yang telah
meluangkan waktunya untuk menjelaskan lingkungan kerja di bagian departemen
produksi
14. Terima kasih kepada bapak – bapak di workshoop ESH / kandang burung
15. Terima kasih kepada Azis yang telah memberikan motivasi dan masukan –
masukan selama ini. Thanks yank.....................
16. Terima kasih untuk semua teman – temanku baik di K3 maupun di Gizi yang
telah membantu dan memberikan semangat pada saat sidang. Untuk umi N the
gank tetep kompak yaaa............
17. Terima kasih kepada kak putri, kak anisa atas bantuannya yaa........
Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap
semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembaca lain.
Wassalammualaikum Wr. Wb
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun. Menurut data BPS tahun 2003, pada tahun 1995 jumlah pekerja sekitar
88,5 juta dan meningkat pada tahun 2003 pekerja di Indonesia berjumlah
(Riyadina, 2007).
(ILO), 120 juta kecelakaan kerja setiap tahunnya di seluruh dunia, dalam jumlah
tersebut 210.000 kasus adalah kasus kecelakaan fatal (Saari, 1998). Menurut data
peningkatan dari 2007 yang mencapai 1.883 orang dan pada 2006 sebanyak 1.597
orang. Pada 2005 mencapai 2.045 orang (Saepulloh, 2009), sedangkan data dari
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) dari tahun 1999
sampai dengan 2001 menunjukkan bahwa kecenderungan kejadian kecelakaan
kerja meningkat dari tahun ke tahun yaitu 82.456 kasus di tahun 1999 meningkat
menjadi 98.905 kasus di tahun 2000 dan naik lagi mencapai 104.774 kasus pada
tahun 2001. Dari kasus-kasus kecelakaan kerja 9,5% diantaranya (5.476 tenaga
kerja) mendapat cacat permanen. Ini berarti setiap hari kerja ada 39 orang pekerja
yang mendapat cacat baru atau rata-rata 17 orang meninggal karena kecelakaan
Kecelakaan secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku kerja
yang berbahaya (unsafe act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe condistions).
bekerja tidak tepat; ada sebagian dari mereka masih segan menggunakan alat
pelindung atau mematuhi aturan yang sebenarnya dan lain – lain (Suma’mur,
1996).
saja dan kapan saja. Kecelakaan dan kerugiannya pun bervariasi, yang meliputi
unsur manusia, mesin (material) dan lingkungan kerja. Orang yang ditimpa
kecelakaan akan mengeluh dan menderita, tidak jarang berakibat luka – luka
bahkan dapat berakibat cacat bagi penderita. Bagian mesin; pesawat; alat kerja;
bahan; proses; tempat dan lingkungan kerja mungkin akan rusak bila terjadi
kecelakaan, akibat dari itu terjadilah kekacauan organisasi dalam proses. Banyak
contoh kejadian kerugian akibat kecelakaan kerja, seperti baru-baru ini ledakan di
sebuah pabrik petrokomia dengan korban jiwa dan kerugian material yang tidak
dibutuhkan kerja sama yang baik dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja atau
pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja &
PT. Teijin Indonesia Fiber Corporation atau yang lebih dikenal dengan PT.
TIFICO, Tbk bergerak dalam bidang produksi polyester serat sintetis, dimana
hasil akhirya ialah chip (bahan baku pembuat kapas dan benang sintetis), filament
yarn (benang), dan staple fiber (kapas sintetis) dimana kegiatan produksinya tidak
lepas dari segala jenis mesin yang berteknologi tinggi. Setiap pelaksanaan
PT. TIFICO, Tbk tahun 2008, kecelakaan yang dialami perusahaan terdiri dari 2
B. Tujuan
1. Umum
2. Tujuan Khusus
2008
tahun 2008
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengenal secara dekat dan secara nyata karakteristik dan kondisi di
lingkungan kerja
a. Hasil dari kegiatan magang dapat dijadikan sebagai suatu sumber ilmu
baru yang lebih akurat dan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat
3. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan program studi Kesehatan dan
c. Sebagai sarana untuk membina kerja sama dengan institusi lain dibidang
K3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kecelakaan
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan
yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kegiatan terhadap
Menurut Sulaksmono (1997) kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur
(Santoso, 2004).
