Hipertensi Emergency
Hipertensi Emergency
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling umum.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, tetapi sebagian
besar penyebabnya tidak diketahui. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik dan/atau diastolik diatas 140/90 mmHg (Martuti, 2009).
Hipertensi merupakan masalah penting dalam kedokteran dan kesehatan
masyarakat yang terus meningkat. Penderita hipertensi di dunia sangat banyak.
Hampir seperenam penduduk dunia atau sekitar satu milyar orang menderita
hipertensi. Di Amerika, diperkirakan 30% penduduknya (± 50 juta jiwa)
menderita tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg) dengan persentase biaya
kesehatan cukup besar setiap tahunnya. Berdasarkan hasil penelitian The National
Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa
28,7% penduduk dewasa Amerika Serikat/ 58,4 juta penduduk menderita
hipertensi (Lange dkk, 2009)
Hipertensi emergensi merupakan spektrum klinis dari hipertensi dimana
terjadi kondisi peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol yang berakibat
pada kerusakan organ target yang progresif. Berbagai sistem organ yang menjadi
organ target pada hipertensi emergensi ini adalah sistem saraf yang dapat
mengakibatkan hipertensi ensefalopati, infark serebral, perdarahan subarakhnoid,
perdarahan intrakranial; sistem kardiovaskular yang dapat mengakibatkan infark
miokard, disfungsi ventrikel kiri akut, edema paru akut, diseksi aorta dan sistem
organ lainnya seperti gagal ginjal akut, retinopati, eklamsia dan anemia hemolitik
mikroangiopatik. Kondisi hipertensi emergensi, tekanan darah harus diturunkan
secara agresif dalam hitungan waktu menit sampai jam (Houston, 2009)
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh suatu kelainan
jantung dan dapat dikenali dari respon hemodinamik, renal, neural dan hormonal
yang karakteristik (Prabowo, 1994).
Penyebab tersering dari gagal jantung adalah penyakit jantung iskemik
tetapi penting mengidentifikasi penyebabnya pada pasien untuk menghindarkan
luputnya kelainan yang sebenarnya dapat dikoreksi. Penyebab lain termasuk:
penyakit katup jantung, hipertensi, aritmia, emboli paru, anemia, tirotoksikosis,
miokarditis, endokarditis infektif, kardiomiopati dan defisiensi thiamin (Hayes &
Mackay, 1997).
A. IDENTITAS
Nama : Tn.P
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Seliran 4/5 Jetis Sukoharjo
No RM : 185990
MRS : 09 januari 2012
Tanggal Pemeriksaan : 14 januari 2012
B. ANAMNESA
a. Keluhan Utama
Sakit kepala
b. Riwayat Penyakit Sekarang
- 3 hari SMRS : sakit kepala (+) terus-menerus, lemas, nyeri dada, sesak
nafas (+) deg-degan, kaki bengkak, sulit tidur, gelisah, keringat dingin
malam hari, badan lemas, cepat lelah.
- 2 Hari SMRS : sakit kepala (+), lemas, deg-degan, kaki bengkak, sulit
tidur dan nafsu makan menurun. Susah bernafas, sering terbangun
waktu tidur karena sesak nafas, keringat dingin malam hari.
- HMRS : Pasien datang dengan keluhan sakit kepala hebat (+) lemas,
sesak nafas (+) terus menerus, batuk (+), susah nafas, sulit tidur,
gelisah, tidur harus dengan posisi agak duduk.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat sakit kuning : (-)
- Riwayat penyakit gula : (-)
- Riwayat darah tinggi : (+)
- Riwayat alergi obat : (-)
- Riwayat sesak nafas : (-)
d. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat penyakit serupa : (-)
- Riwayat penyakit gula : (-)
- Riwayat penyakit darah tinggi : (+)
- Riwayat alergi obat : (-)
- Riwayat sakit kuning : (-)
e. Riwayat Lingkungan Sosial
Pasien adalah seorang petani, namun setahun terahkir ini aktivitas pasien
menjadi berkurang karena mudah lelah dan sesak nafas. Pasien juga
memiliki kebiasaan merokok sejak masih muda.
