Anda di halaman 1dari 69

MODUL 4.

1
KARAKTERISTIK DAN PEMBEBANAN
JEMBATAN BETON
Pengertian jembatan beton
 Suatu bangunan yang menghubungkan ruas jalan karena melintasi
ngarai, bukit, sungai dan saluran air,atau memasuki persilangan
jalan
 Bagian dari jalan yang merupakan bangunan layanan
lalu lintas (untuk melewatkan lalu lintas)
Fungsi jembatan beton
 Untuk Pejalan kaki dan penyeberangan (pedestrian bridge)
 Untuk jalan kereta api
Fungsi jembatan beton

Untuk jalan raya


Fungsi jembatan beton
• Untuk Jembatan Darurat
Fungsi jembatan beton
• Untuk penyeberangan lalu lintas angkutan air
Jenis jembatan berdasarkan bentuk
konstruksi
• Jembatan Balok
Jenis jembatan berdasarkan bentuk
konstruksi
• Jembatan Kantilever
Jenis jembatan berdasarkan bentuk
konstruksi
• Jembatan Lengkung/ Busur
Jenis jembatan berdasarkan bentuk
konstruksi
• Jembatan Gantung
Jenis jembatan berdasarkan bentuk
konstruksi
• Jembatan Kabel
Jenis jembatan berdasarkan bentuk
konstruksi
• Jembatan Rangka
Struktur Bagian Jembatan

• Struktur Atas
• Struktur Bawah
• Jalan Pendekat
• Bangunan Pengaman
Struktur Bagian Jembatan

• Struktur Atas

Bagian dari elemen-elemen konstruksi parapet,


plat lantai jembatan (bridge deck), balok
melintang balok memanjang, balok utama
(girder), oprit landasan memasuki jembatan
( approach slab) yang dirancang untuk
memindahkan beban-beban yang diterima
oleh lantai jembatan hingga ke perletakan
Struktur Bagian Jembatan

• Struktur Bawah

Bagian elemen-elemen konstruksi yang


dirancang untuk menerima beban konstruksi
diatasnya dan dilimpahkan langsung pada
tanah dasar atau bagian-bagian konstruksi
jembatan yang menyangga
Struktur Bagian Jembatan

• Jalan Pendekat (Oprit)(Aproach Bridge)

Bagian yang menghubungkan aitara ruas


jalan dengan struktur jembatan, atau bagian jalan
yang akan masuk ke jembatan.
Struktur Bagian Jembatan

• Bangunan Pengaman

Bangunan yang diperlukan untuk


mengamankan jembatan terhadap lalu lintas
darat, lalu lintas air, penggerusan aliran
sungai, sloping protector.
.
Jembatan Berdasarkan Bahan
Konstruksi

•Jembatan kayu
•Jembatan beton prategang
•Jembatan baja
•Jembatan komposit
Posisi Letak Konstruksi Lantai
Kendaraan

Lantai diatas rangka (Dack Bridge)


Posisi Letak Konstruksi Lantai
Kendaraan

Lantai jembatan di bawah Through bridge


Pembebanan
1. Beban Mati Material
2. Beban Hidup
3. Beban Sekunder
4. Beban Gempa
5. Gaya Akibat Perbedaan Suhu
6. Gaya Rangkak dan Susut
7. Gaya Rem
Pembebanan
1. Beban Mati Material

Berat/Satuan Isi Kerapatan Massa


Bahan
(kN/m3) (kg/m3)

1 Campuran Aluminium 26.7 2720

2 Lapisan permukaan beraspal 22.0 2240

3 Besi tuang 71.0 7200

4 Timbunan tanah dipadatkan 17. 2 1760

5 Kerikil dipadatkan 18.8 – 22.7 1920 – 2320

6 Aspal beton 22.0 2240

7 Beton ringan 12. 25 – 19.6 1250 – 2000


Pembebanan
1. Beban Mati Material
8 Beton Struktur 22.0 – 25.0 2240 – 2560
9 Beton prategang 25.0 – 26.0 2560 – 2640
10 Beton bertulang 23.5 – 25.5 2400 – 2600
11 Timbale 111 11400
12 Lempung lepas 12.5 1280
13 Batu pasangan 23.5 2400
14 Neoprin 11.3 1150
15 Pasir kering 15.7 – 17. 2 1600 – 1760
16 Pasir basah 18.0 – 18.8 1840 – 1920
17 Lumpur lunak 17. 2 1760
18 Baja 77.0 7850
19 Baja (ringan) 7.8 800
20 Baja (keras) 11.0 1120
21 Air murni 9.8 1000
22 Air garam 10.0 1025
23 Besi tempa 75.5 7680
Pembebanan
1. Beban Mati Material
Pembebanan
1. Beban Mati Material

