Anda di halaman 1dari 38

1

M.K. Oseanografi Fisika Hari/ tanggal : Kamis/ 15 Oktober 2009

ARUS LAUT
SURFER 8.0 DAN MATLAB

Oleh:
Sandro Wellyanto Lubis
G24063245

LABORATORIUM OSEANOGRAFI FISIKA


DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................iv
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................. 2
2. TINJUAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi arus .....................................................................................3
2.2 Faktor penyebab terjadinya arus .......................................................4
2.3 Jenis-jenis arus .................................................................................6
2.4 Arus permukaan di Indonesia ...........................................................8
2.5 Metode pengukuran arus...................................................................10
2.5.1 Pengukuran arus secara insitu .................................................10
2.5.2 Pengukuran Arus dengan Satelit Altimetri ..............................12
2.5.3 Pengukuran Arus dengan Membangun Model Hidrodinamika..13
3. METODOLOGI
3.1 Deskripsi Arus Permukaan Aceh ......................................................15
3.2 Metode Pengolahan Data..................................................................16
3.2.1 Membaca File Data Sumber (*nc dan *txt) .............................16
3.2.2 Merubah Komponen Arus.......................................................18
3.3 Metode visualisasi data arus permukaan ...........................................20
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Arus Permukaan Perairan Utara Aceh (Surfer) .................................22
4.2 Arus Permukaan Perairan Utara Aceh (Matlab) ................................23
4.3 Pembahasan......................................................................................24

5. KESIMPULAN DAN SARAN


3

5.1 Kesimpulan ......................................................................................26


5.2 Metode ............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................28
LAMPIRAN......................................................................................................29
4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta pergerakan arus global dan distribusi pergerakan bahang. .........3

Gambar 2. Sistem Pergerakan Arus Permukaan .................................................8

Gambar 3. Sistem Kerja Buoy dan ADCP di Laut..............................................11

Gambar 4. Aplikasi Satelit Altimetri dalam Pengukuran Arus............................13

Gambar 5. Hydrodynamic Current Model 2D ....................................................14

Gambar6. Peta lokasi distribusi stasiun pengambilan data arus dengan

menggunakan peta indofull ..............................................................15

Gambar7. Peta lokasi distribusi stasiun pengambilan data arus dengan

menggunakan ODV .........................................................................15

Gambar 8. Diagram Alir Pengolahan Data Sumber ............................................17

Gambar 9. Diagram Alir Pengolahan Data Komponen Arus ..............................19

Gambar 10. Diagram Alir Pengolahan Visualisasi Arus .....................................21

Gambar 11. Arus Permukaan Perairan Utara Aceh Koordinat 5.4o LU- 5.7o LU dan

95.01o BT- 95.53o BT (Surfer) .........................................................22

Gambar 12. Arus Permukaan Perairan Utara Aceh Koordinat 5.4o LU- 5.7o LU dan

95.01o BT- 95.53o BT (Matlab) ........................................................29


5

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tutorial Pengolahan Visualisasi Arus Permukaan (Surfer) .............29


Lampiran 2. Tutorial Pengolahan Visualisasi Arus Permukaan (Matlab)............32
6

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi memiliki dua komposisi yang sangat dinamis dan terus bergerak yaitu

laut (fluida cair) dan udara (fluida gas). Keduanya berada dalam keadaan bergerak

yang tetap, dibangkitkan oleh energi dari matahari dan gaya gravitasi Bumi.

Gerakan-gerakan mereka saling berhubungan: angin memberikan energinya ke

permukaan laut sehingga menghasilkan arus laut, dan arus laut membawa energi

panas dari satu lokasi ke lokasi lainnya, mengubah pola temperatur permukaan

Bumi dan juga mengubah sifat-sifat fisis udara di atasnya (oseanografi. blogspot.

com). Pergerakan air lut ini sering dikenal dengan istilah arus laut. Secara umum

arus laut merupakan pergerakan massa air dari satu wilayah menuju wilayah

lainnya dengan kondisi yang berbeda. Dalam Oseanografi, pemahamam mengenai

arus menjadi sangat penting karena dengan mempelajari pola pergerakan air, studi

mengenai properti massa lainnya dapat dipelajari seperti distribusi bahang,

organisme, dan lain sebagainya. Selain itu dengan memahami pola aliran arus,

analisis mengenai dampak lingkungan yang disebabkan limbah pencemaran,

pembangungan atau perencanaa struktur pantai (pelabuhan), navigasi, perencanaan

strukutu lepas pantai (offshore), keperluan pelayaran dan perikanan dapat dibangun

atau dirancang dengan baik. Menurut Gross (1990) arus didefinisikan sebagai

mekanisme dan proses dinamika massa air laut yang terjadi secara terus-menerus

dan disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan internal perairan (Gross, 1990).

Arus laut yang terjadi di lautan luas memiliki karakter yang berbeda di setiap

kedalaman. Arus laut yang terjadi dipermukaan laut umumnya merupakan

pergerakan massa air akibat adanya pengaruh gaya dorong angin sedangkan arus
7

laut yang terjadi di laut dalam dibangkitkan oleh karena adanya gradien salinitas

atau lebih dikenal dengan kemiringan atau slope, kerapatan atau suhu perairan.

