Bab 2. Jenis-Jenis Racun
Bab 2. Jenis-Jenis Racun
JENIS-JENIS RACUN
“Racun dan obat-obatan seringkali merupakan substansi yang sama yang diberikan
dengan maksud yang berbeda.” —Peter Mere Latham
Dalam bab ini saya membahas penggunaan racun sebagai senjata. Apa itu racun?
Apa keunggulan yang ditawarkan senjata jenis ini dibandingkan dengan jenis alat
kematian yang lebih tradisional? Banyak zat telah digunakan untuk tujuan pembunuhan,
dan mereka dapat berasal dari hewan, tumbuhan, atau mineral. Lihat Gambar 2-1 untuk
sebagian kecil dari contoh zat yang telah digunakan oleh peracun sebenarnya.
2.1. DEFINISI
Pada awalnya mungkin tampak cukup sederhana untuk mendefinisikan apa itu
racun; namun, secara hukum itu tidak sesederhana yang pertama kali muncul. Di
pengadilan seringkali sulit untuk menyetujui definisi “racun.” Scientific America pernah
mendefinisikan racun dengan nada sindiran sebagai
“zat apa pun dalam jumlah yang relatif kecil yang dapat menyebabkan kematian
atau penyakit pada organisme hidup melalui aksi kimia. Kualifikasi 'melalui aksi
kimia' diperlukan karena ia menghasilkan efek yang berbeda seperti yang
dihasilkan oleh sejumlah kecil timbal yang memasuki tubuh dengan kecepatan
tinggi.”
Selain menimbulkan banyak sindiran, di ruang sidang banyak perdebatan yang
terjadi mengenai apakah suatu zat yang dimaksud benar-benar racun. Apakah aspirin itu
racun? Sebagian besar akan setuju bahwa itu adalah agen obat, karena orang meminum
zat ini untuk menghilangkan rasa sakit dan demam. Namun, aspirin dalam dosis yang
cukup bisa menjadi agen yang berakibat kematian. Jadi apa itu racun? Meskipun
definisinya mungkin berbeda menurut undang-undang diberbagai negara, berikut adalah
beberapa definisi racun yang telah dikutip dalam literatur hukum:
1
Senjata para peracun
Hewani – Sayuran - Kimiawi
Gambar 2-1
“Racun: Substansi apa pun, baik yang dikonsumsi secara internal atau
diterapkan secara eksternal, yang mencemarkan kesehatan atau berbahaya bagi
kehidupan.” (Stedman's Medical Dictionary, edisi ke-27., 2000, hlm. 1416)
"Racun: Setiap zat yang, ketika dalam jumlah yang relatif kecil ditelan, dihirup,
atau diserap, atau dioleskan, disuntikkan ke dalam, atau dikembangkan di dalam
tubuh, memiliki tindakan kimia yang menyebabkan kerusakan pada struktur atau
gangguan fungsi, menghasilkan gejala, penyakit, atau kematian.” (Dorland’
Illustrated Medical Dictionary, edisi 29, 2000, hlm. 1422)
Mungkin konsep yang paling cerdik tentang apa yang merupakan perbedaan
antara zat beracun dan tidak dinyatakan oleh ahli alkimia terkenal pada abad ke-
16 Philippus Aureolus Theophrastus Bombastus von Hohenheim (Paracelsus)
(1493-1541), ketika ia menulis:
“Apa yang tersedia diluar sana yang bukan racun, semua hal adalah racun dan
tidak ada yang tanpa racun. Hanya dosis yang menentukan bahwa sesuatu itu
bukan racun.” (Deichman, Henschler, & Keil, 1986)
Dalam pernyataan ini, Paracelsus mampu mencapai inti argumen tentang apa yang
menentukan, atau mendefinisikan, racun, yaitu bahwa apa pun bisa menjadi racun — itu
2
hanya tergantung pada dosis yang menyebabkan efek perusakan. Tentu saja relaksasi
yang mungkin datang dari minuman beralkohol dalam jumlah yang relatif kecil jika