Beban sendiri pada slab lantai jembatan


ditentukan dengan rumus:
QMS = b*h*wc
QMS = beban sendiri
b = lebar slab lantai jembatan
h = tebal slab lantai jembatan
wc = berat beton bertulang
Pembebanan
Beban mati tambahan menurut
RSNI T-02-2005
•Perawatan permukaan khusus.
•Pelapisan ulang dianggap sebesar 50 mm aspal beton
•Sandaran, pagar pengaman dan penghalang beton.
•Tanda-tanda (rambu)
•Perlengkapan umum (pipa air; Jaringan telpon, pipa gas.
Pembebanan
• Faktor Beban Untuk Beban Mati Tambahan
Pembebanan
Beban Mati Tambahan pada slab lantai jembatan
dihitung dengan rumus:

QMA = Beban mati tambahan


Pembebanan
2 Beban Hidup

Beban hidup jembatan yang ditinjau dinyatakan


dalam dua macam:

a.beban “T“ (beban terpusat untuk lantai kendaraan)


b.beban “D” (beban jalur gelagar)
Pembebanan
2 Beban Hidup

a.Beban “T“ (beban terpusat untuk lantai kendaraan)

Lebar minimum 2,75 m (RSNI-02-2005)


Lajur Lalu lintas rencana disusun sejajar sumbu
memanjang jembatan
Pembebanan
2 Beban Hidup
Jumlah Lajur Lalu Lintar Rencana
Pembebanan
2 Beban Hidup
b. Beban “D” (beban jalur gelagar)

Beban “D” adalah susunan beban pada setiap jalur lalu


lintas; dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per
meter panjang per jalur, dan beban garis “P” per jalur
lalu lintas
Pembebanan
2 Beban Hidup
b. Beban “D” (beban jalur gelagar)
Pembebanan
2 Beban Hidup
b. Beban “D” (beban jalur gelagar)
Pembebanan
Pembebanan
2 Beban Hidup
Pembebanan
C Beban T
Beban “T” adalah muatan oleh kendaraan yang
mempunyai beban roda ganda sebesar 10 T
Pembebanan
C Beban T
Beban hidup lantai jembatan berupa beban roda
ganda Truk (beban T); dihitung dengan rumus:

TTT = (1 + DLA)*T

TTT = beban truk “T”


DLA = faktor beban dinamis
 
4. Beban Gempa
Percepatan vertikal ke bawah minimal sebesar 0.10×g
( g = percepatan gravitasi ); dapat diambil 50% koefisien
gempa horisontal statik ekivalen.

Kh = C × S

•Kh = Koefisien beban gempa horisontal,


•C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar,
dan kondisi tanah setempat,
•S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas
penyerapan energy gempa (daktilitas) dari struktur.  
4. Beban Gempa
Waktu getar dihitung dengan rumus:.

T = 2 × π × √[ Wt / ( g × KP ) ]

Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati


tambahan
KP = kekakuan struktur yg merupakan gaya horisontal
yg diperlukan untuk menimbulkan satu satuan
lendutan.
G = percepatan grafitasi bumi = 9.81 m/det2
5. Gaya Akibat Perbedaan Suhu
Pengaruh perebedaan suhu dihitung dengan:
• Bangunan Baja
1. Perbedaan suhu maksimum-minimum = 30C
2. Perbedaan suhu antara bagian-bagian jembatan = 15C
• Bangunan Beton
1. Perbedaan suhu maksimum-minimum = 15C
2. Perbedaan suhu antara bagian-bagian jembatan < 10C,
tergantung dimensi penampangnya.
5. Gaya Akibat Perbedaan Suhu
Tegangan maupun deformasi struktur akibat pengaruh
temperatur, diambil perbedaan temperatur setengah dari
selisih temperatur maksimum dan minimum rata-rata lantai
jembatan dengan rumus:

