SUTRI KURNELA
NIM I31110036
Oleh:
Sutri Kurnela*
Parjo**
Wahyu Kirana**
Abstrak
Latar Belakang. Stres yang dialami remaja disebabkan oleh stresor yang mereka hadapi seperti tugas sekolah dan
permasalahan dengan teman kencan. Banyak cara yang dilakukan oleh remaja untuk menghindari stres salah satunya
dengan cara merokok. Remaja yang merokok hanya ingin mendapatkan kesenangan sesaat tanpa memikirkan dampak
yang disebabkan oleh rokok. Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi tingkat stres
dengan perilaku merokok pada remaja. Metodologi. Jenis penelitian ini kuantitatif analitik dengan desain penelitian
cross-sectional. Jumlah sampel 49 remaja dengan menggunakan total sampling. Analisa data penelitian menggunakan
uji Spearman. Hasil. Dari analisa korelasi tingkat stres dengan perilaku merokok didapatkan hasil nilai r= 0,407 dan
nilai p= 0,004 dimana nilai p< 0,05. Kesimpulan. Pada penelitian ini ada korelasi yang positif antara tingkat stres
dengan perilaku merokok di SMA Santun Untan Pontianak, artinya semakin tinggi tingkat stres maka perilaku merokok
juga akan meningkat.
Correlation Between Stress Levels and Smoking Behaviour in Santun Untan High
School Pontianak
Abstract
Background. Stress in adolescents in most cases is caused by problems they find in school, such as assignments and
crash with their partners. In order to overcome these problems, they may use various unadaptive ways, one of them is
smoking. Through this unhealthy behaviour, adolescents only see its temporary pleasant without concerning its later
effect. Purpose. The purpose of this study is to identify the correlation between stress levels and smoking behaviour
among adolescents. Methodology. This is a quantitative analitic study with cross-sectional design. Sample involved in
this study is 49 adolescents. Spearman test is used for data analysis. Result. Data analysis of correlation between
stress levels with smoking behaviour shows r value= 0.407 and p value= 0.004 (p< 0.05). Conclusion. There is
positive correlation between stress levels with smoking behaviour in Santun Untan High School Pontianak, which
means higher the stress levels, stonger the smoking behaviour.
12. Komasari, D., & Avin, H. (2000). 24. World Health Organization. (2008).
Faktor-faktor penyebab perilaku WHO report on the global tobacco
merokok pada remaja. Jurnal psikologi, epidemic 2008. Switzerland: Geneva.
28, 37-47.
25. Zuldafrial. (2012). Penelitian
13. Kosen, S. (2010). Dampak kesehatan kuantitatif. Yogjakarta: Media Prakasa.
dan ekonomi perilaku merokok di
Indonesia. Buletin penelitian sistem
kesehatan, 11, 207-211.