Artikel 20401571 PDF
Artikel 20401571 PDF
*)
Dosen Teknik Mesin Universitas Gunadarma
**)
Alumni Teknik Mesin Universitas Gunadarma
Abtraksi
Karakteristk ketel uap adalah petunjuk atau gambaran spesifik dari ketel uap
melalui sifat-sifat pokoknya. Karakteristik ketel pipa api (Loos Basuki) dengan kapasitas
6000 kg / jam menggunakan bahan bakar solar, mempunyai Tekanan kerja 7 kg / cm2,
dengan Temperatur uap 180 ºC, Beban ketel spesifik 240,96 kg uap/ m 2. Jam, Faktor
penguapan 14,375 kg uap / kg bahan bakar dan Efisiensi sebesar 83 %.
[3]
Gambar 2.3 Bagan Ketel Pipa Air [3]
Gambar 2.2 Bagan Ketel Pipa Api
2.3.2 Menurut Posisi Dapur
Menurut posisi dapurnya, ketel
b) Ketel Pipa Air (Water Tube Boiler) [3] dapat digolongkan sebagai [4] :
Ketel yang termasuk kedalam pipa ini a) Ketel Pengapian Dalam (Internal
nyala api dan gas panas dari luar susunan Fired Boiler)
pipa. Kontruksi pipa-pipa yang dipasang Pada ketel jenis pengapian dalam, dapur
(Straight Tube) dan juga dapat berbentuk didalam shell. Kebanyakan dari ketel pipa
pengkolan (Bend Tube) tergantung dari api memiliki pengapian dalam (Internal
jenis ketelnya. Pipa-pipa yang lurus Fired Boiler) dimana pembakaran bahan
dipasang secara paralel didalam ketel bakar dilakukan didalam shell itu
C + O2 = CO2 (2.1) 32 2 x 18
1 kg H + kg O = kg H2O
2 H + O2 = 2H2O (2.2) 4 4
S + O2 = SO2 (2.3)
1 kg H + 8 kg O = 9 kg H2O
Dikatakan pembakaran sempurna apabila
campuran bahan bakar dan oksigen (dari Belerang (S) terbakar sempurna
udara) mempunyai perbandingan yang menjadi SO2, menurut persamaan [1]
tepat, sehingga tidak diperoleh sisa. S + O2 = SO2 (2.6)
Apabila oksigen terlalui banyak maka 32 kg S + 32 kg O2 = 64 kg SO2
dikatakan campuran kurus, dan bila bahan
1 kg S + 1 kg O2 = 2 kg SO2
bakarnya terlalu banyak (oksigen tidak
cukup) maka dikatakan dengan campuran Disamping itu diketehui pula 1 kg udara
kaya (rich). Sehingga dapat mengandung 0,231 kg O2, sehingga
mengakibatkan tidak sempurnanya kebutuhan udara dapat dihitung [1]
pembakaran. Bila gas asap yang keluar
dari cerobong berasap hitam, hal ini
2.6.1 Pembakaran Bahan Bakar Padat 2.6.3 Pembakaran Bahan Bakar Gas
Pada pembakaran bahan bakar Pembakaran bahan bakar yang
padat mula-mula akan membentuk gas berupa gas yang hampir keseluruhannya
atau yang biasa disebut mengegas (Ont terdiri dari karbon dan hidrogen dimulai
Gassing), pada waktu berlangsungnya dengan menguraikan gas-gas, hingga
distilasi kering kemudian mengakibatkan menghasilkan CO dan H2 apabila oksigen
terurainya gas-gas tersebut lebih lanjut mencukupi. Penguraian gas-gas ini
menjadi CO2 dan H2 (Water Gas) dan akan berlangsung didalam kerucut bunga api
[1]
terbakar . Selanjutnya arang atau kokas yang paling dalam, pada temperatur yang
yang tertinggal (yang semuanya terdiri dari lebih rendah dari pada temperatur bila
karbon) akan menguap atau sublimasi pembakaran telah berlangsung
terlebih dahulu, kemudian akan terbakar sepenuhnya. Pembakaran CO dan H2
menjadi CO2 apabila oksigen mencukupi. yang terbentuk dilakukan oleh oksigen
Udara pembakar yang diperbolehkan untuk dari udara skunder yang mengalir
mengegaskan disebut udara primer, disekeliling bunga api, akan berlangsung
sedangkan udara untuk membakar CO pada temperatur yang tinggi, pada
menjadi CO2 disebut dengan udara lapisan yang tipis yang tidak bercahaya
skunder. dari bunga api yang berlangsung sangat
cepat, bila oksigen mencukupinya.