Analisis data arus dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa

perangkat lunak seperti Matlab dan Surfer. Pengolahan data dengan menggunakan

software ini sangat membantu dalam melihat pola sebaran, arah dan keceapatan

arus dalam suatu kawasan. Data arus yang diperoleh dengan menggunakan

software ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi lingkungan suatu daerah.

Informasi yang terbaru data arus sangat bermanfaat untuk menganalisis, mengelola

dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara mengolah data arus dengan menggunakan perangkat lunak

matlab dan Surfer v8.

2. Dapat mengoperasikan Matlab dan Surfer 8.0 untuk mengolah data arus

suatu perairan.

3. Dapat mengolah dan membuat visualisasi data arus permukaan dan Stick

Plot arus.
8

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi arus

Arus adalah sistem sirkulasi dari samudera dalam arah pergerakan vertikal

dan horizontal yang dibangkitkan oleh gaya gravitasi, gaya gesek angin (wind

friction ) dan variasi kerapatan air pada bagian yang berbeda dalam samudera

(Anonim, 2009). Aliran arus samudera berada dalam pola yang sangat kompleks ,

selain disebabkan oleh faktor yang telah disebutkan di atas, arus laut juga

disebabkan oleh karena adanya topografi dasar samudera (topography of the ocean

floor) dan rotasi bumi (the earth's rotation). Menurut Gross (1990), arus laut

merupakan proses pergerakan massa air laut dari wilayah yang berbeda secara

kontinu atau terjadi secara terus-menerus. Pond dan Pickard (1983) melakukan

analisis lanjut mengenai pergerakan massa air laut, mereka menyatakan bahwa

bahwa arus laut (Ocean current) adalah proses gerakan masa air laut menuju

kesetimbangan hidrostatis yang menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal

massa air.

Gambar 1. Peta pergerakan arus global dan distribusi pergerakan bahang.


(Sumber: http://www.waterencyclopedia.com/ocean currents/)
9

Arus laut (sea current) dapat pula diartikan sebagai gerakan massa air laut

dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara

horizontal (gerakan ke samping). Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis,

yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan

mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi

selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam

(ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di

belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya

coriolis dikenal dengan spiral ekman.( Pustekkom, 2005)

2.2 Faktor penyebab terjadinya arus

Menurut Piers Chapman (2009) meskipun sistem arus dunia sangat kompleks

tetapi ia mneyimpulkan bahwa terdapat dua gaya utama pembangkit arus laut

dibumi yaitu matahari (sun) dan rotasi bumi (earth rotation).

Matahari memiliki pengaruh terhadap samudera dalam dua cara. Pertama,

matahari memanaskan atmosfer, mencipatakan angin dan menggerakan permukaan

laut melalui gesekan atau friksi. Angin ini cenderung mendorong permukaan air

sepanjang arah hembusan angin di atasnya. Meskipun angin cukup kuat

mempengaruhi lapisan permukaan, pengaruhnya hanya kurang dari 100 meter (325

ft) kedalaman. Kedua, pengaruh matahari adalah merubah kerapatan atau densitas

permukaan air lautan secara langsung dengan merubah suhunya dan atau

salinitasnya. Jika air menjadi dingin atau menjadi lebih asin (garam tinggi) melalui

proses evaporasi maka air laut akan menjadi lebih rapat. Hal ini akan menghasilkan
10

kolom air menjadi tidak stabil, mengakibatkan arus menjadi fungsi densitas, hal ini

juga dikenal dengan sebagai sirkulasi termohalin (Thermohaline circulation).

Rotasi bumi juga mengakibatkan terjadinya arus melalui gaya coriolis. Gaya

ini menyebabkan air dibelokan menuju kanan pada belahan bumi utara dan menuju

kiri pada belahan bumi selatan. Hal ini terjadi karena pergerakan air samudera

dipengaruhi oleh friksi dengan bumi pada dasar lautan dan karena kecepatan linear

bumi menuju timur nilainya menurun dari maksimum pada ekuator dan mendekati

nilai nol pada kutub (kecepatan angular,tetapi, tidak berubah). Parsel air pada

bidang ekuator bergerak dengan kcepatan yang sama dengan kcepatan rotasi bumi.

Jika parsel ini mulai bergerak menuju utara dan tanpa gesekan ,maka

pergerakannya akan cepat melebihi kecepatan rotasi bumi. Untuk mempertahankan

momentum (produk dari massa dan kecepatan) mengakibatkan pergerakan akan

lebih cepat menuju timur ketika menjauhi ekuator. Gaya coriolis meningkatkan

kecepatan arus ketika menjauhi ekuator.

Menurut Pond dan Pickard (1983) pergerakan potensial massa air yang

menyebabkan timbulnya arus erat dipengaruhi oleh dua gaya utama, yakni gaya

primer dan sekunder. Gaya primer yang menyebabkan gerak adalah gravitasi, wind

stress, tekanan atmosfer, dan seismic. Sedangkan, gaya sekunder yang

menimbulkan gerak adalah gaya coriolis dan dan gesekan (friction)

Gross (1990), berpendapat bahwa faktor penyebab terjadinya arus terdiri

dari empat bagian, yaitu gesekan angin, gaya pasang surut, perbedaan densitas air

laut, dan gaya gradien tekanan mendatar, serta gaya coriolis.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulakan bahwa arus laut

dibangkitkan oleh dua gaya penggerak utama yaitu matahari sebagai penggerak
11

primer dan rotasi bumi sebagai penggerak skunder sedangkan faktor lainnya hanya

turunan dari faktor utama.

