LUKISAN KOREA
Lukisan Korea adalah jenis lukisan tradisional yang dilukis dengan gaya lukis Korea. Lukisan
tradisional Korea dapat dikategorikan dari 20 sampai 30 jenis berdasarkan teknik atau gaya
melukisnya. Salah satu genre yang terpopuler adalah minhwa yaitu gaya lukisan rakyat.
Lukisan pemandangan adalah salah satu tema yang paling umum selain tema hewan, bunga-bunga,
kehidupan sehari-hari dan religius (Buddhisme, Konfusianisme, Taoisme, Shamanisme.)
Untuk binatang, favorit pelukis adalah harimau, sementara untuk religius, bervariasi dari gambar
dewa Tao, orang-orang suci, Buddha, dewa gunung dan raja naga.Orang Korea menyukai harimau dan
menganggapnya jinak, lucu dan bodoh.Dalam banyak lukisan harimau disatukan dengan tema religius
bersama lukisan dewa-dewa.Contohnya dalam kepercayaan Shamanisme Korea, harimau adalah piaraan
dewa gunung yang patuh. Harimau juga sering dilukis berdampingan dengan binatang lain seperti
burung kucica, ayam dan singa.
Lukisan bertema Taoisme menggambarkan dewa-dewa sebagai simbol harmoni alam yang memiliki
kehidupan abadi. Lukisan seperti ini dianggap dapat membawa keberuntungan dan kesehatan bagi
pemiliknya, antara lain lukisan dewa gunung (sansin-do) dan raja naga yang dilukis berdasarkan
kepercayaan Shamanisme, legenda Dangun dan raja naga. Lukisan dewa gunung melukiskan orang tua
berjanggut putih mengendarai harimau, sementara lukisan raja naga melukiskan seekor naga terbang di
antara awan dan lautan.Raja naga merupakan wujud Raja Munmu dari kerajaan Silla Bersatu yang
dimakamkan di bawah laut.Lukisan-lukisan ini disimpan di kuil-kuil yang terletak di gunung atau pinggir
pantai.
Lukisan bertema Buddhisme yang sederhana dan berwarna terang umumnya berada di kuil-kuil
Buddha, contohnya ilustrasi sutra dan potret biksu.
Lukisan bertema Konfusianisme dilukis berdasarkan ajaran Konfusius dan pengikutnya yang
berkembang di Korea. Tema-tema populer antara lain pendidikan, rasa kasih sayang dan cita-cita.
민화 (Korean folk painting)-까치와호랑이
Seniman/Pembuat
[tampilkan]Jeong Seon - 정선 (鄭敾) (1676–1759) Pranala balik ke tempat kotak info Pencipta
wikidata:Q489785
Tembikar dan keramik Korea adalah jenis barang-baran yang terbuat dari tanah liat yang
secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori, yang berglasir dan tak berglasir.[1] Tembikar tak
berglasir termasuk tembikar dengan dekorasi corak sisir yang berasal dari Zaman Neolitikum,
tembikar corak polos dari Zaman Perunggu, tembikar abu-abu dari periode Tiga Kerajaan Korea,
keramik abu-abu dari periode Goryeo dan Joseon dan guci tembikar berwarna coklat tua dari
zaman moderen yang dinamai puredok.[1] Tembikar berglasir dimulai dengan keramik glasir
hijau dan tembikar glasir hitam dari abad ke-9 periode Silla yang ditemukan di situs tungku
Gurim-ri serta onggi yang bercirikhas glasir coklat tua yang digunakan untuk menyimpan
makanan.[1] Perabotan dari tembikar, baik yang berglasir maupun tidak, telah digunakan dari
zaman prasejarah sampai sekarang dan digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari orang
Korea.[1]
4. ORNAMEN KOREA
5. ikebana
6. PAKAIAN ADAT KOREA
Hanbok wanita, dibandingkan dengan hanbok Pria, lebih sering mengalami perubahan.Sebelum
dinasti jeoseon, panjangnya sepinggang dan terikat menghubungkan bagian de
pan dengan bagian belakang. Di Masa Jeoseon Akhir, bentuk jeogori
hanya sepanjang batas bawah ketiak. Namun bagian depannya lebih panjang hingga menutupi
area dada.
