Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENCATATAN DAN PELAPORAN KB


1. Penggunaan kartu catatan
Kartu pendaftaran klinik keluarga berencana (K/O/KB/85)
a. Kartu ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan tambahan lembar “khusus” pada lembar
pertama yang dipergunakan untuk laporan ke BKBN pusat.
b. Ditandatangani oleh penanggung jawab klinik KB yang bersangkutan
c. Kartu pendaftaran ini setelah diisi dan masing-masing dikirim:
1) 1 lembar K/O/KB/85 yang khusus ( bagian sebelah kanan dari lembar pertama untuk
BKBN pusat di jakarta
2) 1 lembar untuk BKBN provinsi
3) 1 lembar untuk unit pelaksana provinsi
4) 1 lembar untuk BKBN kabupaten/kotamadya
5) 1 lembar untuk unit pelaksana Ka
d. Halaman depan terdiri dari dua bagian yaitu :
1) Bagian sebelah kiri, untuk mencatat ciri-ciri peserta KB.
Bagian ini terutama dimaksudkan untuk mencatat ciri-ciri peserta KB baik peserta
KB baru maupun peserta KB pindahan dari klinik KB secara nasional maupun
tingkat wilayah lainnya.
2) Bagian sebelah kanan, untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan klinik
3) Petugas klinik KB yang melakukan pengisian K/IV/KV/85 membutuhkan
tandatangan dan nama terang pada K/IV/KV/85 ditrmpat yang telah disediakan.

Register Alat-alat kontrasepsi KB (R/II/KB/85)


a. Register ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah petugas klinik KB
memuat/mengisi laporan bulanan klinik KB (F/II/KB/9), khususnya untuk bagian tabel
V : “Persediaan kontrasepsi di klinik KB”.
b. Pada setiap hari pelayanan semua penerimaan dan pengeluaran kontrasepsi
dicatat/dibukukan dalam register alat-alat kontrasepsi ini

1 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


c. Setiap baris menunjukan penerimaan/pengeluaran konrasepsi pada satu tanggal tertentu.
Pada hari/tanggal berikutnya,pengeluaran atau pemasukan dicatat pada hari /tanggal
berikutnya, demikian seterusnya untuk setiap hari pelayanan, sampai habis periode satu
bulan
d. Setelah sampai pada hari/tanggal terakhir dari satu bulan yang bersangkutan dilakukan
penjumlahan untuk penerimaan dan pengeluaran alat kontrasepsi selama satu bulan
e. Disamping, kedalam register ini dituliskan pula sisa (stock) alat-alat kontrasepsi yang
ada diklinik KB pada akhir bulan
f. Untuk tiap hari dalam bulan berikutnya pencatatan dilakukan pada lembar (halaman)
baru.

Laporan Bulanan Klinik Keluarga Berencana (F/II/KB/90)


a. Laporan bulanan klinik KB dibuat oleh petugas klinik KB sebulan sekali, yaitu pada
akhir bulan kegiatan pelayanan kontrasepsi di klinik KB
b. Laporan bulanan klinik KB sebagai sarana untuk melaporkan kegiatan pelayanan
kontrasepsi dan hasilnya, yaitu pelayanan oleh klinik KB (di dalam dan diluar KB) serta
PPKBD/sub/PPKBD di wilayah binaan klinik KB yang bersangkutan
c. Laporan bulanan klinik KB ditandatangani oleh pimpinan klinik KB atau petugas yang
ditunjuk.

Laporan bulana klinik KB dibuat rangkap 5 (lima), yaitu :


a. 1 (satu) lembar dikirim ke BKKBN pusat
b. 1 (satu) lembar dikirim ke BKKBN kabupaten kota madya
c. 1 (satu) lembar dikirik ke Unit pelaksana tingkat kabupaten kota madya
d. 1 (satu) lembar dikirim ke Camat
e. 1 (satu) lembar sebagai arsip untuk klinik KB yang bersangkutan.