2.6.2 Pembakaran Bahan Bakar Cair
Sebelum pembakaran yang 2.7 Perpindahan Panas Ketel Uap
sebenarnya berlangsung maka terlebih Panas yang dihasilkan karena
dahulu bahan bakar cair tersebut diuapkan pembakaran bahan bakar dan udara,
[1]
dan diuraikan menjadi gas-gas . Bahan yang berupa api (yang menyala) dan gas
bakar cair pada umumnya, terdiri dari asap (yang tidak menyala) dipindahkan
karbon (85-87)% dan hidrogen (12-15)% kepada air, uap dan udara, melalui
ditambah sedikit O2, N2, dan S2. dalam hal bidang yang dipanaskan (heating
ini karena kandungan hidrogen yang cukup surface), pada suatu instalasi ketel uap
tinggi, maka pada saat penguraian dengan dengan tiga cara, yaitu antara lain :
temperatur yang cukup tinggi, karbon dan a) Perpindahan Panas Secara
hidrogen lama masih dalam keadaan Pancaran (Radiasi)
terikat. Dengan demikian pada Perpindahan panas secara
pembakaran bahan bakar cair dapat pancaran atau Radiasi adalah
dicapai bentuk bunga api yang hampir- perpindahan panas antara suatu benda
hampir sempurna seperti halnya pada terhadap benda lain dengan jalan melalui
pembakaran bahan bakar gas. gelombang-gelombang elektromagnetic
tanpa tergantung kepada ada atau
tidaknya media maupun zat diantara benda q Joule. Pada saat molekul fluida
yang menerima pancaran panas menyentuh dinding ketel maka panasnya
tersebut. Panas radiasi adalah dibagikan sebagian, yaitu q1 Joule pada
panas yang dipancarkan dari suatu media dinding ketel, selebihnya q2 = q - q1 Joule
panas ke media yang dingin dan besarnya dibawanya pergi. Bila gerakan-gerakan
tergantung pada perbedaan molekul yang melayang-layang tersebut
temperatur, dan warna media yang disebabkan kerena perbedaan temperatur
menerima panas tersebut. Penyerapan didalam fluida itu sendiri, maka
panas pada radiasi bertambah dengan perpindahan panasnya disebut dengan
naiknya temperatur dapur, hal ini konveksi bebas (Free Convection) atau
bergantung dari beberapa faktor namun konveksi alamiah (Natural Convection).
yang paling terutama adalah luas Apabila gerakan-gerakan dari molekul
permukaan pipa (tube) yang terkena tersebut sebagai akibat dari kekuatan
pancaran panas. mekanis (karena dipompa atau dihembus
Adapun banyaknya panas yang diterima dengan fan) maka perpindahan panasnya
secara pancaran atau Qp berdasarkan dari disebut dengan konveksi paksa (Forced
rumus Stephan-Boltzman adalah sebesar : Convection).
4 4
Qp = Cz . F . [(Tapi : 100) – (Tbenda : 100) ]
kJ / jam [1] (2.7)
Dimana,
Cz : Konstanta pancaran dari Stephan-
Boltzman yang dinyatakan dalam
kJ/m2. Jam . K4.
Bila Cz dinyatakan dalam Watt/m2 .