Chima adalah semacam rok yang bulat mengembang dan panjangnya mulai dada hingga
menutupi kaki. Saat ini, dibuat seperti sejenis dengan baju u-can see untuk memperm
Hanbok wanita, dibandingkan dengan hanbok Pria, lebih sering mengalami perubahan. Sebelum
dinasti jeoseon, panjangnya sepinggang dan terikat menghubungkan bagian de
Chima adalah semacam rok yang bulat mengembang dan panjangnya mulai dada hingga
menutupi kaki. Saat ini, dibuat seperti sejenis dengan baju u-can see untuk memperm
udah pemakaian. Dengan bentuknya yang longgar dan
mengembang, tentu saja menyembunyikan bentuk lekuk tubuh wanita pemakainya. Hal ini
sesuai dengan ajaran konfusianisme yang banyak dianut orang Korea zman dulu. Namun,
bentuknya yang longgar membuat pemakainya leluasa untuk melakukan pekerjaan rumah dengan
bersila dan berjongkok -posisi yang nyaman untuk bekerja pada saat itu- juga untuk berhormat
kepada orang.
Otgoreum adalah pita yang dipakai pada baju hanbok untuk wanita, yang melintang ke rok atau
chima.
5. Durumagi
Awalnya durumagi dipakai oleh pegawai Kerajaan sebagai pakaian dinas sehari-hari mereka.
Durumagi adalah sejenis coat panjang yang dipakai sebagai luaran dikala angin sedang
berhembus dingin-dinginnya.
6. Gat-Jeogori
Bentuknya sedikit lebih besar dibandingan dengan Jeogori. Bedanya hanya dib
7. Changot
Di zaman Jeoseon dipakai oleh orang-orang kelas bangsawan atau prang terpandang. Merupakan
8. Hanbok Pria
Jeogori bagi Pria, pada umumnya sedikit berbeda dibandingkan dengan milik wanita. Bagi pria,
Baji atau celana, sebelum zaman Jeoseon,bentuknya menyempit dan mengikuti lekuk tubuh
untuk memudahkan aktifitas berburu dan berkuda. Namun, di masa Jeoseon yang bidang
agrarisnya lebih ditekankan, celana longgar semacam model baggy lebih nyaman digunakan.
Baji pun lebih nyaman didunakan untuk berjongkok dan bersila di atas lantai, daripada celana
yang ketat.
9. Hakjangui
Ha- berarti belajar atau ilmu. hakja berarti ilmuwan atau cendekia. hanbok jenis ini dipakai oleh
kalangan cendekia pada masa Koryo hingga masa Jeoseon. Dilihat
dari garis potongan bajunya, memiliki makna
rendah hari dan juga berbudi pekerti yang luhur.
10. Shimui
Hanbok ini dikenakan para cendekia/ilmuwan ketika di wajtu senggang atau pada saat
beristirahat. Shim (심) berarti merenung. Oleh karena para il
muwan biasanya di waktu senggang masih suka
merenungkan sesuatu, pakain ini kemudia dinamakan sedemikian hingga. Pakaian-pakaian
ilmuwan ini, dilihat dari bentuknya, lebih cocok dikenakan untuk belajar pasif daripada aktif.
Seperti melukis atau ilmu filsafat.
Pakaian ini sebenarnya lebih ke arah pakaian orang Manchuria. Pertama kali diperkenalkan oleh
seorang politikus Korea di zaman Jeoseon yang ditugaskan di daerah Manchuria, dan kembali
Gat adalah jenis topi tradisional Korea yang dikenakan oleh pria pada saat pergi keluar rumah
atau menghadiri acara-acara penting. Gat memiliki pinggiran yang luas dan lebar yang
dinamakan yangtae, dan bagian tengahnya berbentuk tabung tinggi. Pengencang gat adalah tali
yang diikatkan di bagian bawah dagu. Orang Korea telah mengenakan gat semenjak Zaman Tiga
Kerajaan (37 SM-668 M) untuk melindungi kepala dari sinar matahari dan hujan. Pada
pertengahan zaman Dinasti Jeoseon (abad 16-17), gat dikenakan sebagai lambang status sosial
oleh kaum bangsawan dan ilmuwan dan bagian penting dari pakaian sehari-hari. Gat dipan
13. Jipsin
Jipsin (짚신) adalah jenis sepatu tradisional khas Korea yang terbuat dari bahan jerami. Istilah
jipsin juga diberikan untuk sepatu tradisional yang terbuat dari bahan kain dan rami. Sepatu
jipsin diperkirakan telah dikenakan oleh orang Korea sejak zaman Tiga Kerajaan (37 SM-668-
M). Dalam beberapa lukisan kuno, sering digambarkan seorang pengelana yang bepergian
menggantungkan sepatu jeraminya di punggung. Di masa Dinasti Jeoseon (1397-1910) sebagian
besar rakyat menjadikan jipsin sebagai alas kaki mereka sehari-hari. Karena pada masa itu,
rakyat Korea sebagian besar bekerja di bidang pertanian, bahan jerami untuk membuat jipsin
dapat dengan mudah ditemukan. Biasanya mereka membuat jipsin pada musim dingin, saat tidak
turun ke ladang untuk bercocok tanam.