2.3 Jenis-jenis arus

Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas (permukaan)

dan arus bawah. Arus atas (surface current) adalah arus yang bergerak di

permukaan laut dan pada umumnya disebabkan oleh angin. Sedangkan arus bawah

adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut biasanya disebabkan oleh

perbedaan densitas (Pustekom, 2005).

Menurut Piers Chapman (2009), arus dapat dibedakan pula menjadi dua

golongan besar yaitu:

1. Surface Currents, merupakan arus yang sangat dominan dipengaruhi oleh

gaya dorong angin dan pada umumnya bergerak mengikuti arah rambat

angin.

2. Deep Currents, merupakan arus laut dalam >200 m dimana gaya penggerak

utamanya bukanlah angin melainkan fungsi kerapatan atau densitas, lebih

umum dikenal dengan nama thermohaline.

Sedangkan berdasarka pendapat Gross (1990), klasifikai arus berdasarkan

gaya yang ditimbulkan, dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu:

1. Arus Ekman, yaitu arus yang disebabkan oleh gesekan angin dan bergerak

membentuk spiral di laut dalam.

2. Arus Pasang Surut, yaitu arus yang disebabkan oleh adanya gaya

pembangkit pasang surut umumnya benda-benda langit seperti bulan dan

matahari.
12

3. Arus Thermohaline, yaitu arus yang disebabkan oleh gradien atau

kemirinagan atau perbedaan densitas air laut.

4. Arus Geostrofik, yaitu arus yang disebabkan karena terjadinya

kesetimbangan antara gaya gradien tekanan mendatar dengan gaya coriolis

pada dua gradien densitas yang berbeda.

Berbeda halnya dengan Brown et al (1989) mengelompokan arus berdasarkan

penyebab terjadinya, ia menggolongkan menjadi lima kelompok utama, yaitu:

1. Arus Termohaline

Arus yang timbul karena perbedaan densitas air laut sehingga menimbulkan

gradien pada air laut dan mendorong massa air untuk bergerak dari sati

lokasi menuju lokasi lainnya.

2. Arus Pasang Surut

Arus yang terjadi karena adanya resultan gaya pembangkit massa air di

permukaan bumi terhadap gaya gravitasi dan posisi relatif benda-benda

langit terhadap bumi.

3. Arus Inersia

Arus yang terjadi karena, adanya kesetimbangan antara gaya coriolis dan

gaya sentrifugal akibat kontur isborik atau densitas yang seragam dan

diasumsikan gaya gesekan kecil (nol).

4. Wind Driven Current

Arus yang timbul pergerakan udara atau angin yang mendorong di atas

permukaan air.
13

5. Arus Geostrofik

Arus yang timbul karena, arus yang disebabkan karena terjadinya

kesetimbangan antara gaya gradien tekanan mendatar dengan gaya coriolis

pada dua gradien densitas yang berbeda.

2.4 Arus Permukaan di Indonesia.

Arus permukaan adalah arus yang bergerak di permukaan laut dan sangat

kuat dipengaruhi oleh gaya gesek dengan pergerakan massa udara.Faktor

pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya.

Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2%

dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan

makin bertambahnya kedalaman perairan sampai pada akhirnya angin tidak

berpengaruh pada kedalaman 200 meter (Pustekom, 2005).

Gambar 2. Sistem Pergerakan Arus Permukaan


(Sumber: http://www.waterencyclopedia.com/Oceancurrents/index.html)

Karena arus permukaan dibangkitkan oleh angin, arah arus laut permukaan

(atas) mengikuti arah angin yang ada. Khususnya di Asia Tenggara karena arah

angin musim sangat kentara perubahannya antara musim barat dan musim timur
14

maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus musim barat ditandai

oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut Jawa, dan

laut Flores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah selatan.

Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di

bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang

berada di atas. Sementara itu arus permukaan perairan Indonesia sangat

dipengaruhi oleh angin musim yang berubah setiap satu setengah tahun atau lebih

dikenal dengan sistem angin pasat dunia. Pada bulan Juli sampai Agustus (musim

timur) angin yang dominan bertiup adalah angin musim timur sehingga mendorong

arah arus permukaan bergerak dari timur ke barat, sedangkan pada bulan

November sampai Februari (musim barat) bertiup angin musim barat dan arah

angin bergerak dari barat menuju timur. Pada bulan April hingga Juni serta bulan

September hingga Oktober berlangsung musim pancaroba. Pada musim ini arus

permukaan bergerak secara tidak beratur (Wyrtki, 1961). Selain itu, arus laut

Indonesia juga diperngaruhi oleh sistem angin moonson dan memiliki krakter

pergerajkan yang berbeda pula.

Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan

atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin

dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya hal inilah yang akan dapat

menimbulkan prosse upwelling. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung

larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak

fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan,

dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan. Pencurian ikan di

berbagai laut di Indonesia umumnya para pencuri memantau gejala upwelling. Pada
15

saat upwelling mereka pura-pura mencari ikan di daerah yang jauh dari perairan

laut.

Arus yang terjadi di Indonesia dan dalam skala besar melintasi Indonesia

umumnya merupakan massa air yang berasal dari samudera pasifik. Hal ini terjadi

karena massa air pasifik memiliki kerpatan yang lebih tinggi (suhu dingin)

dibandingkan massa air yang berada di daerah dekat ekuator. Perbedaan ini

menimbulkan gradien atau kemiringan dan menghasilkan pergerakan air laut

menuju wilayah di selatan Jawa sepanjang tahun, sehingga terbentuk gradien

tekanan dari samudra pasifik ke samudera Hindia. Pergerakan massa air raksasa

yang melintasi indonesia ini lebih dikenal dengan istilah (Arlindo) yang merupakan

sistem arus yang mengalir dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia melalui

perairan Indonesia, yaitu melalui Selat Makasar dan keluar lewat Selat Lombok

(Gordon, A.L dan R.A. Fine, 1996).

2.5 Metode Pengukuran Arus

2.5.1. Pengukuran Arus Secara Insitu

Pengukuran arus di insitu dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai

instrumen kelautan dan terus berkembang hingga saat ini. Alat yang paling

sederhana dan sangat sering digunakan dalam pengamatana arus insitu adala

current meter. Current meter merupakan proses pengukuran arus laut dengan

menggunakan current meter menggunakan metode Eulerian, yakni

pengukuran arus pada titik yang tetap. Selain itu juga dikenal alt pengukur

arus yang menggunakan prinsip langrangian yaitu drifting buoy. Cara kerja

alat ini adalah dengan melepasnya ke dalam perairan dan alat ini akan

terhanyut mengikuti arah gerak arus pada kedalama yang sudah diatur,
16

mencatat data real time baik arah dan kecepatan laut. Alat ini bergerak sesuai

dengan pola laut.

Saat ini, seiring perkembangan zaman dan teknologi kejasama antara

ARGO dan NOAA mengembangkan lata untuk mengukur arus yang lebih

akurat dan tepat yaitu dengan menggunakan instrumen drifter tipe SVP

(Survace Velocity Program) dengan berbagai macam sensor, penentuan posisi

dengan menggunakan GPS dan sistem transmisi dengan menggunakan satelit

frekuensi 401.650 MHz.

Alat lain yang dapat digunakan untuk mengukur arus adalah RCM

(Recording Current Meter). RCM merupakan alat pengukur arus yang sudah

dilengkapi dengan DSU (Data Storage Unit), dimana arus akan terekam,

kemudian DSU tersebut dihubungkan dengan computer untuk mengekstrak

data arus yang sudah terekam dalam DSU.

Gambar 3. Sistem Kerja Buoy dan ADCP di Laut


(Sumber : http://www.pmel.noaa.gov)
17

Selain itu juga dikenala alat pengukur arus yang diberi nama ADCP

(Acoustic Doppler Current Profiler), alat ini bekerja dengan menerapkan

prinsip Doppler atau konsep perambatan bunyi dalam media cair atau laut.

ADCP bekerja dengan mengirimkan pulsa bunyi dengan frekuensi tinggi yang

kemudian akan diterima receiver. Receiver akan menerima pantulan suara

yang dipantulkan oleh partikel yang bergerak bersama arus dan selanjutnya

akan dipogramkan dalam interface atau komputer.

2.5.2 Pengukuran Arus dengan Satelit Altimetri

Satelit altimetri adalah sebuah yang digunakan untuk melihat atau

melakukan observasi terhadap muka laut yang meliputi perubahan secara fisis

maupun aplikasinya dalam analisis gerakan arus permukaan Satelit ini telah

dikembangkan sejak tahun 1975 dengan algoritma dasar adalah pembacaan

gelombang dari masing-maing kanal dalam satelit. Satelit altimetri secara

umum mengamati tiga kajian objek ilmiah, Pengiriman pulsa-pulsa

gelombang elektromagnetik ke permukaan laut dengan menggunakan

pemancar pulsa radar (transmitter) menjadi langkah kerja awal dari sistem

yang terdapat dalam pada satelit altimetri, pulsa-pulsa tersebut dipantulkan

kembali oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh bagian satelit yang

dapat penerima pulsa radar yang sensitif (receiver) dengan jam yang memiliki

akurasi yang tinggi. Informasi utama yang ditentukan satelit altimetri adalah

topografi dari muka laut. Salah satu contoh dari satelit altimetri adalah satelit

NOAA-AVHRR (National Oceanic and Atmospheric Administration-

Advanced Very High Resolution Radiometer) dan Seastar-WiFS (Sea-Wide

Field Sensor), Satelit Altimetri Topex/Poseidon dan lainnya.