dibandingkan dengan kematian yang mungkin disebabkan oleh keracunan etanol
(misalnya, seperti yang dialami saat inisiasi persaudaraan dikampus) hanyalah hasil
yang berhubungan dengan dosis. Prinsip yang sama berlaku untuk obat-obatan yang kita
konsumsi secara rutin untuk menjaga tubuh kita tetap seimbang. Toksikologi tidak lebih
dari subyek farmakologi (studi tentang aksi obat-obatan) yang didorong terlalu jauh, ke
“sisi gelap” seperti itu. Sebagaimana ahli racun terkenal dari Inggris Alfred Swaine
Taylor, MD (1806–1880) menulis:
“Racun dalam dosis kecil adalah obat, dan obat dalam dosis besar adalah
racun.” (Taylor, 1859, hlm. 2)
Ketika membuat kurva dosis vs efek, seseorang akan melihat poin-poin berikut:
dosis mematikan minimum (MLD), yang merupakan dosis terendah yang
didokumentasikan yang dapat mengakibatkan kematian; LD50, yang merupakan dosis
yang menyebabkan hasil mematikan pada 50% dari populasi uji; dan LD100, yang
merupakan dosis yang akan membunuh 100% populasi uji. Orang akan mati pada dosis
racun yang berbeda, karena kemampuan mereka yang berbeda dalam menolak atau
mendetoksifikasi zat beracun. Banyak faktor yang dapat mengubah respons seseorang
terhadap dosis racun, termasuk durasi paparan, spesies uji hewan, jenis kelamin
individu, status gizi, usia, status kesehatan, kerentanan terhadap zat, susunan genetik,
dan kemampuan untuk adaptasi; dan keberadaan zat kimia lain yang sudah ada di dalam
tubuh. Faktor-faktor ini membantu menjelaskan bagaimana beberapa individu dapat
mentolerir dosis racun pada tingkat yang cukup tinggi sedangkan pada dosis yang sama
dapat membunuh individu lain (lihat Gambar 2-2).
Seseorang tidak boleh lupa bahwa meskipun terlalu banyak mengonsumsi suatu
zat dapat membunuh, begitu pula halnya dengan mengonsumsi terlalu sedikit. Untuk
orang-orang yang hidupnya tergantung pada obat-obatan, eliminasi obat yang
dibutuhkan atau pengurangan dosis (dosis subterapeutik) dapat menyebabkan kematian.
Obat-obatan seperti insulin, digoksin, antikoagulan, atau obat antikanker dapat
membawa efek negatif jika dosis dikurangi. Bagi penyidik, kematian pasien mungkin
tampak sebagai hasil dari ketidakpatuhan pasien terhadap dosis yang ditentukan,
padahal sebenarnya itu adalah hasil dari permainan kotor. Contoh dari kejahatan
3
semacam itu adalah kasus apoteker Kansas City, Robert R. Courtney, yang, antara tahun
1992 dan 2001, mengurangi jumlah obat antikanker dalam resep yang diberikannya
kepada pelanggannya, untuk meningkatkan keuntungannya. Skema-nya melibatkan
sekitar 98.000 resep dan hampir 4200 pasien. Untuk kejahatan tercela ini, Courtney
dijatuhi hukuman pada tahun 2002 hingga 30 tahun penjara tanpa pembebasan
bersyarat.
kemampuan
Kurva Dosis vs. Efek detoksifikasi
durasi
spesies
jenis kelamin
nutrisi
usia
kesehatan
Mati Hidup
kerentanan
genetik
adaptasi
bahan kimia lain
DOSIS
Gambar 2-2
Racun harus tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Hal ini
memungkinkan pemberian kepada target korban tanpa tanda-tanda peringatan
yang dapat dideteksi oleh indera penciuman, perasa, dan penglihatan tubuh
korban yang normal.
4
Racun harus mudah larut, lebih disukai mudah larut dalam air. Hal ini
memungkinkan pemberian yang mudah dalam makanan dan minuman yang
biasa dikonsumsi oleh korban.
