Anda di halaman 1dari 8

CONTOH TEKS EKSPOSISI

18.49 | Label: Tugas B. Indonesia

Pentingnya Pendidikan Karakter

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Oleh karena itu,
pendidikan karakter pada usia dini sangatlah penting.

Wyne mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang
berarti “to mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu
seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang
berkarakter jelek, sementara orang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan
sebagai orang yang berkarakter mulia.

Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.


Pendidikan karakter sangat berguna untuk membentuk individu-individu yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, berilmu/berkeahlian, jujur, disiplin, demokratis, adil,
bertanggung jawab, cinta tanah air, orientasi pada keunggulan, gotong-royong, sehat,
mandiri, kreatif, menghargai dan bertutur kata yang baik.

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran. karena didalam pikiran
terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidup yang merupakan
pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang
akhirnya dapat membentuk pola berpikir yang bisa mempengaruhi perilakunya. Orang
yang tidak mendapat pendidikan karakter dengan baik cenderung akan bersifat kurang
baik. Sebaliknya, Orang yang mendapat pendidikan karakter dengan baik akan
berperilaku baik.

Dengan demikian, Pendidikan karakter usia dini menjadi dasar terbentuknya sikap dan
perilaku ketika Dewasa. Pendidikan karakter yang kurang baik akan membentuk pribadi
yang bersifat kurang baik. Pendidikan karakter yang baik akan membentuk pribadi yang
Mandiri, Bertanggung jawab, dan Berani mengambil Resiko atas suatu yang akan
diperjuangkannya. Serta membentuk Mental dan Spiritual dengan kepercayaan Diri
Sabtu, 05 April 2014

Contoh Teks Eksposisi

Berikut adalah contoh teks eksposisi dengan tema ekonomi di Indonesia. Dengan
struktur eksposisi terdiri dari

1. Pernyataan pendapat ( paragraf 1)

2. Argumentasi ( paragraf 2-4)

3. Penegasan ulang pendapat ( paragraf 5)

Kerangka teks eskposisi, sebagai berikut :

1.Pernyataan pendapat :

krisis ekonomu menyebabkan dampak buruk di dunia, salah satunya bagi Negara
Indonesia.

2. Argumentasi :

Dampak-dampak yang ditimbulkan akibat krisis ekonomi:

-Naiknya harga BBM

-Kenaikan harga bahan-bahan pokok

-Menurunya kesejahteraan rakyat

3. Penegasan ulang pendapat :

Apabila pemerintah Negara Indonesia tidak segera mengambil keputusan maka dampak
dari krisis ekonomi di Indonesia semakin buruk.

Dampak Krisis Ekonomi

Siklus ekonomi di dunia terkadang mengalami penurunan. Dan penurunan yang terjadi
mengakibatkan krisis ekonomi yang membawa dampak buruk bagi negara-negara yang
ada. Salah satunya adalah Indonesia.
Berikut adalah berbagai macam dampak dari krisis ekonomi di Indonesia:

1. Naiknya harga BBM

Harga BBM di Indonesia ikut mengalami kenaikan harga. Itu disebabkan harga minyak
bumi di dunia yang mengalami kenaikan. Dan naiknya harga BBM adalah salah satu
faktor kenaikan harga -harga yang lain.

2. Kenaikan harga bahan-bahan pokok

Seiring naiknya harga BBM maka harga-harga bahan pokok juga ikut naik. Karena BBM
mmpengaruhi dalam proses produksi bahan tersebut.

3. Menurunya kesejahteraan rakyat

Rakyat yang memiliki pendapatan kurang, pasti sangat dirugikan dengan keadaan ini.
Sehingga semakin banyak kebutuhan masyarakat yang tak terpenuhi. Dan kesejahteraan
pun menurun.

Dalam hal krisis ekonomi ini, pemerintah diharapkan dapat berperan dan mengambil
tindakan untuk menstbilkan perekonomian Indonesia, agar tidak berdampak lebih buruk
bagi rakyat Indonesia.
Ekonomi Indonesia
Ekonomi rakyat adalah “kegiatan ekonomi rakyat banyak” . Jika dikaitkan
dengan kegiatan pertanian, maka yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi
rakyat adalah kegiatan ekonomi petani atau peternak atau nelayan kecil,
petani gurem, petani tanpa tanah, nelayan tanpa perahu, dan sejenisnya; dan
bukan perkebunan atau peternak besar atau MNC pertanian, dan sejenisnya.

