Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PELAKSANAAN

PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU


TAHUN 2017

NAMA SEKOLAH :
NPSN :
KECAMATAN/WILAYAH :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DKI JAKARTA
TAHUN 2017

KATA PENGANTAR

Pemenuhan dan penjaminan mutu pendidikan ini merupakan tanggung jawab dari setiap
komponen di satuan pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan tidak
dapat berjalan dengan baik tanpa adanya budaya mutu pada seluruh komponen satuan
pendidikan. Oleh karena itu, pada pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan pada
satuan pendidikan dilakukan dengan pendekatan pelibatan seluruh komponen satuan
pendidikan (whole school approach) agar seluruh komponen satuan pendidikan bersama-sama
memiliki budaya mutu.

Sesuai dengan isi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 28 Tahun 2016, sistem
penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah dikembangkan agar penjaminan mutu dapat
berjalan dengan baik pada segala lapisan pengelolaan pendidikan dasar dan menengah. Sistem
penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri dari dua komponen yaitu Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPME adalah
sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, lembaga
akreditasi dan lembaga standardisasi pendidikan. SPMI adalah sistem penjaminan mutu yang
berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan
pendidikan.

Agar pelaksanaan SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan optimal, perlu
dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu
pendidikan secara mandiri, yang selanjutnya disebut sekolah model, sebagai gambaran langsung
kepada satuan pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan sehingga
terjadi pola pengimbasan pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan pendidikan
di Indonesia.

Jakarta, November 2017


Kepala Sekolah,

........................................
NIP....................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling
terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
Indonesia. Sebagaimana diamanatkan di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005, Pasal 91 setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal
wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut
bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Pemenuhan dan penjaminan mutu pendidikan ini merupakan tanggung jawab dari setiap
komponen di satuan pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan tidak
dapat berjalan dengan baik tanpa adanya budaya mutu pada seluruh komponen satuan
pendidikan. Oleh karena itu, pada pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan pada
satuan pendidikan dilakukan dengan pendekatan pelibatan seluruh komponen satuan
pendidikan (whole school approach) agar seluruh komponen satuan pendidikan bersama-
sama memiliki budaya mutu.
Sesuai dengan isi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 28 Tahun 2016, sistem
penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah dikembangkan agar penjaminan mutu
dapat berjalan dengan baik pada segala lapisan pengelolaan pendidikan dasar dan menengah.
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri dari dua komponen yaitu
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
SPME adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, lembaga akreditasi dan lembaga standardisasi pendidikan. SPMI adalah sistem
penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh
komponen dalam satuan pendidikan.
SPMI, yang selanjutnya disebut sebagai sistem penjaminan mutu pendidikan pada satuan
pendidikan, mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan
berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP. Satuan pendidikan menerapkan keseluruhan siklus
dalam sistem penjaminan mutu secara mandiri dan berkesinambungan hingga terbangun
budaya mutu di satuan pendidikan. Budaya mutu akan mendorong satuan pendidikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan secara terus menerus sehingga mutu pendidikan akan
meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu secara bertahap hingga dipenuhinya standar
yang telah ditetapkan atau bahkan melampaui standar tersebut. Sistem penjaminan mutu ini
dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh satuan pendidikan untuk ditetapkan
oleh satuan pendidikan dan dituangkan dalam pedoman pengelolaan satuan pendidikan serta
disosialisasikan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan. Agar pelaksanaan SPMI
dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan optimal, perlu dikembangkan satuan
pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara
mandiri, yang selanjutnya disebut sekolah model, sebagai gambaran langsung kepada satuan
pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan sehingga terjadi pola
pengimbasan pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan pendidikan di
Indonesia.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasionan Pendidikan,

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas PP 19 Tahun 2005 tentang SNP;
3. Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Dasar dan Menengah;
4. DIPA LPMP DKI Jakarta Tahun 2017.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan pengembangan dan pengimbasan sekolah model adalah
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan serta
menciptakan budaya mutu pendidikan di satuan pendidikan..

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pengembangan dan pengimbasan sekolah model, secara khusus
sekolah mampu:
a. Memahami siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
b. Membentuk Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS).
c. Mengoptimalkan keterlibatan pemangku kepentingan.
d. Menerapkan siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
e. Mengimbaskan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) pada sekolah imbas.

D. Hasil yang diharapkan


Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan dan pengimbasan sekolah model ini
adalah sebagai berikut.
1. Percontohan sekolah berbasis SNP melalui penerapan penjaminan mutu
pendidikan secara mandiri. Pola pengimbasan penerapan penjaminan mutu
pendidikan kepada sekolah hingga seluruh sekolah mampu menerapkan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri pada tahun 2019.
2. Sekolah menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri;
3. Sekolah meningkatkan mutu sesuai Standar Nasional Pendidikan;
4. Sekolah berbudaya mutu;

