Bab Vii. Ta Perencanaan Jembatan
Bab Vii. Ta Perencanaan Jembatan
PERENCANAAN JEMBATAN
34
6. Gelagar beton T 6 – 25
7. Gelagar beton boks 12 – 30
8. Gelagar I dengan lantai komposit 12 – 35
9. Gelagar T pasca penegangan 20 – 45
10 Gelagar boks pasca penegangan dengan
lantai komposit 18 - 40
Dari beberapa altenatif tersebut diatas, jembatan yang direncanakan menggunakan tipe
jembatan dengan struktur atas berupa gelagar prategang I dengan lantai komposit bentang
sederhana. Jembatan tipe ini dipilih karena proses dapat dikerjakan dipabrik atau dilokasi
pekerjaan dengan menggunakan beton ready mix sehingga mutunya terjamin (seragam). Selain
itu, jembatan tipe ini mudah dalam pelaksanaan dan biaya pemeliharaan lebih rendah.
Dari beberapa alternatif tersebut diatas dipilih tipe abutment tembok penahan
kontrafort dengan bahan beton. Abutmen tipe ini dipilih karena kemampuan abutment
menahan beban, kekuatan bahan abutment dan pelaksanaannya mudah.
35
Pondasi
Penentuan jenis pondasi dilihat dari kedalaman lapisan tanah pendukung. Bentuk
alternatif pondasi tertera pada tabel dibawah ini :
36
Berat sendiri trotoar = 2.1 t/m3
Berat tiang + sandaran = 0.5 t/m3
Berat sendiri air = 1.0 t/m3
b. Baja Tulangan
Tulangan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tulangan yang ada di pasaran
dengan alasan mudah didapat dan umum bagi pelaksana di lapangan. Mutu baja yang
digunakan :
1. Kuat tarik ulur baja prestress 18.000 kg/cm2
37
2. Baja tulangan D > 13 mm menggunakan U – 39
3. Baja tulangan D < 13 mm menggunakan U – 24
4. Mutu baja railing mengikuti SK-SNI yang ada atau Standard ASTM
c. Balok Prategang
Balok prategang yang digunakan dipesan dari PT.Wijaya Karya dengan dimensi yang
sudah ada dengan tinggi balok 170 cm dan panjang 30,80 m. Adapun untuk
spesifikasi dimensi yang sudah ada adalah sebagai berikut :
e. Elastomer
Dimensi elastomer yang digunakan dalam perencanaan ini dapat didimensi sendiri,
kemudian dipesankan lepada pihak suplier. Dimensi rencana yang digunakan dalam
perhitungan adalah (40 x 45 x 45) cm.
38
f. Pipa Baja
Pipa baja digunakan dalam sandaran. Dipasang pada jarak tepi 150 cm dan jarak
tengah setiap 200 cm. Diameter pipa yang digunakan Ø 7,63 cm.
α = faktor distribusi
= 1.0 (jika tidak ada gelagar melintang pada jembatan)
Maka :
𝑞
𝑞′ = ( )𝑥 𝛼 𝑥 𝑠
2.75
𝑞 ′ = 1.60 𝑡/𝑚
Beban garis (p )
Beban garis (p ) yang bekerja pada jembatan adalah :
p = 12.00 ton
Besarnya beban garis (p ) yang dipikul oleh setiap gelagar tengah adalah :
𝑝
𝑝′ = ( )𝑥 𝛼 𝑥 𝑠 𝑥 𝐾
2.75
dimana :
K = koefisien kejut
= 1 + [20/(50 + 𝐿)]
= 1.26667
Maka :
𝑝
𝑝′ = ( )𝑥 𝛼 𝑥 𝑠 𝑥 𝐾
2.75
= 11.05458 𝑡𝑜𝑛
40
b = 200.0 cm
Berdasarkan PERATURAN BINA MARGA
Lebar efektif lantai beton (b ) untuk gelagar tengah menurut peraturan BINA
MARGA adalah :
𝑏 = 2𝜆 + 𝑒
Dimana :
𝑒 = 𝑏𝑠 + 2𝑡 = 50.0 𝑐𝑚
𝑠−𝑒
𝑎= = 75.0 𝑐𝑚
2
𝑎
= 0.03
𝐿
Untuk a/L = 0.03, dari tabel diperoleh :
𝜆
=1
𝑎
Maka :
𝜆 = 𝑎 = 75.0 𝑐𝑚
Jadi, lebar efektif lantai beton (b) untuk gelagar tengah menurut peraturan BINA
MARGA adalah :
𝑏 = 2𝜆 + 𝑒
𝑏 = 200.0 𝑐𝑚
41
𝛽1 = 0.85 (jika kuat tekan beton, f c ' < 30,0 MPa)
Maka :
𝑥 = 𝑎/𝛽1
𝑥 = 420.76125 𝑚𝑚
Karena lokasi garis netral penampang (x = 420,76125 mm) lebih besar dari tebal
lantai beton (d = 200,0 mm), berarti Asumsi Salah, garis netral penampang komposit
berada di daerah baja.