Racun harus memiliki onset aksi yang tertunda. Ini memungkinkan periode
waktu di mana peracun dapat mencoba menciptakan alibi.
Racun harus tidak terdeteksi, dan tentu saja semakin eksotis racunnya, semakin
mungkin ia tidak akan terdeteksi dalam analisis toksikologi yang lebih rutin.
Racun harus memiliki tingkat kematian dalam dosis rendah, yang berarti lebih
sedikit dosisi bahan beracun yang perlu diberikan. Jauh lebih mudah untuk
memberikan sedikit substansi, daripada satu pound (±453gr).
Racun harus mudah diperoleh, tetapi tidak dapat dilacak, sehingga tidak akan
meninggalkan jejak investigasi yang akan mengarah pada peracun.
Racun harus stabil secara kimia. Ini membuat racun mudah disimpan tanpa
kehilangan potensi.
Racun harus mengalami dekomposisi/pemecahan setelah kematian korban.
Racun harus ditemukan sebagai zat alami di lingkungan tempat pemakaman.
Logam berat (mis., arsenik, antimon, merkuri, timbal) adalah unsur atau senyawa
unsur dan hingga saat ini sama beracunnya seperti saat pertama kali diciptakan jutaan
tahun lalu. Senyawa-senyawa ini cenderung tetap terdeteksi bertahun-tahun setelah
pemakaman korban, yang menguntungkan bagi para penyelidik penegak hukum.
Mungkin salah satu aspek terbesar yang diinginkan dalam racun adalah efeknya
untuk meniru keadaan penyakit alami, dengan demikian penyakit keracunan akan
terlewatkan. Sertifikat kematian kemudian akan menuliskan penyebab kematian medis
yang tidak terkait, dan korban akan dimakamkan tanpa mendeteksi kejahatan yang
sebenarnya.
Lihat Gambar 2-3 untuk ringkasan karakteristik ideal racun yang dibahas di sini
5
Karakteristik Racun yang Ideal
Tidak berasa
Tidak berbau
Tidak berwarna
Mudah larut
Memiliki aksi yang tertunda
Eksotik
Tidak terdeteksi
Mematikan dalam dosis rendah
Mudah didapat (namun tidak mudah dilacak)
Menyerupai kondisi penyakit alami
Stabil secara kimiawi sebelum dikonsumsi
Terdekomposisi setelah kematian
Banyak ditemukan dilingkungan pemakaman (mis.
arsenik)
Gambar 2-3
Gambar 2-3
6
Biasanya tidak ada trauma atau tanda-tanda yang terlihat dari efek racun yang
ditemukan pada tubuh korban, karena tubuh membunuh dirinya sendiri secara fisiologis
melalui sirkuit pendek kimiawi. Hal ini memungkinkan peracun untuk memilih gejala
apa yang dia ingin korban perlihatkan, berdasarkan sifat kimia dan toksikologi dari
racun yang dipilih. Korban tidak memiliki perlindungan selama dia makan, minum, dan
bernafas. Tentu saja, jika si peracun bisa membuat korban menghentikan proses-proses
tubuh alami yang penting ini, tidak perlu memberikan racun. Namun, kita semua harus
melakukan proses makan, minum, dan bernapas, jadi kita semua pada dasarnya rentan
terhadap serangan dari seorang peracun. Racun adalah senjata yang diam. Tidak ada
suara seperti pistol yang ditembakkan; oleh karena itu, racun bisa dianggap sebagai alat
pelenyap terakhir. Tidak seperti untuk kasus penembakan, di mana tembakan bisa
didengar dan dilaporkan oleh seseorang, tidak mungkin menemukan saksi yang dapat
menyatakan bahwa dia mendengar bunyi molekul sianida yang meledak di tengah
malam. Selain itu, dalam serangan yang dilakukan dengan pistol, selalu ada
kemungkinan bahwa beberapa orang yang tidak bersalah bisa terluka atau terbunuh.