Laporan bulanan klinik KB yang dikirim ke BKKBN pusat

(minat biro pencatatan dan pelaporan) dengan menggunakan sampul atau amplop khusus
tanpa dibubuhi perangko dan sudah harus dikirimkan selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya.

2 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


Pengisian laporan bulanan klinik KB ini didasarkan pada data yang terdapat dalam :

a. Register klinik KB (R/I/KB/89)


b. Register alat kontrasepsi KB (R/I/KB/85)
c. Laporan bulanan PLKB (F/I/PLKB/90)
d. Laporan-laporan serta catatan-catatan lainnya

Rekapitulasi Laporan bulanan klinik KB (REK/F/II/89)


a. Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB (REK/F/II/KB/89)
Ini dibuat sebulan sekali, yaitu pada awal bulan berikutnya dari bulan laporan.
Tujuannya untuk melaporkan seluruh kegiatan pelayanan KB dan hasilnya dari seluruh
klinik KB yang berada disuatu wilayah kabupaten/kota madya pada satu bulan laporan
b. Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB ini dibuat oleh BKKBN kabupaten/kotamadya
dalam rangkap 3 (tiga) dan dikirim kepada :
1) 1 (satu) Lembar untuk BKKBN provinsi
2) 1 (satu) lembar untuk unit pelayanan KB Departemen kesehatan tingkat
kabupaten/kotamadya
3) 1 (satu) lembar untuk arsip
c. Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB ini sudah harus dikirimkan ke BKKBN provinsi
yang bersangkutan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya dari bulan laporan
d. Lembar rekapitulasi ini ditandatangani oleh kepala BKKBN kabupaten/kotamadya yang
bersangkutan

2. Mekanisme dan arus pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi


a. Pada waktu mendaftaran untuk pembukuan/peresmian klinik KB baru dibuat kartu
pendaftaran klinik KB (K/O/KB/85) dalam rangkap 5, masing-masing untuk BKKBN
pusat, BKKBN provinsi, Unit pelayanan KB tingkat provinsi, BKKBN
kabupaten/kotamadya, Unit pelaksana KB tingkat kabupaten/kotamadya dan arsip
b. Setiap bulan maret dilakukan pendaftaran ulang klinik KB dengan mengisi K/O/KB/85
untuk setiap klinik KB. Dimaksudkan untuk melakukan “updating” data dan informasi
mengenai klinik KB yang bersangkutan.
c. Bagi setiap pengunjung baru klinik KB, yaitu meliputi peserta KB baru dan peserta KB
pindahan dari klinik KB atau tempat pelayanan kontrasepsi lainnya, dibuatkan kartu
Tanda Akseptor KB mandiri (K/I/KB/89) untuk peserta KB yang bersangkutan.

3 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


d. Bagi setiap pengunjung baru tersebut dibuat pula kartu status peserta KB (K/IV/KB/85)
yang antara lain memuat ciri-ciri peserta KB yang bersangkutan. Kartu ini disimpan di
klinik KB yang bersangkutan untuk digunakan kembali sewaktu peserta KB melakukan
kunjungan klinik tersebut. Untuk seorang peserta KB, menurut seri peserta KB dalam
K/IB/KB/85 harus sama dengan nomor seri peserta KB pada K/I/KB/89.
e. Semua hasil kontrasepsi olh klinik KB setiap hari, baik didalam maupun diluar klinik
KB tersebut, dicatat di dalam register klinik KB (R/I/KB/90).
f. Semua penerimaan/pengeluaran alat kontasepsi oleh klinik KB setiap hari dicatat dalam
Register alat-alat kontrasepsi klinik KB (R/II/85).
g. Setiap akhir bulan, data pada R/I/KB/90 dan R/II/KB/85 dijumlahkan untuk selanjutnya
dimasukkan kedalam laporan bulanan klinik KB.
h. Laporan bulanan klinik KB (F/II/KB/90) dibuat oleh petugas klinik KB Setiap awal
bulan berikutnya dengan sumber-sumber data dari R/T/KB/90, R/II/KB/85 dan
F/I/PLKB/90.
i. Laporan bulanan klinik KB (F/II/KB/90) dibuat dalam rangkap 5, masing-masing
dikirim kepada : BKKBN pusat, BKKBN kabupaten/kotamadya, Unit pelaksana tingkat
kabupaten/kotamadya, Camat dan arsip. Selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya, Laporan ini sudah harus dikirimkan dari klinik KB.
1) Lembar pertama laporan bulanan klinik KB (F/II/KB/90), dikirim ke BKKBN pusat
minat biro pencatatan dan pelaporan, selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya
2) Lembar kedua lembar bulanan klinik KB (F/II/KB/90) dikirim ke BKKBN
kabupaten/kotamadya yang bersangkutan selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya
3) Lembar ketiga laporan bulanan klinik KB (F/II/KB/90) dikirim ke unit pelaksana
kabupaten/kotamadya yang bersangkutan selambat – lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya
4) Lembar keempat laporan bulanan klinik KB (F/II/KB/90) dikirim ke Camat yang
bersangkutan, minat pengawas PLKB selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya
5) BKKBN kabupaten/kotamadya setiap bulan merekapitulasi F/II/KB/90 yang
bersangkutan kedalam Rek/F/II/KB/90. Rekapitulasi ini dibuat dalam rangkap tiga
masing-masing untuk dikirimkan ke BKKBN Provinsi, Unit pelaksana Depkes
tingkat kabupaten/kotamadya dan arsip.

