Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TETAP

INSTRUMEN DAN PENGUKURAN


KONDUKTOMETRI 1

Disusun Oleh :

Kelompok / kelas : 1 / 2KD


Nama : ALI ALHADI (061630401008)
AULIA KURNIA SARI (061630401012)
CHAHYO WIDYASMORO (061630401014)
GITA AGUSTINA (061630401017)
LAURA IRSALEN VIRANICA (061630401020)
MIA CHAIRANI PALYENDRA (061630401022)
M. SULAIMAN HIDAYATTULLAH (061630401024)
PUJA PRATIWI ISNAINI (061630401026)
SHINTA BRAGISTA (061630401028)
ISMY FARHAN (061630402174)
PERMATA NURUL AZMI (061630402177)
Pembimbing : Dr. Ir. Rusdianasari, M.Si.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2016/2017
KONDUKTOMETRI

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan daya hantar listrik suatu larutan.

II. ALAT YANG DIGUNAKAN


Alat yang digunakan
- Konduktometer 660
- Elektroda emmension cell dengan konstanta cell o,78
- Magnetik stirrer
- Gelas kimia 250ml, 100ml 5 buah
- Pipet ukur 10ml
- Labu ukur 100ml 2 buah
- Pipet tetes
- Kaca arloji
- Corong
- Spatula
· Bahan yang digunakan
- KCl
- Larutan NaOH 0,1 N
- Larutan HCL 0,1 N

III. DASAR TEORI


Pengukuran konduktivitas dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi.
Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara dan tergantung pada frekuensi arus yang
digunakan. Jika arus frekuensinya bertambah besar, maka kapasitas dan induktif akan semakin
besar.
Konduktometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan daya hantar
larutan. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Menurut
hokum ohm arus (I) berbanding lurus dengan potensial listrik (E) yang digunakan, tetapi
berbanding terbalik dengan tahanan listrik (R).
I=E/R
G=I/R
Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari tahan yang mempunyai satuan ohm atau
Siemens (S), bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui luas bidang elektroda (A) dan
berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I), maka:
G=I/R=kxA/I
Dimana:
A / I = tetapan sel
K = daya hantar arus (konduktivitas) dengan satuan SI ohm cm-1 atau s cm-1
Prinsip kerja
Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion
positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik
berupa hambatan listrik larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran arus
listrik.

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)


Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar
ekivalen yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua
elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm. Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah
berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif

Pengukuran Daya Hantar Listrik


Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik, sel untuk menyimpan larutan dan
jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan.

1. Sumber listrik
Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses
faradai, yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda. Sedangkan arus AC tidak
memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya, dalam hal ini aliran arus listrik
bukan akibat proses faradai. Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel,
maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC.

2. Tahanan Jembatan
Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya
hantar.

3. Sel
Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang
terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina
untuk menambah efektifitas permukaan elektroda.

Perubahan kondukivitas terhadap suhu berbeda – beda untuk setiap senyawa. Setiap
senyawa mempunyai koefisien suhu. Hubungan antara konduktivitas K pada suhu 20◦C dengan
konduktivitas K pada suhu n◦C dapat dilihat pada persamaan.

Apabila kita ingin membaca harga konduktivitas secara teliti namun harga
konduktivitasnya sering berubah, sehingga keluar dari daerah yang telah diatur, maka kita
menaikkan harga konduktivitas tersebut hingga berada di pertengahan daerah pengugkuran.
IV. PROSEDUR KERJA