Untuk Garis Netral Penampang Komposit berada di daerah Baja.
Lokasi garis netral penampang komposit terhadap serat atas beton (x) :
𝑥 = [𝜀𝑐𝑢 /(𝜀𝑐𝑢 + 𝜀𝑠 )](𝑑 + ℎ𝑠 )
Dimana :
𝜀𝑐𝑢 = 0.003
𝜀𝑠 = 𝑓𝑦 /𝐸𝑠 = 0.002
Maka :
𝑥 = [𝜀𝑐𝑢 /(𝜀𝑐𝑢 + 𝜀𝑠 )](𝑑 + ℎ𝑠 )
𝑥 = 652.80 𝑚𝑚
Gaya Tekan Ultimit Beton (Cc ) :
𝐶𝑐 = 0.85 𝑓𝑐′ 𝑏 𝑑
𝐶𝑐 = 8500000.0 𝑁
Gaya Tarik Ultimit Baja (Cs ) :
𝐶𝑠 = 0.5 (𝐴𝑠 𝑓𝑦 − 𝐶𝑐 )
𝐶𝑐 = 3350000.0 𝑁
Momen Kapasitas Ultimit Penampang Komposit (Mu ) :
𝑀𝑢 = 𝐶𝑐 𝑑 ′ + 𝐶𝑠 𝑑 ′′
Dimana :
𝑑′ = 0.5(ℎ𝑠 + 3𝑡 + 𝑥) = 820.40 𝑚𝑚
𝑑" = 0.5(ℎ𝑠 + 𝑡 = 444.0 𝑚𝑚
Maka :
𝑀𝑢 = 8460800000.00 𝑁. 𝑚𝑚
𝑀𝑢 = 8460.80 𝑘𝑁. 𝑚 = 846.08 𝑡. 𝑚
42
7.6 Perencanaan Gelagar Jembatan Secara Elastis (Elastic Design)
Perencanaan gelagar jembatan secara elastis (elastic design ) bertujuan untuk
mendapatkan tegangan yang terjadi pada penampang komposit.
7.6.1 Properties Penampang
Lebar efektif Lantai Beton (b) :
𝑏 = 200.00 𝑐𝑚
Modulus Rasio (n) :
𝑛 = 𝐸𝑠 /𝐸𝑐
Dimana :
𝐸𝑠 = 200000.00 𝑀𝑃𝑎
𝐸𝑐 = 4700 (𝑓𝑐′ )0.5 = 23500.00 𝑀𝑃𝑎
Maka :
𝑛 = 𝐸𝑠 /𝐸𝑐
𝑛 = 8.510638 → 𝑛=9
Lokasi Garis Netral Penampang Komposit :
Asumsikan Garis Netral Penampang Kmposit berada di daerah Baja.