Menurut Suma’mur (1996) kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan
tidak diharapkan.
tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
B. Penyebab kecelakaan
karena itu kecelakaan dapat dicegah, asal kita cukup kemauan untuk
mencegahnya. Oleh karena itu pula sebab- sebab kecelakaan harus diteliti dan
ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan usaha – usaha koreksi yang ditujukan
kepada sebab, maka kecelakaan dapat dicegah dan tidak terulang kembali
(Suma’mur, 1976).
keaadan yang biasanya bisa dilihat dan dirasakan langsung, yang dibagi
dalam dua kelompok yaitu unsafe acts dan unsafe condition. Dalam
substandard conditions :
Benar
keras lainnya.
lain
h) Bising
i) Paparan radiasi
kecelakaan
pekerja
2004)
c. Teori Heinrich
kecelakaan disebabkan oleh perilaku yang tidak aman (unsafe acts ), 10%
oleh tindakan tak aman ( unsafe conditions) dan 2% dari “acts of god”.
sebagai berikut:
I II III IV V
Keterangan :
1) Keras kepala
kecelakaan. Misalnya:
1) Kurang Pendidikan
2) Angkuh
Apabila satu jatuh, maka akan mengenai semua, akhirnya sama – sama
jatuh. Untuk mengatasi agar yang lainya tidak berjatuhan, salah satu
pencegahan kecelakaan.
dipelopori oleh Frank Bird mengemukakan teori Loss Caution Model yang
1) Manajemen
a) Perencanaan
b) Organisasi
c) Pimpinan
d) Pengawasan/Controlling
2) Sebab-sebab utama
3) Penyebab langsung
4) Incident (peristiwa)
5) Loss (kerugian)
dimana pengawasan ini sangat luas arti dan bentuknya, dapat berupa
sekitarnya.
e. The Energy Transfer Theories
berbagai format radiasi dan materi lain menyebabkan injury dan berbagai
jenis penyakit. Kadang – kadang teori ini disebut the energy release
aman.
human acts)
kesalahan manusia.
2. Kecelakaan kerja Karena factor manusia
3) Kepekaan tubuh
5) Cacat fisik
6) Cacat sementara
2) Gangguan emosional
3) Sakit jiwa
4) Tingkat kecakapan
6) Sedikit pendapat
7) Gerakan lamban
8) Ketrampilan kurang
1) Kurang pengalaman
2) Kurang orientasi
3) Kurang latihan memahami tombol – tombol
2) Penampilan kurang
3) Kurang kreatif
4) Salah pengertian
1) Emosi berlebihan
5) Frustasi
6) Sakit mental
1) Beban sakit
3) Kurang istirahat
4) Kelelahan sensori
7) Kekurangan oksigen
8) Gerakan terganggu
2) Frustasi berlebihan
6) Terlalu tertekan
menurut Bennet NBS (1995) merupakan tanggung jawab para manajer lini,
penyelia, mandor kepala, dan juga kepala urusan. Tetapi menurut M. Sulaksmono
(1997) dan yang tersirat dalam UU no.1 tahun 1970 pasal 10, bahwa tanggung
jawab kecelakaan kerja selain pihak perusahaan juga karyawan dan pemerintah
(Gempur, 2004).