Gambar 2.4 Perpindahan Panas Dengan
K4 maka harga Qp dinyatakan dalam
Cara Aliran (Konveksi) [1]
Watt [1]
Jumlah panas yang diserahkan secara
F: Luas bidang yang dipanasi,
aliran (Konveksi) adalah:
dinyatakan dalam m3.
Qk = α . F . (Tapi - Tdinding) kJ/Jam [1] (2.8)
T: Temperatur dalam Kelvin.
Dimana,
α: Angka peralihan panas dari api
b) Perpindahan Panas Secara Aliran
ke dinding ketel dinyatakan dalam kJ/m2.
Perpindahan panas secara aliran
Jam . K
atau konveksi adalah perpindahan panas
Bila α dinyatakan dalam kJ/m2.
yang dilakukan oleh molekul-molekul suatu
Jam . K maka, Qk dinyatakan dalam
fluida (cair ataupun gas) molekul-molekul
kJ /Jam
fluida tersebut dalam gerakannya
membawa sejumlah panas masing-masing
Sedangkan bila α dinyatakan dalam Watt / Td1 : Temperatur dinding ketel yang
2
m . K, maka Qk dinyatakan dalam berbatasan dengan api (ºK)
Watt. Td2 : Temperatur dinding ketel yang
F: Luas bidang yang dipanasi, berbatasan denga air, uap atau udara
3
diyatakan dalam m . (ºK).
T: Temperatur dalam Kelvin. 2.8 Nilai Pembakaran
c) Perpindahan Panas Secara Nilai pembakaran biasanya
Rambatan (Konduksi) dinyatakan dalam istilah nilai pembakaran
Perpindahan panas secara tinggi atau Highest Heating Value (HHV)
rambatan atau konduksi adalah dan nilai pembakaran rendah atau Lowest
perpindahan panas dari suatu bagian Heating Value (LHV).
benda padat ke bagian benda lain dari a) Nilai pembakaran tinggi atau
benda padat yang sama, atau dari benda Highest Heating Value (HHV)
padat yang satu ke benda padat yang lain Jumlah panas yang diperoleh dari
karena terjadinya persinggungan fisik hasil pembakaran sempurna disetiap 1 kg
(menempel), tanpa terjadinya perpindahan bahan bakar kemudian hasil dari
molekul-molekul dari benda padat itu pembakarannya didinginkan sampai pada
sendiri. temperatur kamar, maka jumlah panas
Jumlah panas yang dirambatkan (QR) yang dihasilkan disebut dengan nilai
melalui dinding ketel adalah sebesar : kalori tinggi. Dalam hal ini adalah uap air
yang terbentuk dari hasil
QR = x F x (Td1 – Td2)
S pengembunannya turut dihitung serta
kJ / Jam
[1]
(2.9) dinilai sebagai panas pembakaran yang
terbentuk.
Dimana,
λ: Angka peranbatan panas didalam
b) Nilai pembakaran rendah atau
dinding ketel dinyatakan dalam kJ/m x
Lowest Heating Value (LHV)
Jam x K
Sedangkan nilai pembakaran
Bila λ dinyatakan dalam kJ/m. Jam
rendah atau Lowest Heating Value, (LHV)
.K, maka QR dinyatakan dalam kJ/Jam
uap air yang terbentuk dari hasil
Apabila λ dinyatakan dalam Watt /
pembakaran tidak perlu dicairkan terlebih
m2 x K, maka QR dinyatakan dalam
dahulu, sehingg panas pengembunannya
Watt.
tidak ikut serta untuk diperhitungkan
S: Tebal dinding ketel dinyatakan
sebagai panas pembakaran bahan bakar
dalam meter (m)
tersebut.
F: Luas dinding ketel yang
merambatkan panas.
Untuk pembakaran cair dan gas dapat Tebal Pipa Api :3 mm
dihitung dengan menggunakan persamaan Luas Total Bidang Pemanas:
24,9 m2
HHV = 33915 C + 144033 (H – O/8) + Panjang Ketel Uap Total :
10468 S (kJ/kg) [1] (2.10) 2145 mm
Tinggi Ketel Uap Keseluruhan:
LHV = 33915 C + 121423 (H – O/8 ) + 3205 mm.