Perspektif lain dari ekonomi rakyat dapat pula dilihat dengan menggunakan
perspektif jargon: “ekonomi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”
“Dari rakyat”, berarti kegiatan ekonomi itu berkaitan dengan penguasaan
rakyat dan aksesibilitas rakyat terhadap sumberdaya ekonomi. Rakyat
menguasai dan memiliki hak atas sumberdaya untuk mendukung kegiatan
produktif dan konsumtifnya.

“Oleh rakyat”, berarti proses produksi dan konsumsi dilakukan dan


diputuskan oleh rakyat. Rakyat memiliki hak atas pengelolaan proses
produktif dan konsumtif tersebut. Berkaitan dengan sumberdaya (produktif
dan konsumtif), rakyat memiliki alternatif untuk memilih dan menentukan
sistem pemanfaatan, seperti berapa banyak jumlah yang harus dimanfaatkan,
siapa yang memanfaatkan, bagaimana proses pemanfaatannya, bagaimana
menjaga kelestarian bagi proses pemanfaatan berikutnya, dan sebagainya.

“Untuk rakyat”, berarti rakyat banyak merupakan ‘beneficiaries utama dari


setiap kegiatan produksi dan konsumsi. Rakyat menerima manfaat, dan
indikator kemantaatan paling utama adalah kepentingan rakyat.

Dalam hal ini perlu pula dikemukakan bahwa ekonomi rakyat dapat berkaitan
“dengan siapa saja”, dalam arti kegiatan transaksi dapat dilakukan juga
dengan “non-ekonomi-rakyat”. Juga tidak ada pembatasan mengenai
besaran, jenis produk, sifat usaha, permodalan, dan sebagainya. Ekonomi
rakyat tidak eksklusif tetapi inklusif dan terbuka. Walaupun demikian, sifat
fundamental diatas telah pula menciptakan suatu sistem ekonomi yang terdiri
dari pelaku ekonomi, mekanisme transaksi, norma dan kesepakatan (“rule of
the game”) yang khas, yang umumnya telah memfasilitasi ekonomi rakyat
untuk survive dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial
ekonomi masyarakatnya.

