Anda di halaman 1dari 1

Nama : Mega Edvriyanti Ningrum

NPM : 0227 1511 112


Kelas : VIII – AP
Mata Kuliah : Pengauditan Manajemen
Bab VII Audit Sistem Kepastian Kualitas

FENOMENA SISTEM KAPASITAS KUALITAS PADA PT COCA-COLA


BOTTLING INDONESIA
PT Coca-Cola Bottling Indonesia yang berada di Pasuruan, Jawa Timur. Merupakan
penerapan standar teknik dengan menggunakan ISO 9001;2008 yang digunakan untuk
menilai aktivitas, praktek dan kebijakan perusahaan dalam hal penetapan standar kualitas
yang ditetapkan. Audit ini memiliki peranan penting dalam hal memberikan kepastian kualitas
terhadap produk yang akan dikonsumsi konsumen. Peranan lainnya yaitu untuk
membandingkan antara kinerja sistem terkait penerapan standar atau kebijakan perusahaan
dengan kepastian kualitas berdasarkan ISO 9001:2008.
Audit dilakukan berdasarkan siklus PDSA (Plan – Do – Study – Act) yang terdiri dari
empat langkah. Langkah pertama ialah perencanaan audit yang dilakukan sedikitnya 1 tahun
sekali. Tahap ini dilakukan dengan menguji elemen sistem kepastian kualitas ISO 9001:2008
yang diterapkan oleh PT Coca-Cola Bottling Indonesia dengan harapan dapat
mempersiapkan pelaksanaan audit sertifikasi sistem kepastian kualitas oleh audit eksternal.
Langkah kedua ialah pelaksanaan audit. Tahap ini menjabarkan spesifikasi audit yang
sebelumnya telah diberikan surat pemberitahuan tentang ruang lingkup audit sistem kepastian
kualitas. Cara yang digunakan oleh auditor dalam melaksanakan audit ialah memeriksa bukti
objektif dan mencatat informasi hasil audit. Tahap ketiga ialah mempelajari hasil audit. Hasil
audit dihubungkan dengan lima klausul dari ISO 9001:2008 berdasarkan ruang lingkup sistem
kepastian kualitas. Klausul yang dimaksud antara lain mengaudit sistem manajemen kualitas,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk serta pengukuran,
analisis dan peningkatan. Tahap keempat adalah melakukan tindakan perbaikan dengan
menemukan akar permasalahan dari temuan hasil audit. Perbaikan dilakukan untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Prosedur tindakan perbaikan dan pencegahan didasarkan
atas CS-QAS-C-P-060.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan menggunakan keempat tahapan tersebut
adalah adanya temuan ketidaksesuaian minor meliputi ketidaksesuaian atas persyaratan
tertentu di perusahaan yang dapat berdampak signifikan terhadap sistem manajemen,
kualitas produk, keamanan pangan, lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja. Hal
ini dapat menyebabkan kelemahan terisolasi dalam hal pencegahan atau pengendalian
pengukuran terhadap proses compliance, sistem elemen dan persyaratam hukum. Temuan
lainnya yaitu terdapat peluang perbaikan yang nantinya dijadikan sebagai input perbaikan
yang dibuat oleh organisasi.
Kesimpulan yang diperoleh dari audit ini ialah terdapat 6 prosedur wajib yang terdapat
pada audit sistem kapasitas kualitas. Prosedur yang dimaksud adalah pengendalian
dokumen, pengendalian rekaman, audit internal, pengendalian terhadap produk yang tidak
sesuai, serta tindakan perbaikan dan pencegahan. Audit dilakukan berdasarkan siklus PDSA
(Plan – Do – Study – Act) yang terdiri dari empat langkah. Langkah yang dimaksud meliputi
perencanaan audit, pelaksanaan audit dalam mempelajari hasil audit dan tindakan perbaikan.
Kesimpulan terakhir ialah audit sistem kepastian kualitas dinilai cukup efektif dalam
mengontrol dan meningkatkan sistem, serta kualitas produk yang dihasilkan. Kesalahan
selama dilakukannya audit banyak terjadi akibat human eror.

Anda mungkin juga menyukai