ANAMNESA SISTEM :
Sistem Cerebrospinal Gelisah (+), Lemah (+), Demam (-)
Sistem Cardiovascular Akral dingin (-), Sianosis (-), anemis (-), deg-
degan (+)
Sistem Respiratorius Batuk (+), Sesak nafas (+)
Sistem Genitourinarius BAK sulit (-), sedikit (-), nyeri saat BAK (-)
Sistem Gastrointestinal Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), makan dan
minum sulit (+), Nafsu makan menurun (+),
BAB sulit (-)
Sistem Musculosceletal Badan terasa lemas (+), atrofi otot (-)
Sistem Integumentum Perubahan warna (+), sikatriks (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
- Keadaan Umum : Pasien tampak lemas, gelisah
- Kesadaran : Compos mentis
- Vital Sign
Tekanan Darah : 230/90 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Respirasi : 32 x/menit
Suhu : 36°C
- Kepala : Mata CA (-/-); Ikterik (-/-)
- Leher : KGB tidak teraba membesar
- JVP : tidak ada peningkatan
- Thorax :
Posisi
Paru
Depan Belakang
Inspeksi Simetris Simetris
Palpasi Simetris KG (-) Simetris KG (-)
Perkusi Sonor Sonor
Vesikuler, Rhonki (+/+), Vesikuler, Rhonki
Auskultasi
Wheez (+/+) (+/+), Wheez (+/+)
- Abdomen :
Inspeksi Kulit berwarna kuning (-), Sikatrik (-), Dinding
perut dan dinding dada sama rata, pulsasi aorta (+),
Ascites (-)
Auskultasi Peristaltik (+) Normal
Palpasi Hepatomegali (-)
Perkusi Timpani
- Ekstremitas :
Extremitas Superior Dextra Akral hangat (+), Edema (-); Clubbing
Finger (-)
Extremitas Superior Sinistra Akral hangat (+), Edema (-); Clubbing
Finger (-)
Extremitas Inferior Dextra Akral hangat (+), Edema (+)
Extremitas Inferior Sinistra Akral hangat (+), Edema (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 09 januari 2012 :
Pemeriksaan Tanggal Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 12,5 gr / dl Lk : 13,0 – 16,0
Pr : 12,0 – 14,0
Eritrosit 4,53 106ul Lk : 4,5 – 5,5
Pr : 4,0 – 5,0
Hematokrit 37 % Lk : 40 – 48
Pr : 37 – 43
MCV - Pf 82 – 92
MCH - Pg 27 – 31
MCHC - % 32 – 36
Leukosit 11,000 103ul 5,0 – 10,0
Trombosit 221,000 103ul 150 – 400
Gol. Darah O
Eosinofil - % 1–3
Basofil - % 0–1
Netrofil Batang - % 2–6
Netrofil Segmen 89 % 50 – 70
Limfosit 8 % 20 – 40
Monosit 3 % 2–8
E. RESUME
Dari hasil alloanamnesis
dr. Ma’rufa didapatkan
Istiqomahkeluhan berupa sakit kepala (+)
lemas, sesak nafas (+), :batuk
Alamat (+), sering
Jl. Mawar Indah terbangun
20 waktu tidur, nyeri dada,
deg-degan, badan lemas, sulit tidur,
Telp : (0341) gelisah, nafsu makan menurun
430981
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak buruk.
SIP : 123456
Kesadaran lemas dan gelisah, Vital Sign, TD: 230/90 mmHg,
Nadi:72x/menit, Respirasi: 32x /menit, Suhu: 36°C, suara jantung S 1-S2
R/ Ringer Asetat Infus fl No. III
regular, tidak didapatkan bising jantung, SDV kanan dan kiri, dan
Cum infuse set No. I
ditemukan ronchi dan wheezing di kedua lapang paru. Dinding perut dan
IV catheter no. 22 No. I
dinding dada sama rata, timpani, akral hangat (+).
∫ imm
Hasil laboratorium menunjukkan adanya perubahan yaitu penurunan
R/Hemoglobin,
Nitrogliserin infus
Hematokrit dan peningkatan SGOT, SGPT dan Glucosa.
Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan normal Sinus Rhythm, Left Axis
Deviation,
Pro: Tn. Left
N (60Ventriculer
tahun) Hypertrophy, Iskemik Anterior Ekstensif.
F. DIAGNOSIS KERJA
Hipertensi Emergensi, Gagal Jantung kiri
G. PENATALAKSANAAN
- RA 15 tpm
- Nitrogliserin iv
H. PENULISAN RESEP
BAB III
PEMBAHASAN
Definisi
Hipertensi emergensi adalah peningkatan tekanan darah secara progresif yang
disertai kerusakan organ target dan dalam penanganannya memerlukan penurunan
tekanan darah dalam beberapa menit untuk mencegah berlanjutnya kerusakan
organ target tersebut. Keadaan klinis berupa ensefalopati hipertensif, perdarahan
intra-cranial,stroke, angina pectoris tak stabil atau infark miokard akut, payah
jantung kiri dengan edema paru, aneurisma aorta disekan, krisis adrenal, epistaksis
yang hebat, eklampsia.