4 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


j. BKKBN pusat (Biro pencatatan dan Pelaporan) menyampaikan umpan balik
kekomponen – komponen di BKKBN pusat, BKKBN provinsi dan instasi lain ditingkat
pusat selambat-lambatnya 2 bulan sesudah bulan laporan.
k. BKKBN provinsi di Bidang Bina Program, menyampaikan umpan balik kepada
BKKBN kabupaten/kotamadya diwilayah kerjanya dengan tebmbusan kepada bidang-
bidang lain di BKKBN provinsi dan instasi terkait diprovinsi selambat-lambatny 1 bulan
sesudah laporan.
ANALISA
Tujuan dari analisa ini adalah untuk melihat trend (perkembangan dengan cara
membandingkan hasil kegiatan pelayananan, kontrasepsi dari bulan kebulan (tahun-
ketahun)
Misalnya mengenai :
1) Pencapaian peserta KB dari bulan ke bulan
2) Komposisi alat kontrasepsi yang dipakai
3) Perkiraan pencapaian diakhir tahun anggaran
4) Dan lain-lain

B. PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB

Tujuan sistem rujukan disini adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi
pelaksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu. Perhatian khusus terutama ditujukan
untuk menunjang upaya penurunan angka kejadian efek samping, komplikasi dan kegagalan
penggunaan kontrasepsi.

Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan adalah
suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggungjawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal mupun secara
horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional. Tidak dibatasi
oleh wilayah administrasi. Dengan pengertian tersebut, maka merujuk berarti meminta pertolongan
secara timbal balik kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten dengan tujuan untuk
penangggulangan masalah yang sedang dihadapi.

5 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


C. TATA LAKSANA
Rujukan medik dapat berlangsung :
1. Internal antar petugas disatu puskesmas
2. Antara puskesmas pembantu dan puskesmas
3. Antara masyarakat dan puskesmas
4. Antatara satu puskesmas dan puskesmas lain
5. Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
6. Internal antara bagian/unit pelayanan di dalam satu rumah sakit
7. Antar rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan yang lain

Rangkaian jaringan fasilitas pelayanan kesehatan dalam sistem rujukan tersebut berjenjang
dari yang paling sederhana ditingkat keluarga sampai satuan fasilitas pelayanan kesehatan
nasional dengan dasar pemikiran rujukan ditujukan secara timbal balik kesatuan pelayanan yang
lebih kompeten, terjangkau, dan rasional serta tanpa dibatasi oleh wilayah administrasi.

Rujukan bukan berat melepaskan tanggungjawab dengan menyerahkan klien-klien kefasilitas


pelayanan kesehatan lainnya, akan tetapi karna kondisi klien yang mengharuskan pemberian
pelayanna yang lebih kompeten dan bermutu melalui upaya rujukan.