Dibawah ini adalah cara Pencegahan kecelakaan kerja menurut beberapa orang:
d. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri –ciri dari bahan –
terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa
sebab - sebabnya
i. Latihan – latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khusunya tenaga
pada manusia, peralatan (seperti mobil, mesin) dan lingkungan fisik atau
psychosocial pada tahap peristiwa sebelum kejadian, pada saat kejadian dan
Tahun 1992 bahwa perusahaan pada saat mulai memakai tenaga kerja, harus
demi menjamin keselamatan tenga kerja. Selain itu, setelah terjadi kecelakaan
kerja, perusahaan wajib membayai iuran kecelakaan kerja, apabila pemilik usaha
tidak mendaftarkan tenaga kerjanya ikut serta asuransi tenaga kerja sesuai dengan
pekerja tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari satu minggu dan
oksigen
ketidakmampuan tetap
Bagan 3.1
Penyajian Laporan
(Presentasi/Sidang)
Pelaksanaan Magang :
a. Perkenalan
b. Pengambilan Data
Penyusunan (Primer, Sekunder)
Laporan
c. Observasi lapangan
yang telah dicari dan direncanakan sebagai tempat magang. Ketika proposal
Tabel 3.1.
Jadwal Kegiatan Magang di PT. TIFICO, Tbk, Periode Februari-Maret 2009
Tanggal
No. Kegiatan Tempat Kegiatan
(2008)
1. 02 Februari Briefing Company Profile Meeting Room
Perkenalan dan Briefing dengan Kantor ESH
pembimbing
1. Profil Perusahaan
modal asing (PMA) yang berasal dari kerja sama (joint venture) antara dua
Awal produksi komersil perusahaan ini dimulai pada bulan Juli 1976
4) Batas Barat : Jl. Raya Serpong dan PT. Surya Toto Inc.
Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 29 Oktober 1977 pabrik ini
secara resmi dibuka oleh Presiden RI Bapak H.M. Soeharto. Sejak tanggal
(benang polyester sintetik) sebagai bahan baku tekstil (kain) dan telah
yaitu:
Tabel 4.1.
Distribusi Karyawan PT. TIFICO, Tbk Berdasaran Jenis Kelamin
Tahun 2009
Perempuan 64 6,39
Dari tabel di atas terlihat bahwa mayoritas jenis kelamin karyawan PT.
TIFICO, Tbk adalah laki-laki, yaitu sebesar 93,61% atau sebanyak 938
Produk hasil akhir PT. TIFICO, Tbk adalah chip (bahan baku pembuat
kapas dan benang sintetis), filament yarn (benang sintetis), dan staple
1) Nilai
yang berkesinambungan.
2) Visi
Bagan 4.1
Struktur organisasi PT.TIFICO,Tbk
President
{DIVISION} {DEPARTMENT}
Accounting
Administration
IT
Purchasing
Internal
Control
HRD
Planning
SF Marketing
Marketing FY Marketing
Polymer
Production DGMP- 2 Production
and
Technology SF
Production
FY
Production
Utility
DGMP- 1
Electricity&
Instrumentation
Machinery
Business Audit
ESH
2. Gambaran Departemen Environment, Safety and
Health (ESH)
a. Profil ESH
1) Visi
2) Misi
3) Tujuan
a) Environment : Pollution (water, air, ground, noise) = Zero
c. Program ESH
Program ESH PT. TIFICO, Tbk meliputi 3 area utama dan 12 elemen,
yaitu:
working practice)
working practice)
ZERO
awal).
manager
4) Mengusulkan tema untuk mengurangi gas emisi CO2
Aktivitas :
Aktivitas :
– training
fungsional dari departemen ESH. Struktur organisasi P2K3 terdiri atas ketua
International Teijin Duppont Film (ITDF), Divisi Ikeda (IKI), dan seluruh
a. Program P2K3
periode = 6 bulan sekali), dan tema untuk tahun 2008, periode bulan
Januari-Juni adalah :
4) Pembinaan K3
5) Meningkatkan kesadaran K3 untuk
semua karyawan
b. Kegiatan P2K3
2) Safety patrol setiap hari oleh sub departemen dan safety patrol setiap
departemen.
