discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/280091482
CITATIONS READS
0 486
2 authors, including:
Teguh Firmansyah
UNTIRTA
28 PUBLICATIONS 22 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Teguh Firmansyah on 16 July 2015.
1
STM-3 135
STM-4 139
STM-5 143
STM-6 148
STM-7 152
STM-8 155
STM-9 159
STM-10 (Tidak Presentasi) 163
STM-11 167
STM-12 171
STM-13 175
2
Kata Pengantar
Selamat datang ke acara Seminar Nasional Microwave,
Antena dan Propagasi(SMAP 2012)Seminar Nasional
Microwave, Antena dan Propagasi (SMAP 2012) merupakan
seminar nasional yang diselenggarakan pertama kali dan
diinisiasi olehIEEE Indonesia Joint Chapter Microwave Theory
and Techniques, and Antennas and Propagation (MTT/AP)
Societies Chapter.
Seminar ini bertujuan untuk menyediakan sebuah forum untuk mendorong penelitian di
bidang microwave, antena, propagasi dan bidang terkait lainnya di Indonesia. SMAP
2012 merupakan kesempatan bagi para mahasiswa, peneliti, perekayasa, dan industri
yang terkait dengan bidang komunikasi nirkabel, radar dan satelit, antena dan
propagasi, RF/Microwave dan Elektromagnetik terapan untuk saling berbagi
pengalaman dan membangun jaringan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini SMAP
2012 mengangkat tema “Integrasi Pendidikan, Penelitian, Industri dan Penerapan
Teknologi”. Kami sadari bahwa untuk kemajuan bangsa maka harus ada kerjasama
dan sinergi dari semua pihak meliputi akademisi, pemerintahan maupun industri.
Untuk mengangkat tema Integrasi tersebut maka pada acara pembukaan kami
menghadirkan lima pembicara kunci. Pertama yang mewakili pemerintahan yaitu Dr.
Muhammad Budi Setiawan, M.Eng., Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan
Informatika, Kemenkominfo RI. Kedua yang mewakili peneliti yaitu Dr. Ir. Marzan Azis
Iskandar, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kemenristek RI.
Ketiga dari perwakilan akademisi yaitu Prof.Dr.Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng dari
ITS. Dilanjutkan dari perwakilan penerapan teknologi yaitu Bapak Rizkan Chandra,
Direktur Network & Solution, PT Telkom Indonesia dan pembicara kunci kelima
merupakan wakil dari industri yaitu Mr. Lau Yue Hoong, Agilent Technologies. Dalam
seminar ini juga kami hadirkan pameran/eksibisi teknologi dari Agilent Technologies,
Berca Hardayaperkasa, Solusi247/RCS, AMRG-UI dan PPET LIPI.
3
Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua panitia dan
juga IEEE Student Branch–UI, yang telah bekerja keras dalam mensukseskan acara ini.
Terima kasih kami ucapkan khususnya kepada Departemen Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Indonesia yang telah mendukung panitia sehingga seminar ini dapat
diselenggarakan di UI. Terima kasih kami sebesar-besarnya kepada semua penulis
makalah di SMAP 2012 yang turut berbagi hasil penelitian mereka dengan kita semua.
Terakhir kami ingin juga mengucapkan terima kasih kepada semua sponsor acara kami
yaitu Agilent Technologies, Berca Hardayaperkasa dan InfraRCS serta co-sponsor dari
IEEE APS. Semoga kegiatan seminar ini bermanfaat bagi kita semua.
4
Komite
Ketua Umum
Fitri Yuli Zulkifli (Universitas Indonesia)
Wakil Ketua
Yuyu Wahyu (LIPI)
Sekretaris
Basari (Universitas Indonesia)
Bendahara
Catur Apriono (Universitas Indonesia)
Komite Pengarah
Adit Kurniawan (Institut Teknologi Bandung)
Andaya Lestari (IRCTR-I)
Eko Tjipto Rahardjo (Universitas Indonesia)
Elyas Palantei, (Universitas Hasanudin)
Gamantyo Hendrantoro (Institut Teknik Sepuluh November)
Indra Surjati (Universitas Trisakti)
Iskandar Fitri (Universitas Nasional)
Mashury Wahab (LIPI)
Mudrik Alaydrus (Universitas Mercubuana)
Komite Teknis
Achmad Munir (Institut Teknologi Bandung)
Dadang Gunawan (Universitas Indonesia)
Djoko Hartanto (Universitas Indonesia)
Eko Setijadi (Institut Teknlogi Sepuluh November)
Gunawan Wibisono (Universitas Indonesia)
Muhamad Asvial (Universitas Indonesia)
Purnomo Sidi Priambodo (Universitas Indonesia)
5
Koordinator Lapangan
Feri Yusivar (Universitas Indonesia)
Teguh Firmansyah (Politeknik Negeri
Universitas Sultan AgengJakarta)
Tirtayasa
Komite Pendukung
Reynhard Josian Sembiring (Universitas Indonesia)
Gde Arvindo Anandira (Universitas Indonesia)
Felix LF Sinaga (Universitas Indonesia)
Adhitya Satria Pratama (Universitas Indonesia)
Indah Pradina (Universitas Indonesia)
Arcahyadi Indra (Universitas Indonesia)
Eufrasia Inti Alphatia (Universitas Indonesia)
Sarah Karimah (Universitas Indonesia)
Muliasari Rahmadini (Universitas Indonesia)
Madha Ajiyoga Susetya (Universitas Indonesia)
Annisaa Primadini (Universitas Indonesia)
Setiatmoko Adi Prakoso (Universitas Indonesia)
6
Sponsor
7
Exhibitor
AGILENT TECHNOLOGIES
AMRG-UI
PPET-LIPI
8
Keynote Speaker
9
Prof. Gamantyo Hendrantoro, Member IEEE
Seminar Nasional Microwave, Antena, dan Propagasi (MAP) akan menghadirkan Prof.