ℎ
[𝐴𝑐 (𝑑/2) + 𝐴𝑠 (𝑑 + 𝑡 + 2𝑠 )]
𝑦𝑐 =
[𝐴𝑐 + 𝐴𝑠 ]
Dimana :
𝐴𝑐 = (𝑏/𝑛)𝑑 = 444.44444 𝑐𝑚2
Maka :
ℎ
[𝐴𝑐 (𝑑/2) + 𝐴𝑠 (𝑑 + 𝑡 + 2𝑠 )]
𝑦𝑐 =
[𝐴𝑐 + 𝐴𝑠 ]
𝑦𝑐 = 36.22615 𝑐𝑚
Karena 𝑦𝑐 > 𝑑, berarti asumsi benar → garis netral penampang komposit berada di
daerah baja. Selanjutnya dapat dihitung :
𝑦𝑠 = (𝑑 + 𝑡 + ℎ𝑠 ) − 𝑦𝑐 = 72.57385 𝑐𝑚
𝑑𝑐 = 𝑦𝑐 − 0.5𝑑 = 26.22615 𝑐𝑚
𝑑𝑠 = 𝑦𝑠 − 0.5ℎ𝑠 = 30.67385 𝑐𝑚
43
Momen Inersia Total Penampang Komposit (I t ) :
𝐼𝑡 = 𝐼𝑐 + 𝐴𝑐 𝑑𝑐 2 + 𝐼𝑠 + 𝐴𝑠 𝑑𝑠 2
Dimana :
𝐼𝑐 = 1/12 (𝑏/𝑛)𝑑3 = 14814.81481 𝑐𝑚4
𝐴𝑐 𝑑𝑐 2 = 305693.64913 𝑐𝑚4
𝐼𝑠 = 462017.00000 𝑐𝑚4
𝐴𝑠 𝑑𝑠 2 = 357536.43173 𝑐𝑚4
Maka :
𝐼𝑡 = 𝐼𝑐 + 𝐴𝑐 𝑑𝑐 2 + 𝐼𝑠 + 𝐴𝑠 𝑑𝑠 2
𝐼𝑡 = 1140061.89568 𝑐𝑚4
Sebelum Komposit :
𝑀1 = 1/8 𝑤𝐷𝐿 𝐿2 = 110.26953 𝑡. 𝑚
Setelah Komposit :
𝑀2 = 1/8 𝑤𝑠𝐷𝐿 𝐿2 = 88.14375 𝑡. 𝑚
𝑀3 = 1/8 𝑞′ 𝐿2 + 1/4 𝑝′𝐿 = 114.09112 𝑡. 𝑚
Tegangan pada Penampang Komposit di Tengah Bentang Jembatan
Tegangan pada serat atas beton (fc-a ) :
𝑓𝑐−𝑎 = 𝑓𝑐−𝑎1 + 𝑓𝑐−𝑎2 + 𝑓𝑐−𝑎3
Dimana :
𝑓𝑐−𝑎1 = 0.0 = 0.00000 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑓𝑐−𝑎2 = (𝑀2 𝑦𝑐 )/(𝑛 𝐼𝑡 ) = 31.12023 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑓𝑐−𝑎3 = (𝑀3 𝑦𝑐 )/(𝑛 𝐼𝑡 ) = 40.28126 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Maka :
𝑓𝑐−𝑎 = 𝑓𝑐−𝑎1 + 𝑓𝑐−𝑎2 + 𝑓𝑐−𝑎3 < 0.45 𝑓𝑐′
𝑓𝑐−𝑎 = 71.40149 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < 112.50 𝑘𝑔/𝑐𝑚2…….... OK
44
Tegangan pada serat bawah beton (fc-b) :
𝑓𝑐−𝑏 = 𝑓𝑐−𝑏1 + 𝑓𝑐−𝑏2 + 𝑓𝑐−𝑏3
Dimana :
𝑓𝑐−𝑏1 = 0.0 = 0.00000 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑓𝑐−𝑏2 = [𝑀2 (𝑦𝑐 − 𝑑]/(𝑛 𝐼𝑡 ) = 45.16379 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑓𝑐−𝑏3 = [𝑀3 (𝑦𝑐 − 𝑑]/(𝑛 𝐼𝑡 ) = 58.45891 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Maka :
𝑓𝑐−𝑏 = 𝑓𝑐−𝑏1 + 𝑓𝑐−𝑏2 + 𝑓𝑐−𝑏3 < 0.45 𝑓𝑐′
𝑓𝑐−𝑏 = 103.62270 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < 112.50 𝑘𝑔/𝑐𝑚2…….... OK