Batch dan continue, proses SF, proses filament SDY & POY , proses
Texturing Yarn. Identifikasi masalah dari jenis – jenis produksi dapat dilihat
Tabel 4.2
Hasil identifikasi masalah pada proses produksi di PT.TIFICO,Tbk
Tahun 2008
potensi bahaya kimia seperti zat kimia (EG); bahaya fisika seperti kebisingan;
dan bahaya mekanik seperti : terluka oleh benda tajam, terjatuh, tertimpa
benda berat.
standard)
Berdasarkan Data of Incident di PT.TIFICO,Tbk tahun 2008 diperoleh
data mengenai accident dan data mengenai kejadian hampir terjadi kecelakaan
Tabel 4.3
Kejadian Kecelakaan Kerja ( working accident )di PT.TIFICO,Tbk
Tahun 2008
Date Kejadian Kecelakaan Kerja
Mei 1
Juli 1
Total 2
Tabel 4.4
Kejadian contractor accident di PT.TIFICO,Tbk
Tahun 2008
Date Kejadian contractor accident
Februari 1
Mei 1
Agustus 1
Total 3
(sumber : data of incident tahun 2008 PT.TIFICO,Tbk )
Berdasarkan tabel 4.5, kejadian contractor accident pada tahun 2008
sebanyak tiga kasus.
Tabel 4.5
Kejadian fire accident di PT.TIFICO,Tbk
Tahun 2008
Date Kejadian fire accident
April 1
Total 1
Tabel 4.6
Kejadian Hiyari Hatto Serius di PT.TIFICO,Tbk
Tahun 2008
Februari 2
Maret 1
April 2
Mei 2
Agustus 2
Oktober 6
November 2
Total 18
(sumber : data of incident tahun 2008 PT.TIFICO,Tbk )
Berdasarkan tabel 4.6, kejadian Hiyari Hatto serius terdapat 18 kasus pada
tahun 2008.
1) Working accident
2) Contractor accident
3) Fire accident
Kasus fire accident yang terjadi pada tahun 2008 hanya satu kali,
1) Working accident
2) Contractor accident
a) Mesin belum dilengkapi alat pengaman switch off saat safety cover
terbuka
1) Working accident
a) Tidak memiliki standar penanganan waste.
2) Contractor accident
Tahun 1970, kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau
ketiga hal ini termasuk peristiwa yang tidak diinginkan karena dapat
hal yaitu tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe
act) dan keadaan – keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition).
tiga yaitu yang disebabkan oleh manusia, peralatan dan standard. Kecelakaan
oleh unsafe condition yaitu ujung dari foot step tidak ada indikasi; ruangan
disebabkan oleh unsafe act yaitu cara memegang jig kurang benar; pekerja
menyentuh nip roll yang sedang berputar untuk melakukan cleaning sisi nip
kan atau meng Off kan mesin. Sedangkan yang disebabkan oleh unsafe
condition yaitu mesin belum dilengkapi alat pengaman switch off saat safety
cover terbuka; jig bagan ujung melebar / rusak karena sering dipukul; belum
2003; WI penggantian Nip Roll belum di review sejak tahun 2002 dan
Kejadian fire accident yang terjadi pada tahun 2008 hanya satu kali,
cedera yang dialami oleh pekerja yaitu luka sobek di bagian pelipis kiri dan
luka memar di bagian bahu yang memerlukan istirahat selama 2 hari; kulit
sobek ± 1 cm yang memerlukan istirahat 3 hari; jari tengah tangan kiri sobek
1,5 cm; kulit dan daging terkelupas satu ruas yang memerlukan istirahat 30
pekerja tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari satu minggu dan
tulang punggung, pinggul, lengan bawah, lengan atas, paha atau kaki;
pernah terjadi.
di bawah ini :
Tabel 4.7
Tingkat kecelakaan kerja berdasarkan cedera
Tahun 2008
3 Tidak berfungsi O O
sementara
Keterangan :
cedera yang ringan bisa dibantu dengan apa yang ada dalam alat
Cidera kulit dan daging terkelupas satu ruas yang dialami oleh pekerja
Kepmentamben tahun 1995 cidera ini merupakan cidera berat karena cedera
ini menyebabkan pekerja tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari tiga
minggu.