Dapat dinyatakan bahwa ekonomi Indonesia sebenarnya adalah berbasis


ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat (banyak) mencakup 99 % dari total jumlah
unit usaha (business entity), menyediakan sekitar 80 % kesempatan kerja,
melakukan lebih dari 65 % kegiatan distribusi, dan melakukan kegiatan
produksi bagi sekitar 55 % produk dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, 60
% diantaranya berada di daerah pedesaan, 65 % berusaha dibidang
pertanian dan kegiatan lain yang terkait, dan menjadi basis dari 63 %
konsumsi domestik, serta tersebar merata diseluruh wilayah Indonesia.
Jangan Pilih Anggota DPR yang Malas dan Suka Bolos
Pemilu untuk memilih anggota dewan (legislatif) akan digelar pada 9 April 2014.
Terkait dengan pemilu legislatif, seluruh elemen masyarakat diminta untuk
berfikir bijak dan cerdas dalam memilih anggota dewan nanti. Masyarakat
jangan lagi memilih anggota dewan pemalas yang maju kembali sebagai calon
legislatif di Pemilu 2014. Hal ini penting sebagai hukuman buruknya kinerja
anggota DPR periode 2009-2014.
Selasa pagi (18/2/2014) DPR RI menggelar Sidang Paripurna dengan agenda
pengesahan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2014. Di antara 560
anggota dewan, tercatat hanya 278 anggota yang mengisi daftar hadir sampai
Sidang Paripurna dibuka pada pukul 10.45 WIB. Sedangkan 282 anggota lainnya
belum mengisi daftar hadir.
Tapi anehnya, meskipun anggota dewan yang hadir tidak kuorum, Sidang
Paripurna tetap digelar. Padahal, batas kuorum kehadiran dalam Sidang
Paripurna adalah setengah dari jumlah anggota ditambah satu orang atau 281.
Banyaknya kursi-kursi kosong dalam rapat paripurna DPR adalah pandangan
yang lazim terjadi. Namun, rapat paripurna DPR kali ini bisa jadi yang terparah
selama masa kerja DPR 2014-2019. Pasalnya, tingkat kehadiran anggota DPR
merosot tajam, bahkan tak mampu mencukupi kuorum sebagai syarat dimulainya
rapat.
Kurang disiplinnya anggota dewan dalam mengikuti rapat paripurna juga
dikeluhkan oleh pimpinan DPR. Terlebih jelang Pemilu 2014, sebagian besar
anggota dewan justru jarang hadir di DPR. Mereka lebih asyik di daerah
pemilihannya masing-masing untuk mengamankan suaranya dalam pemilu 9
April nanti.
Segala cara sudah dilakukan pimpinan DPR untuk menertibkan anggota dewan
yang tidak disiplin menjalankan tugasnya sebagai legislator. Salah satunya
adalah dengan menggunakan finger print scanner. Namun ternyata, alat ini juga
tidak efektif untuk mencegah kemalasan anggota dewan untuk menghadiri rapat
paripurna.
Malasnya anggota dewan ikut rapat paripurna ini bukan yang pertama kalinya
terjadi. Hampir di setiap rapat atau acara yang menyangkut nasib rakyat tidak
pernah 100 persen dihadiri anggota dewan. Dengan berbagai alasan para
anggota dewan ini menghindar untuk ikut dalam berbagai rapat di DPR.
Makin malasnya anggota dewan mengikuti rapat-rapat di DPR bukan lagi
sebagai penyakit laten lima tahunan menjelang Pemilu, tapi sudah menjadi
kelakuan. Sudah berkali-kali dikritik, mereka malah makin rajin membolos.
Anggota dewan yang sering membolos rapat-rapat komisi dan paripurna itu
sudah tidak memiliki rasa tanggung jawab. Secara politik mereka juga tidak
memiliki rasa malu.
Pemilu untuk memilih anggota dewan (legislatif) akan digelar pada 9 April 2014.
Terkait dengan pemilu legislatif, seluruh elemen masyarakat diminta untuk
berfikir bijak dan cerdas dalam memilih anggota dewan nanti. Masyarakat
jangan lagi memilih anggota dewan pemalas yang maju kembali sebagai calon
legislatif di Pemilu 2014. Hal ini penting sebagai hukuman buruknya kinerja
anggota DPR periode 2009-2014.
Hindari Caleg Pelaku Korupsi
Partai politik yang akan mengikuti pemilihan umum tahun 2014, harus
mempunyai standar pencalonan anggota legislatif yang tegas dan ketat. Kriteria
calon anggota legislatif (caleg) mesti jelas dan bisa menjadi instrumen yang bisa
mencegah calon-calon bermasalah masuk.
Calon yang pernah tersangkut masalah korupsi atau pelanggar HAM, misalnya,
tidak boleh masuk daftar. Hal itu penting untuk memastikan wakil rakyat itu
benar-benar bukan orang bermasalah, tetapi figur-figur yang punya integritas.
Tentu saja masing-masing parpol harus punya mekanisme fit and proper test-nya
sendiri. Soal kriteria tidak harus sama bagi semua parpol. Namun paling tidak,
ada hal-hal prinsip yang mesti dipakai semua parpol dalam menjaring calegnya.
Ini penting mengingat survei telah membuktikan bahwa parlemen, baik di pusat
maupun di daerah, adalah lembaga terkorup, demikian ujar Wakil Sekretaris
Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Jojo Rohi, terkait dengan
kriteria dalam memilih calon legislatif oleh setiap partai politik yang akan
bersaing dalam pemilu tahun 2014.
Standardisasi caleg sangat diperlukan karena partai mesti membuat kriteria yang
jelas dan tegas tentang siapa saja orang yang layak diusung menjadi caleg
partainya. Hal-hal prinsip yang harus dimuat dalam kriteria caleg salah satunya
adalah antikorupsi. Konsekuensinya, caleg yang punya track record pernah
terlilit kasus korupsi tidak boleh diusung sebagai caleg. Selain antikorupsi, yang
harus dipertimbangkan adalah sikap moral dari bakal caleg. Bila yang
bersangkutan terbukti pernah punya selingkuhan atau berpoligami, semestinya
tidak dapat diusung sebagai caleg.
Sementara itu, pelanggar HAM, merupakan satu bagian dari agenda reformasi
yang hingga kini belum tuntas. Pelanggar HAM dalam bentuk apa pun tak dapat
dicalonkan sebagai caleg karena fungsi wakil rakyat salah satunya adalah
melakukan advokasi terhadap pelanggaran- pelanggaran HAM melalui legislasi.
Ironis bila pelanggar HAM mengadvokasi pelanggaran HAM.

Anda mungkin juga menyukai