18

Pengukuran arus dengan satelit altimetri menggunakan prinsip

penginderaan jauh. Dengan menggunakan system kanal yang terdapat pada

sensor satelit maka satelit altimetry dapat merekam atau memantau arah

pergerakan arus global. Ketelitian dan resolusi dari data arus sangat berperan

penting oleh karena itu pemantauan arus laut dengan menggunakan satelit

altimetri harus memperhatikan aspek koreksi spasial, geomteri dan lainnya.

Gambar 4. Aplikasi Satelit Altimetri dalam Pengukuran Arus

(Sumber: http://earth.esa.int)

2.5.3 Pengukuran Arus dengan Membangun Model Hidrodinamika

Model hidrodinamika adalah pendekatan matematika dan fisika yang

digunakan untuk menentukan arah dan kecepatan arus laut dengan

menggunakan beberapa variabel dan peubah. Persamaan fisika yang umum

digunakan adalah persamaan primitif dari hukum newton II dimana hukum ini

akan mengkaji bentuk gerak fluida. Persamaan hukum dua Newton adalah

sama dengan persamaan hukum kekalan momentum dimana laju perubahan

momentum terhadap waktu dalam kerangka acuan berotasi adalah sama


19

dengan resultan gaya total yang bekeja. Selain itu persamaa yang digunakan

adalah hukum kekekalan massa atau kontinuitas massa. Pemodelan dengan

cara ini dapat mennetukan arah dan kecepatan arus lebih teliti namun

penggunaannya akan sangat rumit. Pendekatan yang digunakan dalam metode

ini adalah pendekatan metode numerik yang dibantu dengan bantuan super

komputer, sehingga dengan menjalankan program ini dapat dilakukan simulasi

pola arus suatu perairan pada waktu tertentu dengan memasukan beberapa

variabel seperti batimetri, pasang surut, angin dan sebagainya (Nurjaya, 2006).

Gambar 5. Hydrodynamic Current Model 2D


(Sumber : www.opendx.org )
20

3. METODOLOGI

3.1 Deskripsi Arus Permukaan Perairan Utara Aceh 5.4o LU-5.7o LU dan

95.01o BT- 95.53o BT.

Gambar 6. Peta lokasi distribusi stasiun pengambilan data arus dengan


menggunakan peta indofull.

Gambar 7. Peta lokasi distribusi stasiun pengambilan data arus dengan


menggunakan ODV.
21

Posisi peta perairan utara Provinsi Aceh yang digunakan untuk melihat

persebaran arus permukaan berada pada koordinat 5.4o LU-5.7o LU dan 95.01o BT-

95.53o BT. Wilayah daratan yang tampak dalam peta hanya dalam jumlah sedikit.

Secara geofrafis perairan ini berbatasan langsung dengan periairan laut Andaman

dan samudera Hindia, sehingga massa air yang mengalami sirkulasi diperairan

tersebut umumnya berasal dari samudera Hindia atau laut Andaman atau

pergerakan massa air dalam jalur selat malaka menuju utara. Selain itu, wilayah

perairan ini juga berbatasan langsung dengan Malaysia dan selat malaka.

Sebagaiman diketahui bahwa beberapa wilayah Indonesia bagian utara dan

selatan memiliki tipe iklim atau kondisi cuaca yang sangat erat dipengaruhi

fenomena monsoon. Fenomena laut-atmosfer ini menentukan arah pergerakan

angin di wilayah monsoonal Indonesia (pelemahan ketika melewati ekuator) yaitu

berupa angin barat-utara dan selatan-timur. Pergerakan angin dari seperempat

penjuruh bumi di atas periaran ini secara langsung mempengaruhi karakter

pergerakan arus permukaan (surface current) di wilayah perairan utara provinsi

Aceh.

Metode Pengolahan Data

3.2.1 Membaca File Data Sumber (*nc dan *txt)

Data arus yang diperoleh melalui pengukuran insitu dengan berbagai

instrumentasi kelautan seperti DSU (Data Storage Unit), Buoy GPS, RCM atau

current meter dan instrumen pengukur arus lainnya diimport kedalam komputer

dengan menggunakan software pendukung yang sesuai Data arus dapat diolah ke

dalam ODV (Ocean Data View) untuk kepentingan praktis. Selain itu jika terdapat

provider yang memberikan data base arus laut, hal ini memungkinkan perolehan
22

data secara otomatis via internet. Setelah diimport di ODV, maka selanjutnya

adalah proses penentuan lokasi dan stasiun yang akan diolah datanya. Simpan

data-data yang diperoleh dari lokasi dan stasiun tersebut agar dapat diolah di

program Surfer 8.0 atau matlab dalam format *txt atau *bln. Langka kerjanya dapat

dilihat dalam diagram alir berikut ini:

Instrument Pengukur Unduh (Download) data


Arus Laut arus Via Internet
Import Data
Insitu

ODV

Penentuan Lokasi
dan
Koordinat Stasiun

Eksport File
Dalam forma *txt

Selesai, proses
pengeditan di excel
Gambar 8. Diagram Alir Pengolahan Data Sumber

Diagram Alir di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Import data, data arus dapat diperoleh dari sumber langsung observasi
pada
wilayah pengamatan atau dapat di unduh langsung dari internet

2. Buka data arus dengan menggunakan bantuan ODV

3. Tentukan lokasi dan batasi posisi kordinatnya, tentukan wilayah yang akan
dianalisis dengan menggunakan sistem zoom.

4. Eksport peta, ganti form data menjadi *txt melalui menu export dan export
spreadsheet.
23

3.2.2 Merubah komponen arus rectangular (u dan v) menjadi komponen yang


memiliki arah (º) dan Kecepatan (misal: cm/s).