45
b. Dengan Tumpuan Sementara Sepanjang Bentang (Full Shoring)
Momen Maksimum pada Gelagar Jembatan (Momen di Tengah Bentang Jembatan)
Sebelum Komposit :
𝑀1 = 0 = 0.00000 𝑡. 𝑚
Setelah Komposit :
𝑀2 = 1/8 𝑤𝐷𝐿 𝐿2 = 110.26953 𝑡. 𝑚
𝑀3 = 1/8 𝑤𝑠𝐷𝐿 𝐿2 = 88.14375 𝑡. 𝑚
𝑀4 = 1/8 𝑞′ 𝐿2 + 1/4 𝑝′𝐿 = 114.09112 𝑡. 𝑚
Tegangan pada Penampang Komposit di Tengah Bentang Jembatan
Tegangan pada serat atas beton (fc-a) :
𝑓𝑐−𝑎 = 𝑓𝑐−𝑎1 + 𝑓𝑐−𝑎2 + 𝑓𝑐−𝑎3 + 𝑓𝑐−𝑎4
Dimana :
𝑓𝑐−𝑎1 = 0.0 = 0.00000 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑓𝑐−𝑎2 = (𝑀2 𝑦𝑐 )/(𝑛 𝐼𝑡 ) = 38.93200 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑓𝑐−𝑎3 = (𝑀3 𝑦𝑐 )/(𝑛 𝐼𝑡 ) = 31.12023 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑓𝑐−𝑎4 = (𝑀4 𝑦𝑐 )/(𝑛 𝐼𝑡 ) = 40.28126 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Maka :
𝑓𝑐−𝑎 = 𝑓𝑐−𝑎1 + 𝑓𝑐−𝑎2 + 𝑓𝑐−𝑎3 + 𝑓𝑐−𝑎4 < 0.45 𝑓𝑐′
𝑓𝑐−𝑎 = 110.33349 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < 112.50 𝑘𝑔/𝑐𝑚2…….... OK
46
Tegangan pada serat atas baja (fs-a) :
𝑓𝑠−𝑎 = 𝑓𝑠−𝑎1 + 𝑓𝑠−𝑎2 + 𝑓𝑠−𝑎3 + 𝑓𝑠−𝑎4
Dimana :
𝑓𝑠−𝑎1 = 0.0 = 0.00000 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑓𝑠−𝑎2 = [𝑀2 (ℎ𝑠 − 𝑦𝑠 ]/𝐼𝑡 = 108.58202 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑓𝑠−𝑎3 = [𝑀3 (ℎ𝑠 − 𝑦𝑠 ]/𝐼𝑡 = 86.79485 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑓𝑠−𝑎4 = [𝑀4 (ℎ𝑠 − 𝑦𝑠 ]/𝐼𝑡 = 112.34513 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Maka :
𝑓𝑠−𝑎 = 𝑓𝑠−𝑎1 + 𝑓𝑠−𝑎2 + 𝑓𝑠−𝑎3 + 𝑓𝑠−𝑎4 < 𝑓𝑦 /1.5
𝑓𝑠−𝑎 = 307.72200 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 < 2666.66 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 …….... OK
47
Tinggi angker masuk ke gelagar : HSC-G = 27 cm
48
Untuk L = 3,125 m D = 27259,2 kg = 27259 ton
Untuk L = 6,250 m D = 13629,6 kg = 13629 ton
Jarak shear connector tiap bagian setengah bentang dihitung dalam tabel berikut :
49
