Anda di halaman 1dari 16

Gangguan Sistem Gastrointestinal

A. Gangguan Esofagus

1. Akalasia
Dahulu disebut sebagai kardiopasme adalah gangguan hipomotilitas yang jarang terjadi.

Ganggunan ini ditandai oleh peristaltic korpus esophagus yang lemah dan tidak teratur atau

aperistaltik, meningkatnya tekanan esophagus bagian bawah dan kegagalan sfingter


esophagus bagian bawah untuk berelaksasi secara sempurna sewaktu menelan. Akibatnya,
makanan dan cairan tertimbun di dalan esophagus bagian bawah dan kemudian dikosongkan

secara perlahan seiring dengan meningkatnya tekanan hidrostatik. Korpus esophagus

kehilangan tonusnya dan dapat sangat melebar.


Etiologi akalasia tidak diketahui secara pasti, tetapi bukti yang ada menandakan adanya

degenerasi pada pleksus Auerbach menyebabkan hilangnya control neurologis. Sebagai

akibatnya,gelombang peristaltic primer tidak mencapai sfingter esophagus bagian bawah

untuk merangsang relaksasi. Akalasia primer idiopatik merupakan kasus akalasi yang paling
banyak dijumpai di Amerika Serikat. Akalisa sekunder dapat disebabkan oleh karsinoma

lambung yang menginvasi esophagus melalui radiasi dan toksin atau obat tertentu

Akalasia lebih sering terjadi pada orang dewasa . timbulnya secara perlahan, dan gejala

paling mencolok adalag disfagi tergadapa makanan cair dan padat, makan dapat terhenti
oleh dorongan regurgitasi. Regusgitasi pada malam hari dapat menyebabkan terjadinya

aspirasi, infeksi paru kronik atau kematian secara mendadak.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran radiogram yang khas. Nila

barium tertelan, gelombang peristaltic tampak lemah dan penumpukan barium pada

esophagus bagian distal memberikan gambaran seperti corong. Pemberian obat kolinergik
atau parasimpatomimetik dalam dosis rendah menyebabkan terjadinya kontraksi dan

pengosonngan secara nyata pada esophagus dan memastikan diagnosis ini. Pemeriksaan

motilitas esophagus mungkin bermanfaat untuk diagnosis dini akalasia. Pengkuran


rhanometrik pada pemeriksaan ini menunjukkan bahwa sfingter esophagus bagian bawah

gagal mengadakan relaksasi pada saat menelan . tekanan sfingter esophagus bagian bawah

pada saat istirahat biasanya meningkat.

Pengobatan akalasia bersifat paliatif yaitu perbaikan obstruksi esophagus bagian bawah.
Tidak terdapat cara untuk memperbaiki obstruksi esophagus bagian bawah. Tidak ada cara
untuk memperbaiki peristaltic normal korpus esophagus. Dua bentuk terapi yang efektif

menghilangkan gejala adalah dilatasi sfingter esophagus bagian bawah dan esofagomiotomi.

Dilatasi dapat dilakukan dengan memasukkan tabung berisi air raksa yang disebut dengan

bougie atau yang lebih lazim dilatasi kantung pneumatic yang diletakkan pada daearh
sfingter esophagus bagian bawah dan ditiup dengan kuat. Bila dilatasi gagal menghilangkan

gejala ini, dapat dilakukan pembedahan.

2. Spasme Esofagus Difus


Merupakan keadaan yang sering terjadi dan dicirikan dengan kontraksi esophagus yang

tidak terkoordinasi, non propulsive dan timbul bila menelan. Kelainan ini mencolok terutama

pada bagian duapertiga bawah organ, tetapu dapat menyerang seluruh esophagus. Kedua
sfingter bekerja normal. Spasme esophagus difus merupakan penyakit yang penyebabnya

tidak diketahui dan tampaknya lebih sering terjadi pada pasien berusia lanjut. Gangguan

motilitas yang sama dapat timbul akibat esofagositis refluks atau obstruksi esophagus bagian

bawah, misalnya pada karsinoma.


Spasme difusi primer biasanya terjadi pada pasien berusia 50 tahun. Spasme difusi primer

biasnya bersifat asimtomatis, tetapi pada beberapa kasus, kontaksi dapat menimbulkan

gejala. Gejala yang paling sering timbul adalah disfagi ontermiten dan odinofagi ysng

diperberat oleh menelan makanan dingin, bolus yang besr dan ketegangan saraf. Bila
terdapat nyeri dada intermitten, spasme esophagus mungkin disalahtafsirkan sebagai angina

prektoris, khususnya bila gejala tidak berkaitan dengan makan. Yang membuat keadaan ini

membingungkan adalah hilangnya rasa nyeri akibat spasme bila diberi nitrogliserin. Akibatnya

beberapa penderita spasme esophagus difus didiagnosa penyakit jantung.