Berikut adalah langkah-langkah penegerjaan komponen arus (u dan v)


menjadi komponen dengan arah (derajat) dan kecepatan (cm/s):

1. Ambil kembali data yang telah diexport pada ODV dalam format *txt dan

buka dengan menggunakan Excel.

2. Tabulasikan data di excel dan ambil komponen-komponen penting seperti

bujur, lintang, kecepatan zonal dan meridional.

3. Konversi Eastward dan Northward dalam Satuan cgs. Caranya adalah

dengan menggunakan faktor konversi ke dalam satuan cms-1.

Persamaannya adalah sebagai berikut :

cm / s  0.5* knot *100

4. Resultan kecepatan diperoleh dengan menggunakan aturan phytagoras

dimana kecepatan total adalah:

c  u 2  v 2  cm / s

5. Setelah itu tentukan kuadran arus. Penentuan kuadran arus secara teoritis

adalah sebagai berikut :

v (+)

Kuadran IV Kuadran I
v v
Ө = 90 - arctan
Ө = 270 + arctan u
u

u v v (+) u
(-) Ө = 270 - arctan Ө =90 + arctan
u
u
Kuadran III Kuadran
II

v (-)
24

Algoritma sederhana dalam excel dapat ditulis ebagai berikut:

=IF(AND(U konversi>=V konv>=0),"K1",IF(AND(U konv>=0,V

konv<0),"K2",IF(AND(U konv<0,V konv<0),"K3",IF(AND(U konv<0,V

konv>=0),"K4"))))

6. Penentuan Arah dan Kecepatan Arus. Di Exel Untuk mendapatkan nilai

kecepatan dan arah arus maka perlu diketahui nilai dai C dan π (°).

Ambil data mentah *txt dari ODV

Edit data dan ambil komponen


penting

Konversi Eastward dan Northward


dalam Satuan cgs

Tentukan kuadran Arus

Tentukan Arah dan Kecepatan Arus

Simpan dalam satu file extensi *bln


surfer dan*txt matlab

Gambar 9. Diagram Alir Pengolahan Data Komponen Arus


25

3.3. Metode visualisasi data arus permukaan

Dalam visualisasi arus tiap langkah pengerjaan harus diperhatikan dengan

teliti karena akan menentukan hasil visualisasi data arus yang akan diolah. Langkah

pertama adalah menentukan wilayah seperti yang telah djelaskan diatas. Data yang

telah dieksport dari ODV disimpan dalam format *txt. Buka kembali data tersebut

dengan menggunakan excel. Ambil komponen longitude, latitude, arah angin zon

al dan meridional. Koversi nilai kecepatan dan tetukan arah dengan menggunakan

persamaan yang telah dijelaskan di atas.

Visualisasi dapat dilakukan dengan menggunakan surfer v.8 dan matlab.

Visualisasi dengan menggunakan surfer di awali dengan menentukan poligon

daratan dan posisinya. Daratan ini diperoleh dengan cara mendigitasi peta indoful

sesuai dengan batas kooridnat yang telah ditentukan. Peta yang telah didigitasi ini

kemudiaan disimpan dalam bentuk *bln. Data arah arus dan kecepatan kemudian di

gridding dan dilakukan blanking dengan data daratan. Kedua data tetap dipisahkan

dalam format *grd dan akhirnya ditampilkan dengan menggunakan vector map

kemudian new-2grid vector map. Data daratan ditampilkan dengan base map dan

overlay daratan dan data arus.

Visualisasi dengan menggunakan matlab, lebih mudah dan cepat

dibandingkan surfer. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah modifikasi

sintaks. Sintaks yang disesuaikan dengan input data (*txt atau *bln). Berikut adalah

pengolahan data dengan menggunakan surfer dan matlab:


26

Olahan ODV

Data *txt

Edit Menggunakan Excel dan Ambil


Komponen Arus

Konversi data Arah Arus dan


Kecepatan

Surfer Matlab

Digitasi Peta
Daratan(Indofull Panggil
) file*m
Save *bln Modifikasi sintaks

Gridding Keepatan Arus*bln Panggil file input (*txt


dan Arah*bln atau *bln)

Blanking Data Arus


dan Visualisasi
Kecepatan
Tampilkan data yang telah Tambahkan Legenda
diblanking dan Skala

Overlay dengan base map

Visualisasi

Tambahkan Legenda dan


Skala

Gambar 10. Diagram Alir Pengolahan Visualisasi Arus


27

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Arus Permukaan Perairan Utara Aceh Koordinat 5.4o LU-5.7o LU dan

95.01o BT- 95.53o BT (Surfer v.8)

Gambar 11. Arus Permukaan Perairan Utara Aceh Koordinat 5.4o LU-

5.7o LU dan 95.01o BT- 95.53o BT


28

4.2 Arus Permukaan Perairan Utara Aceh Koordinat 5.4o LU-5.7o LU dan

95.01o BT- 95.53o BT (Matlab)