Gamantyo Hendrantoro dari ITS Surabaya sebagai keynote speaker.
Prior Experience:
2010-2012 CEO of PT Sigma Citra Caraka
2008-2010 Telkom Senior General Manager of Learning Center
2007-2008 Telkom Vice President of Infrastructure & Service Planning
Education:
Master of Science Management of Technology, National University of Singapore, 2000
10
this, he was the Business Segment Manager at Agilent’s Basic Instruments Division. He
also has experience in new product planning, product launching and go to market
strategies. A 17 year veteran at the company, he has held various positions in both
Agilent Technologies’ Electronics Measurement Group as well as the Semiconductor
Products Group.
Mr. Lau has a Bachelor’s degree in Electrical and Electronics Engineering from the
University of Calgary, Canada.
11
Peta Lokasi
12
13
Susunan Acara
14
Rabu, 3 Oktober 2012
Waktu Acara Tempat
08.00 - 08.30 Registrasi Peserta Auditorium Pusat
08.30 - 08.35 Pembukaan Acara Studi Jepang-UI
08.35 - 09.00 Sambutan-Sambutan
1. Sambutan Ketua Umum
Panitia SMAP 2012
2. Sambutan Ketua IEEE
Indonesia Section
3. Sambutan Ketua Departemen
Teknik Elektro, FTUI
15
09.00 - 10.00 Keynote Speech (I)
Moderator: Prof. Dr. Indra Surjati, MT
Dr. Muhammad Budi
Setiawan, MEng, Dirjen
Sumber Daya dan Perangkat
Pos dan Informatika,
Kemenkominfo RI.
“Regulasi Teknologi
Komunikasi Nirkabel di
Indonesia”
Dr. Ir. Marzan Azis Iskandar,
Kepala Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT),
Kemenristek RI. (dalam
konfirmasi)
“Kebijakan Penerapan
Teknologi Komunikasi
Nirkabel di Indonesia”
16
10.10 - 12.00 Keynote Speech (II) Auditorium Pusat
Moderator: Dr. Mudrik Alaydrus Studi Jepang-UI
Prof. Dr. Ir. Gamantyo
Hendrantoro, M.Eng,
ITSSurabaya
“Pemodelan Kanal Propagasi
untuk Aplikasi Baru dalam
Sistem Komunikasi Nirkabel”
Rizkan Chandra, Direktur
Network & Solution, PT.
Telkom Indonesia
“Meaningful Broadband
Services through Indonesia
Digital Networks”
Mr. Lau Yue Hoong, Agilent
Technologies
“Agilent’s Solution For
Antenna Design And
Measurement”
17
12.00 - 13.00 Istirahat Sholat dan Makan (ISHOMA) Auditorium Pusat
Studi Jepang-UI
13.00 – 14.45 Sesi Presentasi Paralel Pertama Kompleks PSJ-UI,
Lantai 2.
18
Sesi Paralel Kedua
19
Indeks Makalah
ANT-1 M. Darsono
“Rancang Bangun Antena Mikrostrip Array (1x2) Patch
Bujur Sangkar Polarisasi Sirkular Pada S Band Satelit
Mikro”
ANT-2 Rio Mubarak, Putri Wulandari, dan Octarina Nur
Samijayani
“Perbandingan Karakteristik Antena Horn, Yagi-Uda dan
Mikrostrip untuk Aplikasi WiFi 2,4 GHz”
ANT-3 Putri Wulandari, Ratih S. K, dan Sofian Hamid
“Desain Antena Planar Berbahan Dasar Aluminium Foil
pada Frekuensi 470 - 890 MHz untuk Penerimaan Siaran
Televisi Indoor”
ANT-4 Eko Tjipto Rahardjo, Catur Apriono dan Renita Danarianti
“Rancang Bangun Antena Monopole Untuk Aplikasi
Nanosatelit pada Frekuensi 145.95 MHz dan 436.915 MHz”
ANT-5 Yusak Krisnanda S., Eko Tjipto Rahardjo, dan Basari
“Perancangan Antena untuk Aplikasi Cognitive Radio pada
Alokasi Spektrum CDMA 1,9 GHz, WCDMA 2,1 GHz dan
WiMAX 2,375 GHz Untuk Divais Elektronik”
ANT-6 Nadia Media Rizka, Liarto, dan Iskandar Fitri
“Rancang Bangun Butler Matrix 4x4 Untuk Aplikasi
Wideband RADAR”
ANT-7 Dina Angela, Yuyu Wahyu, Roy Simorangkir, dan Denny
“Desain dan Realisasi Antena Cetak Dualband dengan
Pencatuan Co-Planar Waveguide (CPW) untuk WiMAX dan
WLAN”
20
ANT-8 Mochamad Yunus, Fitri Yuli Zulkifli, dan Eko Tjipto
Rahardjo
“Perbaikan Gain dan Bandwidth Antena Mikrostrip
Berstruktur Spiral Resonator (SR) Sebagai Inklusi Magnetik