7.8 Perencanaan Sandaran
7.8.1 Pipa Sandaran
Spesifikasi teknis :
- Muatan Horizontal = 100 kg/m
- Jarak tiang sandaran = 200 cm
- Tinggi tiang sandaran = 50 cm
- Dimensi tiang sandaran = pipa baja galvanis Ø 76,3 mm BJ-37
( σijin = 1600 kg/cm2 )
- Dari tabel baja diperoleh : T = 2,4 mm
G = 4,73 kg/m
W = 9,98 cm3
Pembebanan :
- Beban Vertikal
Beban mati = 4,73 kg/m ( berat pipa )
Beban hidup = 100 kg/m
qVertikal ( qv ) = ( 1,2 x 4,73 ) + ( 1,6 x 100 )
= 165,68 kg/m
- Beban Horizontal = 100 kg/m
Perhitungan :
𝑅 = √(𝑞𝑣 2 + 𝐻 2 )
𝑅 = √(165,6822 + 1002 )
𝑅 = 193,52 𝑘𝑔/𝑚
Cek kekuatan pipa :
1
𝑀𝑚𝑎𝑥 = 𝑥 𝑅 𝑥 𝐿2
8
1
𝑀𝑚𝑎𝑥 = 𝑥 193,52 𝑥 22
8
𝑀𝑚𝑎𝑥 = 9676 𝑘𝑔. 𝑚
Tegangan yang terjadi :
𝑀 9676 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝜎= = = 969,54 2 ≤ 1600 … … … . 𝐴𝑚𝑎𝑛.
𝑊 9,98 𝑐𝑚 𝑐𝑚2
50
7.8.2 Tiang sandaran
Tiang sandaran diasumsikan sebagai struktur jembatan yang diperhitungkan mampu
menahan beban horisontal sebesar 100 kg dan mampu menahan railing sandaran.
Data perhitungan :
- f’c = 22,5 Mpa
- fy = 320 Mpa
- b = 15 cm
- h = 20 cm
- p = 4 cm
- ØTulangan = 12 mm
- ØBegel = 8 mm
- Jarak tiang sandaran = 2 m
51
7.9 Perencanaan Abutment Jembatan
7.9.1 Pembebanan Abutment
a. Beban Mati
Berat sendiri
52
10 4.00 23.40
11 3 x 0.6 x 3.25 x 0.5 2.925 1.73 10.12
3 x 0.6 x 3.25 x 0.5 2.925
12 3.25 205.97
3 x 6.5 x 3.25 63.375
Vtotal 97.013 Momen 324.79
total
𝑀𝑔 = ∑ 𝑀𝑥 = 1623.95 𝑇𝑚
53
Gambar 7.6 Pembebanan abutment akibat beban mati bangunan atas
Pm = 251.0735 T
Lengan terhadap G (x) = 3,05 m
Momen terhadap G :
𝑀𝑔 = x × 𝑃𝑚 = 3.05 × 251.0735 = 765.7742 𝑇𝑚
Lengan terhadap CL (x) = 0,165 m
Momen terhadap CL :
𝑀𝑔 = x × 𝑃𝑚 = 0.165 × 251.0735 = 41.4271 𝑇𝑚
54
Gaya akibat beban vertikal tanah
Untuk tanah timbunan digunakan tanah pada kedalaman 1-3 m, karena γd nya
tertinggi dari kedalaman yang lain.