Untuk itu dalam melaksanakan rujukan harus telah pula diberikan :

1. Konseling tentang kondisi klien yang menyebabkan memerlukan rujukan


2. Konseling tentang kondisi yang diharapkan diperoleh ditempat rujukan
3. Informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan tempat rujukan dituju
4. Penghantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang dituju mengenai kondisi klien saat ini
riwayat sebelumnya serta upaya/tindakan yang telah diberikan
5. Bila perlu berikan upaya mempertahankan keadaan umum klien
6. Bila perlu, karena kondisi klien, dalam perjalanan menuju tempat rujukan harus didampingi
perawat/bidan
7. Menghubungi fasilitas pelayanan tempat rujukan dituju agar memungkinkan segera
menerima rujukan klien
8. Fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan, setelah memberi upaya
pennggulangan dan kondisi klien telah memungkinkan, harus segera mengmbalikan klien
ketempat fasilitas pelayanan asalnya dengan terlebih dahulu memberikn :
a. Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya penanggulangan
b. Nasehat yang perlu diperhatikan klien mengenai kelanjutan penggunaan kontrasepsi

6 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


c. Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk mengenai kondisi klien
berikut upaya penanggulangan yang telah diberikan serta sasaran upaya pelayanan
lanjutan yang harus dilaksanakan, terutama tentang penggunaan kontrasepsi.

D. KONSEP KB
1) PENGERTIAN KONSEP KB
a. KB Secara Umum
Suatu usaha mengatur banyaknya kelahiran sedemikian rupa, sehingga bagi ibu maupun
bayinya dan bagi ayahnya serta keluarga dan masyarakat yang bersangkutan tidak
menimbulkan kerugaian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
b. KB Secara Khusus
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembuahan atau mencegah
pertemuan antara sel mani dan ovarium.(Manuaba , 1998)

 Jenis Suntikan KB
a. Upyhon Company ( 1958 )
1) Depo provera yang mengandung medoxy progesterone asetat 150mg
2) Cyclofem yang mengandung medoxy progesterone asetat 50 mg dan komponen estrogen.
(Manuaba, 1998)

b. Schering AG ( 1957 )
1) Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah
 25 mg dan 5 mg estradiol spionat. Diberikan injeksi IM sebulan sekali ( cyclofem ).
 50 mg norition enantat dan 5 mg estradiol valerat. Diberikan secara IM sebulan sekali.

2) Suntikan Progestin
 Depo medioksiprogesteron asetat (DMPA); Depo provera injeksi secara IM tiap 3 bulan
sekali, mengandung 150 mg DMPA
 Depo noretisteran enantat ( Depo Noristerat ); mengandung 200 mg noretindron enantat,
diberikan setiap 2 bulan sekali untuk suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan
kelima dan suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan kelima dan selanjutnya
berinterval 3 bulan.

7 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


KONTRASEPSI DEPOPROGESTIN
1. Pengertian
Suatu sintesa progesteron yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh
wanita.
2. Mekanisme Kerja
a. Menghambat sekresi hormon – hormon gonadatropin terutam LN sehingga mencegah
ovulasi.
b. Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap sperma.
c. Membuat endometrium menjadi kurang baik / layak untuk implantasi dari ovum yang telah
d. dibuahi.
e. Mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tubafalopi.

3. Efektifitas
Kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.

4. Keuntungan
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
d. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
e. gangguan pembekuan darah.
f. Sedikit efek samping.
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.

5. Keterbatasan
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a. Siklus haid yang memendek atau memanjang.
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit.

8 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak ( spotting ).
d. Tidak haid sama sekali

2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan).
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu–waktu sebelum suntikan berikut.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
6. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B atau virus
HIV.