Namun, racun memungkinkan perencana yang hati-hati membuat rencana untuk
menargetkan korbannya sambil meninggalkan pengamat terdekat tanpa cedera dan tidak
menyadari bahwa kejahatan bahkan sedang atau telah dilakukan. Dengan demikian,
seorang peracun yang sangat terampil bisa membunuh seorang individu di sebuah
perjamuan besar tanpa terdeteksi.
Tentu saja racun memungkinkan peracun mengatasi dengan mudah orang yang
secara fisik atau mental lebih kuat dengan menyerang zona pertahanan korban. Oleh
karena itu peracun mungkin secara fisik atau psikologis tidak konfrontatif. Sebagai
contoh, seorang istri dengan fisik yang kecil dapat dengan mudah mengatasi kekuatan
kasar dari pasangan yang kasar, dan seorang suami yang berkemauan lemah dapat
mengatasi kepribadian yang kasar dari pasangannya yang lebih mendominasi.
Jika upaya pertama untuk meracuni tidak berhasil, senjata jenis ini memberikan
kesempatan bagi peracun untuk mencoba lagi, karena korban masih tidak menyadari
bahwa upaya pembunuhan awal telah dilakukan. Selain itu, tidak seperti senjata yang
lebih tradisional, si peracun tidak mungkin dilucuti dari racun dan memiliki senjata
yang digunakan untuk melawannya. Racun juga sangat mudah terlewatkan pada tempat
kejadian (kejahatan), karena sering muncul seperti zat alami yang biasanya ditemukan
7
di lingkungan umum. Dengan senjata jenis ini, sangat mungkin untuk membuat
tampilan pembunuhan seperti bunuh diri, atau tampilan bunuh diri seperti pembunuhan.
Lebih jauh lagi, bagi peracun yang mungkin merasa mual ketika melihat darah atau
cipratan darah, atau yang khawatir harus membersihkan tempat pembunuhan, tidak ada
komponen yang berantakan seperti itu pada kejahatan menggunakan racun.
Dengan tipe pembunuhan seperti ini, ada tingkat depersonalisasi tertentu: dalam
pikiran si peracun, ia hanya membuat perangkap; korbanlah yang sebenarnya
menimbulkan efek tersebut. Rasionalisasi ini memungkinkan peracun untuk mengurangi
rasa bersalah yang mungkin dia rasakan ketika menjadi pelaku sebuah kejahatan (lihat
Gambar 2-4).
Gambar 2-4
8
2.4. BAGAIMANA RACUN MEMBUNUH?
Seperti kunci pipa monyet (monkey wrench) yang dilemparkan ke dalam mesin
mobil yang normal maka akan mengganggu kinerja mobil tersebut, molekul kimia,
seperti "kunci pipa monyet kimia", mengganggu proses biokimia tubuh agar dapat
berjalan dengan tepat. Secara harfiah, ribuan "kunci pipa monyet kimia" ini tersedia
bagi peracun. Setiap racun dapat dipilih secara hati-hati untuk mengganggu proses
tubuh tertentu. Gambar 2-5 menunjukkan beberapa klasifikasi utama racun berdasarkan
bagaimana efek perusaknya pada berbagai sistem organ.
Racun dapat membunuh korban dalam beberapa cara, tergantung pada efek zat
kimia pada fisiologi normal tubuh.
Gambar 2-5
9
hipovolemia akibat kehilangan cairan, kolaps pembuluh darah perifer, atau aritmia
jantung.
Sel-sel tubuh dapat mati karena kekurangan oksigen yang diperlukan untuk
respirasi sel yang normal, yang disebut hipoksia seluler (kadar oksigen rendah pada
tingkat sel), karena kerusakan pada transportasi oksigen yang normal. Kejang dapat
terjadi akibat hiperaktif otot, yang menyebabkan hiperpireksia (peningkatan suhu
tubuh); atau gagal ginjal, akibat kerusakan jaringan otot (deposisi mioglobin di ginjal).