3. Skleroderma

Disfungsi motorik esophagus terjadi pada lebih dari duapertiga pendrita scleroderma

sistemik progresif. Dasar kelainan pada saluran gastrointestinal adalah antrofi otot polos
bagian bawah esophagus. Diagnosis diduga dapat melalui pemeriksaan radiografi dengan

barium, tetapi baru dipastikan setelah dilakukan gambaran manometrik. Tanda khas penyakit

ini adalah adanya aperistaltik atau peristaltic yang lemah pada setengah sampai duapertiga

distal esophagus, serta kurangnya tekana sfingter esophagus bagian distal.


Inkompetensi sfingter esophagus distal sering menyebabkan terjadinya esofagositik refluks

dengan pembentukan striker pada esophagus bagian bawah. Walaupu refluks gastroefagus

dan esofagositis sering terjadi pada sklerodema , nyeri ulu hati bukanlah gejala yang sering

ditemukan. Disfagi adalah gejala yang mencolok bila esofagositis mengakibatkan


pembentukan striker.

4. Esofagositis
Peradangan mukosa esophagus dapat bersifat akut atau kronik dan dijumpai dalam
berbagai keadaan termasuk dalam gangguan motilitas yang baru dibicarakan. Suatu jenis

esofagositis yang tidak berbahaya dapat terjadi setelah menelan cairan panas. Data mengenai

kelainan ini tidak banyak ditemukan di Indonesia. Tetapi mungkin pula deteksi keberadaanya
belum dapat dilakukan dengan baik disebabkan keterbatasan pengetahuan dan fasilitas

pelayanan kesehatan masyarakat luas. Endoskopi suatu pemeriksaan yang penting untuk

mendeteksi kelainan in, masih sangat mahal untuk pelayanan kesehatan secara meluas, dan

hanya didapatkan pada rumah sakit pemerintah tipe A atau rumah sakit swasta di kota besar.

5. Esofagositik Peptic (refluks)


Yaitu inflamasi mukosa esophagus yang disebabkan oleh refluks cairan lambung atau

duodenum ke esophagus. Cairan ini mengandung asam, pepsin dan cairan empedu.

Terjadinya reflukske esophagus erat kaitannya dengan adanya hernia diafragmatika.

Meanisme terjadinya refluks itu sendiri sampai saat ini masih belum jelas. Dua faktor yang

paling penting adalah lemahnya sfingter esophagus bawah dan adnya sliding hernia
diafragmatika. Beberapa faktor yang diduga melemahkan sfingter esophagus distal adalah :

a. Hormonal, yaitu kolesitikini, esterogen, glucagon, progesterone, somastostatin dan

sekretin.
b. Obat-obatan, yaitu antikolinergik, barbiturate, “calcium channel blocker”, kafein, diazepam,

dopamine, meperidin, prostaglandin E1 dan E2 dan teofilin.

c. Diit, yaitu “carminative (papermint, “spearmint, cokla, kafein, ethanol dan lemak).

Inflamasi ini terjadi pada epitel skuamosa di esofagus distal, disebabkan oleh kontrak
berulang dan dalam waktu yang cukup lama dengan asam yang mengandung pepsin
ataupun asam empedu. Kelainan yang terjadi sangat ringansehinggga tidak menimbulkan

cacat, dapat pula berupa mukosa yang mudah berdarah meskipun hanya dengan sentuhan

ringan. Pada kelainan yang lebih berat terlihat adanya lesi eritrosit atau tukak dengan

eksudat. Lesi eritrosit dapat berupa linier ataupu oval dan bundar dikelilingi oleh epitel
skuamosa. Tepi lesi skuamosa berwarna merah terang.

Diagonosis dan klasifikasi esofagositis peptic ini masih banyak dipertentangkan. Hal ini

disebabkan karena belum adanya kesesuaian faham dalam mendeteksi adanya kelainan yang
minimal. Adanya gejala kllinik yang nyata misalnya rasa terbakar di dada, nyeri di daerah ulu
hati , rasa mual dan lain sebagainya. Pada pemeriksaan esofagoskopitidak didapatkan

kelainan yang jelas. ciri khas pada esofagositis tipe ini adalh peradangan mulai pada daerah

perbatasan esophagus gaster ke proksimal daerah esophagus. Savary 1985 (dikutip dari
Draper) mengajukan klasifikasi sebagai berikut :

a. Tingkat 1

Adanya lesi eritrosit satu atau lebih berupa bercak merah dengan atau tanpa

adanya selaput putih di bagian proksimal dari garis “z”. Bercak tersebut sangat sulit
dibedakan dengan warna mukosa yang dilapisi epitel silindris.

b. Tingkat 2

Adanya lesi eritrosit dengan selaput putih nyata. Lesi melebar tetapi tidak

mengelilingi lumen.
c. Tingkat 3

Lesi eritrosit yang mengelilingi lumen dengan tukak dan jaringan nekrotik di

telinga.

d. Tingkat 4

Satu atau lebih tukak yang dalam. Lesi ini sukar dibedakan dengan lesi ganas.
Terdapat fibrosis yang menimbulkan deformitas dan terdapat gambaran adanya

esophagus Barret.

