Kebudayaan garis keluarga di Korea adalah berdasarkan atas sistem Patrilinial. Pria
memegang peranan penting dalam kesejahteraan keluarga dan diwajibkan untuk bekerja.
Wanita diperbolehkan untuk bekerja hanya kalau diperbolehkan oleh suami atau jika hasil
kerja suaminya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tugas utama wanita adalah
untuk mengasuh anak dan menjaga rumah. Budaya perkawinan Korea sangat menghormati
kesetiaan. Para janda, jika suami mereka mati muda, tidak diizinkan menikah lagi dan harus
mengabdikan hidupnya untuk melayani orang tua dari suaminya. Begitu juga yang terjadi
pada seorang duda yang harus melayani orang tua dari istrinya walaupun istrinya tersebut
mati muda.
b) Budaya dalam hal keturunan
Dalam budaya Korea , keturunan atau anak dianggap sebagai sebuah anugerah yang amat
besar dari Tuhan. Oleh karena itu, setiap keluarga disarankan untuk memiliki paling tidak
seorang keturunan. Oleh karena budaya yang amat menghormati anugerah Tuhan tersebut,
aborsi yang bersifat sengaja akan diberikan hukuman yang amat berat secara adat, yaitu
hukuman mati kepada sang Ibu dan orang lain yang mungkin terlibat di dalamnya, seperti
suaminya (jika suaminya yang memaksa), dokter (jika dokter yang memberikan sarana untuk
aborsi), dan lain-lain. Akan tetapi, secara hukum, tidak akan diadakan hukuman mati.
Hukuman mati biasanya hanya dilaksanakan di daerah pedalaman Korea di mana adat masih
berpengaruh secara kuat. Pembagian harta warisan dalam budaya ini amatlah adil. Tanpa
memperdulikan jenis kelamin, keturunan dari seseorang akan mendapatkan pembagian harta
dengan jumlah yang sama dengan saudara-saudaranya. Akan tetapi, dalam prakteknya ini
tidak selalu terjadi. Kebanyakan orang tua menyisihkan lebih banyak harta warisan kepada
anak tertua mereka.
c) Budaya Makanan
Dalam budaya Korea , ada satu makanan khas yang memiliki suatu arti yang tidak dimiliki
oleh makanan lainnya. Makanan ini disebut
kimchi
. Di setiap session makanan,ketidakberadaan kimchi akan memberikan kesan tidak lengkap.
Kimchi adalah suatu makananyang biasanya merupakan sayuran yang rendah kalori dengan
kadar serat yang tinggi (misalnya bawang, kacang panjang, selada, dan lain-
lain) yang dimasak sedemikian rupa dengan bumbu dan rempah-rempah sehingga
menghasilkan rasa yang unik dan biasanya pedas. Dalam kenyataannya (menurut hasil
penelitian kesehatan WHO), jenis-jenis kimchi memiliki total giziyang jauh lebih tinggi dari
buah manapun.Hal yang membuat kimchi menjadi makanan yang spesial ada banyak
faktornya.Faktor pertama adalah pembuatannya. Kimchi (dalam hal ini adalah kimchi yang
dihidangkan untuk acara-acara spesial, bukan kimchi untuk acara makan biasa dan sehari-
hari) dibuat olehwanita dari keluarga bersangkutan yang mengadakan acara tersebut dan
hanya bisa dibuat pada hari di mana acara tersebut dilaksanakan. Semakin banyak wanita
yang turut membantu dalam pembuatan kimchi ini, semakin “bermakna” pula kimchi
tersebut. Kimchi juga merupakan faktor penentu kepintaran atau kehebatan seorang wanita
dalam memasak.
Konon
katanya, jika seorang wanita mampu membuat kimchi yang enak, tidak diragukan lagi
kemampuan wanita tersebut Dalam memasak makanan lain. Faktor ketiga adalah asal mula
kimchi. Kimchi pada awalnya dibuat oleh permaisuri dari Raja Sejong sebagai hidangan
untuk perayaan Sesi.
