Anda di halaman 1dari 5

PENCETAKAN DENGAN PUTTY

BAB I
PENDAHULUAN
Material cetak dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yakni elastic dan non elastik.
Sedangkan material cetak yang banyak dipakai dalam kedokteran gigi adalah material cetak
elastik. Ada dua jenis material cetak elastik, material cetak hidrokoloid yang banyak
mengandung air, yaitu agar dan alginat, dan material cetak elastomer (McCabe&
Walls,2008).

Gambar 7. Klasifikasi Material Cetak (McCabe, 2008, p.137)

Kegunaan material cetak elastomer adalah untuk membuat model gipsum, cetakan, dan
dies yang melibatkan lima langkah utama, yaitu: (1) menyiapkan sendok cetak, (2) menyiapkan
bahan, (3) membuat cetakan, (4) melepaskan cetakan, dan (5) menyiapkan cetakan untuk
stone dan die (Anusavice, 2003).
Pada bidang kedokteran gigi terdapat empat jenis elastomer yang digunakan
sebagai material cetak, yaitu polisulfida, silikon kondensasi, silicon adisi, dan polieter (Anusavice,
2003).
Silikon adisi tersedia dalam berbagai tingkat viskositas dari yang rendah sampai yang
tinggi. Pertama light body, bahan yang digunakan untuk membuat permukaan yang akurat dan
detail pada permukaan gigi yang akan dicetak. Lalu medium body, yang biasa digunakan sebagai
bahan monophase untuk mahkota dan gigi palsu atau gigi tiruan. Kemudian heavy body
digunakan untuk mendukung light body dalam sendok cetak untuk mahkota dan jembatan,
dan putty yang sekarang tersedia dalam bentuk lembut dan keras (McCabe& Walls, 2008).
Bahan cetak silikon ini menghasilkan deformasi permanen yang sangat rendah, cetakan
yang dihasilkan keras. Jika dalam penggunaannya kliniknya, jenis viskositas tinggi yang dipilih
maka hasil cetakan akan mengeras sebelum mengalir mengisi bentuk detailnya (Anusavice,
2003).
Bahan cetak yang memiliki flow yang tinggi mengalir dengan baik dan dapat mencetak
detail yang baik. Jenis putty nilai viskositasnya lebih tinggi dari jenis lainnya yaitu heavy body,
reguler body dan viskositas paling rendah adalah light body (Gladwin, 2009).
Light body dapat mencetak sangat akurat detail permukaan preparasi gigi dan
memiliki stabilitas dimensi yang memadai untuk mempertahankan bentuk selama produksi
working cast. Kombinasi material cetak putty dan light-bodied memungkinkan untuk
membuat cetakan yang akurat (McCabe& Walls, 2008)
Material cetak elastomer merupakan salah satu jenis material cetak elastis. Material cetak
ini merupakan material cetak berbasis polimer sintesis yang secara kimiawi berikatan rantai
ketika set dan dapat diregangkan, namun akan dengan cepat kembali ke dimensi awalnya, seperti
karet vulkanisir alami (karet yang terdiri atas campuran karet dan belerang) (Anusavice, 2012, p.
153). Material cetak elastomer bersifat lebih kuat dan lebih stabil daripada material cetak
hidrokoloid (Manappallil, 2010, p.191). Hal tersebut disebabkan karena material cetak elastomer
tidak dimanipulasi dengan air sehingga tidak memiliki sifat sineresis (mengerut) seperti material
cetak hidrokoloid. Hal tersebut membuat elastomer memiliki batas waktu untuk membuat model
positif lebih panjang dari material cetak hidrokoloid (tahan hingga satu minggu). Secara umum,
material cetak elastomer memiliki sifat sebagai berikut:
a. Dapat menciptakan cetakan yang sangat detail karena memiliki viskositas rendah
b. Koefisien ekspansi termal tinggi.
c. Hampir semua jenis material cetak elastomer (kecuali polyether) bersifat hydrophobic,
sehingga harus berhati-hati ketika menuangkan adonan gypsum ke dalam cetakan
negative agar tidak ada udara yang terjebak, selain itu saat akan diaplikasikan untuk
pencetakan jaringan di dalam rongga mulut, permukaan yang mau dicetak harus
dipastikan kering juga harus kering agar flow elastomer baik.
d. Tear strength baik sehingga tahan terhadap sobekan. (Manappallil, 2010, p.193)
Menurut Manappallil (2010, p. 191), secara kimiawi, material cetak elastomer terbagi atas
tiga kelompok, yaitu:
1. Polysulphides
2. Silicones
a. Addition Silicones
b. Condensation Silicones
3. Polyether
Karena bahan cetak elastomer memiliki sifat-sifat seperti yang disebut diatas, material
cetak ini dapat digunakan untuk :
1. Sebagai material cetak untuk membuat gigi tiruan tetap
2. Sebagai material cetak untuk membuat gigi tiruan lepasan pada rahang bergigi maupun
tidak bergigi
3. Sebagai rekam gigit
4. Untuk mebuat model duplikasi (tiruan)
5. Polyether digunakan sebagai ujung cetakan pada custom trays rahang tak bergigi
(Manappallil, 2010, p. 192)
Material cetak elastomer umumnya diformulasikan dalam beberapa konsistensi
(viskositas). McCabe dan Walls (2008, p. 164) mengklasifikasikan bahan cetak ini menjadi empat
menurut viskositasnya, yaitu :
1. Light bodied or low consistency
2. Medium bodied or medium consistency
3. Heavy bodied or high consistency
4. Very high consistency or putty like
Elastomer dikemas dalam dua komponen, yaitu pasta base dan pasta katalis (atau cair)
yang kemudian dicampur sebelum membuat cetakan. Pencampuran material cetak elastomer
dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain adalah hand mixing, static mixing dan
dynamic mechanical mixing (Anusavice 2012, p. 153, 157-9).
1. Hand Mixing :
Metode ini dilakukan dengan mengeluarkan kedua pasta di atas mixing pad atau
glass lab dengan ukuran panjang yang sama. Kemudian kedua pasta tersebut diratakan
melebar di atas mixing pad, kemudian diaduk secara melipat ke depan dan ke belakang
hingga homogen. Adonan sudah dikatakan homogeny apabila kedua warna pasta telah
tercampur dengan baik.
Untuk material cetak elastomer jenis silikon yang memiliki viskositas putty metode
pencampuran dilakukan dengan menakar volume kedua pasta dengan sendok takar dan
kemudian mencampur kedua pasta dengan melipat adonan menggunakan tangan hingga
warnanya menjadi homogen.
2. Static Mixing:
Metode ini dilakukan dengan menggunakan gun untuk menekan material cetak
elastomer yang terdiri dari base dan katalis di dalam cartridge. Pengaplikasian pada area
yang akan dicetak dibantu oleh mixing tip yang berbentuk silinder. Material adonan cetak
dapat langsung diaplikasikan pada tray atau langsung pada gigi yang telah disiapkan.
3. Dynamic Mechanical Mixing:
Metode ini dilakukan dengan menggunakan motor untuk nenjalankan parallel
plungers, mendorong material cetak keluar menuju mixing tip dan menuju sendok cetak.