Untuk cidera seperti luka sobek di bagian pelipis kiri dan luka memar di
bagian bahu; kulit sobek ± 1 cm; jari tengah tangan kiri sobek 1,5 cm
1995 cidera tersebut tidak ada dalam kategorinya karena cidera – cidera
kurang dari seminggu. Untuk cidera jari tengah terkilir termasuk dalam
pekerja tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari satu minggu dan
dengan dua belas item yang dijelaskan oleh suma’mur dan juga sesuai dengan
PT,TIFICO,Tbk secara rinci akan dibahas pada sub bab berikut ini:
1. Perusahaan telah membuat peraturan-peraturan tentang keselamatan kerja
relasi, tamu instansi atau tamu pengunjung lainnya yang mengunjungi lokasi
rambu – rambu keselamatan yang harus dipatuhi; dan adanya jalur khusus
memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan
bahaya- bahaya yang dapat timbul ditempat kerjanya, juga cara – cara yang
working instruction yang belum di review yaitu WI penggantian Nip roll dan
belum terdapat standard cleaning nip roll, hal ini tidak sesuai dengan salah
satu aktivitas dari tema safety dan kebijakan ESH di PT.TIFICO,Tbk Tahun
dan konsisten sesuai dengan salah satu aktivitas dari tema safety dan
date.
Tujuan dari adanya instruksi ini adalah untuk mengingatkan para pekerja agar
3. Adanya MSDS (Material Safety Data Sheet) pada bahan- bahan kimia
cara kerja dari bahan yang digunakan, juga mengetahui dosis yang tepat, dan
apa saja yang dilakukan jika terjadi kontak berlebih yang diakibatkan oleh
bahan – bahan kimia yang berbahaya tersebut (Annisa, 2008). Dengan adanya
kimia berbahaya dan untuk mengurangi kejadian yang berbahaya ( Lehto &
teknik, yang meliputi sifat dan ciri –ciri dari bahan – bahan berbahaya. Selain
itu pencegahan ini sesuai dengan item pertama dari pencegahan yang
lama maupun karyawan baru, pekerja yang naik jabatan, termasuk karyawan
tugasnya secara aman. Training ada dua yaitu external training ( dengan
melakukan training keluar ), khususnya materi yang tidak ada di internal atau
kebakaran, sedangkan untuk training yang terkait dengan alat tergantung pada
Pencegahan ini sesuai dengan item pertama dari pencegahan yang dipaparkan
pelatihan dan juga sesuai dengan item kedelapan dari pencegahan yang
(1996) yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khusunya tenaga kerja baru
dalam keselamatan kerja; dan juga sesuai dengan item ketiga dari pencegahan
1976).
secara resmi, setengah resmi, atau tidak resmi mengenai misalnya syarat –
pencegahan ini juga sesuai dengan item kedua dari pencegahan yang
untuk menghindari baju atau rambut pekerja tertarik oleh mesin yang
bahaya yang dihadapi. Pencegahan ini sesuai dengan item kedua yang
secara resmi, setengah resmi, atau tidak resmi mengenai alat pelindung
diri (APD). Selain itu pencegahan ini juga sesuai dengan item keempat
alat pelindung diri tertentu terhadap tenaga kerja yang berada pada area
(Suma’mur, 1976).
keselamatan kerja
satu cara untuk menimbulkan sikap selamat. Pencegahan ini sesuai dengan
item kesepuluh dari pencegahan yang dipaparkan oleh suma’mur (1996) yaitu
tersebut bocor. Hal ini dilaporakan untuk ditindak lanjuti sebelum terjadi
kecelakaan pada pekerja yang tidak mengetahui hal ini. Laporan ini wajib
diberikan oleh setiap pekerja untuk minimal satu laporan setiap bulannya.
lengan baju sebelah kiri untuk jenis kecelakaan kerja meninggal selama 3
bulan
sikap selamat.