𝛾𝑑 = 1,4242 gr/cm3 = 1,4242 T/m3
55
𝑉𝑠 = 35.12 × 5 = 175.6 𝑇
𝑀𝑠 = 177.46 × 5 = 887.3 𝑇
Jarak titik berat timbunan terhadap titik A adalah :
∑ 𝑀𝑥 887.3
𝑋= = = 5.053 𝑚
∑ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 175.6
Momen yang terjadi terhadap titik A :
𝑀𝑔 = ∑ 𝑀𝑥 = 887.3 𝑇𝑚
b. Beban Hidup
Beban hidup bangunan atas
Beban merata ‘D’ : 0.79 × 30.8 × 5.5 + 0.5 × 0.79 × 30.8 × 5.5 + 0.5 × 0.79 ×
30.8 × 0.25 = 136.870 𝑇
Beban garis ‘KEL’ : 6.16 × 30.8 = 189.728 𝑇
Total = 326,598 T
Jadi total beban hidup untuk satu abutment : 0.5 × 326.598 𝑇
56
Lengan terhadap 𝐺 = 𝑥 = 3.05 𝑚
SLS (Serviceability Limit State) P = 163,299 T
Momen terhadap G =
𝑀𝑔 = x × 𝑃𝑚 = 3.05 × 163,299 = 498,016 𝑇𝑚
ULS (Ultimate Limit State) 𝑃 = 163.299 × 2 = 326,598 T
Momen terhadap G =
𝑀𝑔 = x × 𝑃𝑚 = 3.05 × 326,598 = 996,124 𝑇𝑚
Momen terhadap CL =
𝑀𝑔 = x × 𝑃ℎ = 0,165 × 326,598 = 53,89 𝑇𝑚
57
Tinggi Abutmen rencana = 10 m
SLS (Serviceability Limit State) P = 25 T
Momen terhadap G =
𝑀𝑔 = 𝑃ℎ × x = 25 × 10 = 250 𝑇𝑚
ULS (Ultimate Limit State) 𝑃 = 25 × 2 = 50 𝑇
Momen terhadap G =
𝑀𝑔 = 𝑃ℎ × x = 50 × 10 = 500 𝑇𝑚
Momen terhadap CL =
𝑀𝑔 = 𝑃ℎ × x = 50 × 10 = 500 𝑇𝑚
58
Panjang abutmen arah melintang L = 5,00 m
Beban hidup yang bekerja diatas oprit q = 2,182 t/m
𝑃𝑎1 = 1/2 × 𝑔 × 𝐻 2 × 𝐾𝑎 × 𝐿 = 251.944 𝑡
𝑃𝑎2 = 𝑝𝑎2 × 𝐻 × 𝐿 = 62.775 𝑡
𝑃𝑝 = 1/2 × 𝐻 × 𝑝𝑝 × 𝐿 = 0 𝑡
𝑓 = 251.944 + 62.775 = 314.719 𝑡
59
Momen terhadap titik G :
𝑀𝑔𝑒𝑠 = 𝐹𝑔𝑒𝑠 × 𝑌𝑔𝑒𝑠 = 33.028 × 8.2 = 270.83 𝑚
Momen terhadap titik CL :
𝑀𝑔𝑒𝑠 = 𝐹𝑔𝑒𝑠 × 𝑌𝑔𝑒𝑠 = 33.028 × 8.2 = 270.83 𝑚
Beban angin (w = 62,1 kg/m2)
Beban angin pada sisi struktur atas jembatan (d1) :
𝑑1 = 100% × 𝐴 × 𝑤/2 = 100% × (2 × 30.8) × 62.1/2 = 1912.68 𝑘𝑔
Beban angin pada muatan hidup setinggi 2 m (d2) :
𝑑2 = 100% × 𝑤 × 𝐿 × 2𝑚/2 = 100% × 62.1 × 30.8 × 2/2 = 1912.68 𝑘𝑔
𝑑𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑑1 + 𝑑2 = 1912.68 + 1912.68 = 3825.36 𝑘𝑔
Lengan terhadap A:
Y1 = 8,4 + 1 = 9,4 m
Y2 = 10,0 + 1 = 11 m
Momen terhadap titik A :
𝑀𝑎 = 𝑑1 × 𝑌1 + 𝑑2 × 𝑌2 = 1912.68 × 9.4 + 1912.68 × 11 = 39.02 𝑇𝑚
Momen terhadap titik CL :
𝑀𝑎 = 𝑑1 × 𝑌1 + 𝑑2 × 𝑌2 = 1912.68 × 9.4 + 1912.68 × 11 = 39.02 𝑇𝑚
dimana :
Pmax = beban maksimum total pondasi
Pv = beban vertikal total
A = luas dasar pondasi
Mx = momen arah x
My = momen arah y
x = 3,6 / h
y = 13 / h
Ix = momen inersia arah x
Iy = momen inersia arah y
60
Gambar 7.11 Dimensi Kaki Abutment
𝑥 = 0.5 × 0.5 = 2.5 𝑚
𝑥 = 0.5 × 0.9 = 4.5 𝑚
𝐼𝑥 = 1/12 × 𝐵𝑥 × 𝐵𝑦 3 = 1/12 × 5.0 × 93 = 554.58 𝑚4
𝐴 = 5.0 × 9 = 45𝑚2
Kapasitas dukung tanah dasar (bearing capacity) dipengaruhi oleh parameter ϕ, c,dan γ.
