yang telah beliau tulis. Oleh karenanya, pada bab ini, penulis
125
1. Unsur Epistemologis
a. Dari Nalar al-Ghaza>li>
Dalam kultur intelektual pesantren Imam al-
2
Amin Syakur, Intelektualisme tasawuf: studi intelektual tasawuf al-
Ghazali (Semarang: Pustaka Pelajar, 2002), 32.
126
diamati kitab al-Munqidh Min al-D}ala>l adalah kitab yang
3
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, al-Munqid min al-
Addhalal (Mesir: Daru al-Kutub al-Haditsah, tnt), 170
4
Ibid
127
Dalam hal ini pesantren menyadari betul bahwa
128
dalam dunia tasawuf, bahkan mayoritas masyarakat
5
Hasyim Asy’ri, Risalah ahlu al-Sunnah wa al-Wajama’ah (Jombang:
Maktabah al-Turats al-Islami,tth), 9-10.
6
Wawancara dengan Kiai Thaifur Jumat 29 Juli 2016, jam 15.00 WIB.
129
yang cendrung serba formalistik, eskterm dan tidak
lain-lain.8
Secara historis, kecenderungan tasawuf
7
Muhammad Thalhah Hasab, ahlussunnah wal- jama’ah dalam
perepektif dan tradisi UN (Jakarta: Lantabora Pree, 2005), 22-23.
8
Ibid
130
genealogi intektual. Wali songo yang dipandang sukses
9
Alwi Shihb,Akar Tasawuf Di Indonisia: Antara Tasawuf Sunni dan Falsaf
(Jakarta:Pustaka Iman, 2009), 43-44.
10
Ibid
131
yang menggabungkan dimensi tasawuf dengan sha>ri’at
Madura.11
Di antara kiai pesantren yang mengulas tentang
11
Ibid
132
salah satu dari alumni yang pernah mengaji secara
Mekah.12
Oleh karenanya, persinggungan kiai Thaifur dengan
12
Kiai Thaifur, Manaru al-Wafa
133
Abdul Hari13, bahkan tahun kemarin kitab Sullamu al-
13
Observasi dan wawancara dengan salah satu alumni PP Assadad 27
juli 2016, jam 09.30 WIB.
14
Wawancara dengan ust Syafa’at, salah satu santri senior kiai Thaifur di
pondok pesantren Assdad Ambunten Kamis 28 Juli 2016, jam 15.00 Wib.
134
POTRET GENEALOGI INTELEKTUAL GHAZALIYIN KIAI TAHIFUR ALI
Tokoh-Tokoh Sunni
Pesantren di Mekkah al- Kiai Pesantren di
Mukarramah, Shaikh Sumenep yaitu kiai
Isma’il Usman Zain, Ahmad Zaini
Sayyid Muhmmad Bin Alwi
Miftahul Arifin dan
al-Maliki, Shakh
Muahammad Ysin Bin Isa
Kiai Ali Hisyam
Genealogi
al-Fadaniy dan Shakh
intelektual
Abdullah al-Dardum ,
Shakh Sa’duddin al-Murad Kiai Thaifur
dan sebagainya. Ali Wafa Bin
Muharrar Kiai di Pesantren di
Kiai Pesantren di Madura Bangkalan yaitu
Kediri-Jawa yaitu kiai kiai As’ad bin
Jamaluddin Fadhil Ahmad Dahlan
Lahirlah konstruksi
pemikiran Tasawuf Sunni
Ghazaliyin secara Khusus
dapat dilihat dalam
karyanya Sullamu al-
Qa>s}idi>n ila Ihya’ Ulum
al-Di>n
135
b. Nalar Irfani: dari Dhahir ke Bathin
Dengan masuknya kiai Thaifur dalam dunia tasawuf,
15
‘A>bid al-Ja>biri, Bunyah al-‘Aql al-‘Ara>bi> (Beirut: Marka>z
Dira>sa>t al-Wih}dah al-‘Arabiah, Cet. I, tth). 32-33.
136
berarti ilmu atau mengetahui, sekaligus merip dengan arti
gnosis.
Sementara itu dalam konteks model epistemologi,
spikulatif).
Denagan pengertian seperti ini, maka menurut al-
Islam dan nilai-nilai dari luar, yakni dari Persia dan Yunani.
16
Ibid
137
atau teladan langsung dari nabi Muhammad Saw. Melalui
lain.
Secara aplikatif, epistimologi irfani atau gnosis
dan kelebihanya.
Pengenalan pada prinsip kediriaan akan menuntun
138
bahwa dunia bukanlah sebagai sumber inti dari
139
menegasikan sisi batin. Karenanya, cara pandangan yang
dan lain-lain.21
sumber kenabian.
21
Abu> H}a>mid al-Gha>za>li>, Ih}ya>’ ‘Ulum al-Di>n (Beirut: Da>r
al-Kutub al-‘Ilmiah, 2010), 329: I. dan Ah}mad Mah}mu>d S}ubh}i>, Al-
Tas}awwuf I>ja>biyya>tuhu> wa Salbiyya>tuhu> (Kairo: Da>r al-Ma’a>rif,
tth), 27-32.
140
Kedua, praktik khumul (menyembunyikan diri).
adalah
البتعاد عسسن الضأسسواء وعسسن أسسسباب الشسسهرة و أن
يكون الناسان مجهول لذى ألخأريسسن ليعرفسسه أكسسثر
22
.الناس
Artinya: Menjauh dari ragam pandangan dan beberapa
sebab yang menjadikan terkenal. Yakni, seseorang
yang tidak kenal berbuat baik dan tidak diketahui
banyak orang.
22
Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buti, al-Hikam al-'Athaiyyah: Sharah
wa Tahlil (Bairut: Dar al-Fikir al-Mu'ashir, 2003), 156-158.
141
aktifitas keseharian menjadi yang terbaik menuju nilai-nilai
23
Ibnu 'Athaillah al-Sakandari, al-Hikam ()
142
dengannya dalam kontek moralitas yang rusak dan lupa
pamrih.
Dengan begitu, maka khumul setidaknya
24
Abdul wahhab al-Sya'rani, Tanbih al-Mughtarrin
143
ketika Kiai Thaifur berkelana dalam rangka belajar di
komitmen pengamalannya.
Melalui pola ini, Kiai Thaifur untuk senantiasa
144
mengajar begitu juga dialami kiai-kiai pesantren lainnya
145
ي لععل ل م
.م ما لل ه لل م
ه ل م فلت ل ل
ح الل م ما ع لل ل ل م ل
ل بل ل ن عل ل
م ع
25
ل
Artinya: Barang siapa yang mengamalkan ilmu yang telah
diketahui, maka niscaya Allah Swt. membukakan
ilmu yang tidak diketahui.
25
Abu Na'im Ahmad bin Abdillah al-Ashfahaniy, Hilyah al-Auliya' wa
thabaqah al-Ashfya' (Bairut: Daru al-Kutub al-Ilmiyah, 1988), VI: 163.
146
jawab sebagi hamba (ubudiyah), sekaligus tanggung jawab
147
Untuk memperkuat pandangannya dalam mengulas
dan lain-lain.
Landasan pokok ini sekaligus menggambarkan posisi
148
al-Qur’an, bukan penuh dari pengaruh luar Islam
149
Kiai Thaifur menguti perkataan Nabi yang artinya sebagai
berikut:
فرل لقا ل حدث لنا أ لبو ع مبيدة ل ب ل
ن ع لببسساد د ب بع م شلها م حد بث للنا ل ل:ل س ل ن ألبي ال ب لع ل ع م ل ب ل م
ن الث بسسوعرل ي
ِّ،ي فليا لسسس عن م ِّ ع لسس ع،يش ي قلر ل رو ال ع م د م
ن عل ع خأال لد م ب ع محد بث للنا ل ل:ل لقا ل
َ أ لت لسسى:ل ِّ قلسسا ل،يعد ل ي سسسا ل سسسععدد ال ب ن ل ل ب عسس ل سه ع لن ل ِّ ع ل ع،م
حازل د ن ألبي ل
عل ل
ع
ل اللسهلب سسو ل ي ل ا لر م:ل قسا ل ِّ فل ل،ل
جس ل م لر م ب
سل ل ل
ه ع للي عهل ول ل صلىَ الل م ب ي ل الن بب ل ب
ل ل ل
ُس؟ حب بلنسسي البنسسا م ه ولأ ل حب بلني الل ب م هأ ل مل عت م م ذا ألناا ع ل ل ل إل ل
م د د مل بلني ع لللىَ ع ل ل
اعزهلسسد ع فلسسي السسد ينا عليا:م سل ب ل ه ع لل لي عهل ول ل صبلىَ الل م ل الل بهل ل سو م ل لر م قا ل فل ل
ل
حب ي ل ك الل ب م حب ب ل
26
.سك البنا م س يم ل دي البنا ل ما لفي أي ع ل ِّ لواعزهلد ع لفي ل،ه يم ل
26
Ibnu Majah, Sunan Ibnu majah (Mesir: Daru ihya al-Kutub al-Arabiyah,
tth). II: 1373.
150
dengan apa yang tersirat dari kata “ummah” meskipun
ma’rifat Allah.
151
mengamalkannya, maka berarti posisi orang berilmu
27
Ahmad bin Husin bin ali bin Musa al-Khurasani, Syu'batu al-Iman
(Riyadh: Maktabah al-Rusyd li al-Annasyr wa al-Tuzi', 2003), II: 470
152
orang yang memandikan, dibolak-balik menurut
kehendaknya.28
pemikiran Islam.
28
Wawancara penulis dengan kiai Thaifur di pondok pesantren Assadad kamis 28 juli 2016
jam, 15.00.
153
Thaifur tidak bisa dipastikan. Artinya ada faktor sosiologis
154
Karena itu, menguatnya ideology Ahl al-Sunnah Wa
kepengarangnya (al-muallif).
155
dengan apa yang berkembang dalam nalar kritis modern
sampai pengarangnya.
156
dikaitkan dengan ijazah kitab kuning berarti orang yang di-
بسققم ال ق الرحققن الرحيققم .المحققد ل ق الققذي منِققح أهققل العلققم رفعققة وقققدرا .وأعظققم لققم ف ق
الخآققرة مثوبققة وأج قرا .وجعلهققم زينِققة أهققل الكققون ف ق اليققاَة الققدنياَ وف ق الخآققرى .والصققلة
والسلم على سيدناَ ممحد خآي العباَد .وعلى آله وصحبه وتاَبعيهم إل يوم العاَد أماَ بعققد
فققإن ابنِنِققاَ وتلمحيققذناَ وخآاَصق قتنِاَ السققتاَذ العلمققة الريققب والققذكي الققوف اللققوذعي النِجيققب.
طيفور ابن الشيخ علي وفاَ الندونيسي الدوري السمحنِب عاَفاَه الق ونفققع بققه وبعلققومه قققد
لزمن مدة طويلة ملزمة حقيقة .ملزمة الستفيد حقاَ .رغبة منِققه فق التحصققيل وصققدقاَ.
ولقد كاَن مدا متهدا أعجوبة ف إخآوانه ناَدرة ف حسن اللق والسلوك بي أقرانققه .مققع
الدب العظيم .والذوق السليم والفهقم الستقيم .وحيقث إنقه الن قد بلغ مبلقغ الدراك.
وحققق لققه أن ينِتصققب علمحققاَ للنققاَم .ورغققب فق ق الرجققوع إلق ق وطنِققه .لنِشققر مققاَ يمحلققه مققن
العلوم .تعليمحاَ وتدريساَ وفتوى ووعظاَ وإرشاَدا .فهققو أهققل لقذلك .وحقري بققاَ هنِاَلققك .وقققد
استجاَزن مرات .فأجزته بمحيع مروياَت ومقروات .وإن الن أيضاَ أجيققزه بمحيققع مققاَ تصققح
لق روايتققه .وتققق لق درايتققه .وأوصققله عققن طريقققي بمحيققع مشققاَيي العلم .مققع التأييققد لققه
والرضققاَ عنِققه الرضققاَ التققاَم .سققاَئلي لققه حسققن التوفيققق .وأن يسققدد الق خآطققاَه لقققوم طريققق.
وف ق التققاَم أصققلي وأسققلم علققى سققيدناَ ممحققد خآي ق النققاَم .وعلققى آلققه وصققحبه والتققاَبعي.
والمحقد لق رب العقاَلي .فق القاَدي والعشقرين مقن شقهر مقرم عقاَم ثالثاقة عشقر وأربعمحاَئقة
29
وألف هجرية .الفقي إل ال إساَعيل عثمحاَن زين لطف ال به آمي.
Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang maha
pengasih dan maha penyayang. Segala puji bagi
Allah yang telah memberikan pangkat dan
kekuasaan bagi orang yang berilmu serta kemuliaan
29
Ini salah satu teks ijazah yang diberikan oleh syekh ismail Usman
kepada kiai Thaifur menjelang kepulagan beliau ke tanah air Indonisia, hal ini
bisa dilihat pada karya Thaifur, Manarul Wafa,121-122.
157
di akhirat kelak. Dan Allah menjadikan sebagai
hiasan bagi kehidupan dunia dan akhirat. Shalawat
dan salam semuga tercurahkan kepada sebaik-
baiknya hamba yaitu baginda nabi Muhammad,
SAW. dan kelurganya, sahabat-sahabtnya beserta
orang-orang yang mengikutinya sampai hari kiamat.
Kemudian, dengan sebenar-benarnya bahwa putra
kami, murid kami, guru murid kami yang pandai,
cakap, cerdas pikirannya dan cerdas hatinya dialah
Thaifur bin Shaikh Ali Wafa> dari Sumenep Madura
Indonisia, semuga Allah memberikan kesempurnaan
dan kemanfaatan terhadap ilmu yang telah
diperolehnya serta kegigihannya dan
kesungguhannya dalam belajar bersamaku serta
keseriusannya dalam memperoleh ilmu dan
kebenaran. Dia sungguh benar-benar murid yang
rajin dan sungguh-sungguh, dan mengagumkan
bagi teman-temannya. Dia satu-satunya murid
yang paling baik budi pekertinya dan tatacara
berteman. Dia sekarang sudah mencapai pringkat
pengetahuan yang baik (cum laude) dan sudah
selayaknya menjadi panutan bagi manusia. Dia
sekarang sudah saatnya kembali ke tanah
kelahirannya untuk menyebarkan dan mengajarkan
ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya serta
pantas memberi fatwa, peringatan dan petunjuk
kepada orang lain. Saya diminta untuk memberikan
ijazah berulanng kali dan saya memberikan ijzah
kepadanya dari apa yang telah saya jelaskan dan
saya sampaikan. Dan sekarang saya juga akan
memberikan ijazah kepadanya (Thaifur Ali Wafa)
terhadap apa yang pantas bagi saya untuk
meriwayatkannya (menjelaskannya) dan
mendirayatkan (memberi pengetahuan) dan akan
saya sambungkan sanadnya dengan guru-guruku
yang sangat ‘a>lim dengan penuh kerelaan dan
semuga Allah menutupi jejak kesalahannya dengan
melalui jalan yang benar. Sebagai penutup saya
menghaturkan rahmat dan keselamatan kepada
tuan kami, paling baiknya manusia yaitu nabi
Muhammad SAW, keluarga-keluarganya dan
sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya. Segala
puji bagi Allah zat penguasa alam. (hamba yang
butuh kepada Allah, shakh Isma’il Usman Zain
ditetapkan pada 21 Muharram 1413 H) Amin..
158
Dengan tradisi ijazah, kesinambungan ilmu akan
lembaga lainnya.
159
Tidak ada fakta historis yang menjelaskan kapan
ulama pertengahan.
30
Martin Van, Pesantren dan Kitab kuning, 85
31
Zamakhsyari Dhafier, tradisi pesantren, 86
32
Ilmu alat adalah disiplin keilmuan yang tidak bersentuhan langsung
dengan materi keislaman, tapi sebagai pelengkap untuk memahaminya,
seperti ilmu Nahwu, sharaf, balaghah, mantiq dan lain-lain
160
Keilmuan-keimuan yang diajarkan di pesantren
33
Secara umum sistem kilatan ini biasa dilaksanakan pada musim
liburan pesantren, yakni liburan bulan Sha’ba>n, liburan bulan Ramad}a>n,
dan liburan maulid Nabi Muhammad SAW. Kilatan ini tidak hanya diikuti oleh
para santri pondok tertentu, melainkan juga dikuti oleh para santri dari
pondok-pondok lain yang berkeinginan mengaji –sekaligus mengalap berkah
terhadap kitab-kitab yang dibaca oleh kiai/ustad yang bersangkutan.
161
Dengan hak otonom yang dimiliki para kiai
pengarangnya (muallif).
162
tapi tepat sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan (nahwu
atau saraf).
dimana kiai dan santri tidak membaca kitab kuning, tapi kia
34
Penulis melakukan amatan mengenai kegiatan pengajian kitab Kuning
di pesantren Assadad Ambunten, yang dilaksanakan di Masjid pesantren.
163
bahwa warisan kiai Ali Wafa (di pondok pesantren al-Aswaj)
Salah satu kitab yang dibaca adalah Tafsi>r Firdausun Na’im dan sullmul
qashidin dengan pembacanya adalah penulis langsung, yaitu Kiai Thaifur.
164
menggunakan bahasa Indonesia. Secara sosiologis,
165
serta pembeda dengan lembaga pendidikan islam lainnya.
seimbang.
35
Abdurrahman Wahid, Islam Kosmopolitan: Nilai-nilai Islam dan
Transformasi Kebudayaan (Jakarta: Institute, 2010), 27-130
166
pesanten di nusantara, dengan begitu, maka nalar kiai
dinamika kehidupan.
167
Tradisi intelektual pesantren yang berkelindang
168
Oleh karenanya, intensitas penggunaan kitab kuning
36
Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang mendorong pelakunya pada
shat}ah}a>t, yang mengantarkannya pada kondisi fana>’, ittih}a>d, h}ulu>l
dan lain sebagainya.
169
‘Arabi penggagas wah}dat al-wuju>d, dan lain
sebagainya.37
tasawuf ‘amali>.39
170
menjadi rujukan adalah karya Imam al-Ghazali seperti
sebagainya.
40
Setara dengan بالمال ل فقد له تك اعقل# وازهد وذا فقد علقة قلبكا. (Bersifat
zuhudlah engkau, dan tiadakan ketergantungan hatimu dengan harta, bukan
berarti untuk tidak memilikinya maka dirimu akan menjadi manusia yang
berakal). Lihat tulisan Zainuddin bin Ali al-Ma'bari al-Malibari, Hidayatu al-
Atqiya' (Surabaya: Nurul Hidayah, tt, th), 21.
41
Hal ini senada dengan إدفن وجودك في ارض الحمول * فما نابت مما لم يدفن ل
يتم ناتاجه. Artinya: Tanamkan wujudmu dalam bumi ketersembunyian (tidak
dikenal orang lain). Karena sesuatu yang tumbuh dari proses tidak ditanam,
maka hasilnya tidak sempurna.
171
kontinuitas tasawuf sunni pesantren akan terjaga
sepanjang masa.
yang luas pula. Oleh karenanya pada bahasan ini akan mengulas
172
pesantren dalam rangka meneguhkan nilai-nilai ajaran islam
173
menggunakan bahasa lokal. Dengan begitu, supaya pembaca
43
Kiai thaifur, Manaru al-Wafa, 15-16.
174
Karya-karya kiai Thaifur tidak hanya dalam bidang
44
Sejak kitab itu ditulis Sampai penelitian ini selesai juli 2016 dan insya
Allah akan bertahan sampai hari kiamat.
45
Wawancara dengan Syafaat salah satu santri senior kiai Thaifur yang
masih aktif di Pondok pesantrennya, jumat 29 juli 2016, jam 15. 30 Wib.
46
Berdasaekan penelitina penulis, kamis, 28 Juli 2016, jam 09.30 Wib.
47
Observasi penulis dan wawan cara dengan sanntri senior, ust Romli,
Ust Naufil dan Ust Syafa’at juli 2016.
175
kesempurnaan dan dimungkinkan banyak kesalahan
48
Pengalaman penulis, saat mengaji kitab secara bandongan di masjid
kediaman beliau pada hari jumat 10 juni 2016 sampai senin 27 Juni 2016.
176
dibelajarnya,49 karena ilmu yang telah dipelajari dan
177
menulis, menulislah apa yang kamu ingat dan lewati apa
Taswuf
Salah satu tradisi agung (great tradition) di
51
Kia Thaifur, Manaru al-Wafa, 236.
52
Informasi didapat dari supir pribadi kiai Thaifir dan ketua pengurus
pondok pesantren beliau, yaitu ustadz Syafaat pada hari kamis 28 juli 2016,
jam 13.00-15.30.
53
Martin Van, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, 85.
54
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan
Hidup Kyai (Jakarta : LP3ES, 1985), 50.
178
pengetahuan umum sebagai suatu bagian yang juga
55
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999),
144.
179
tidak demikian pesantren akan kehilangan karakter
kepadanya.58
56
Obserfasi dan amatan penulis selama berada di lingkungan
pesantren Assadad sejak senin 05 sampai 22 Ramadhan 2016.
57
Anjuran tersebut tidak bersifat wajib, namun bersifat sunnah
muakkad bagi setiap santri, anjuran tersebut dalam rangka muraja’ah dan
mengingat kembali terhadap materi yang telah diajarkan. Setiap santri yang
mengarang sya’ir dan sebelum dibacakan pada setiap hataman kitab
dianjurkan untuk disetorkan ke kiai Thaifur untuk dikoreksi dan akan diberikan
masukan seperlunya sesuai dengan kadar kesalahan dan kekurangan yang
terjadi, dengan harapan karya setelahnya lebih baik dari sebelunya.
58
Hal ini berdasarkan observasi dan pengalaman peneliti selama
mengikuti kegiatan pembelajaran dan hataman kitab di pondok pesantren
assadad pada 05-22 Ramadhan 2016
180
Di samping hal itu, memang ada landasan normatif
Lokalitas Madura
Bertarekat berarti bertasawuf.60 Tarekat adalah cara
59
Al-Ibrahim (14): 7
60
Tarekat dan tasawuf adalah sama, demikian ungkapan kiai Thaifur
saat diwawancarai oleh penulis pada kamis 28 juli 2016, jam 14.00-15.00 WiB.
61
Mauidzatu al-Mu’minin
181
mudah dihilangkan dibandingkan dengan cara-cara yang
lain.62
Tarekat bukanlah hal baru dalam bertasawuf,
62
Wawancara dengan kiai Thaifur pada kamis 28 juli 2016, jam 14.00-
15.00 WiB.
182
yang dampaknya benar-benar positif dalam upaya
Ulama.63
Bagi mereka kompolan-kompolan ini merupakan
63
Huub De Jonge, Madura Dalam Empat Zaman, Pedagang,
Perkembangan Ekonomi dan Islam: suatu Studi Antropologi Ekonomi (Jakarta:
Gramedia, 1998), 249
183
Dengannya kiai Thaifur merawat kompolan persaudaraan sufi
Munfarid).
Di samping kompolan persaudaraan sufi, kiai Thaifur
184
syarah atau penjelasan beliau sendiri yang cukub luas dan
secara bergantian.
3. Dari Pesantren Untuk Islam Nusantara
Istilah Islam Nusantara masih tetap hangat
hingga kini belum ada konsep yang jelas atas istilah tersebut.
Misalnya saja, Said Aqil Siradj, sebagai salah satu tokoh yang
saudara.65
Ahmad Baso menganalogikan bahwa Islam Nusantara
185
manapun, toleran dan adaptif terhadap lingkungannya
186
dengan kekayaan alam dan budaya sangat tepat memberikan
Walisongo.
Agus Sunyoto menjelaskan bahwa proses islamisasi
69
Muhammad Pizaro dkk, Islam Nusantara,, 27.
70
Agus Sunyoto, Walisongo: Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan
(Jakarta: Transpustaka, 2011), h. 94-95.
187
dalam lembaga walisongo mampu memformulasikan nilai-
guru sufi.71
Senada dengan di atas, Said Aqil Siroj juga
71
Agus Sunyoto, Walisongo: Rekonstruksi…, h. 94.
72
Said Aqil Siroj, Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara Menuju
Masyarakat Mutamaddin, Cet. II (Jakarta Pusat: LTN NU, 2015), 4.
188
dan berkontribusi besar terhadap islam Nusantara serta
bab sebelumnya.
Kitab Sullamu al-Qashidin adalah kitab tasawuf yang
189
sebagai pusat tujuan dan berusaha menjadikan sifatsifatnya
190
tasawuf Sunni> Ghazalian. Kondisi ini, karena memang Kiai
praktik bertasawuf.
Konsentrasi Kiai Thaifur dalam tasawuf dan fi qih,
yaitu kiai Ali Wafa dan para ulama seniornya seperti Kiai
191
meneladani nilai-nilai ketuhanan (takhallaq bi akhla>q
Alla>h).
Dari bahasan tersebut, kontribusi Kiai Thaifur lebih
192
pelakukan menuai kebaikan individual, tapi sekaligus
193