6. Efek Samping dan cara penanganan


1. Gangguan Haid.
a. Gejala dan keluhan : amenorhea, spoting, metrorrhagia,
Menorrhagia
b. Penanggulangan :
 Konseling è akibat pengaruh hormonat tidak berlangsung lama
 Bila ingin haid beri pil KB hari 1 – 11, 3 tablet per hari, selanjutnya 1 tablet per hari selama 5 hari.
2. Depresi ( Jarang terjadi )
a. Gejala dan keluhan : lesu, tidak semangat dalam bekerja.
b. Penanggulangan :
o Konseling è hindari perasaan bersalah.
o Pengobatan è terapi psikologis, vitamin.

3. Keputihan
a. Gejala dan keluhan : flour albus yang berlebihan, gangguan rasa nyaman, tidak berbahaya kecuali
ada bau, panas dan gatal.
b. Penanggulangan :
 Konseling è cari penyebab.
 Pengobatan è konsulasi medis, terapi.

4. Jerawat
a. Gejala : timbul jerawat di wajah / badan, dapat infeksi ataupun tidak.
b. Penanggulangan :

9 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


 konseling dan vitamin E dosis tinggi

5. Perubahan Libido
a. Gejala : meningkat dan menurunkan libido bersifat dan sulit dinilai
b. Penanggulangan :
 Pengobatan medis tidak dianjurkan.

6. Perubahan Berat Badan


a. Gejala dan keluhan : berat badan bertambah setelah pemakaian
b. KB karena sifat hormone resisten

7. Hematomae
a. Gejala dan keluhan : warna biru dan nyeri akibat suntikan
b. Penanggulangan :
 Konseling : mungkin bisa terjadi.
 Pengobatan : kompres dingin selama 2 hari, kemudian kompres panas sampai warna kembali
normal.

7. Indikasi KB Suntik Depoprogestin


1. Usia reproduksi.
2. Nulipara dan telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok.
9. Tekanan Darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
bulan sabit.
10. Menggunakan obat untuk epilepsy atau obat tuberkulosis
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
13. Anemia defisiensi besi.

10 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


14. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi.

8. Kontra Indikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil.
2. Perdarahan pervoginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes Melitus disertai komplikasi.

9. Waktu dan menggunakan


1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak
hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantikan dengan kontrasepsi
suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrsepsi hormonal sebelumnya secara benar dan ibu
tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan tidak menunggu sampai haid berikutnya
datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang ingin menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera
diberikan, asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang.
Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan
pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap
saat asal ibu tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.

10. Teknik Penyuntikan


11 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)
1. Injeksi dalampada musculus gluteus maximus atau musculus gleteur deltoideus.
2. Tidak melakukan masase agar tidak mengurangi keefektifan obat.

KONSEP MANAJEMEN VARNEY


1. Pengkajian
 Biodata
a. Nama ibu / suami : untuk mengetahui identitas, mengenal/memanggil penderita agar tidak keliru
dengan penderita – penderita lain serta untuk menjaga keakraban.
b. Umur : untuk mengetahui keadaan ibu apakah termasuk primi biasa atau primi para tua,
deteksi resiko kehamilan.
c. Agama : untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya dan mengenali
hal – hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
d. Suku bangsa : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara
pendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan apakah
pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi kesehatan klien/tidak.
f. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui pola kebiasaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman
bagi kesehatannya.
i. Alasan datang : mengetahui alasan klien mengapa datang ke klinik dan mengetahui
bagaimana kondisi saat klien pertama datang.
j. Riwayat Haid : untuk mengetahui apakah haidnya berjalan normal atau tidak, dan
mengetahui keadaan alat kelamin dalam apakah normal atau tidak.
k. Riwayat kesehatan yang lalu : untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya
apakah merupakan kontraindikasi kontrasepsi suntik atau tidak.
l. Riwayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita
penyakit menular atau tidak, adakah penyakit keturunan yang dapat mempengaruhi efektifitas
kontrasepsi.
m. Riwayat pernikahan :untuk mengetahui keadaan kelamin dalam ibu dan mengetahui berapa lama
ibu menikah.