Pengobatan untuk esofagositis refluks adalah antisida atai tanpa antagonis H2-

receptor. Tindakan pembedahan untuk menghilangkan refluks hannya dilakuakan pada

mereka degan gejala refluks yang menetap walaupun telah diberikan pengobatan yang

optimal.
6. Esofagositis Refluks Basa

Dua macam penyebab esofagositis tipe ini :

a. Terjadinya refluks dari cairan duodenum langsung ke esophagus

b. Pada keadaan dengan hipokloridia atau akhloridia


Peradangan yang terjadi pada mukosa disebabkan oleh adanya enzim Proteolitik dari

pancreas, garam empeduatau campuran dari keduanya, atau adanya asam hidroklorid yang

masuk dan kontak dengan mukosa esophagus.


Gejala klinik berupa pirosis, rasa sakit di restroternal, regurgitasi yang terasa sangat
pahit, disfagia, odinofagia dan anemia defisiensi zat besi. Kadang sampai terjadi

hernatermesis berat.

Cara diagnosis selain dengan gejala klinik diatasa, makan pemeriksaan radiologic
dengan kontras barium dapat menunjukkan kelainan pada keadan pasca operasi. Lesi di

mukosa esophagus dapat dilihat dengan pemeriksaan endoskopi. Kelainan yang terlihat

berupa mukosa hiperemis, rapuh, erosive , eksudat dan pada kasus yang berat terdapat

striktur dan stenosis. Lesi eritrosit yang terjadi dapat tunggal atau multiple dan selalu malai
pada garis “z” atau tempat anastomosis. Pada pemeriksaan histologist mukosa daerah ini

ternyata dilapisi epitel slindris.

7. Esfagositis Barret
Ditandai dengan adanya lapisan epitel silindris pada esophagus beberapa

sentimeter proksimal dari garis “z”. pada pemeriksaan endoskopi tampak pada daerah

tersebut berwarna merah orange, berlaian dengan warna mukosa esophagus yang berwarna

merah muda dan menyerupai mukosa gaster yang menjorok ke esophagus mulai dari garis

“z” sampai beberapa sentimeter ke proksimal. Esofagositsi barret merupakan keadaan


premaligna. Jadi deteksi akan adnya kelaianan ini penting kekali. Biopsy pada daerah in

sangat dianjurkan. Bila didapatkan gambaran metaplasi, endoskopi serial yang dilakukan

periodic perlu dipertimbangkan.


8. Esofagositis Kandida (moniliasis)

Adalah jenis esofagositis infeksi yang paling serius ditemukan dibandingkan dengan jenis

yang lain. Tiga dasar mekanisme yang menjadi penyebab terjadinya keadaan ini adalah :

a. Gangguan system kekebalan.


b. Gangguan motilitas esophagus.
c. Gangguan metabolism hidrat araang terutama oada proses menua.

Faktor predisposisi yang klasik adalah diabetes mellitus, kegananasan, penyakit

degenerative yang kronik, pengobatan jangka panjang dengan kortikosteroid atau antibiotic

atau keduanya. Keadaaan ini sering kali terjadi spontan tanpa faktor predisposisi, pada orang-
oran usia lanjut. Gejala klinik yang sering adalah disfagia, odinofagia. Pada bebrapa penderita

mengeluh dapat merasakan jalannya makanan yang ditelan dari kerongkongan ke lambung.

Adapula yang diserti nyeri retrosternal yang menyebar sampai ke daerah scapula atau terasa
disepanjang vertebra toracalis sinistra. Bila keadaan ini berlangsung cukup lama dan tidak
segera diatasi, dapat menyebabkan atau memperberat malnutrisi yang sudah ada. Diagnosis

dapat ditegakkan dengan pemeriksaan esofagografi yang menunjukkan berkurangnya

peristaltic esophagus atau adanya spasme. Pada stadium awal tampak mukosa yang irregular
dan granuler. Pada keadaan lebih berat mukosa menjadiedema dan tampak beberapa tukakk.

Bila infestasi jamur masuk ke lapisan submukosa maka edema akan bertambah parah, tukak

yan kecil makin besar dan banyak sampai terlihat gembaran divertikel.