Dapat terjadi kerusakan otak akibat kekurangan oksigen, yang menyebabkan hilangnya
kontrol induk terhadap seluruh mesin tubuh. Kematian dapat disebabkan oleh aspirasi
paru, yang menyebabkan pneumonia dan penghancuran paru-paru secara kimiawi.
Beberapa racun tampaknya menargetkan secara khusus organ vital tertentu dari
tubuh. Misalnya, herbisida Paraquat menghancurkan paru-paru, acetaminophen
analgesik atau jamur amatoksin menghancurkan hati, dan anti-beku (etilen glikol) atau
racun jamur lain yang disebut orellanine dapat menghancurkan ginjal.
Untuk beberapa racun yang lebih umum digunakan untuk membunuh, petugas
investigasi dan ahli toksikologi analitis dapat menemukan profil racun dalam apendiks
untuk buku ini. Di setiap profil, penyidik akan menemukan diskusi tentang poin penting
berikut mengenai racun:
Bentuk
Warna umum
Bau yang khas
Kelarutan
Rasa
Sumber-sumber umum
Dosis mematikan
Mekanisme
Kemungkinan metode pemberian racun
Interval waktu timbulnya gejala
Gejala yang dihasilkan dari paparan akut
Gejala akibat paparan kronis
Keadaan keracunan yang menyerupai penyakit
10
Catatan yang berkaitan dengan korban
Spesimen dari korban yang akan diperoleh untuk analisis
Metode pendeteksian analitis
Tingkat racun yang diketahui
Catatan yang berkaitan dengan analisis racun
Daftar kasus pembunuhan yang terpilih di mana racun tertentu digunakan
Berapa jumlah racun yang diperlukan untuk mengakibatkan kematian pada korban
manusia? Banyak orang terkejut ketika mengetahui bahwa racun dalam jumlah sedikit
dapat menyebabkan kematian. Untuk memberi contoh agar pembaca dapat merasakan
sendiri jumlah yang mematikan tersebut, mari kita gunakan sebagai referensi berat dari
satu nikel AS (atau dua sen). Berat rata-rata koin Amerika ini adalah sekitar 5000 mg.
Jika seseorang memiliki berat yang sama dengan racun pembunuh yang umum, berapa
banyak dosis racun yang dapat mematikan manusia yang setara dengan berat ini? Lihat
Gambar 2-6 untuk contoh racun dan jumlah dosis mematikan yang terkandung dalam
berat ini.
Gambar2-6
11
2.4.2. "Senjata Molekuler" dari Racun
Racun sebagai senjata mengandung banyak "senjata molekuler." Ketika seorang
individu mengarahkan pistol ke orang lain dan menarik pelatuknya, ini berarti
melepaskan satu bagian dari timah dimana pelaku mengharapkan akan menghasilkan
efek mematikan pada target yang dituju, melalui gangguan terhadap jaringan tubuh dan
organ vital, yang akan menyebabkan kematian target. Namun, dengan racun, seseorang
tidak melepaskan satu peluru, tetapi jutaan "peluru kimia," untuk melakukan bisnis
mematikan mereka. Berapa banyak molekul kimia yang terkandung dalam dosis yang
mematikan? Dengan pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip kimia, seseorang dapat
dengan mudah menghitung jumlah "molekul pembunuh /atom" yang terkandung dalam
dosis mematikan dari zat apa pun. Penghitungan ini didasarkan pada apa yang dikenal
sebagai nomor Avogadro, yang menyatakan bahwa terdapat 6,02214199 x 1023 molekul,
atau atom, per gram berat molekul dari zat apa pun. Jika seseorang kemudian meminum
MLD sebagai racun, seberapa banyak atom atau molekul yang terkandung di dalamnya
dapat dengan mudah dihitung (lihat Gambar 2-7). Dalam notasi ilmiah, 1018 adalah
angka yang mewakili 1 milyar milyar. Dengan demikian, sianida mengandung 4454
trilyun trilyun atom dalam dosis letal sebanyak 200 mg. Ini mewakili sejumlah besar
senjata molekuler dari suatu zat yang senilai hanya beberapa sen saja. Bahkan, dengan
biaya $14/lb (454 gr) untuk sianida, jumlah bahan kimia ini mewakili 2270 dosis letal
bagi manusia, atau 0,6 sen per dosis letal, atau 1,7 dosis letal dengan biaya 1 sen saja.