Tiruan”
ANT-9 Ambros Magnus Rudolf Mekeng dan Iskandar Fitri
“Antena Mikrostrip 24 GHz Patch Segi Tiga Ultra-Wideband
dengan Menggunakan Teknik Proximity Kopling untuk
Aplikasi Sistem Radar Otomotif”
ANT-10 Gunawan Wibisono, Teguh Firmansyah, dan Toto
Supriyanto
“Desain Antena MIMO 2 x 2 Mikrostrip Lingkaran
Menggunakan Parasitik Substrat Untuk Aplikasi LTE”
ANT-11 Toto Supriyanto, Gunawan Wibisono, dan Teguh
Firmansyah
“Peningkatan Gain Antena Mikrostrip Lingkaran
menggunakan Front-end Parasitik Substrat Untuk Aplikasi
LTE”
ANT-12 Sri Hardiati, Yuyu Wahyu, dan Kadek S. N
“Kinerja Antena Mikrostrip Slot Cincin Persegi pada
rentang frekuensi (1555,42 - 1595,42) MHz Dengan
Teknik Pencatuan Proximity Coupled”
ANT-13 Taufal Hidayat dan Fitri Yuli Zulkifli
“Pengembangan Antena Mikrostrip Dengan Pencatuan
Aperture Coupled Pada Frekuensi S-Band”
21
ANT-14 Yussi Perdana Saputera, Bambang Sumajudin, Yuyu Wahyu,
dan Asep Yudi
“Desain dan Realisasi Antena Turnstile pada Frekuensi 2,4
GHz dan 9,4 GHz untuk Aplikasi Wifi dan Radar Pengawas
Pantai”
ANT-15 Tb. Tidra Barezna I., Eko Tjipto Rahardjo, dan Basari
“Antena Rekonfigurable untuk Aplikasi Cognitive Radio
pada Alokasi Spektrum 1,8 GHz, 2,1 GHz, 2,35 GHz, dan 2,4
GHz”
ANT-16 I. G. N. Bara Artawa, Bambang Setia Nugroho, dan Yuyu
Wahyu
“Perancangan dan Realisasi Antena Mikrostrip Sierpinski
Carpet Dual Band Pada Pita Frekuensi ISM”
ANT-17 Rastanto Hadinegoro, Indra Surjati, dan Yuli Kurnia Ningsih
“Antena MIMO Single Band untuk Aplikasi W-LAN”
ANT-18 Pamungkas Daud, Dadin Mahmudin, Yudi Yuliyus, Folin
Octaviani
“Simulasi Antena Patch Beserta Casing Cavity Radome untuk
Antena MIMO”
ANT-19 Arifin Djauhari, Fitri Yuli Zulkifli, Basari dan Yohanes
Paulus
“Perancangan Antena Horn pada Frekuensi Kerja 5,5 GHz –
8,5 GHz”
22
MW-1 Gunawan Wibisono, Puspita Sulistyaningrum, Taufiq Alif
Kurniawan, dan Teguh Firmansyah
“Perancangan Concurrent Multiband Low Noise Amplifier
Menggunakan Teknologi CMOS 0.18 μm”
MW-2 Dwyan Zakaria, Nugroho Adi Saputro, dan Basari
“Perancangan Low Noise Amplifier (LNA) Untuk Aplikasi
Sistem Penerima LTE di Frekuensi 2.35 GHz”
MW-3 Desto Rina Ridla Nurwahibah, Uke Kurniawan Usman, dan
Yuyu Wahyu
“Perancangan dan Implementasi Band Pass Filter dengan
Menggunakan Metode Hairpin Berbasis Mikrostrip pada
Teknologi LTE (1850 MHz – 1910 MHz)”
MW-4 Sandra Octaviani, A. A Pramudita, dan Karel Octavianus
“Pengembangan Antena Adaptif Berbasis Algortima LMS”
MW-5 Folin Oktafiani, Pamungkas Daud, Dadin Mahmudin, Yudi
Yuliyus Maulana
“Desain dan Realisasi Antena Biquad Pada Frekuensi 2,3 -
2,4 GHz untuk aplikasi LTE”
MW-6 Yusuf Fauzi, Basari, Fitri Yuli Zulkifli, dan Eko Tjipto
Rahardjo
“Mikrostrip Filter Hairpin dengan Open Stub sebagai Stop
Band Rejection”
MW-7 Mudrik Alaydrus
“Perhitungan Matriks Penggandeng dalam Perancangan
Prototip Filter Lowpass”
23
STM-1 Hendra Herdiana Sopandi, Arfianto Fahmi, Saleh Dwi
Mardiyanto
“Analisis Kinerja Penggunaan Teknik Modulasi Adaptif dan
MIMO Adaptif pada LTE arah Uplink dengan Berbagai
Kecepatan User”
STM-2 Wisnu Ari Adi dan Azwar Manaf
Absorpsi Gelombang Mikro Bahan Magnetik Ba-La
Manganite dengan Substitusi Fe-Ti pada Rentang Frekuensi
9–15 GHz
STM-3 Ucuk Darusalam, Purnomo Sidi Priambodo, Harry Sudibyo,
dan Eko Tjipto Rahardjo
“Efek Turbulensi Kuat pada Sistem Komunikasi Optik
Terestrial Udara Bebas”
24
“Perancangan Concurrent Down Converter Multiband
Mixer Pada Frekuensi 900 MHz, 2,1 GHz, 2,3 GHz dan 2,6
GHz dengan Teknologi CMOS 0,18 µm”
STM-7 Dwyan Zakaria, Basari, dan Fitri Yuli Zulkifli