9. Esofagitis Herpes

Disebabkan oleh infeksi virus herpes zoster atau herpes simpleks. Keadaan ni sering

terjadi pada penderita kronk dengan daya tahan yang menurun. Misalnya oada penderita

yang lama di rawat di rumah sakit, pengobatan dengan imunosupresor, penderita penyakit
stadium terminal. Diagnosis lebih banyak diegaakkan pada pos mortem. Pada orang singkat

periode sakitnya sangat singkat dan segera sembuh dengan pengobatan. Gejala klinik berupa

disfagia, odinofagia dan rasa sakit retrosternal yang tidak membaik setelah pengobatan

dengan nystatin atau antifungal yang lain. Pada pemeriksaan klikin didapatkan lesi herpes

simpleks atau herpes zoster di mukosa mulut atau kulit. Endoskopi adalah alat yang paling
akurat untuk diagnosis. Lesi yang didapatkan bisa segmental fokal atau difus. Lesi awal yang

klasik berupa papula atau vesikel atau tukak yang kecil kurang dari 5 mm dengan mukosa

sekitarnya hiperemis. Dasar tukak berisiseksudat yang berwarna putih kekuningan. Bila yukak
melebar akan bergabung dengan tukak didekatnya membentuk tukak baru yang besar.

Pemeriksaan radiologic menunjukkan adanya kelainan yang tidak spesifik. Pengobatan

suportif yaitu dengan memberikan makanan lunak atau cair, anestsesi local silokain cair atau

kombinasi anastasida dengan anastesi dan analgetika bila diperlukan. Gejala klinik akan
berkurang dan lesi akan sembuh dalam tujuh sampai 21 har, biasanya kurang dari empat

belas hari.

10. Esofagositis Korosif

Terjadi karena masuknya zat kimia yang korosif terhadap esophagus. Hal ini biasanya
terjadi karena kecelakaan atau dalam usaha bunuh diri. Kerusakan yang terjadi dapat fatal,

dapat pula merupakan kerusakan yang walaupun tidak fatal tetapi berkelanjutan dengan

kelainan yang tidak dapat diperbaiki dengan sempurna sehingga terjadi keluhan sakit dan
kesulitan pencernaan yang menahun. Mengenaui pathogenesis dan penanganan dini masih
menjadi perdebatan diantara para ahli. Lokasi dan perluasan dari luka akibat bahan korosif

tergangtung dari wujud bahan korosif tersebut. bahan alkali seperti detergent dan juga NaOH

murni akan melarutkan jaringan membuat nekrosis yang cair dan akan menyebar cepat
mencapai lapisan-lapisan di bawahnya. Sedagkan bahan korosif yang bersifat asam akan

menimbulkan nekrosis yang memadat sehingga perluasan luka dapat dibatasi dan tidak

terjadi perforasi. Bahan korosif alkali akan merusak esophagus daripada lambung. Sedangkan

bahan korosif asam sebaiknya, akan merusak lambung daripada esophagus


Penderita dengan riwayat menelan bahan korosif harus diawasi dengan ketat dalam

pemeriksaan. Harus diusahakan segera mengetahui sifat bahan korosif yang ditelannya.

Pemeriksaan esofagogram dengan mempergunakan kontras yang larut dalam air dapat

dipakai untuk mengetahui porforasi atau mediasnitis dan kelainan yang terjadi.

11. Esofagositis karena Pil atau Obat

Disebabkan oleh pil atau kapsul yang ditelan oleh sesuatu sebab yang tertahan di

esophagus dan menyebabkan timbulnya iritasi dan inflamasi. Tertahannya pil atau kapsul

tersebyt disebabkan oleh penyempitan lumen esophagus oleh desakan organ diluar
esophagus, adanya genagguan motilitas dari esophagus, obstruksi oleh karena peradangan,

tumor atau akalaksia. Tanpa adanya faktor tersebut menelan pil dalam posisi tidur dapat

menyebabkan hal ini. Beberapa obat yang dikatakan dapat menyebabkan esofagositis ini
adalah tetrasiklin, klindamisin,deoksistetrasiklin, quinidineglukonat, emepronium bromide,

sulfas ferosus, asam askorbat dan KCL.


12. Esofagositis Radiasi

Ialah peradangan ada mukosa esophagus akibat pengobatan dengan radiasi didaerah

toraks yaitu oada pengobatan kanker di mediastinum, tumor paru kadang pada metastasis

tumor payudara di paru. Dosis penyinaran yang dapat menyebabkan esofagositis adalah 2500
sampai dengan 6000 rad. Gejala yang ada berupa disfagia, odinofagia dan nyeri dada.

Kelaianan yang terjadi berupa mukosa yang sembab, hiperemis dan sangat rapuh disertai

dengan gangguan motilitas esophagus.pada pemeriksaan ini radiologic tak dapat mendeteksi
kelainan yang terjadi. Tapi setelah pengobatan 3-18 bulan, akan terjadi striktur dimana
esophagus akan melengkungpada tempat striktur terjadi. Kelainan yang dapat dilihat

dengan emeriksaan endoskopi bervariasi tergantung lama dan dosis penyinaran juga jenis

penyakit dan komplikais yang menyertainya. Sering didapatkan adanya jamur kandida. Pada
keadaan akut pengobatan dilakuakn dgan memodifikasi dosis penyinaran, diit cair dan

pemberian analgesic dan anestetik local sebelum tidur atau sebelum makan. Striktur yang

terjadi diatasi dengan dilatasi per oral.