12 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


n. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :Untuk mengetahui apakah kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu berjalan normal atau adakah komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan nifas.
o. Riwayat KB : untuk mengetahui adanya keluhan selama ibu menjadi akseptor KB dan
berapa lama ibu menjadi akseptor Kb.
p. Pola kebiasaan di rumah : untuk mengetahui bagaimana kebiasaan ibu di rumah yang dapat
mempengaruhi efektifitas dari kontrasepsi.

 Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan ibu secara keseluruhan.

 Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : untuk mengetahui apakah rambut ibu tampak bersih atau kotor, ada kutu atau tidak.
b. Kepala : untuk mengetahui kebersihan, bentuk, adakah benjolan yang abnormal atau tidak.
c. Mata : untuk mengetahui apakah konjungtiva anemis, ikterus pada sclera.
d. Telinga : untuk mengetahui kebersihan atau ada pengeluaran secret dan bentuk
kesimetrisannya.
e. Mulut : untuk mengetahui apakah mukosa bibir kering dan adakah stromatitis.
f. Leher : untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
g. Perut : untuk mengetahui apakah ada pembesaran abnormal.
h. Ekstermitas : untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak (polidaktil atau sindaktil), adanya
oedema, adakah varices.
i. Integumen : untuk mengetahui kebersihan.

13 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN
SUNTIK KB

Kasus : ny. R dan tn.k datang keklinik ingin melakukan pemasangan alat kontrasepsi yaitu
Suntik KB

A. PENGKAJIAN

1. Biodata klien
Nama istri : Ny. R
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga

Nama suami : Tn. k


Umur : 30 tahun
Pekerjaan : petani

2. Alasan memilih pil sebagai kontrasepsi


Pasangan suami istri ini memilih kontrasepsi pil KB untuk menunda kelahiran
3. jangka waktu berapa lama
menggunakan suntik KB yang 3 bulan
4. jenis suntikan yang di pilih
Depo provera
5. Pengalaman penggunaan kontrasepsi
Tidak ada

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Cemas berhubungan dengan koping individu tidak efektif
 Risiko pemenuhan nutrisi berlebihan berhubungan dengan peningkatan nafsu makan

14 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


 Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berlebih berhubungan dengan
retensi Na dan air
 Risiko hipertensi berhubungan dengan retensi Na dan air oleh tubulus distal

C. RENCANA KEPERAWATAN
1.Cemas berhubungan dengan koping individu tidak efektif
tujuan: Mengurangi kecemasan
intervensi:
a. Dorong klien untuk mengekspresikan masalah dan rasa khawatir
b. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan anxietas
c. Ajarkan strategi penatalaksanaan stress

rasional:
a. Komunikasi terbuka, membantu mengembangkan hubungan saling percaya sehingga
mengurangi stress dan anxietas
b. Stressor diidentifikasi sebelum dapat diselesaikan
c. penurunan anxietas menurunkan sekresi asam klorida

2. Risiko pemenuhan nutrisi berlebihan berhubungan dengan peningkatan nafsu makan


tujuan: Mempertahankan intake nutrisi sesuai kebutuhan (tetap adekuat)
intervensi: Anjurkan klien makan sesuai porsi dan kebutuhan
Anjurkan klien untuk menggunakan pola makan sesuai dengan interval yang teratur
rasional: Membatasi diri dari intake yang berlebih
Untuk mempertahankan asupan nutrisi tetap adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
3. Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berlebih berhubungan dengan retensi Na
dan air

tujuan: Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

intervensi: Pertahankan pencatatan volume masuk dan keluar kumulatif keseimbangan cairan
Catat seri BB, bandingkan dengan pemasukan dan pengeluaran
Pertahankan distensi abdomen sehubungan dengan penurunan bising usus, perubahan konsistensi
feses, keluhan konstipasi

15 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


Awasi tanda-tanda vital

rasional:
a. Pada kebanyakan kasus, jumlah aliran harus sama atau lebih dari jumlah yang dimasukkan,
keseimbangan positif menunjukkan kebutuhan lebih lanjut
b. Seri BB adalah indikator akurat status volume cairan. Keseimbangan cairan positif dengan
peningkatan BB menunjukkan retensi cairan
c. Distensi abdomen/konstipasi dapat mempengaruhi kelanjutan cairan