T = (Tmax - Tmin)/2

T = perbedaan temperatur


•Tmax = temperatur maksimum rata-rata
•Tmin = temperatur minimum rata-rata
5. Gaya Akibat Perbedaan Suhu
Tegangan maupun deformasi struktur akibat pengaruh
temperatur, diambil perbedaan temperatur setengah dari
selisih temperatur maksimum dan minimum rata-rata lantai
jembatan dengan rumus:

T = (Tmax - Tmin)/2

T = perbedaan temperatur


•Tmax = temperatur maksimum rata-rata
•Tmin = temperatur minimum rata-rata
6. Gaya Rangkah dan Susut
Gaya Rangkan dan susut bila tidak ada ketentuan lain,
dapat dianggap senilai dengan gaya yang timbul turunya
suhu 15C. Gaya internal yang timbul dinyatakan dengan:

(NAASRA Bridge Design Specification)


Aplat = luas penampang plat
Eplat = modulus elastis balok
e = bilangan natural
n = Eplat/Ebalok
7. Gaya Rem
Besarnya gaya rem diatur dalam RSNI T-02-2005; dihitung dengan
rumus:

• TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD )

TTB = gaya rem


QTD = beban lajur pada beban merata
PTD = beban lajur pada beban garis
L = panjang balok  

:
URAIAN MATERI 4.2
MENENTUKAN MODEL
KONSTRUKSI ATAS DAN
BAWAH JEMBATAN BETON
TYPE BALOK T
(T-BEAM)
Jembatan beton balok-T (T-Beam)
merupakan jembatan beton yang terdiri atas
gelagar utama arah longitudinal yang
berbentuk balok-T dengan slab beton yang
membentangi diantara gelagar (Sutami.1976).
Karakteristik Balok T

Balok-T dengan balok dan lantai dicetak


ditempat secara monolit.
Jembatan balok-T dengan balok pracetak
dan lantai dicetak ditempat.
Jembatan balok-T dengan balok dan lantai
pracetak.
Syarat Balok T
Total lebar efektif balok T tidak boleh
melebihi seperempat bentang balok l
Lebar efektif flens yang membentang
pada tiap sisi badan balok sebesar 8 kali
tebal plat atau diperhitungkan sebesar
setengah jarak bersih dari badan balok
yang bersebelahan.
Syarat Balok T
Syarat BalokT
Total lebar efektif dari balok T tidak boleh melebihi seperempat
bentang balok l dan lebar efektif dari flens yang membentang pada
tiap sisi badan balok sebesar 8 kali tebal plat atau diperhitungkan
sebesar setengah jarak bersih dari badan balok yang bersebelahan.
Untuk balok T berlaku:
b = bw + b1 + b2 < ¼ l
Dengan bw adalah lebar badan balok dari penampang persegi
b1 = 8 x h1 atau ½ L1
b2 = 8 x h2 atau ½ L2
Untuk balok yang berbentuk L ditetapkan b = bw + b1 dengan b1
adalah harga terkecil dari b1 = 1/12 l atau 6 h, ataupun ½ L1
Tahapan Merencana Balok T
Merencana Penerapan jika balok pada Tumpuan
tidak mampu menahan tarikan :
M = 221495,417 N.m
V = 237621,200 N
b = 400 mm
h = 850 mm
d = 850-40-10-16 = 784 mm

Mencari kemampuan k dari penampang balok beton


Tahapan merencana Balok T
 Mencari nilai koefisien penulangan pada
balok tulangan tunggal apa ganda
• Mencari Penulangan terpakai
Gaya Pada Tumpuan

 Jembatan harus ditinjau terhadap gaya yang


timbul akibat gesekan pada tumpuan bergerak,
karena ada pemuaian dan penyusutan matrial
jembatan akibat perbedaan suhu atau akibat-
akibat lain.