BAB II
PELAKSANAAN

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Pengembangan Sekolah Model dilaksanakan pada tanggal ……... Sampai dengan
……. di … (nama sekolah model)… Dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:
NO KEGIATAN TANGGAL
1 Rapat kerja untuk membahas:
a. Penguatan koordinasi internal TPMPS
b. Analisis peta mutu sebagai dasar
penyusunan perencanaan program
peningkatan mutu
2 Penyusunan Rencana Peningkatan Mutu
a. Reviu hasil analisis pemetaan mutu
b. Reviu ERKAS/daftar program peningkatan
mutu untuk menentukan prioritas
3 Pelaksanaan Peningkatan Mutu
a. Persiapan pelaksanaan
b. Pengembangan jejaring

c. Implementasi PPK, literasi, kemampuan


abad 21 (pembuatan media informasi dan
komunikasi)
atau
Fasilitasi kegiatan dengan
narasumber/fasda/ pemangku kepentingan
lainnya
5 Monitoring dan Evaluasi Peningkatan Mutu

6 Penyusunan Strategi Peningkatan Mutu


a. Reviu laporan hasil monev
b. Penetapan strategi peningkatan mutu

7 Penyusunan laporan hasil pelaksanaan seluruh


tahapan SPMI

2. Peserta
Peserta kegiatan Pengembangan Sekolah Model adalah kepala sekolah dan seluruh warga
sekolah model, serta perwakilan dari sekolah imbas. Daftar Sekolah Imbas

Satuan Pendidikan Kepala Sekolah


No
Nama Alamat dan No. Telepon Nama No. Hp

1.
Satuan Pendidikan Kepala Sekolah
No
Nama Alamat dan No. Telepon Nama No. Hp

2.

3.

4.

5.

3. Fasilitator/Pendamping
Fasilitator kegiatan Pengembangan dan Pengimbasan Sekolah Model adalah 2 orang
fasilitator nasional (fasnas) / daerah (fasda) yang sudah mengikuti pelatihan Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI), yaitu Bapak/Ibu ……………………. dan Bapak/Ibu ……………..
Serta Bapak/Ibu ………………. Pengawas sekolah yang menjadi observer dalam pendampingan

4. Strategi Pelaksanaan
Setelah mengikuti pelatihan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS) di LPMP
DKI Jakarta pada tanggal ………………….. Strategi pelaksanaan pengembangan dan
pengimbasan sekolah model adalah sebagai berikut:
1. Rapat kerja untuk membahas tentang penguatan koordinasi internal TPMPS, serta
analisis peta mutu sebagai dasar penyusunan perencanaan program peningkatan mutu
2. Penyusunan Rencana Peningkatan Mutu melalui reviu hasil analisis pemetaan mutu
dan reviu ERKAS/daftar program peningkatan mutu untuk menentukan prioritas
3. Pelaksanaan Peningkatan Mutu melalui pengembangan jejaring sekolah dengan
pemangku kepentingan, implementasi PPK, literasi, kemampuan abad 21 (pembuatan
media informasi dan komunikasi) serta fasilitasi kegiatan dengan narasumber/fasda/
pemangku kepentingan lainnya.
4. Monitoring dan Evaluasi Peningkatan Mutu
5. Penyusunan Strategi Peningkatan Mutu dengan melakukan reviu terhadap laporan

hasil monev dan penetapan strategi peningkatan mutu


6. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan seluruh tahapan SPMI

BAB III
HASIL PENGEMBANGAN DAN PENGIMBASAN SEKOLAH MODEL

A. Rapat kerja TPMPS


……………………………………………………………………………………… ………………………………………… .
…………………………………………………………… …………………………….. ……………………………………….
……………………………………………………………… ……………………. …………………………………………
…………………………….. ………………………………………..

B. Penyusunan Rencana Peningkatan Mutu


……………………………………………………………………………………… ………………………………………… .
…………………………………………………………… …………………………….. ……………………………………….
……………………………………………………………… ……………………. …………………………………………
…………………………….. ………………………………………..

C. Pelaksanaan Peningkatan Mutu


……………………………………………………………………………………… ………………………………………… .
…………………………………………………………… …………………………….. ……………………………………….
……………………………………………………………… ……………………. …………………………………………
…………………………….. ………………………………………..

D. Monitoring dan Evaluasi Peningkatan Mutu


……………………………………………………………………………………… ………………………………………… .
…………………………………………………………… …………………………….. ……………………………………….
……………………………………………………………… ……………………. …………………………………………
…………………………….. ………………………………………..

E. Penyusunan Strategi Peningkatan Mutu


……………………………………………………………………………………… ………………………………………… .
…………………………………………………………… …………………………….. ……………………………………….
……………………………………………………………… ……………………. …………………………………………
…………………………….. ………………………………………..
F. Penyusunan laporan
……………………………………………………………………………………… ………………………………………… .
…………………………………………………………… …………………………….. ……………………………………….
……………………………………………………………… ……………………. …………………………………………

G. Kendala Pelaksanaan Kegiatan


……………………………………………………………………………………… ………………………………………… .
…………………………………………………………… …………………………….. ……………………………………….
……………………………………………………………… ……………………. …………………………………………

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
……………………………………………………………………………………… ………………………………………… .
…………………………………………………………… …………………………….. ……………………………………….
……………………………………………………………… ……………………. …………………………………………

B. Saran

……………………………………………………………………………………… ………………………………………… .
…………………………………………………………… …………………………….. ……………………………………….
……………………………………………………………… ……………………. …………………………………………

Lampiran:

1. Daftar Hadir Peserta


2. Daftar Hadir Pendamping dan Observer
3. Lembar Observasi Pengawas
4. Hasil-hasil SPMI
5. Foto-foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai