Anda di halaman 1dari 5

Cinta di kuadran pertama

Perpotongan sumbu-x dan sumbu-y dalam bidang koordinat akan membentuk


empat bagian bidang. Masing-masing bagian itu disebut “kuadran”.

II I

III IV

Diasumsikan bahwa sumbu-x adalah kecintaan manusia terhadap semua hal yang
bersifat duniaw. baik itu kecintaan terhadap harta, anak-anak, wanita, sesama
manusia, sahabat dan semua yang bersifat duniawi. Sedemikian rupa sehingga
semakin besar kecintaan dunianya maka nilai x akan semakin besar (bergeser ke
kanan), dan sebaliknya semakin kecil kecintaan dunianya maka nilai x akan
semakin kecil (bergeser ke kiri).

Sumbu-y adalah kecintaan manusia terhadap Allah SWT dan Rosul-Nya


Muhammad SAW. Sedemikian rupa sehingga semakin besar kecintaan Allah
SWT dan Rosul-Nya maka nilai y akan semakin besar (bergeser ke atas), dan
sebaliknya semakin kecil kecintaan dunianya maka nilai y akan semakin kecil
(bergeser ke bawah).

Misalkan saja ketika berada dikuadaran keempat. Pada kuadran ini manusia hanya
berorientasi pada cinta dunia tanpa memikirkan cinta pada Allah dan Rosul-Nya.
Padahal Allah telah memperingatkan dalam surat At Taubah: 24, yang artinya:
“ katakanlah : “ jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kuatiri
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih
kamu cintai daripada Allah dan Rosul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah datangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
Sesuai dengan ayat tersebut sebagai orang yang beriman tentunya kuadran ke
empat bukan tempat yang tepat untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di
akherat.
Sesuai dengan fitrahnya, manusia juga tidak akan mampu hidup tanpa cinta.
Sehingga kuadran ketiga juga bukan tempat yang tepat. Kemudian bagaimana
dengan kuadran kedua? Kuadran ke dua adalah tempat para malaikat Allah bukan
tempat manusia. Karena manusia diciptakan memiliki akal dan nafsu, manusia
adalah kholifah dimuka bumi. Rosulullah bersabda, ”Barangsiapa menikah maka
ia telah menjaga separuh dari agamanya, maka hendaklah dia bertakwa kepada
Allah dalam separuh yang lain. “ (HR. Al-Hakim dan ath-thahawi) . Dari hadist
tersebut tersirat bahwa manusia juga tidak boleh melupakan urusan dunia. Sesuai
pepatah yang sering didengar, “Kejarlah dunia seakan-akan kamu akan mati
seribu tahun lagi. Kejarlah akhirat seakan-akan kamu akan mati esok.”
Kuadran pertama adalah tempat yang paling sesuai untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagai seorang yang beriman haruslah mampu
membangun hubungan dengan Allah dan juga dengan sesama manusia. Begitulah
matematika mendefinisikan cinta di kuadran pertama.

Cinta sejati itu suatu relasi ekivalensi


Hubungan antar dua himpunan disebut relasi. Relasi dapat dinyatakan dengan
kata-kata seperti: “lebih dari”, “kurang dari”, dan sebagainya. Selain itu relasi
juga dapat dinyatakan dengan diagram, grafik, pasangan berurutan dan rumus.
Suatu relasi R dikatakan “ekivalensi” jika memiliki tiga sifat sekaligus, yaiu
refleksif, simetris, dan transitif.

Suatu relasi R pada himpunan A disebut “refleksif” jika dan hanya jika untuk
setiap a elemen A berlaku aRa. Atau bisa ditulis aRa. Contohnya dalam relasi
“kurang dari sama dengan”, semua bilangan riil pasti “kurang dari sama dengan”
dengan dirinya sendiri. Apakan cinta juga seperti itu? Tentu iya, setiap orang tentu
cinta dengan dirinya sendiri. Apalagi ketika seseorang sedang jatuh cinta. Orang
tersebut tentu akan berpenampilan semenarik mungkin untuk dapat memikat hati
kekasihnya.
Sifat yang kedua adalah simetris. Suatu relasi R pada himpunan A disebut
“simetris” jika dan hanya jika untuk setiap a dan b dalam A berlaku aRb bRa.
Atau bisa ditulis aRb bRa. Cinta sejati adalah saling mencintai, saling mengerti,
saling memahami, saling mengasihi satu sama lain. Sehingga cinta sejati pasti
relasi yang simetris. Jika seseorang tak mendapatkan cinta sejati dari orang yang
ia cintai maka yakinlah Allah telah mempersiapkan cinta sejatinya, asalkan terus
bertawakal kepada Allah SWT.
Sifat yang terahir adalah transitif. Suatu relasi R pada himpunan A disebut
“transitif” jika dan hanya jika untuk setiap tiga anggota a, b, c dalam A sehingga
aRb dan bRc maka berlaku aRc. Atau bisa ditulis ( a,b,c A) (aRb bRc) aRc.
Contoh sederhana ketika seorang pria jatuh cinta terhadap seorang wanita. Maka
dia akan melakukan apa saja yang kekasihnya suka. Demikian juga ketika
manusia ingin mendapatkan cinta dari Allah SWT, manusia juga harus mencintai
apa-apa yang Allah cintai, mengerjakan perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya.
Demikianlah matematika merumuskan cinta sejati sebagai relasi ekivalensi.