10468 S – 2512 (W +9xO/8) (kJ/kg) (2.11) 3.2 Kebutuhan Panas, Panas
Penguapan, dan Pengertian Entalpi
Sedangkan untuk bahan bakar padat dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan
B 10
O
I 11
20 L 12
E
14
R 8 7 13
14
6 15
2
5 16 1
4 17
19 18
K: Titik kritis
N2 0,20 0,002 28
Tabel 4.1 Data Pengoperasian Bahan
S 1,3 0,013 32
Bakar
Operasi Bahan Tekanan Suhu Uap Yang
Boiler Bakar Uap Air Dihasilkan
(kg) 2
(kg/cm ) Masuk (kg/Bb) 4.2 Diagram Alir Perhitungan Ketel
o
( C)
1 415,3 7,0 50 6000 Uap
2 415,8 7,0 50 6000
3 417,5 7,0 50 6000
4 418,2 7,0 48 6000
5 416,9 7,0 49 6000
6 417,3 7,0 50 6000
7 417,4 7,0 50 6000
8 418,8 7,0 50 6000
9 418,9 7,0 49 6000
10 417,8 7,0 50 6000
50 45,8
(251 - 192) x Faktor Penguapan (Ev)
60,1 45,8
S
Wd = 209,11 kJ /kg Ev =
Be
Sehingga :
∆IK = I“ – Wd 6000 kg / jam
=
= 2.762 kJ /kg – 209,11 kJ/kg 417,39 kg bahan bakar
= 2552,89 kJ /kg Ev = 14, 375 kg uap / kg bahan
bakar
4.5 Perhitungan-perhitungan
Karakteristik Ketel Uap Efisiensi Ketel Uap (ηk)
Kebutuhan Panas (Q) (h1 h2)
ηk = x 100%
Q = S x (∆IK + ∆IR) kJ/jam LHV
= 6000 kg/jam x 2252,89 kJ /kg 14,375 (2.762 209,11)
= x 100%
Q = 15.317.340 kJ/jam 43.730,80
ηk = 83 %
V Penutup [3] Hutagalung, Boiler Operator
5.1 Kesimpulan Course, 1992 ; Jakarta.
Dari hasil analisa perhitungan- [4]. Djokosetyardjo, MJ. Pembahasan
perhitungan yang telah dilakukan pada Lanjut Ketel Uap, 1990, Pradnya
karakteristik ketel pipa api tipe Loos Basuki Paramitha ; Jakarta.
yang terdapat di Pt. Mustika Ratu Tbk, [5] Fritz Dietzel, Turbin, Pompa dan
maka dapat di simpulkan sebagai berikut : Kompresor, 1996 ; Jakarta.
1. Secara garis besar perhitungan
dari karakteristik ketel uap sebagai
melihat efek pemakaian bahan
bakar terhadap kerja ketel uap.
Hasil yang ditampilkan berupa
kondisi operasi, yaitu : tekanan
kerja, uap yang dihasilkan, luas
pemanas, beban ketel spesifik,
dan efisiensi ketel uap.
2. pada sistem ketel uap pipa api,
gas panas hasil pembakaran
bahan bakar pada ruang bakar
digunakan untuk memanasi air,
lalu gas panas mengalir melalui
pipa-pipa yang dibagian luarnya
terdapat air.
3. berdasarkan perhitungan efisiensi
terhadap ketel uap dengan bahan
bakar solar yang terdapat di PT.
Mustika Ratu Tbk, untuk
pengoperasian tiap-tiap jamnya
adalah 83 %.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Djokosetyardjo, MJ. Ketel Uap,
1987, Pradnya Paramitha ;
Jakarta.
[2]. Kardjono, Ketel Uap dan Sistem
Tenaga Uap ; Cepu.