9. Pengawasan K3 PT.TIFICO,Tbk
Masing – masing manager dan atau Ka. Unit kerja harus melakukan
pekerja dalam penggunaan APD pada saat bekerja, jika ditemukan pekerja
yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja maka distop aktivitas
adalah salah satu faktor pemantauan yang dilakukan oleh pengawas terhadap
yang diwajibkan.
produksi dilakukan sesuai jadwal; terdapat suatu sistem penandaan bagi alat
yang sudah tidak aman lagi jika digunakan atau yang sudah digunakan atau
yang telah dinyatakan rusak; kewajiban setiap pekerja untuk memelihara dan
sesuai dengan item pertama dari pencegahan yang dipaparkan oleh suma’mur
pada waktu – waktu kerja akan berguna dalam menemukan faktor – faktor
sesuai dengan item kelima dari pencegahan yang dipaparkan oleh suma’mur
tahun 1992 bahwa perlu adanya peningkatan perlindungan tenaga kerja dalam
kerja yang nyaman dan menyenangkan, disiplin dan saling menghargai antar
karyawan. Pencegahan ini sesuai dengan item pertama dari pencegahan yang
berguna, jika berguna disimpan dan jika tidak berguna maka dibuang
b. Seiton (Penataan), yaitu penataan barang yang berguna agar mudah dicari
e. Shitsuke (penyadaran), yaitu penyadaran diri akan etika kerja yang terdiri
tidak terulang kembali, hal tersebut dibuat laporan tertulis sesuai dengan form
(lampiran 3); data of incident ( FY - 2008) (lampiran 4); jumlah serius hiyari
orang agar mengetahui situasi kecelakaan kerja dalam rangka mendorong dan
(Budiono& Pusparini, 2003). Pencegahan ini sesuai dengan item ketujuh dari
mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebab – sebabnya.
pekerja tersebut.
D. Penanggulangan Kecelakaan
injury pada manusia contohnya memberikan perawatan pada kondisi pekerja yang
lemah; pada peralatan (seperti mobil, mesin) contohnya merancang tangki bahan
bakar yang aman untuk mencegah terjadinya kebakaran; dan pada lingkungan
saat kejadian dan setelah kejadian (Smith dan Venezie, 1998). Sedangkan
terjadi kecelakaan kerja, perusahaan wajib membayar iuran kecelakaan kerja pada
SV
c. Pemasangan safety switch off jika safety cover terbuka pada mesin di SF
rol
A. KESIMPULAN
1. PT. Teijin Indonesia Fiber Corporation atau PT. TIFICO, Tbk merupakan
baku tekstil (kain). Produk hasil akhir PT. TIFICO, Tbk adalah chip (bahan
baku pembuat kapas dan benang sintetis), filament yarn (benang sintetis), dan
unsafe act dan kecelakaan yang disebabkan oleh peralatan dan standar
maksimal, hanya saja para pekerja masih ada yang melanggar peraturan yang
B. SARAN
kebakaran, sedangkan untuk training yang terkait dengan alat tergantung pada
2. Adanya WI yang belum di review pada tahun 2008 dimana hal ini tidak sesuai
dengan salah satu aktivitas dari tema safety dan kebijakan ESH di
harus dilaksanakan secara berkala dan konsisten sesuai dengan salah satu
aktivitas dari tema safety dan kebijakan ESH di PT.TIFICO,Tbk Tahun 2008
Riyadina, Woro. 2007. Kecelakaan Kerja Dan Cedera Yang Dialami Oleh Pekerja
Industri Di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. Makara, Kesehatan, VOL.
11, NO. 1. 22 Maret 2009. 25-31. Available from World Wide Web:
(http://repository.ui.ac.id/doc/jurnal/33)