“Sistem Monitoring Berbasis Teknologi RFID untuk Tahanan
Lembaga Pemasyarakatan”
STM-8 Dony Canisius Sirait1, Basari1, dan Fitri Yuli Zulkifli1
“Sistem Monitoring Pasien dengan Teknologi RFID”
STM-9 Catur Apriono, Nofrizal, Mochamad Dandy, Fitri Yuli
Zulkifli dan Eko Tjipto Rahardjo
“Tranformasi NF-FF Menggunakan Metode FFT-2D pada
Simulasi Antena dengan Pemindaian Silindris”
STM-10 Timbul Manik dan Peberlin Sitompul
“Hasil Awal TEC Ionosfir Indonesia Berbasis Penerima Radio
Beacon”
STM-11 Elyas Palantei, Zakiy Ubaid, Bayu Topalaguna,dan
Syafruddin Syarif
“Pra-Konstruksi Prototipe Nanosatelit ISM Band 2,4 GHz
untuk Aplikasi Telemonitoring Lingkungan”
STM-12 Yuyu Wahyu, Folin Oktafiani, Yussi Perdana Saputera dan
Mashury Wahab
“Perancangan Antena Array Microstrip Planar Untuk Radar
S-Band”
STM-13 Syafruddin Syarif, Elyas Palantei, Andani Achmad dan
Helmy Zainuddin
“Studi Infrastruktur VoD pada IPTV”
25
SMAP 2012
ANT (Antena)
26
ANT-10 SMAP 2012
61
ANT-10 SMAP 2012
L = 150 mm
H
W = 70 mm r
Keterangan :
εr = 2,2 (taconic)
h = 1,52 mm
tan δ = 0,0009
Pada pers. (1) nilai h dalam satuan cm, sementara pada Gambar 4. Nilai S11 dan bandwidth antena lingkaran MIMO
pers. (2) nilai f harus dalah satuan Hz. Desain antena konvensional
tersebut memiliki fundamental frekuensi yang bekerja pada
dominan mode TM110. Nilai resonannya diberikan oleh Seperti ditunjukan pada Gambar 4. Nilai bandwidth
antena saat S11 = -10 hanya mencapai 40 MHz. Nilai ini
masih dapat ditingkatkan kembali apabila dipergunakan
antena wideband mikrostrip.
Dimana nilai c merupakan kecepatan cahaya sebesar
3.108 m/s. Desani antena ini merupakan desain antena
lingkaran yang konvensional seperti pada Gambar 2. nilai
dimensi dan karakteristik subtrat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Dimensi dan Karakteristik Antena
Spesifikasi Ukuran Keterangan
W 70 mm Lebar
L 150 mm Panjang
R 26 mm Jari-jari
D 23 mm Separator
εr (Taconic) εr= 2,2 Gambar 5. Nilai kopling koefisien S21 antena lingkaran MIMO
h h = 1,52 mm Substrat konvensional
tan δ tan δ = 0,0009
62
ANT-10 SMAP 2012
Pada Gambar 5 terlihat bahwa nilai kopling koefisien Sementara itu, pada Gambar 8 terlihat bahwa nilai
antena lingkaran MIMO konvensional yang mencapai nilai - koefisien kopling antena lingkaran MIMO ini mencapai
27 dB. Hal ini memperlihatkan bahwa kedua antena tersebut nilai -26,5 dB. Hal ini memperlihatkan bahwa kedua antena
tidak saling berhubungan. Parameter selajutnya yang akan tersebut tidak saling berhubungan.
dianalisa yaitu gain antena seperti pada Gambar 6. Untuk menganalisa nilai Gain, maka pada penelitian ini
dilakukan karakterisasi nilai H dari antena MIMO, agar
diperolah nilai gain paling besar. Hasil karakterisasi terlihat
pada Gambar 9.
63
ANT-10 SMAP 2012
Antena lingkaran Antena lingkaran [1] Balanis C. A., Antenna Theory : Analysis and Design, John
Kinerja MIMO MIMO dengan Wiley & Sons, New York, 1997.
konvensional penambahan parasitik [2] Targonski, S.D.; Waterhouse, R.B. "Reflector elements for
Frekuensi 2,35 GHz 2,35 GHz aperture and aperture coupled microstrip antennas". IEEE
MIMO 2x2 2x2 Antennas and Propagation Society International Symposium,
Vol. 3, Page : 1840 - 1843. 1997A
Bandwidth
55 MHz 100 MHz [3] Seleznyov, D.G.; Reznik, I.I.; Seleznyov, A.D."A microstrip
(S11 < -10dB)
radiator for reflector antennas" Proceedings of the 5th
Gain 6,5 dBi 7,5 dBi International Seminar/Workshop on Direct and Inverse
HPBW (-3dB) 90 67,3 Problems of Electromagnetic and Acoustic Wave Theory.