Gambar 12. Arus Permukaan Perairan Utara Aceh Koordinat 5.4o LU- 5.7o
LU dan 95.01o BT- 95.53o BT
29

4.3 Pembahasan
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa arus permukaan di

perairan utara provinsi Aceh pada koordinat 5.4o LU- 5.7o LU dan 95.01o BT-

95.53o BT mayoritas mengalir kearah timur laut dan memiliki nilai kecepatan arus

rata-rata pada selang 30 cm/s sampai 380 cm/s. Rata-rata kecepatan perairan

tersebut sebesar 35.2348 cm/s dimana nilai ini dihitung berdasarkan seluruh data-

data yang telah dikonversi dan ditentutakan resultannya. Dari nilai sebaran

tersebut maka dapat digolongkan bahwa arus perairan Aceh utara pada periode

pengamatan tersebut adalah arus dengan kecepatan rendah.

Arus permukaan di Aceh sangat dipengaruhi oleh sistem angin monsoon

yang berhembus melintasi perairan Aceh. Menurut Tjasjono (1999), angin

monsoon yang melintasi wilayah Indonesia dominan adalah monsoon Asia dan

Australia. Wilayah Indonesia ujung bagian timur dan barat di atas ekuator sangat

kuat dipengaruhi oleh angin ekuator. Monsoon Asia identik dengan pergerakan

massa udara melintasi perairan dari arah barat sedangkan monsoon Australia

identik dengan pergerakan angin timur yang kering (tidak membawa uap air). Arus

permukaan utara Aceh dipengaruhi oleh arah pergerakan monsoon yang umumnya

hanya berlangsung 3 bulan tiap fasenya. Dari hasil plotting arus di atas kita dapat

melihat pola kecenderungan arus berasal dari barat, dengan asumsi variabel lain

dianggap konstan maka kita dapat menduga bahwa arus tersebut dipengaruhi oleh

angin baratan atau musim barat. Kesimpulan ini tidak berarti mutlak karena harus

dibuktikan terlebih dahulu, faktor gradien salinitas perairan dan pergerakan skala

besar massa air dari samudera Hindia (saat terjadi slope) menuju perairan Indonesia

yang dapat menjelaskan mengapa pergerakan arus permukaan laut Aceh terjadi

dengan pola seperti ini.


30

Selain itu faktor lokal yang mempengaruhi arah pergerakan arus juga

harus dianalisis seperti bentuk topografi pantai dan batimetri. Hasil plotting atau

visualisasi arus diatas memberikan hasil yang berbeda antara software surfer v8

dan matlab.Penggunaan software surfer memberikan gambaran yang lebih baik jika

dibandingkan dengan software matlab. Resolusi dan bentuk kontur daratan atau

garis pantai yang terdapat pada sofwtare matlab tidak sejelas dan sedetail dengan

hasil visualisasi yang terdapat pada software surfer. Namun. Penggunaan perangkat

matlab jauh lebih sederhana dan cepat dibandingkan dengan menggunakan surfer.

Aplikasi visualisasi arus, sangat bermanfaat untuk mengetahui arah

pergerakan sedimen, bahang dan hasil tangkapan ikan. Pengunaan perangkat yang

tepat dan sesuai dalam proses visualisasi akan memberikan informasi yang akurat

dan aplikatif. Arus permukaan perairan utara Aceh menggambarkan bahwa arah

pergerakan massa air dalam skala besar dominan menuju timur laut atau timur.
31

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pola arus permukaan pada perairan utara Aceh mayoritas mengalir kearah

timur laut dan memiliki nilai kecepatan arus rata-rata pada selang 30 cm/s sampai

380 cm/s. Rata-rata kecepatan perairan tersebut sebesar 35.2348 cm/s sehingga

dapat digolongkan bahwa arus perairan Aceh utara pada periode pengamatan

tersebut adalah arus dengan kecepatan rendah.

Jika dianalisis pola arus permukaan perairan utara Aceh dari beberapa titik

stasiun maka kecenderungan arus adalah berasal dari barat, dengan asumsi variabel

lain dianggap konstan maka kita dapat menduga bahwa pergerakan arus tersebut

dipengaruhi oleh angin baratan atau musim barat. Kesimpulan ini tidak berarti

mutlak karena harus dibuktikan terlebih dahulu, faktor gradien salinitas perairan

dan pergerakan skala besar massa air dari samudera Hindia dan faktor lokal.

Kelebihan dari metode visualisasi arus permukaan yaitu dapat mengetahui

secara langsung bagaimana pola pergerakan dan kecepatan resultan rataan massa

air dalam suatu wilayah yang ditinjau dari tiap stasiun pengamatan. Kelemahannya

adalah tidak dapat menampilkan perubahan pergerakan arus berdasarkan waktu,

jika analisis yang diinginkan adalah mengetahui pola perubahan gerak arus tiap

waktu maka pembuatan stick plot arus sangat dibutuhkan dalam kasus ini.