Kenyataannya, racun jauh lebih murah daripada peluru. Biaya peluru 9-mm sekitar 40
sen; untuk harga yang sama, seseorang dapat membeli hampir 68x lipat dosis letal
sianida (lihat Gambar 2-8).
Gambar 2-7
12
Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah pembunuhan yang agak menarik terjadi
di Cina dengan menggunakan rodentisida yang disebut Dushuqiang, diucapkan "doo-
shoo-Chiang," yang secara kimia dikenal sebagai tetramethyenedisulfotetramine.
Memiliki dosis letal bagi manusia hanya 7-10 mg, dalam berat nikel, zat ini akan
mengandung sekitar 740 dosis letal! Gejala awal — kejang dan koma — setelah
pemberian racun selama 30 menit hingga 3 jam. Terdapat begitu banyak pembunuhan
dan pengrusakan di Tiongkok dengan zat ini yang telah dilarang oleh pemerintah China
untuk produksi, penjualan, dan kepemilikannya. Pada tahun 2003, pemerintah Cina
menyita 105 ton (92.281 kg) rodentisida ini, yang berjumlah 13,6 milyar dosis letal!
Bisakah kita berharap untuk dapat menemukan rodentisida ini di Amerika Serikat? Pada
tahun 2002, terdapat paparan yang disengaja di negara Amerika dari rodentisida ini,
yang telah diimpor secara ilegal ("Poisoning," 2003).
1 tembakan = 1 peluru
Sianida
LD = ~ 200 mg
4.454 x 1018 atom
Gambar 2-8
13
2.5.1. Akses
Pada titik waktu ini tidak diketahui mana yang lebih dulu bagi peracun:
pengetahuan tentang racun, atau kepemilikan racun itu sendiri. Namun, seseorang dapat
berhipotesis bahwa lebih dari kemungkinan besar peracun licik ini akan terlebih dahulu
mencari tahu mengenai racun yang dapat memenuhi karakteristik yang dia inginkan.
Maka kemudian dapat kita asumsikan, bahwa pengetahuan tentang racun sudah ada
sejak awal (lihat Gambar 2-9).
2.5.2. Pengetahuan
Di mana orang dapat memperoleh informasi toksikologi? Seorang penyidik
kriminal harus mempertimbangkan sejumlah sumber daya yang dapat dimanfaatkan
oleh seorang peracun yang akan memberikan informasi berharga untuk merencanakan
kejahatannya.
MULAI
MOTIF
PENGETAHUAN RACUN
bacaan teknis membeli racun
sains, industri pestisida
bacaan umum hobi
fiksi, non fiksi mencuri
media tempat kerja
film/tv, radio KORBAN laboratorium
Gambar 2-9
14
1. Latar belakang pendidikan: Seorang peracun dapat memperoleh banyak informasi
dari pelatihan profesional dalam biologi, kimia, farmakologi, dan/atau obat-obatan.