Dimensi (mm) 150 x 70 x 1,52 150 x 70 x 16 Page(s): 104 - 107. 2000
[4] M. Stoytchev, H. Safar, A. L. Moustakas, and S. Simon,
Hasil perbandingan memperlihatkan bahwa antena “Compact antenna arrays for MIMO applications,” in IEEE
lingkaran MIMO dengan penambahan parasitik substrat Antennas Propag. Soc. Int. Symp., Jul. 2001, vol. 3, pp. 708–
711.
dapat menhasilkan gain yang lebih tinggi dan memberikan
nilai bandwidth yang lebih besar. [5] Capobianco, A.D.; Pigozzo, F.M.; Boscolo, S.; Midrio, M.;
Sacchetto, F.; Assalini, A.; Brunetta, L.; Zambon, N.; Pupolin,
S.; “A Novel Compact MIMO Array based on PlanarYagi
VII. KESIMPULAN Antennas for Multipath Fading Channels” IEEE Conferences
Publication Year: 2010 , Page(s): 93 – 96
[6] C.-Y. Chiu, R. D. Murch, and C. R. Rowell, “Reduction of
Pada penelitian ini juga diusulkan penambahan parasitik mutual coupling between closely-packed antenna elements,”
substrat pada antena lingkaran MIMO untuk dapat IEEE Trans. Antennas Propag., vol. 55, no. 6, pp. 1732–1738,
meningkatkan Gain dan bandwidth. Pada jenis subsrat Jun. 2007.
taconic dengan εr= 2,2, h = 1,52 mm, dan tan δ = 0,0009 [7] Tilane, Pramendra, “ Gain Enhancement of circular microstrip
diperoleh jarak parasitik paling optimum sebesar 14 mm. antenna for Personal Communication Systems”. IACSIT
Vol.2 No.2 April 2011.
[8] I. J. Bahl and P. Bhartia, Microstrip Antennas, Artech House,
UCAPAN TERIMA KASIH Norwood,MA,1980.
64
ANT-11 SMAP 2012
65
ANT-11 SMAP 2012
yang memiliki gain yang tinggi. Namun antena ini masih Dimana nilai c merupakan kecepatan cahaya sebesar 3.108
memiliki dimensi yang besar. m/s. Desai antena ini merupakan desain antena lingkaran
Sementara itu, pada [7] mengusulkan untuk dipergunakan yang konvensional seperti pada Gambar 1c.
parasitik radiator yang berbentuk ring persegi panjang Pada penelitian ini, antena yang dirancang memiliki
dengan patch berbentuk persegi panjang untuk frekuensi kerja sebesar 2,3 GHz untuk aplikasi Long Term
menghasilkan gain sebedar 7,5 dBi. Penelitian ini kemudian Evolution (LTE). Sementara itu, struktur antena yang
ditindak lanjuti oleh [8], dimana diusulkan perancangan diusulkan terlihat pada Gambar 1a. dan Gambar 1b. dengan
antena yang memiliki bentuk lingkaran dengan radiator nilai dimensi dan karakteristik subtrat terlihat pada Tabel 1
berupa ring, sehingga dihasilkan gain antena sebesar 6 dBi. dibawah ini.
Penelitian selanjutnya diantaranya diusulkan oleh [9] yaitu
perancangan antena mikrostrip berbentuk persegi dengan Tabel 1. Dimensi dan Karakteristik Substrat Antena
radiator yang identik juga, sehingga dihasilkan gain antena
sampai 7,5 dBi. Spesifikasi Ukuran Keterangan
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada antena ini W 60 mm Lebar
diusulkan perancangan menggunakan front-end parasitik L 70 mm Panjang
substrat, seperti yang terlihat pada Gambar 1a. dan Gambar r 26 mm Jari-jari
1b. Geometri antena yang dipergunakan berbentuk lingkaran εr1 (Taconic) εr1= 2,2
dengan front parasitik radiatornya berbentuk lingkaran pula, Front-
h1 h1 = 1,52 mm
parasitik
sehingga gain yang dihasilkan lebih besar. Selain itu, pada tan δ1 tan δ1 = 0,0009
penelitian ini juga diusulkan perancangan menggunakan end εr2 (Taconic) εr2= 2,2
parasitik yang berfungsi menurunkan back-lobe yang Patch
h2 h2 = 1,52 mm
Utama
berakibat pada peningkatan gain antena. tan δ2 tan δ2 = 0,0009
Pada makalah ini terdiri dari beberapa bab. Bab 1 εr3 (Taconic) εr3= 2,2
End-
membahas mengenai pendahuluan dan posisi penelitian, h3 h3 = 1,52 mm
parasitik
sementara Bab 2 dibahas mengenai perancangan struktur tan δ3 tan δ3 = 0,0009
antena. Sementara bab 3 membahas optimasi antena yang
dengan nilai iterasinya. Sementara bab 4 dibahas analisa Luasan yang lebih ini diharapkan mendapatkan gain yang
dari hasil yang diperoleh. Selain itu, akan dibandingkan lebih besar. Sementara itu, proses karakterisasi dilakukan
hasil antara antena lingkaran konvesional seperti Gambar dengan mengubah nilai H1 dan H2.
1c, antena lingkaran hanya dengan front-parasitik, antena
lingkaran hanya dengan end-parasitik, dan antena yang III. KARANTERISASI DAN OPTIMASI ANTENA
menggunakan front-end parasitik seperti Gambar 1a dan Seperti yang dijelaskan pada Bab 1, pada makalah ini
Gambar 1b. Perancangan antena ini menggunakan perangkat akan dijelaskan empat buah desain antena. Diantaranya
lunak CST. antena lingkaran konvesional seperti Gambar 1c, antena
lingkaran hanya dengan front-parasitik, antena lingkaran
hanya dengan end-parasitik, dan antena yang menggunakan
II. PERANCANGAN STRUKTUR ANTENA
front-end parasitik seperti Gambar 1a dan Gambar 1b.