BAB II
HASIL PRAKTIKUM
Pada praktikum ini, dilakukan sekali percobaan, dengan model rahang atas. Masing-
masing praktikan mencatat hasil percobaan dengan menggunakan metode Handmixing. Hasil
yang didapatkan juga ada perbedaan dapat dilihat pada gambar.

Objek Material Setting Time Permukaan Hasil Cetakan


Model gigi rahang atas Putty : 2 menit 33 detik Tidak ada gelembung udara, bagian
Elastomer : posterior rahang tidak terlalu
menekan bagian tengah cetakan.
Hasil cukup bagus dan rapi

Gambar 2 Cetakan setelah ditambahkan


Gambar 1 Cetakan Putty
Elastomer
BAB III
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, pertama-tama dibuatlah cetakan menggunakan silicon putty dengan
mencampurkan satu takar base dan satu takar katalis. Adonan tersebut dicampur dengan cara
dilipat – lipat menggunakan tangan hingga warnanya homogen, lalu diletakkan dalam sendok
cetak. Setelah itu, dicetakkan ke dalam model dan mencapai fase setting selama 2 Menit 33 Detik.
Kemudian pada bagian yang telah tercetak ditambahkan material cetak medium
elastomer dengan cara hand mixing dan kembali dicetakkan pada model dan mencapai fase
setting selama 3 Menit 2 Detik. Lamanya waktu setting juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti perbandingan manipulasi bahan dan kondisi dari bahan tersebut.
Bahan cetak elastomer adalah bahan cetak yang paling sering digunakan. Karena memiliki
sifat yang lebih detail, dibandingkan alginate. Tetapi kurang efektif bila digunakan untuk
mencetak gigi dalam jumlah yang banyak, karena kurang ekonomis. Dan hasil yang di dapatkan
pada permukaan cetakan yaitu tidak ada gelembung udara, bagian posterior rahang tidak terlalu
menekan bagian tengah cetakan, hasil cukup bagus dan rapi.

BAB IV
KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa, manipulasi bahan material cetak
menggunakan bahan material putty yang ditambahkan elastomer, keduanya memiliki waktu
setting yang normal. Selain itu, elastomer juga memiliki tingkat akurasi yang baik seperti tidak
adanya gelembung udara, detailnya cukup jelas, dan hasilnya rapi.

DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ. 2012. Phillip’s Science of Dental Material. 12th ed. W.B Saunders, st. Louis Missouri.
Gladwin, M. & Bagby, M. 2013. Clinical Aspects of Dental Materials: Theory, Practice, and Cases.
4th ed. USA: Wolters Kluwer
Manappalil, JJ. 2010. Basic Dental Materials. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Pub. Ltd., India.
McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed. Blackwell Publishing L.td.,
Australia.
Sakaguchi RL , and Powers JM. 2012. Craig’s Restorative Dental Materials. 13th ed. Mosby,
Michigan.

Anda mungkin juga menyukai