4.1 Kalibrasi konduktometer


- Memasang sel konduktometer pada socket “cond cell” dengan socket berwarna hitam.
- Memasang resistance thermometer pt-100 pada socket warna merah.
- Menghidupkan alat konduktometer.
- Mengecek harga konstanta cell pada elektroda emmension cell, memasukkan harga 1,00 pada
“cell const” dan tekan tombol x1
- Memasukkan harga temperature pada “ temp “ dengan menekan tombol “temp”.
- Memasukkan harga koef temp, untuk larutan KCl 1,95, sedangkan untuk yang lain dapat
dilihat dari tabel, jika tidak ada dalam tabel masukkan harga 2.
- Menggunakan frekuensi 2 KHz (tombol tidak ditekan)
- Mengisi gelas kimia 50ml dengan KCl 1 N dan memasukkan elektroda ke dalamnya.
- Mengatur temperatur larutan sesuai dengan tabel atau menakan tombol “temp“.
- Memasukkan harga K pada suhu laruutan untuk menghitung konstanta cell (K)
K = K tabel pada temp T / (K) pengukuran
- Mengkalibrasi telah selesai dan dicatat harga konduktivitas harga larutan KCl 1 N.
- Menentukan konduktivitas larutan KCl 0,1 N, 0,05 N (sesuai instruksi) dan membandingkan
perhitungan konduktivitas secara teoritis dan menghitung persen kesalahan.

Tabel Harga lo untuk Anion dan Kation


Kation lo (S.cm2.mol-1) Anion lo (S.cm2.mol-1)
H+ 349,8 OH- 198,3
+
Na 50,1 Cl- 76,3
+
K 73,5 I- 76,8
NH4 73,5 CH3COO- 40,9
C2O42- 74,2
HCO3 44,5

Tabel Harga K untuk penentuan Tetapan sel


T (C0) Ktabel (mS/cm) T (C0) Ktabel (mS/cm)
0 7,15 24 12,64
10 9,33 25 12,88
15 10,48 26 13,13
20 11,67 27 13,37
21 11,91 28 13,62
22 12,15 29 13,87
23 12,39 30 14,12
V. DATA PENGAMATAN

Nama Zat C (mol/L) L kond (ms/cm) T (◦C)


KCl 0,1 14,33 31,2
NaOH 1 175,7 32,5
HCl 0,1 45,7 32,9
Air “Alfa One” 0,08 33,6

VI. PERHITUNGAN

1) Pembuatan Larutan

- Pembuatan larutan KCl 0,1 M 100 mL

gr = M x V x BM
= 0,1 mmol/mL x 100 mL x 74,55 mg/mmol
= 745,5 mg
= 0,7458 gram
- Pembuatan larutan NaOH 1M 100 mL

gr = M x V x BM
= 1 mmol/mL x 100 mL x 40 mg/mmol
= 4000 mg
= 4 gram

- Pembuatan HCl 0,1 M 100 mL

% HCl = 37%
P = 1,19
BM = 36,5

𝑃 .% .1000
M1 = 𝐵𝑀

1,19 . 0,37 . 1000


= 36,5

= 11,73

M1 V1 = M2 V2
11,73 . V1 = 0,1 . 100
0,1 . 100
V1 = 11,73

V1 = 0,85 mL
2) Konduktivitas KCl dan Konstanta
- Konstanta Cell KCl
K (KCl) praktek = 14,33 ms/cm
K (KCl) teori = 14,12 ms/cm
𝐾 𝐾𝐶𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
Maka, K = 𝐾 𝐾𝐶𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘

14,12 𝑚𝑠/𝑐𝑚
= 14,33 𝑚𝑠/𝑐𝑚
= 0,985
- % Kesalahan Konstanta

𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
x 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0,77−0,985
0,77
x 100 %

=27,92 %

- Konduktivitas KCl secara teori (o K+ = 73,5 , o Cl- =76,3)


𝑆 𝑐𝑚2 . 𝑚𝑜𝑙−1 .𝑥 𝑚𝑜𝑙/𝑙
Dik :  o K+ = 1000𝑐𝑚3/𝑙

73,5 𝑠𝑐𝑚2.𝑚𝑜𝑙−1 𝑥 0,1 𝑚𝑜𝑙/𝑙


L K+ = 1000𝑐𝑚3/𝑙
= 7,35 ms/cm
76,3 𝑠𝑐𝑚2.𝑚𝑜𝑙−1 𝑥 0,1 𝑚𝑜𝑙/𝑙
L Cl- = 1000 𝑐𝑚/𝑙
= 7,63 ms/cm
L KCl Teori = 7,35 + 7,63
= 14,98 ms/cm
LKCl Praktek = 14,33 ms/cm

% Kesalahan

𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
x 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