Vektor cinta
Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai magnitudo (besar) dan arah.
Biasanya digunakan untuk menyelidiki gerak perpindahan, pergeseran, kecepatan,
percepatan dan senagainya. Secara geometris vektor dinyatakan dengan sebuah
garis yang besar dan arahnya ditentukan.
Seperti halnya vektor, cinta juga memiliki magnitudo (besar) dan arah. Kenapa
demikian? Ketika seseorang merasa jatuh cinta, maka ada dua hal penting yang
dapat diketahui. kepada siapa cinta itu diberikan, dan seberapa besar cinta yang ia
berikan. Dan setiap orang memiliki vektor cintanya sendiri-sendiri. Entah itu
vektor pada ruang dimensi dua, tiga atau bahkan tak hingga.
Ketika setiap orang memilki vektor cinta sendiri-sendiri maka perlu ruang vektor
cinta. Siapakah yang memiliki ruang vektor cinta? Tentunya Allah SWT, karena
Allahlah Yang Maha Membolak-balikan Hati, sesuai dengan hadist berikut :
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Salim, dari Abdullah bahwa ia berkata, “Nabi
seringkali bersumpah dengan menggunakan kalimat, „Demi Allah yang
membolak-balikan hati.‟” Artinya, demikian cepat Allah kuasa membalikkan dan
mengubah berbagai perasaan hati, secepat angin yang bertiup kencang. Dari Allah
lah cinta itu datang dan Allah lah yang menghapus rasa cinta itu. Disebutkan
dalam Al-Qur‟an, “Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendindingi
(membuat dinding pembatas) antara manusia dan hati.” (QS. Al-Anfaal: 24)

Persaman Cinta Suci


Kalimat terbuka yang menyatakan hubungan “sama dengan” disebut persamaan.
Contoh : x+3=5. Ada banyak jenis persamaan, baik itu persamaan linear,
persamaan kuadrat, persaman eksponen, persaman dengan satu variabel, dua
variabel, tak hingga variabel dan sebagainya. Didalam sebuah persamaan tentunya
akan ada hubungan antar variabelnya.
(x2 + y2 – 1)3 = x2y3 adalah suatu persamaan. Apakah yang terjadi ketika
menggambar persamaan tersebut pada bidang koordinat? Mungkin cukup sulit
untuk dapat menggambar persamaan tersebut secara manual. Namun dengan
menggunakan Matlab, geogebra ataupun program komputer lainnya maka akan
sangat mudah sekali. Sebagai contoh menggunakan matlab, maka tinggal menulis:
Ternyata dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan antara x dan
y sedemikian hingga sehingga jika digambar akan membentuk suatu bentuk
lambang cinta yang cukup indah.
Dalam hal ini persamaan diatas bukan persamaan cinta suci yang dimaksut. Ada
lima variabel untuk membuat persamaan cinta suci, yang pertama adalah cinta itu
sendiri (C), selanjutnya kecantikan atau ketampanan (x), kemudian hartanya (y),
keluarga atau keturunannya (z), dan yang terahir adalah agamanya (n).
Sedemikian sehingga persamaannya adalah C=(2xyz)n dengan x,y,z,n adalah
bilangan bulat. Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa agama merupakan
faktor yang sangat berpengaruh. Jika n merupakan bilangan bulat negatif yang
sangat kecil maka cintanya akan mendekati nol. Namun jika n merupakan
bilangan positif yang sangat besar maka cintanya mendekati tak hingga.

Anda mungkin juga menyukai