a) Kebiasaan / Tradisi, Kesenian, dan Bahasa Korea Selatan
Ada sebuah tradisi / kebiasaan yang cukup terkenal di Korea. Tradisi ini
dinamakan “sesi custom”. Tradisi sesi dilaksanakan sekali setiap tahun. Sesi adalah sebuah
tradisi untuk mengakselerasikan ritme dari sebuah lingkaran kehidupan tahunan sehingga
seseorang dapat lebih maju di lingkaran kehidupan tahun berikutnya. Tradisi sesi
dilaksanakan berdasarkan kalender bulan (Lunar Calender). Matahari, menurut adat Korea , ti
dakmenunjukkan suatu karakteristik musiman. Akan tetapi, Bulan menunjukkan suatu
perbedaan melalui perubahan fase bulan. Oleh karena itu, lebih mudah membedakan adanya
perubahan musim atau waktu melalui fase bulan yang dilihat. Dalam tradisi sesi, ada lima
dewa yang disembah, yaitu irwolseongsin (dewamatahari bulan dan bintang),
sancheonsin (dewa gunung dan sungai),yongwangsin (raja naga), seonangsin (dewa
kekuasaan), dan gasin (dewa rumah). Kelima dewa ini disembah karena dianggap dapat
mengubah nasib dan keberuntungan seseorang. Pada hari di mana sesidilaksanakan, akan
diadakan sebuah acara makan malam antar sesama keluarga yang pertalian darahnya dekat
(orang tua dengan anaknya). Acara makan wajib diawali dengan kimchi dan lalu dilanjutkan
dengan “complete food session”. Ada juga mitos lain dalam memperoleh keberuntungan
menurut tradisi Korea,antara lain “nut cracking” yaitu memecahkan kulit kacang-kacangan
yang keras pada malam
purnama pertama tahun baru, “treading on the bridge” yaitu berjalan dengan sangat santaimel
ewati jembatan di bawah bulan purnama pada malam purnama pertama tahun baru yang
katanya dapat membuat kaki kita kuat sepanjang tahun, dan “hanging a lucky rice scoop”
yaitu menggantungkan skop (sendok) pengambil nasi di sebuah jendela yang katanya akan
memberi beras yang melimpah sepanjang tahun. Kesenian tradisional di Korea, dalam hal ini
musik dan tarian, diperuntukkan khusus sebagai suatu bagian dalam penyembahan “ lima
dewa”. Ada beberapa alat musik tradisional yang digunakan, misalnya hyeonhakgeum
(sejenis alat musik berwarna hitam yang bentuknya seperti pipa dengan tujuh buah senar)
dan gayageum (alat musik mirip hyeonhakgum tetapi bentuk, struktur, corak, dan cara
memainkannya berbeda dan memiliki dua belas buahsenar). Tarian tradisional yang cukup
terkenal di Korea antara lain cheoyongmu (tarian topeng), hakchum (tarian perang), dan
chunaengjeon (tarian musim semi). Tarian chunaengjeon ditarikansebagai tanda terima kasih
kepada dewa irwolseongsin dan dewa sancheonsin atas panen yang berhasil.Bahasa yang
digunakan di Korea adalah bahasa Korea . Penulisan bahasa Korea dinamakan Hangeul.
Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong pada abad ke 15. Hangeul terdiri dari10 huruf vokal dan
14 konsonan yang bisa dikombinasikan menjadi banyak sekali huruf-hurufdalam bahasa
Korea. Hangeul sangat mudah dibaca dan dipelajari. Hangeul juga dianggap sebagai bahasa
tulisan yang paling sistematik dan scientific di dunia.
Hanbok
Baju tradisional merupakan symbol kebudayaan suatu daerah atau negara.Hanbok, baju
tradisional korea yang digunakan saat ini memiliki corak bernuansa confusianwarisan dari
dinasti Joseon (1392 -1910). Keindahan hanbok terletak pada harmoni dari warnayang tegas
dan garis sederhana. Hanbok wanita terdiri dari rok panjang dan jaket, HanbokWanita ini
disebut chima-jeogori. Dalam bahasa korea, chima berarti rok dan jeogori berarti jaket.
Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) adalah pakaian tradisional masyarakat
Korea. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana
serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti “pakaian orang Korea”,hanbok
pada saat ini mengacu pada “pakaian gaya Dinasti Joseon” yang biasa dipakai secara formal
atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional. Beberapa elemen dasar hanbok
pada saat ini seperti jeogori atau baju, baji(celana) dan chima(rok) diduga telah dipakai sejak
waktu yang lama, namun pada zaman Tiga Kerajaanlah pakaian sejenis ini mulai
berkembang. Lukisan pada situs makam Goguryeo menunjukkan gambar laki-laki dan wanita
pada saat itu memakai celana panjang yang ketat dan baju yang
berukuran sepinggang. Struktur tersebut sepertinya tidak banyak berubah sampai saat
Selain itu kebiasaan bersendawa sehabis makan dan menyeruput kuah di Korea itu dianggap
biasa. Bagi orang Indonesia bersendawa itu dianggap kurang pantas tetapi di Korea kebiasaan
semacam itu menandakan suatu bentuk apresiasi terhadap juru masak atau orang yang telah
memasak makanan yang telah disantap. Soal menyeruput kuah, yang biasanya dilakukan
ketika kuah itu masih panas, sebenarnya bukan hendak melanggar norma kesopanan tapi cara
demikian dilakukan untuk mengurangi rasa panas dengan hawa dingin yang disedot
bersamaaan dengan menyeruput kuah.
Secara umum Adat Kebiasaan Masyarakat Korea Selatan adalah :