Hipertensi urgensi adalah peningkatan tekanan darah tanpa adanya kerusakan
organ target dan dalam penaganannya memerlukan penurunan tekanan darah
dalam beberapa jam. Keadaan klinis berupa edema papil akut, sakit kepala yang
hebat (severe headache), sesak nafas, pedal edema.
Peningkatan tekanan darah semata (asymptomatic chronic hypertension)tidak
merupakan krisis hipertensi.
Etiologi
Krisis hipertensi sering diperkirakan karena masalah sekunder dari keadaan
lain, ternyata penyebab yang tersering adalah tidak adekuatnya pengobatan
hipertensi sebelumnya, penyebab lain adalah hipertensi reno-vaskular, hipertensi
reno-parenkim, feokromositoma, hiperaldosteronisme primer .
Patofisiologi
Terjadinya akibat peningkatan secara mendadak resistensi perifer sistemik
(systemic vascular resistance) yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan
hormone vasokonstriktor sistemik ( angiotensin II, vasopressin, norepinephrin )
Organ yang terlibat karena hipertensi :
Susunan saraf pusat (memiliki peranan autoregulasi )
Ginjal ( punya peranan autoregulasi )
Jantung
Pankreas dan usus
Pendekatan
Bedakan apakah hipertensi emergensi atau urgensi dengan menilai adanya
kerusakan organ target, telusuri riwayat penyakit sebelumnya, adakah hipertensi
serta pengobatannya, penyakit ginjal dan jantung serta kelainan neurology,
pemeriksaan fisik tekanan darah dalam beberapa kali pengukuran, pemeriksaan
funduskopi dapat membedakan keadaan urgensi bila tak ada kelainan pada
pembuluh darah retina, tidak ada spasme maupun eksudat sedangkan pada
hipertensi emergensi dijumpai papil edema dan eksudasi yang berat, pemeriksaan
jantung dan aorta , pemeriksaan neurologist.
Tes laboratorium meliputi test terhadap proteinuria, hematuria, darah perifer, faal
ginjal berupa elektrolit dan BUN/SC .
Foto thorak diperlukan untuk mencari kardiomegali atau edema paru.
EKG untuk evaluasi kardiologi
Pengobatan
Pada hipertensi emergensi diperlukan penurunan tekanan darah dalam satuan
menit akan tetapi tidak perlu mencapai batas normal dan akan tercapai apabila
menggunakan obat parenteral dengan batas penurunan tekanan darah tidak
melebihi 20% Mean arterial pressure, sedangkan pada hipertensi urgensi dapat
digunakan obat oral.
Pada kasus ini, terapi yang diberikan adalah nitrogliserin, hal ini mengacu
pada literatur Harrison’s principles of Internal Medicine seperti tabel dibawah:
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Fauci, A.S., Braunwald, E., Kasper, D.L., Hauser, S.L., Longo, D.L., Jameson,
J.L., Loscalzo, J., 2008. Harrison’s: Principles of Internal Medicine.
17th ed. New York: McGraw-Hill Companies
Hayes, P., Mackay T., 1997, Gagal Jantung dalam Buku Saku Diagnosis dan
Terapi. Penerbit EGC, Jakarta
Ismail., Soegondo, S., Uyainah, A., Trisnohadi, H., Atmakusuma, D., Alwi, I.,
Karyadi, H., Subadri, H., Tadjoedin, H., Syafiq, M., Wardhani, A, 2006,
Panduan Pelayanan Medik. Penerbit Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: halaman 67-71
Kaplan NM. Clinical Hypertension. Baltimore: William & Wilkins 2002: 339-
354
Katzung, B.G., 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6. Editor Agoes,
H.A., Jakarta: EGC. pp. 159, 160.
Lange, McPhee, S.J., Papadakis, M.A., 2009. Current Medical Diagnosis &
Treatment: fourty-eighth edition. New York: The McGraw-Hill
Companies. pp.376.
Panggabean, M., 2007, Gagal Jantung Akut, dalam : Sudoyo (editor) Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi IV, Penerbit Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal.: 1503-1504
Philip I , 2008, At a Glance Sistem Kardiovaskuler. Erlangga Medical Series,
Jakarta: halaman 86-87
Rahman, 2007, Angina Pektoris Stabil, dalam : Sudoyo (editor) Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV, Penerbit Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal.: 1611-1614