1. Gangguan Lambung dan Duodenum


Sakit maag adalah nama akrab dari salah satu gangguan pada sistem pencernaan. Dalam dunia

kesehatan, istilah yang dipakai adalah ulkus peptikum (tukak peptik), yang bisa menyerang lambung

maupun duodenum. Lambung dan duodenum adalah bagian dari organ pencernaan. Sistem pencernaan

terdiri dari bermacam-macam organ, yang dimulai dari mulut hingga anus. Lambung dan duodenum ini
adalah tempat mencerna makanan tahap kedua setelah makanan dicerna di mulut kita. Gangguan or

radang pada lambung dan duodenum ini juga disebut sebagai gastritis dari duodenitist. Terjadinya

gangguan pada lambung/duodenum. Makanan yang masuk ke lambung akan dicerna secara kimiawi

dengan bantuan enzim pepsin dan renin serta asam lambung (HCl). Pada orang sehat, terdapat suatu

keseimbangan antara enzim dan asam lambung dengan daya tahan mukosa lambung (lapisan lendir pada
lambung). Artinya keberadaan enzim dan asam lambung tidak menimbulkan gangguan pada lapisan

mukosa lambung. Mereka hidup bertetangga dengan baik, sehingga suasana damai tercipta dalam

rongga lambung. Bila terjadi gangguan keseimbangan, maka akan terjadi kerusakan pada mukosa yang
menimbulkan rasa sakit (nyeri). Bila gangguan ini terjadi terus menerus, maka terjadi luka pada lapisan

mukosa lambung. Rasa nyeri ini disebabkan oleh rangsangan asam lambung terhadap lapisan mukosa

lambung, sehingga ujung-ujung syaraf yang ada padanya lebih peka terhadap rasa nyeri. Rasa nyeri ini

biasanya dirasakan di daerah ulu hati dan terasa jelas sehingga bisa ditunjukkan dengan pasti lokasinya.
Kadang-kadang nyeri ini dirasakan di dinding dada depan atau bisa juga di punggung.
Selain nyeri, rangsangan asam lambung tadi juga mengakibatkan munculnya rasa mual. Nyeri ini

akan terasa saat lambung kosong dan hilang setelah diisi makanan. Gejala khas pada gangguan di

duodenum adalah nyeri pada malam hari. Tidak semua penderita sakit maag merasakan adanya keluhan

seperti tersebut di atas. Ada juga yang tanpa gejala, tapi tiba-tiba terjadi muntah darah atau buang air
besar dengan darah yang menghitam.

1. Gangguan Usus Halus

Salah satu penyakit yang dapat terjadi di usus halus adalah kanker usus atau disebut juga limfoma.
Limfoma, kanker yang tumbuh pada bagian tengah usus halus ( jejunum) atau bagian bawah usus halus
(ileum). Limfoma bisa menyebabkan bagian usus menjadi kaku dan memanjang.Namun kanker ini lebih

sering ditemukan pada penderita penyakit seliak.Gejala yang terjadi pada penderita limfoma adalah Sakit

atau kram di tengah perut, terdapat sebuah benjolan di perut ,Darah pada tinja ,Anemia serta demam.
Cara pengobatan penyakit ini masih sama seperti kanker lainnya yaitu dengan kemoterapi. Selain limfoma

penyakit pada usus halus juga disebut tumor karsinoid.Tumor karsinoid biasanya berasal dari sel-sel

pembentuk hormon yang melapisi usus halus (sel-sel enteroendokrin) atau sel-sel lainnya pada saluran

pencernaan, sebagian besar penderita memiliki gejala yang menyerupai kanker usus, terutama nyeri perut
dan perubahan dalam kebiasaan buang air besar sebagai akibat dari adanya penyumbatan. Usus halus,

terutama ileum, adalah bagian yang paling sering terkena tumor karsinoid. Tumor bisa menyebabkan

penyumbatan dan perdarahan ke dalam usus, yang bisa menimbulkan gejala berupa darah dalam tinja,

nyeri kram perut, perut menggelembung dan muntah. Tumor karsinoid bisa mengeluarkan hormon yang
menyebabkan diare dan kemerahan di kulit.

1. Gangguan Usus Besar

Kolon adalah bagian dari usus besar antara sekum dan rektum, itu menyuling air dan garam dari

makanan sebelum mereka dikeluarkan dari tubuh. Usus bukanlah pemain utama dalam proses

pencernaan tetapi memiliki kepentingan sendiri.


Usus besar tidak mengambil air, kalium dan beberapa vitamin larut lemak dari makanan tidak tepat.

Kolon ini terdiri dari empat bagian: sigmoid, kolon desenden, kolon transversus, kolon asenden.