Salah satu keunggulan dari antena berbentuk lingkaran Pada Gambar 2 menujukan nilai return loss (S11) antena
diantarannya adalah desain yang sederhana. Persamaan lingkaran konvensional pada Gambar 1c.
patch jari-jari antena lingkaran mengikuti persamaan [10]
yang diberikan oleh.
𝐹𝐹
𝑟𝑟 = (1)
2ℎ 𝜋𝜋𝐹𝐹
1+ 𝑙𝑙𝑙𝑙 + 1,7726
𝜋𝜋𝜀𝜀𝑟𝑟 𝐹𝐹 2ℎ
dimana nilai F memenuhi persamaan ;
8,791. 109
𝐹𝐹 = (2)
𝑓𝑓𝑟𝑟 𝜀𝜀𝑟𝑟
Pada persamaan (1) nilai h harus dalam satuan cm,
sementara pada persamaan (2) nilai f harus dalah satuan Hz.
Desain antena tersebut memiliki fundamental frekuensi yang Gambar 2. Nilai S11 dan bandwith antena lingkaran
bekerja pada dominan mode TM110. Nilai resonannya konvensional
diberikan oleh persamaan ;
1,8412 1,8412𝑐𝑐 Seperti ditunjukan pada Gambar 2. Nilai bandwidth
𝑓𝑓𝑟𝑟 110 = = (3) antena saat S11 < -14 hanya mencapai 29,6 MHz. Sementara
2𝜋𝜋𝑟𝑟 𝜇𝜇𝜀𝜀 2𝜋𝜋𝑟𝑟 𝜀𝜀𝑟𝑟
itu, pada Gambar 3 menujukan hasil far-field antena
lingkaran konvensional.
66
ANT-11 SMAP 2012
67
ANT-11 SMAP 2012
Sementara itu, Gambar 8 memperlihatkan hasil simulasi Hasil perbandingan memperlihatkan bahwa antena
return loss (S11) pada antena dengan penambahan front-end lingkaran dengan penambahan front-end parasitik dapat
parasitik. menhasilkan gain yang lebih tinggi dan memberikan nilai
bandwidth yang lebih besar.
V. KESIMPULAN
Total peningkatan gain yang diperoleh sebesar 2 dB
dengan penempatan front-end parasitik subtrat. Jarak antara
patch dengan front-parasitik (H1) dioptimasi untuk
memaksimalkan kopling elektromagnetik dan lobe utama
antenna. Pada penelitian ini juga diusulkan penambahan end
parasitik, jarak antara ground dan end-parasitik (H2)
dioptimasi untuk meminimalkan back lobe antena. Nilai
Gambar 8. Nilai S11 dan bandwith antena lingkaran dengan gain yang paling besar diperoleh saat H1 bernilai 14 dan H2
penambahan front-end parasitik bernilai 4 mm dengan gain sebesar 8,2 dBi. Hal ini
membuktikan dengan penambahan front-end parasitik dapat
Seperti ditunjukan pada Gambar 8. Nilai bandwidth meningkatkan gain sebesar 2 dB dari 6,2 dBi menjadi 8,2
antena saat S11 < -14 hanya mencapai 54,7 MHz. Sementara dBi.
itu, pada Gambar 9 menujukan hasil far-field antena
lingkaran penambahan front-end parasitik.
DAFTAR ACUAN
68
SMAP 2012
MW (Microwave)
100
MW-1 SMAP 2012
Abstract — Concurrent multiband LNA is one type of dibandingkan tipe multiband LNA yang lain seperti
multiband LNA that could work at several frequency bands wideband LNA, switched mode LNA, dan parallel mode
one time simultaneously. This paper, concurrent multiband LNA. Dibandingkan parallel LNA, concurrent LNA dapat
LNA that works at four frequency bands (quadband) at 950
MHz, 1.85 GHz, 2.35 GHz, and 2.65 GHz will be designed and menghemat konsumsi daya dan memperkecil ukuran karena
analyzed. The proposed LNA uses inductive source hanya membutuhkan satu driver untuk semua rentang
degeneration topology based on 0.18 μm CMOS technology. frekuensi yang diinginkan. Pada wideband LNA, sinyal
The design specifications of LNA are K > 1, gain > 10 dB, Noise yang tidak diinginkan bisa ikut terkuatkan bersama dengan
figure (NF) < 3 dB, Input return loss < -10 dB, VSWR between rentang frekuensi yang diinginkan, yang menyebabkan
1-2, and power consumption < 20 mW. The proposed
concurrent multiband LNA is design and simulated by sensitivitas receiver berkurang secara drastis [2]. Sedangkan
advanced design system (ADS) software. Based on the dengan switched mode LNA, LNA hanya dapat bekerja
simulation results, the design LNA achieves gain 15.113 - secara optimal pada satu frekuensi dalam satu waktu [3].