Besarnya kapasitas dukung tanah dasar dapat dihitung dengan metode Terzaghi, yaitu :
𝑃𝑢𝑙𝑡 = 𝐴𝑝(𝑐 × 𝑛𝑐 (1 + 0.3𝐵/𝐿) + 𝛾 × 𝐷𝑓 × 𝑁𝑞 + 0.5 × 𝛾 × 𝐵 × 𝑁𝛾 (1 − 0.2𝐵/𝐿)
dimana :
Pult = daya dukung ultimate tanah dasar (t/m2)
c = kohesi tanah dasar (t/m2)
γ = berat isi tanah dasar (t/m3)
B = D = lebar pondasi (meter)
Df = kedalaman pondasi (meter)
Nγ , Nq, Nc = faktor daya dukung Terzaghi
Ap = luas dasar pondasi
B = lebar pondasi
L = panjang pondasi
61
Tabel 7.8 Nilai-nilai daya dukung Terzaghi
Keruntuhan Geser Umum Keruntuhan Geser Lokal
φ
Nc Nq Nγ N’c N’q N’γ
0 5,7 1,0 0,0 5,7 1,0 0,0
5 7,3 1,6 0,5 6,7 1,4 0,2
10 9,6 2,7 1,2 8,0 1,9 0,5
15 12,9 4,4 2,5 9,7 2,7 0,9
20 17,7 7,4 5,0 11,8 3,9 1,7
25 25,1 12,7 9,7 14,8 5,6 3,2
30 37,2 22,5 19,7 19,0 8,3 5,7
34 52,6 36,5 35,0 23,7 11,7 9,0
35 57,8 41,4 42,4 25,2 12,6 10,1
40 95,7 81,3 100,4 34,9 20,5 18,8
45 172,3 173,3 297,5 51,2 35,1 37,7
48 258,3 287,9 780,1 66,8 50,5 60,4
50 347,6 415,3 1153,2 81,3 65,6 87,1
62
𝜎𝑎𝑙𝑙 = 1/3 × 𝜎𝑢𝑙𝑡 = 1/3 × 8,82 = 29,4 𝑇𝑜𝑛/𝑚2
63
Kontrol Terhadap:
a. Gaya Guling
∑ 𝑀𝑣 5339,97
𝐹𝑠 = = ̅ = 1.5 → Aman
= 2,338 > SF
∑ 𝑀ℎ 2283,123
b. Gaya Geser
∑ 𝑣 × 𝑡𝑎𝑛𝛿 + 𝐶𝑎 × 𝐵
𝐹𝑠 =
∑𝐻
1819,714 × 0,45 + 0 × 5,0
𝐹𝑆 = ̅ = 1.5 → 𝐴𝑚𝑎𝑛
= 2,040 > SF
401,377
c. Eksentrisitas
𝐵 ∑ 𝑀𝑣 − ∑ 𝑀ℎ 𝐵 4.5
𝑒= − < = = 0.75 𝑚
2 ∑𝑉 6 6
5.0 5339,97 − 2283,123
𝑒= − = 0.71 < 0.75 𝑚 → 𝐴𝑚𝑎𝑛
2 1819,714
d. Pmax Pondasi
𝑃𝑣 x y
𝑃𝑚𝑎𝑥 = ( ) × (𝑀ℎ𝑥 × ( )) + (𝑀ℎ𝑦 × ( ))
𝐴 𝐼𝑦 𝐼𝑥
1819,714 (2283,123) 2,5
𝑃𝑚𝑎𝑥 = + = 82.9 𝑇/𝑚2 > 𝑃𝑎𝑙𝑙 = 29.4 𝑇/𝑚2
55 114.58
64