Jenis Gangguan usus


Menjalani pemeriksaan usus besar adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa tubuh sedang atau

tidak menderita gangguan usus. Gangguan yang terkait dengan usus besar dapat menyebabkan

perdarahan di anus, yang mungkin atau mungkin tidak disertai dengan sakit perut parah. Sebelumnya

tidak banyak orang tahu tentang usus besar dan peran yang dimainkannya. Namun, saat ini, ketika
berbagai komplikasi usus telah muncul, semakin banyak orang ingin tahu tentang mereka. Disebutkan di

bawah ini adalah daftar komplikasi usus yang umum pada pria dan wanita.

 Fisura Anal

Fisura adalah sobek mengerikan di anus. Ketika mukosa dubur terentang melampaui batas, itu
mengarah ke fisura anus.

 Wasir

Wasir adalah kumpulan pembuluh darah membengkak di daerah rektum atau anus, kondisi bisa
memburuk dan menyebabkan perdarahan dan gatal-gatal.
 Diverticulitis

Dalam kondisi ini kantong yang terbentuk di dinding usus besar dan kantong ini dapat memerah dan

juga dapat berdarah. Divertikulitis juga menyebabkan sakit perut parah.


 Penyakit Usus

Penyakit usus juga dapat menyebabkan berbagai gangguan. Penyakit usus seperti penyakit Crohn

dan kolitis ulserativa juga dapat mempengaruhi usus besar dengan cara yang parah.

 Intususepsi
Ini adalah salah satu komplikasi usus yang paling mengerikan. Dalam intususepsi usus kecil runtuh ke

dalam usus bagian atas.

Pertumbuhan abnormal dari organ. Pertumbuhan abnormal dekat atau di atas usus besar dapat non-

kanker, prakanker atau kanker. Prakanker berarti organ dalam tahap berkembang dan dapat menyebabkan
kanker usus besar. Contoh dari pertumbuhan abnormal adalah polip. Ini bisa menjadi seukuran bola golf

atau bahkan lebih besar. Polip yang ditemukan pada lapisan usus besar atau rektum.

Tanda-Tanda Gangguan Usus

Gejala seperti sering tidak mungkin sehingga diabaikan. Jika tidak diobati pada waktunya mereka

dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa. Kanker usus besar adalah bentuk yang paling sering
dari kanker terdeteksi di Amerika Serikat. Kanker biasanya dimulai dari usus bagian atas memakan waktu

sekitar dua dekade untuk berkembang, sehingga mustahil untuk mendeteksi pada tahap awal. Gangguan

dengan usus besar pada pria, wanita dan remaja yang umum hari ini. Orang tidak pernah berpikir bahwa
usus mereka bisa memberi mereka bahaya kesehatan seperti sampai mulai memberikan gangguan.

Pengobatan usus disebut pembersihan usus tetapi di masa sekarang ini juga dikenal sebagai hidroterapi

kolon dan irigasi kolon. Beberapa gejala usus sering terjadi pada wanita dan laki-laki diberikan di bawah

ini :
 Banyak menderita sakit perut, gangguan pencernaan, mual dan muntah.

 Kebiasaan buang air besar tidak teratur seperti sembelit dan diare yang dapat menyebabkan

sakit parah.

 Menderita perut kembung akibat penyakit Crohn yang menyebabkan kesulitan dalam
pencernaan berbagai bahan makanan.

 Warna tinja bisa merah karena pendarahan dalam usus.

 Penurunan berat badan yang tidak teratur juga merupakan gejala umum dari gangguan usus.
 Gejala yang umum dari intususepsi adalah mual, muntah dan nyeri perut yang parah. Karena
kemajuan kondisi korban menderita darah dan lendir muncul dalam tinja dan perdarahan dubur.

Suatu bisa diraba (dapat disentuh atau dirasakan) tumor juga dapat merupakan gejala dari

intususepsi.
Diet untuk Komplikasii Usus

Makan makanan yang tepat barang dapat membuktikan bermanfaat untuk usus bergangguan.

Berikut adalah melihat diet sehat untuk komplikasi usus :

 Meningkatkan kuantitas serat dalam menu harian Anda. Amerika rata-rata mendapat sekitar 11
gram per hari, tetapi ahli gizi merekomendasikan 35 gram. Peningkatan serat membantu dalam

gerakan halus usus dan mencegah sembelit.

 Produk biji-bijian, sayuran segar dan buah-buahan memiliki kandungan tinggi serat. Suplemen

serat juga dapat diambil dengan air.


 Mintalah banyak air dan jus buah untuk memastikan bahwa usus halus. Minimalkan asupan

alkohol dan minuman soda. Hindari makanan berlemak tinggi dan kafein.

 Berolahraga secara teratur untuk mencegah sembelit dan komplikasi perut lainnya.

 Obat pencahar harus ketat, pencahar mengganggu kelancaran fungsi usus besar.