4. Risiko hipertensi berhubungan dengan retensi Na dan air oleh tubulus distal
tujuan: Tanda-tanda vital dalam keadaan normal (rata-rata)
intervensi:Ukur tekanan darah, catat adanya fluktuasi
Pantau frekuensi jantung dan iramanya
Pantau suhu tubuh, berikan suhu lingkungan yang nyaman
Catat masukan dan keluaran

E. EVALUSI
1. perhatikan masalah apa yang terjadi pada pengguna pil
2. pantau sejauh mana kenyamanan penggunaan pil
3. ajarkan tata cara penggunaan pil yang baik & benar

F. HEALT EDUCATION
Catatan-catatan untuk pemakaian Pil KB
o Makanlah Pil pada waktu yang sama setiap hari (sore atau malam)
o Setiap hari dilakukan kontrol apakah Pil kemarin sudah dimakan
o Jika anda lupa, makanlah 2 Pil pada sore hari
o Jika anda lupa 2 Pil, makanlah 2 Pil hari ini dan 2 Pil lagi keesokan harinya
o Jika lupa makan 3 Pil, tunggulah selama 7 hari setelah hari makan Pil terakhir, kemudian mulailah
makan Pil KB dari bungkus yang baru. Dalam jangkan waktu 1 minggu tidak makan Pil tadi
pakailah cara kontrasepsi lain untuk melindungi diri anda dari kehamilan.
o Jika anda lupa lebih dari 3 Pil, kemungkinan kegagalan (hamil) menjadi lebih besar

16 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


o Anggaplah selalu bahwa bungkus pertama kurang aman
o Jika terdapat bercak perdarahan (spotting), makanlah 2 Pil (dosis ganda) setiap hari selama 5 hari.
Pil untuk penggandaan ini hendaknya diambil dari bungkus lain, supaya tidak mengganggu jadwal
keteraturan memakan Pil
o Jika dengan cara ini perdarahan tidak berhenti, segeralah berkonsultasi dengan petugas kesehatan.
o Withdrawal bleeding (haid), terjadi hari ketiga dan keempat setelah Pil kombinasi habis
o Jika selama memakan Pil kontrasepsi timbul keluhan seperti kejang-kejang pada tungkai bawah,
sakit kepala hebat, gangguan penglihatan (visus), atau rasa nyeri/ sakit dada, maka segeralah
konsultasi dengan petugas kesehatan

17 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat
sementara atau permanent. Kontrasepsi suntik di Indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang
popular. Jenis suntikan progestin adalah Depo medioksiprogesteron asetat (DMPA) injeksi secara
IM tiap 3 bulan sekali, mengandung 150 mg DMPA.
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “N“ P1001 Ab000 dengan Akseptor baru KB
suntik 3 bulanan, penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan
baik dalam pengkajian, pemeriksaan maupun konseling sehingga Asuhan Kebidanan yang
diberikan baik secara mandiri maupun kolaborasi bisa membawa klien pada kenyamanan dan
kepuasan klien.

4.2 Saran
1. Bagi petugas kesehatan :
 Diharapkan dalam memberikan asuhan / pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan klien.
 Diharapkan petugas mempunyai pengetahuan dan kemampuan serta ketrampilan dalam melakukan
tindakan asuhan kebidanan pada klien.
 Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya serta memberikan keterangan dan
informasi yang jelas dan tepat.
2. Bagi Keluarga :
 Keluarga diharapkan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam proses pelayanan
kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik.
 Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatan.
 Segera datang / memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika mengalami suatu kelainan atau
ketidaknyamanan.

18 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gede.2000. Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo Sarwono. 2003. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal. Yayasan Bina
Pustaka.:Jakarta.
Saifuddin Bari.A. 2001.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: YBP-SP.
Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Setiyaningrum, erna. 2016.pelayanan keluarga berencana.jakarta : Tim

19 | PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB (KELOMPOK 3)

Anda mungkin juga menyukai