2. Media cetak: Penyidik tindak kejahatan perlu melihat akses tersangka terhadap buku
(baik fiksi dan nonfiksi), panduan bahan-bahan kimia, majalah, dan surat kabar untuk
materi yang berkaitan dengan racun atau kejahatan di mana keracunan menjadi
penyebabnya. Penyelidik harus sangat sadar akan ketersediaan materi jurnalistik
"bawah tanah" yang berkaitan dengan penggunaan racun. Tiga rujukan racun berikut
saat ini tersedia dan dapat dibeli:
a. Assorted Nasties, oleh David Harber, Publikasi Gurun, El Dorado, AR, 1993
b. Silent Death, oleh Uncle Fester, Loompanics Unlimited, Port Townsend, WA,
1989, 1997 (2nd ed)
c. The Poisoner's Handbook, oleh Maxwell Hutchkinson, Loompanics Unlimited,
Port Townsend, WA, 1988
Di Internet, setiap individu dapat dengan mudah menemukan buku petunjuk ini
untuk dijual, di mana terdapat banyak sekali informasi tentang racun — cara untuk
mendapatkan, pembuatan, pemberian, dan dosis letalnya — serta cara menghindari
deteksi dari kejahatan yang menggunakan racun tersebut. Penting untuk dicatat,
bagaimanapun, bahwa perlindungan terhadap referensi manual jenis ini oleh
Amandemen Pertama dari Konstitusi AS kini telah dikecam oleh putusan pengadilan
Rice vs. Paladin Press, 87–1325. Jika penyidik tindak kejahatan menemukan bahan-
bahan ini selama pencarian, kecurigaan mereka harus segera ditingkatkan.
3. Media visual: Tindak kejahatan meracuni sering menjadi contoh dari seni meniru
kehidupan nyata. Penyelidik harus mencari akses terhadap film dan materi televisi
yang berkaitan dengan racun atau kejahatan yang menggunakan racun.
4. Tempat kerja: Label, manual, lembar data keamananbahan, atau bahan lain yang
berhubungan dengan bahan kimia harus diselidiki.
5. Komputer: Jumlah informasi yang tersedia untuk pengguna komputer melalui
Internet atau World Wide Web sangat luas. Penyelidik harus mempertimbangkan
kemungkinan tautan di internet yang dipakai untuk mencari informasi tentang racun,
atau kejahatan yang menggunakan racun.
6. Dari mulut ke mulut: Meskipun tidak biasa bagi pelaku untuk berbicara secara
terbuka tentang racun dan cara mendapatkannya, beberapa kasus sangat bergantung
15
pada kesaksian orang-orang yang telah melakukan percakapan dengan tersangka
pada hal-hal tersebut.
2.5.3. Sumber-sumber
Setelah calon peracun memiliki pengetahuan tentang senjata beracun yang dia
pilih, ke mana dia pergi untuk mendapatkan bahan itu sendiri? Penyidik tindak
kejahatan harus mempertimbangkan beberapa sumber ini:
1. Laboratorium: Tersangka mungkin memiliki akses terhadap zat kimia yang
ditemukan di laboratorium di fasilitas industri, medis, atau pendidikan.
2. Hobi: Tersangka mungkin memiliki hobi yang dapat menyediakan zat-zat beracun,
seperti fotografi, manufaktur perhiasan, atau mineralogi.
3. Katalog "bawah tanah": Luar biasanya, ada beberapa individu yang mengoleksi
racun dan botol racun, seperti orang lain yang mengoleksi senjata atau pisau.
Setidaknya ada satu katalog yang tersedia untuk individu seperti itu, JLF, yang
berbasis di Indiana. Katalog “racun non-konsumsi” ini, yang mengandung daftar
disclaimer (penyangkalan) yang panjang dan terperinci, memungkinkan seseorang
untuk membeli, misalnya, tanaman dan jamur kering yang beracun, dan bahkan
menyatakan dalam satu edisi bahwa racun kobra akan “segera tersedia.” Pada tahun
2002, produser katalog ini dinyatakan bersalah atas delapan tuduhan terkait Food,
Drug, and Cosmetic Act and the Controlled Substances Act.
4. Botol obat/kimia antik: Ini adalah sumber racun yang sering diabaikan oleh penyidik.
Anehnya, orang dapat membeli botol kimia antik yang terkadang berisikan zat yang
mematikan yang masih utuh. Barang-barang ini dapat diperoleh dari pasar loak,
lelang internet, atau kolektor botol, dan kemungkinan besar tidak ada jejak bukti
pembelian yang mengarah pada pelaku.