 Orang-orang disarankan untuk secara teratur memeriksa gangguan usus besar, setelah mereka
berusia 50 tahun. Mendiagnosis komplikasi usus besar pada tahap awal akan membantu Anda

menjalani hidup yang panjang dan sehat.

5. Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas


A. Gangguan Hati

Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah hepatitis atau penyakit

kuning. Dikatakan penyakit kuning karena tubuh penderita menjadi kekuningan, disebabkan zat warna

empedu beredar ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular
melalui makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah. Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel
hati. Penyebab penyakit hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah

cukup banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT. Beberapa jenis hepatitis

yang saat ini harus diwaspadai adalah :

1. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA).


2. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB).

3. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC).

Penyakit-penyakit hati yang sering terjadi sebagai berikut :

1. Batu empedu, yang mungkin dapat menyumbat saluran empedu.


2. Hemochromatosis, suatu kondisi yang menyebabkan tubuh menyerap dan menyimpan terlalu banyak

besi.

3. Penumpukan dari besi menyebabkan kerusakan hati dan organ-organ lainnya.

4. Hepatitis, suatu peradangan dan infeksi dari hati disebabkan oleh salah satu dari beberapa virus-
virus.

5. Penyakit cystic dari hati, yang menyebabkan luka-luka dan massa-massa yang terisi cairan di hati.

6. Porphyria, suatu kondisi yang menyebabkan kesalahan fungsi dalam bagaimana tubuh menggunakan

porphyrins. Porphyrins adalah sangat penting pada pembuatan haemoglobin didalam sel darah
merah, untuk mengangkut oksigen keseluruh tubuh.

7. Primary sclerosing cholangitis, suatu kondisi yang menyebabkan saluran empedu dari hati

menyempit karena peradangan dan luka goresan.

8. Sarcoidosis, suatu penyakit yang menyebabkan suatu perluasan dari luka-luka di hati dan organ-

organ lainnya dari tubuh.


9. Sirosis, suatu kondisi serius yang menyebabkan jaringan dan sel-sel hati diganti oleh jaringan parut.

10. Type I glycogen storage disease, yang menyebabkan persoalan pada pengontrolan gula darah ketika

sesorang sedang puasa.


11. Penyakit hati yang berhubungan dengan alkohol.

12. Hepatitis alkoholik.

13. Penyakit fatty liver yang menyebabkan pembesaran hati.

14. Sirosis alkoholik.


Cara mengatasi kelainan-kelainan pada hati diantaranya adalah dengan :

 Pemberian vaksinasi.

 Makan makanan yang sehat.

 Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang.


 Berolahraga dengan teratur.

 Sterilisasi penggunaan jarum suntik.

 Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan).


B. Gangguan Kandung Empedu
Batu empedu adalah batuan kecil yang berasal dari kolesterol, dan terbentuk di saluran empedu

manusia. Pada hampir sebagian besar kasus, batu empedu ini tidak akan menimbulkan gejala

apapun. Namun, terkadang batu ini akan menyumbat bagian ujung empedu sehingga akan memicu
rasa sakit mendadak yang cukup hebat. Nyeri ini disebut dengan nyeri kolik, dan dapat bertahan

selama hitungan jam.

Ukuran batu empedu bermacam-macam. Ada yang sekecil butiran pasir dan ada yang sebesar

bola pingpong. Jumlah batu yang terbentuk dalam kantong empedu juga bervariasi, misalnya ada
orang yang hanya memiliki satu buah batu dan ada yang lebih banyak.

 Penyebab Terbentuknya Batu Empedu


Batu empedu diduga terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam cairan

empedu. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah kolesterol dan senyawa
kimia dalam cairan tersebut. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda

terkena batu empedu :

1. Faktor usia. Risiko penyakit batu ginjal akan bertambah seiring usia. Penyakit ini umumnya
dialami orang yang berusia di atas 40 tahun.

2. Jenis kelamin. Risiko wanita untuk terkena penyakit batu empedu lebih tinggi dibandingkan pria.
3. Dampak melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan memiliki risiko lebih tinggi. Penyebabnya
mungkin karena meningkatnya kadar kolesterol akibat perubahan hormon estrogen selama

masa kehamilan.
4. Pengaruh berat badan. Risiko Anda akan meningkat jika mengalami kelebihan berat
badan, obesitas, hingga penurunan berat badan drastis.
 Langkah Pengobatan Untuk Mengatasi Batu Empedu
Keberadaan batu empedu seringkali tidak akan menimbulkan gejala, sehingga tidak

memerlukan penanganan secara khusus. Tetapi jika menyebabkan gejala yang mengganggu atau jika

terjadi komplikasi, penyakit ini harus ditangani.