14,98−14,40
x 100%
14,40

= 3,87 %

- Konduktivitas NaOH 1 M
Dik : o Na+ = 50,1 scm2/mol
o OH- = 198,3 scm2/mol

L Na+ = o Na+ x M NaOH


1000 cm3/L
= 50,1 sm-2/mol x 1 mol/L
1000 cm 3 /L
= 50,1 ms/cm
L OH- = o OH- x M NaOH
1000cm3/L
= 198,3 scm2/mol x 1 mol/L
1000 cm3/L
= 198,3 ms/cm

L NaOH Teori = 50,1 + 198,3


= 248,4 ms/cm
L NaOH Praktek = 175,7 ms/cm

𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% Kesalahan = x 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
248,4−173,5
= 248,4 𝑥 100%
= 30,15%

Konstanta NaOh 1 M, Temperatur 32,5◦C


K NaOH Praktek = 17,57 ms/cm
K NaOH Teori = 14,12 ms/cm
14,12
K = 17,57 = 0,803

- Konduktivitas HCl 0,1 M


Dik : o H+ = 349,8 scm2/mol
o Cl- = 76,3 scm2/mol
+
LH = 349,8 scm-2/mol x 0,1 mol/L
1000 cm3/L
= 34,98 ms/cm
L Cl- = 76,3 scm-2/mol x 0,1 mol/L
1000 cm3/L
= 7,63 ms/cm
L HCl Teori = 34,98 + 7,63
= 42,61 ms/cm
L HCl Praktek = 45,7 ms/cm

𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% Kesalahan = x 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
45−42,61
= 42,61 𝑥 100%
= 5,31 %
Konstanta HCL 0,1 M pada suhu 32,9◦C
K HCl Praktek = 45,7 ms/cm
K HCl Teori = 14,12 ms/cm
14,12 𝑚𝑠
K = 45 = 0,31 𝑐𝑚

VII. ANALISA PERCOBAAN


Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa, setelah membuat larutan KCl
0,1M, HCl 0,1M dan NaOH 0,1M yang akan diukur konduktivitasnya. Pengukuran konduktivitas
tersebut digunakna untuk mengkalibrasi alat. Berdasarkan hasil pengukuran didapat hasil bahwa
alat yang dikalibrasi masih dalam keadaan baik. Hal ini diketahui dari nilai konstanta sel yang
nilainya mendekati nilai yang ada di tabel refernsi.
Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa asam kuat dan basa kuat memiliki nilai
konduktivitas yang lebih besar dibandingkan asam lemah dan basa lemah kerena pada umumnya
larutan asam dan basa sangat elektrolit. Umumnya keelktrolitan suatu larutan berkurang dari
waktu ke waktu, sehingga kertika suatu larutan diukur konduktivitasnya pada waktu yang
berbeda maka nilainya pun berbeda pula. Daya hantar suatu larutan bergantung pada jenis dan
konsentrasi ion di dalam larutan.

VIII. KESIMPULAN
1. Semakin tinggi keelektrolitan suatu larutan maka nilai konduktivitasnya semakin tinggi.
2. Nilai konstanta sel adalah 0,782
3. Nilai konduktivitas :

- Secara praktikum
L KCl = 14,33 ms/cm
L HCl = 45,7 ms/cm
L NaOH = 175,7 ms/cm
 Secara teoritis
L KCl = 14,98 ms/cm
L HCl = 42,61 ms/cm
L NaOH = 248,4 ms/cm

4. % Kesalahan Praktikum
KCl = 4,3 %
HCl = 7,2 %
NaOH = 29,2 %

IX. DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet. Penuntup Praktikum. Instrumen dan Pengukuran “Konduktometri” Politeknik negeri


sriwijaya. Palembang : 2017
 Tim Penyusun Modul Instrumen dan Teknik Pengukuran. 2013. “Instrumen dan Teknik
Pengukuran”. Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang.
 http://nuansa-harapan.blogspot.com/2011/12/konduktometri.html
 http://namikazewand.blogspot.com/2012/01/konduktometri-2.html

GAMBAR ALAT
Labu takar corong Konduktometer

Gelas Kimia Pipet Tetes Kaca Arloji

Labu Ukur Spatula

Anda mungkin juga menyukai