 Koefisien gesek karet dengan baja atau beton


adalah 0,15 sampai dengan 0,18
 Koefisien Antara tembaga dengan campuran
tembaga keras = 0,15
 Koefisien Antara baja dengan baja atau baja
tuang = 0,25
Kelompok Jenis Pondasi

1) Pondasi Dangkal
 Pondasi plat setempat (telapak).
 Pondasi batu kali dan plat Menerus (lajur).
 Pondasi Rakit (raft fondation).
 Pondasi Konstruksi Sarang Laba-laba

2) Pondasi Dalam
 Pondasi Tiang Pancang.
 Pondasi Bored Pile.
 Pondasi Franki Pile.
 Pondasi Sumuran.
Kontruksi Jembatan Beton T

URAIAN MATERI III


MERENCANA STRUKTUR ATAS
JEMBATAN BETON
Konstruksi Jembatan Beton
Tahapan merencana suatu jembatan dari beton konvensional di
lakukan pemahaman gambar sebelu menghitung
Konstruksi Jembatan Bet
Spesifikasi Komponen Jembatan
•Panjang bersih gelagar
•Panjang bentang
•Jumlah bentang
•Panjang jembatan total
•Lebar jembatan
•Lebar perkerasan
•Tipe jembatan
•Jumlah gelagar balok
•Ruang bebas roda  
Konstruksi Jembatan Beton
 Spesifikasi Pembebanan klas jalan
 Spesifikasi mutu beton dan baja tulangan

Tahapan merencana sandara Trotoar dan tiang relling jambatan.


 Pembebanan horisontal
 Statika gaya luar
 Dimensi material
 Kontrol tegangan momen, geser dan normal
 Kekuatan angker penahan
Konstruksi jembatan Beton

Merencana Tiang sandaran

Reaksi pembebanan dari relling


Prakiraan dimensi tiang
Gaya akibat beban luar.
Kontol dimensi dan penulangan tiang
Kebutuhan penulangan
Kontrol geser pada penampang
Konstruksi jembatan beton
Tahapan merecana Plat Trotor

Gambar bagian trotaar dengan komponen bangian konstruksi,


jarak dan ukuran.
Pembebanan mati, hidup dan beban lainnya.
Statika gaya dari bagian konstruksi bagian trotoar dan beben
hidup.
Pembebanan akibat beban roda truk dan hitung penyebaran
bebannya
Mendimensi kekuaan penampang dan kebutuhan tulangan .
Konstruksi Jembatan Beton
Tahapan merencana balok utama
Gambarlah potongan melitang jembatan dengan ukuran dan
bagian posisi balok dan antara jarak balok
Pembebanan mati,
Pembebanan jalu D ( beban merata dan beban garis)
Pembebanan angin pada samping jembatan.
Pembebanan akibat gaya horisontal sumbu longitudinal
Pembebanan gempa.
Merecanan statika dari pembebanan
Kombinasi beban
Merencana tinggi balok dan kebutuhan tulangan
Merencana geser balok
Pondasi Jembatan type Abutmen

URAIAN MATERI IV
MERENCANA PONDASI JEMBATAN TYPE ABUTMEN
BETON
Pondasi Jembatan type Abutmen
Spesifikasi bangunan Abutmen meliputi;
•Tipe jembatan
•Klasifikasi jalan
•Lebar jembatan
•Panjang jembatan
•Jumlah Gelagar utama
•Jarak antar gelagar utama
•Gambarlah bagian abutmen secara detail dengan ukuran
Pondasi jembatan type Abutmen
Tahapan merencana pembebanan
Kelompokan gaya gravitasi
•Reaksi dari bangunan atas.
•Gaya akibat beban sendiri abutment dan tanah
•Gaya akibat beban hidup.

Kelompok gaya horisontal


•Gaya horisontal akibat gaya rem dan traksi
•Gaya horisontal akibat gempa bumi
•Gaya horisontal akibat tekanan tanah aktif
•Gaya gesek pada tumpuan
•Gaya turberlin air pada pangkal jembatan
Pondasi Jembatan type Abutmen
Kombinasi pembebanan

No. Kombinasi pembebanan Tegangan yang dipakai terhadap tegangan ijin


1 M + H + Ta 100 %
2 M + Ta + Gg 125 %
3 Kombi I + Gg 140 %
4 Mh +Gh + Gg 150 %
Pondasi jembatan type Abutment
Merencana telapak pondasi abutmen

 Kapasitas daya dukung luasan plat telapak dari tegangan reaksi


tanah dan beban gravitasi.
Kestabilan geser
Kestabilan guling
Dimensi dan penulangan plat pondasi.
Perhitungan kepala dan badan jembatan
Dan pengambaran penulangan penampang
URAIAN MODUL 4 SELESAI

Anda mungkin juga menyukai