Batu empedu bisa ditangani dengan obat-obatan hingga operasi pengangkatan kantong

empedu. Walau fungsi organ ini penting, tubuh kita tetap bisa bertahan tanpa memilikinya. Tanpa

kantong empedu, hati akan tetap mengeluarkan cairan empedu yang membantu dalam pencernaan
lemak.
Jenis operasi yang umum direkomendasikan adalah operasi ‘lubang kunci’ atau istilah medisnya

kolesistektomi laparoskopik. Jenis operasi ini dianjurkan karena metodenya yang sederhana dengan

tingkat risiko komplikasi yang rendah.


 Komplikasi Akibat Batu Empedu
Walau sangat jarang terjadi, batu empedu dapat menyebabkan komplikasi pada tubuh. Salah

satunya adalah inflamasi kantong empedu (kolelitiasis) dengan gejala berupa:

1. Rasa sakit perut yang terus menerus.


2. Demam tinggi.

3. Sakit kuning.

4. Denyut jantung berdetak cepat.

Pankreatitis akut juga merupakan salah satu risiko yang berbahaya jika batu empedu masuk dan
menghambat saluran pankreas. Peradangan pankreas ini akan menyebabkan sakit perut yang akan

terus bertambah parah.

C. Gangguan Pankreas

Pankreas adalah organ berbentuk tabung yang terletak di bagian belakang perut. Ini adalah

organ penting dalam tubuh kita karena membantu dalam melepaskan cairan dan enzim tertentu
yang membantu dalam pencernaan makanan.

Cairan pankreas membantu dalam penyerapan nutrisi penting dalam tubuh. Hormon insulin juga

diproduksi oleh Islet Langerhans pankreas. Ini membantu dalam metabolisme karbohidrat. Ada
beberapa gangguan yang berhubungan dengan pankreas, yaitu :

 Pankreatitis akut.

 Pankreatitis kronis.

 Diabetes Mellitus atau Diabetes Tipe 2.


 kanker pankreas.
Penyebab Masalah Pankreas
Masalah pankreas disebabkan sebagian besar karena peradangan atau pembesaran pankreas.

Penyebab lain dari gangguan ini termasuk terlalu sering menggunakan alkohol dan obat-obatan,

merokok, batu empedu, dan luka pada pankreas. Demikian pula, usia, keturunan, jenis kelamin, dan
obesitas merupakan faktor risiko kanker pankreas. Mari sekarang kita lihat pada tanda-tanda dan

gejala masalah yang berhubungan dengan pankreas.

Gejala
Sebagaimana disebutkan di atas, sakit perut parah adalah gejala yang paling signifikan dari
masalah yang berkaitan dengan pankreas. Berikut adalah informasi rinci tentang tanda-tanda

gangguan pankreas.

Pankreatitis : Ini adalah peradangan pada pankreas yang disebabkan oleh enzim aktif dalam
pankreas. Enzim cenderung merusak jaringan yang sama yang memproduksi mereka yang mengarah

ke pankreatitis. Pankreatitis adalah dua jenis, akut serta pankreatitis kronis. Pada pankreatitis akut,

ada peradangan mendadak pada pankreas yang mengakibatkan rasa sakit, sedangkan, dalam kasus

pankreatitis kronis, peradangan berulang diamati.


Pankreatitis Gejala Akut
1. Nyeri di perut bagian atas.

2. Peningkatan denyut jantung (denyut nadi cepat).

3. Muntah.
4. Dehidrasi.

5. Kulitnya yang pucat.

6. Demam dan berkeringat.

7. Penyakit.

8. Kegelisahan.
9. Lembut perut.

10. Pembengkakan di perut


Gejala Pankreatitis Kronis
1. Nyeri sering dan berulang di perut.

2. Kehilangan berat badan.

3. Lemak, zat berminyak pada tinja.

4. Diare.
5. Mual.
6. Malabsorpsi.

Diabetes Mellitus : penyakit ini disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari pankreas.

Diabetes mellitus juga dapat terjadi jika insulin yang dihasilkan dalam tubuh tidak digunakan.

Gejala 1
1. Sering buang air kecil.

2. Haus kelebihan.

3. Kelelahan.
4. Kecapekan.
Kanker pankreas : ini adalah gangguan yang paling parah yang berkaitan dengan pankreas. Hal

terburuk tentang hal itu adalah bahwa gejala tidak terlihat sampai kanker mencapai stadium lanjut.

Pada saat gejala yang diamati, sel-sel kanker menyebar di organ tetangga juga. Kanker pankreas
diamati pada orang tua. Ini adalah salah satu penyebab utama kematian akibat kanker.

Gejala 2
1. Nyeri perut.

2. Kehilangan nafsu makan.


3. Penyakit kuning (menguning mata dan kulit).

4. Masalah pencernaan.

5. Kehilangan berat badan.

6. Demam berulang.
7. Urin berwarna gelap.

8. Nyeri punggung.

9. Kelemahan.

Anda mungkin juga menyukai