Pengolaan data arus dengan menggunakan MATLAB lebih akurat karena

software ini memiliki bahasa program tingkat tinggi. Namun kekurangan dari

MATLAB adalah cara pengerjaan yang relatif lebih sulit dibandingkan dengan

menggunakan Surfer karena software ini berjalan diatas bahasa program atau

sintaks. Dalam bekerja dengan Surfer, kendala atau kelemahan yang rentan akan
32

kesalahan adalah ketika melakukan digitasi, dan pemahaman prosedur griding

dengan jelas sehingga peta dan vektor arusyang dihasilkan akan baik. Kelebihan

surfer adalah pada proses pengerjaan dan penggunaan Surfer relatif mudah

dibandingkan dengan MATLAB. Hasil visualisasi dengan menggunakan surfer

memberikan hasil tampilan yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan

matlab karena resolusi yang terdapat pada matlab untuk visual lebih rendah

dibandingkan yang terdapat pada surfer.

5.2 Saran

Dalam pengolahan data arus dan kecepatan sebaiknya menggunakan

software yang sesuai dengan tujuan dari penelitian atau pengamatan. Penggunaan

surfer dalam visualisasi lebih baik dibandingkan dengan matlab yang memiliki

resolusi rendah. Dalam analisis selanjutnya diperlukan pembuatan stick plot agar

dinamika arus menurut waktu dapat diketahui dengan pasti.


33

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2009. Buoy. http://www.pmel.noaa.gov . [Bogor, 10 November 2009].

[Anonim]. 2009. Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica Online.

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/424354/ocean-current. [Bogor,

10 November 2009].

[Anonim]. 2009. Hydrodynamic Current Model 2D. www.opendx.org. [Bogor, 10

November 2009].

[Anonim]. 2009. Ocean currents. http://www.waterencyclopedia.com/ocean

currents/. [Bogor, 10 November 2009].

Brown, J, A. Colling, D. Park, J. Philips, D. Rothery, dan J. Wright. 1989. Ocean

Circulation. The Open University. Published In Assosiation with

Pergamon Press.

Gross, M. 1972. Oceanography sixth edition. New Jersey : Prentice-Hall.Inc.

Nurjaya, I. W . 1996 . Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Oseanografi. Proyek

Peningkatan Perguruan Tinggi . Institut Pertanian Bogor . Bogor.

Pond, S dan G.L Pickard. 1983. Introductory Dynamical Oceanography, 2th

edition. Pergamon Press.

Pusttekom. 2009. Gerakan Air Laut Dan Kualitas Air Laut. http://125.163.

204.22/e_books/modul_online/geografi/. [Bogor, 10 November 2009].

Wyrkti, K. 1961. Physical Oceanography of South East Asian Water. Naga Report.

Vol 2. Scripps Institution of Oceanography. The University of California.

La Jolla. California. 195 p.


34

LAMPIRAN

Lampiran I: Visualisasi Arus dengan Surfer

1. Buka ODV, kemudian open data arus Indonesia ekstensi *var.

2. Tentukan wilayah yang akan dipilih dengan cara zoom, dan display option
kemudian atur domain.
35

3. Simpan file dalam ekstensi *txt dengan cara , export-ODV spreadsheet dan save.
4. Buka excel, tentukan komponen arus dan konversi nilainya

5. Masukan data kecepatan dan arah ke dalam sheet yang terdapat dalam surfer,
kemudian dalam format *bln.

6. Gridding data arah dan kecepatan arus. Simpan dalam format masing-masing
*bln. Sebagai contoh grid data kecepatan dan arah satu per satu : Grid-Data-Buka
Data dari *.bln- OK

7. Buka Peta Indofull, tentukan batas peta dengan cara properties, dan tentukan
limit, kemudian digitasi peta dengan cara properties-limits.
36

8. Balnking data arus dan kecepatan *bln dengan data peta daratan dengan cara
Grid-Blank. Kemudian simpan kembali data tersebut dan tampilkan hasil blanking
tersebut dengan menu vector map-new-2grid vector map. Kemudian overlay.

9. Atur skala peta dan legenda


37

2. Visualisasi Arus dengan Matlab


1. Sediakan data input *txt yang terdiri dari longitude, latitude, arah dan kecepatan
arus.

2. Modifikasi sintaks pada file *m,s sesuiakan dengan posisi lintang dan bujur.

%Program membuat visualisasi angin permukaan dalam tampilan vektor

%Memanggil data garis pantai


load coast
%Menentukan batas peta/wilayah
axesm('eqaconic','MapLatLimit',[3 6],'MapLonLimit',[90 98])
framem; plotm(lat,long)
%menentukan posisi vektor/stasiun dalam (lintang,bujur)
load matlab.txt
lat0=matlab(:,2); %lintang
lon0=matlab(:,1); %Bujur
%Besarnya komponen vektor (u,v)
uA=matlab(:,3);
%u=-uA % perlu dikali (-) karena angin datang dari
vA=matlab(:,4);
%v=-vA % perlu dikali (-) karena angin datang dari
quiverm(lat0,lon0,uA,vA,'r')
grid on
38

3. Eksekusi file, Jalankan proses

4. Jika ingin menampilakan garis pantai rubah range derajat lintang dan bujur. Atur
lagenda.

Anda mungkin juga menyukai