21.035 dB for four frequency bands. Noise Figure 1.29 – 2.713 Pada paper ini, dirancang sebuah concurrent multiband
dB, input return loss -17.270 dB – -42.903 dB, and VSWR LNA menggunakan teknologi CMOS 0.18 μm yang bekerja
1.014 - 1.317 And power comsumption is 15.44 mW.
pada empat band frekuensi (quadband) yaitu pada frekuensi
Keyword — 0.18 μm CMOS, concurrent multiband LNA,
inductive source degeneration, quadband. 950 MHz, 1,85 GHz, 2,35 Ghz, dan 2,65 GHz secara
simultan. Spesifikasi LNA yang dirancang memiliki
Abstrak — Concurrent multiband LNA merupakan salah satu kestabilan (K > 1), gain > 10 dB, Noise Figure < 3 dB, input
tipe multiband LNA yang dapat bekerja pada beberapa frekuensi return loss < -10 dB, VSWR antara 1-2, dan konsumsi daya
berbeda secara simultan. Pada paper ini dirancang concurrent < 20 mW. Topologi LNA yang digunakan adalah inductive
multiband LNA yang bekerja pada empat pita frekuensi source degeneration yang telah banyak digunakan seperti di
(quadband) yaitu 950 MHz, 1,85 GHz, 2,35 GHz, dan 2,65 GHz. concurrent dualband LNA [2],[4], dan concurrent
LNA yang dirancang menggunakan topologi inductive source
degeneration dan berbasis teknologi CMOS 0.18 μm. Spesifikasi tripleband LNA [5]. Pada rangkaian LNA terdapat transistor
LNA yang dirancang meliputi kestabilan (K > 1), gain > 10 dB, CMOS yang disusun secara cascade, yang berfungsi sebagai
Noise Figure (NF) < 3 dB, Input return loss < -10 dB, VSWR isolasi antara port input dan output. Rancangan LNA
antara 1-2, dan disipasi daya < 20 mW. Perancangan dan simulasi disimulasikan dengan perangkat lunak Advance Design
dilakukan dengan perangkat lunak Advance Design System (ADS). System (ADS).
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan, rancangan LNA telah
memenuhi spesifikasi yaitu memiliki gain sebesar 15,113 – 21,035
dB untuk keempat frekuensi. Noise Figure sebesar 1,29 – 2,713 II. PERANCANGAN CONCURRENT M ULTIBAND LNA
dB, input return loss sebesar -17,270 dB – -42,903 dB, dan VSWR
sebesar 1,014 – 1,317. Besarnya disipasi daya rangkaian adalah MENGGUNAKAN TEKNOLOGI CMOS 0.18 ΜM
sebesar 15,44 mW. Dalam merancang concurrent multiband LNA ini,
Kata kunci — CMOS 0.18 μm, concurrent multiband LNA, tahapan yang harus dilakukan dimulai dengan menentukan
inductive source degeneration, quadband.
spesifikasi LNA yang akan dirancang. Kemudian memilih
transistor yang akan digunakan, melakukan bias DC serta
I. PENDAHULUAN memilih topologi LNA. Saat bias DC dilakukan, dipastikan
rangkaian dalam keadaan unconditionally stable yang
Low noise amplifier (LNA) adalah bagian paling depan
ditunjukkan dengan nilai K > 1, dimana K adalah Stability
dari sebuah sistem receiver. Fungsi LNA adalah
Factor, sebuah faktor yang menunjukkan kestabilan
menguatkan sinyal yang diterima receiver dengan kontribusi
rangkaian. Kemudian dibuat rangkaian impedance matching
noise yang seminimal mungkin [1]. LNA merupakan bagian
supaya LNA bekerja pada frekuensi yang diinginkan.
penting dari sistem receiver. Hal ini mengingat, sinyal yang
Kemudian dilakukan evaluasi simulasi sampai dicapai hasil
diterima oleh receiver seringkali memiliki daya yang kecil,
yang optimum sesuai spesifikasi yang diinginkan. Terakhir
sehingga perlu dikuatkan terlebih dahulu sebelum diproses
dilakukan analisa hasil simulasi. Simulasi dilakukan dengan
lebih lanjut. Di sisi lain, amplifier juga turut menambah
perangkat lunak ADS.
noise pada receiver. Agar tambahan noise tersebut tidak
berpengaruh besar terhadap sinyal yang diterima receiver, A. Spesifikasi LNA
kontribusi noise LNA haruslah seminimal mungkin.
Spesifikasi LNA yang dirancang secara lengkap terlihat
Menjawab kebutuhan atas multiband LNA agar sebuah
pada Tabel 1.
LNA dapat bekerja pada lebih dari satu rentang frekuensi
secara simultan, maka tipe concurrent multiband LNA
banyak digunakan. Concurrent LNA memiliki kelebihan
101
MW-1 SMAP 2012
Tabel 1 Spesifikasi LNA yang Dirancang untuk membangkitkan empat frekuensi resonansi. Akan
tetapi, sebuah resonator LC ini tidak serta merta beresonansi
Frekuensi Tengah di satu band frekuensi saja (misal L4 dan C4 hanya
Spesifikasi
950 MHz 1.85 GHz 2.15 GHz 2.65 GHz mempengaruhi f4, dan L1 dan C1 hanya mempengaruhi f1),
K >1 >1 >1 >1 tetapi ke-empat resonator LC ini saling berpengaruh
terhadap keempat frekuensi resonansi yang ada. Rangkaian
S 21 > 10 dB > 10 dB > 10 dB > 10 dB
resonator LNA yang dirancang, ditunjukkan pada Gambar 2.