16
orang-orang yang tidak memiliki izin untuk memiliki atau menjual bahan-bahan
tersebut. Di pameran antik dan pasar loak di seluruh negeri, dan melalui lelang internet,
telah ditemukan pedagang yang menjual botol obat dan kimia antik yang masih
mengandung isi berupa zat beracun, termasuk arsenik, hemlock, merkuri klorida,
fenobarbital (zat pengontrol), natrium fluorida , dan strychnine. Bagaimana orang-orang
ini memiliki wadah obat dan bahan kimia ini yang masih menyimpan bahan berbahaya?
Ketika ditanya, sebagian besar pedagang menjawab bahwa sumber mereka adalah stok
dari apotek tua dan kantor medis. Mereka juga telah meyakini bahwa isi dari wadah
kimia tersebut sekarang sudah inert/tidak aktif karena usia produk yang sangat tua,
keyakinan yang sebagian besarnya, jelas keliru dan sangat berbahaya. Senyawa arsenik,
misalnya, sama tuanya dengan bumi itu sendiri dan sama beracunnya seperti ketika
pertama kali terbentuk milyaran tahun lalu. Gambar 2-10 dan 2-11 menyediakan sedikit
contoh obat dan bahan kimia yang berpotensi mematikan yang dijual di situs lelang
internet sebagai botol racun antik (termasuk isinya!).
17
2.5.3.2.1. Racun Antik di Rumah
Keberadaan zat beracun antik yang sangat berbahaya di rumah memiliki bahaya
yang nyata terhadap keracunan baik tidak disengaja atau untuk bunuh diri. Jika kolektor
wadah antik menyimpan koleksi dengan isinya, maka ini menghadirkan risiko yang
sangat besar di rumah. Salah satu kasus dalam hal ini melibatkan putra seorang
apoteker, yang, saat itu memiliki keinginan untuk bunuh diri, membungkus dan menelan
kapsul yang berisi natrium arsenit dari koleksi botol-botol antik ayahnya. Dampak
fisiologis dari racun logam berat ini hampir mengorbankan nyawanya, dan kerusakan
pada sistem sarafnya sedemikian rupa sehingga bahkan setelah berbulan-bulan dirawat
di rumah sakit dan rehabilitasi, neuropati perifer yang diinduksi oleh arsenik tidak dapat
sepenuhnya disembuhkan. Sang ayah mungkin akan selalu menyesal bahwa racun ini
ada di rumahnya, siap tersedia bagi putranya yang mengalami tekanan emosional.
18
"jurnal racun", untuk mencatat penjualan bahan beracun apa pun. Daftar penjualan ini
termasuk tanggal pembelian, nama pembeli, alamat pembeli, racun yang dijual, jumlah
yang terjual, dan penggunaan yang dimaksudkan. Menjual zat beracun semacam itu
tanpa bukti kertas dapat memungkinkan peracun atau penjahat untuk mendapatkan
senjata kimia tanpa bukti yang dapat dilacak.
2.5.3.3. SOLUSI
Solusi untuk menjauhkan bahan kimia beracun dari tangan masyarakat awam cukup
sederhana. Botol antik yang mengandung isi yang berbahaya tidak boleh dijual. Konten
berbahaya harus dibuang dengan hati-hati dan dibuang dengan cara yang sesuai dengan
pedoman hukum lokal, negara bagian, dan federal. Catatan terperinci harus disimpan
19
dan dijaga yang mendokumentasikan pembuangan zat kimia berbahaya yang tepat.
Profesional dibidang kesehatan dan penegakan hukum harus tetap waspada terkait
penjualan bahan kimia ini kepada individu yang tidak berlisensi dan harus secara jelas
dan tegas menyatakan kepada penjual bahaya dari praktik ini. Setiap penjual yang
menolak untuk menarik bahan-bahan ini dari daftar penjualan harus segera dilaporkan
ke kantor lokal Food and Drug Administration, Komisi Keamanan Produk Konsumen,
dan Badan Perlindungan Lingkungan.
20