Noise Figure < 3dB < 3dB < 3dB < 3dB
L4 L3 L2
S 11 < -10 dB < -10 dB < -10 dB < -10 dB
VSWR 1 -2 1-2 1-2 1–2 L1
Konsumsi Daya < 20mW < 20mW < 20mW < 20mW
C1
C4 C3 C2
B. Pemilihan transistor
Transistor CMOS sangat populer untuk rangkaian analog Resonator Resonator Resonator Resonator
dan RF. Konsekuensi dari hal ini adalah adanya peluang 4 3 2 1
besar untuk mengintegrasikan rangkaian analog, RF, dan
Gambar 2. Rangkaian resonator LNA
dijital pada die yang sama, yang membuat CMOS menjadi
teknologi yang sangat baik untuk implementasi System-on-
C1 selain sebagai komponen input impedance matching,
Chip masa depan [6]. Pada paper ini dipilih transistor
juga berfungsi sebagai coupling capacitor bagi rangkaian
MOSFET berbasis teknologi CMOS 0.18 μm.
bias LNA.
C. Bias DC dan Topologi LNA Output impedance matching-nya terdiri dari C 5 dan L5
yang dipasang seri. C5 juga berfungsi sebagai coupling bagi
Perancangan bias transistor merupakan hal mendasar yang
rangkaian bias LNA, Gambar rangkaian keseluruhan
dilakukan dalam mendesain LNA. Pada perancangan
concurrent multiband LNA yang dirancang ditunjukkan oleh
concurrent multiband LNA ini, dipilih topologi LNA
Gambar 3.
inductive source degeneration yang ditambahkan cascode.
Penambahan transistor yang dipasang secara cascode
memiliki beberapa kelebihan seperti mengurangi efek Vdd
Rangkaian input impedance matching dibentuk dengan A. Hasil Simulasi dan Analisa Input Return Loss (S11)
topologi inductive source degeneration, dimana induktor Hasil simulasi input return loss (S11) rangkaian multiband
yang dipasang terhubung pada bagian source (Ls), yang LNA tampak pada Gambar 4. Terlihat bahwa LNA yang
selanjutnya akan ditambah resonator LC (kombinasi dirancang telah bekerja pada 4 band frekuensi tengah 950
induktor dan kapasitor yang dipasang seri maupun paralel) MHz, 1,85 GHz, 2,35 GHz, serta 2,65 GHz. Nilai S11 LNA
yang terhubung seri dengan gate. Jumlah resonator ini akan yang dirancang telah memenuhi spesifikasi yang diinginkan
mempengaruhi banyaknya jumlah frekuensi resonansi yang yaitu < -10 dB. S11 sebesar -42,903 dB pada frekuensi 950
terbentuk. Pada penelitian terdapat empat resonator LC
102
MW-1 SMAP 2012
103
MW-1 SMAP 2012
PERNYATAAN
Penelitian ini dibiayai dari Program Penelitian Strategis
Nasional, Dikti, tahun 2012, dengan kontrak nomor.
3393/H2.R12/HKP.05.00/2012
DAFTAR ACUAN
[1] John Rogers, and Calvin Plett, Radio Frequency Integrated
Circuit Design, London: Artech House, 2003.
[2] Sambit Datta, Kunal Datta, Ashudeb Dutta, Tarun Kanti
Bhattacharyya, “Fully Concurrent Dual-Band LNA Operating
in 900 MHz/2.4 GHz Bands for Multi-Standard Wireless
Receiver with sub-2dB Noise Figure”, IEEE Third
International Conference on Emerging Trends in Engineering
Gambar 8. Hasil simulasi VSWR
and Technology, pp. 731-734, 2010.
[3] Hosein Hasemi. “Integrated Concurent Multiband Radios and
VI. KESIMPULAN Multiple Antenna System”. Ph.D. Dissertation. California
Institute of Technology. California. September 2003
Telah dirancang concurrent multiband LNA dengan [4] Hossein Hashemi and Ali Hajimiri, “Concurrent Dual-Band
menggunakan topologi inductive source degeration berbasis CMOS Low Noise Amplifier and Receiver Architecture”,
IEEE Symposium on VLSI Circuit, pp. 247-250, 2001
teknologi CMOS 0,18 μm yang dapat beroperasi pada 4
[5] Chih-Yuan Kao, Yueh-Ting Chiang, and Jeng-rern Yang, “A
frekuensi frekuensi secara bersamaan. Frekuensi tengah Concurrent Multi-Band Low-Noise Amplifier for
operasi LNA adalah 950 MHz, 1,85 GHz, 2,35 GHz, dan WLAN/WiMAX Application”. IEEE Explore 2008.
2,65 GHz. Dari hasil simulasi terlihat bahwa concurrent [6] Stefan Andersson, “Multiband LNA Design and RF-Sampling
multiband LNA yang dirancang telah memenuhi kriteria Front-Ends for Flexible Wireless Receivers”, Link‡ping
perancangan untuk kestabilan, gain, input return loss, Studies in Science and Technology Dissertation No. 1036,
2006
VSWR, NF, dan konsumsi daya. Hasil rancangan siap
[7] Agilent Fundamentals of RF and Microwave Noise Figure
untuk dilakukan fabrikasi. Measurements, Application Note 57-1, Agilent Technologies.
Available: http://cp.literature.agilent.com/litweb/pdf/5952-
8255E.pdf
104
View publication stats