Anda di halaman 1dari 21

NILAI AMBANG BATAS

I Putu Aditya Ramanta


1004505057
P.S. Teknologi Informasi

1. Standar Nilai Ambang Batas Kebisingan


1.1 Sumber Kebisingan
Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran
baik dri sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal
dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut
dan kegiatan rumah tangga.
Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan,
benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda
gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan
proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet,
flare boom, dan lain-lain.

Beberapa faktor terkait kebisingan atau bisa dikatakan sebagai penyebab kebisingan antara
lain:
1. Frekuensi
Frekuensi adalah satuan getar yang dihasilkan dalam satuan waktu (detik) dengan satuan
Hz. Frekuensi yang dapat didengar manusia 20-20.000 Hz. Frekuensi dibawah 20 Hz
disebut Infra Sound sedangkan frekuensi diatas 20.000 Hz disebut Ultra Sound. Suara
percakapan manusia mempunyai rentang frekuensi 250 – 4.000 Hz. Umumnya suara
percakapan manusia punya frekuensi sekitar 1.000 Hz.
2. Intensitas suara
Intensitas didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditransmisikan melalui
gelombang suara menuju arah perambatan dalam media.
3. Amplitudo
Amplitudo adalah satuan kuantitas suara yang dihasilkan oleh sumber suara pada arah
tertentu.
4. Kecepatan suara
Kecepatan suara adalah suatu kecepatan perpindahan perambatan udara per satuan
waktu.
5. Panjang gelombang
Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk satu siklus.
6. Periode
Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo, satuan periode
adalah detik.
7. Oktave band
Oktave band adalah kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang dapat di
dengar dengan baik oleh manusia. Distribusi frekuensi-frekuensi puncak suara meliputi
Frekuensi : 31,5 Hz – 63 Hz – 125 Hz – 250 Hz – 500 Hz – 1000 Hz – 2 kHz – 4 kHz – 8
kHz – 16 kHz.
8. Frekuensi bandwidth
Frekuensi bandwidth dipergunakan untuk pengukuran suara di Indonesia.
9. Pure tune
Pure tone adalah gelombang suara yang terdiri yang terdiri hanya satu jenis amplitudo
dan satu jenis frekuensi
10. Loudness
Loudness adalah persepsi pendengaran terhadap suara pada amplitudo tertentu satuannya
Phon. 1 Phon setara 40 dB pada frekuensi 1000 Hz
11. Kekuatan suara
Kekuatan suara satuan dari total energi yang dipancarkan oleh suara per satuan waktu.
12. Tekanan suara
Tekanan suara adalah satuan daya tekanan suara per satuan

1.2 Pengukuran Kebisingan


Untuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan menggunakan
alat Sound Level Meter. Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi
kerja.
1. Pengukuran dengan titik sampling
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas hanya pada satu
atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk mengevalusai
kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan sederhana, misalnya
Kompresor/generator. Jarak pengukuran dari sumber harus dicantumkan, misal 3 meter
dari ketinggian 1 meter. Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat pengukur
yang digunakan.
2. Pengukuran dengan peta kontur
Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dalam mengukur
kebisingan, karena peta tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi kebisingan
dalam cakupan area. Pengukuran ini dilakukan dengan membuat gambar isoplet pada
kertas berskala yang sesuai dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat kode
pewarnaan untuk menggambarkan keadaan kebisingan, warna hijau untuk kebisingan
dengan intensitas dibawah 85 dBA warna orangeuntuk tingkat kebisingan yang tinggi
diatas 90 dBA, warna kuning untuk kebisingan dengan intensitas antara 85 – 90 dBA.
3. Pengukuran dengan Grid
Untuk mengukur dengan Grid adalah dengan membuat contoh data kebisingan pada
lokasi yang di inginkan. Titik–titik sampling harus dibuat dengan jarak interval yang
sama diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi beberpa kotak yang
berukuran dan jarak yang sama, misalnya : 10 x 10 m. kotak tersebut ditandai dengan
baris dan kolom untuk memudahkan identitas.

1.3 Rentang Nilai Ambang Batas Kebisingan


Nilai ambang batas Kebisingan adalah angka 85 dB yang dianggap aman untuk sebagian
besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai Ambang Batas untuk
kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan rata-rata yang masih
dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk
waktu terus-menerus tidak lebih dari dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu
maksimum bekerja adalah sebagai berikut:
tingkat kebisingan (dBA) pemaparan harian
85 8 jam
88 4 jam
91 2 jam
94 1 jam
97 30 menit
100 15 menit

1.4 Zona Kebisingan


Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan. Rinciannya adalah sebagai berikut:
zona intensitas diperuntukkan bagi
A 35 – 45 dB tempat penelitian, RS, tempat perawatan kesehatan/sosial dsb.
B 45 – 55 dB perumahan, tempat pendidikan dan rekreasi
C 60 – 70 dB perkantoran, perdagangan dan pasar
D 50 – 60 dB industri, pabrik, stasiun KA, terminal bis dsb.

Zona Kebisingan menurut IATA (International Air Transportation Association)


zona intensitas keterangan
A > 150 dB daerah berbahaya dan harus dihindari
B 135-150 dB perlu memakai pelindung telinga (earmuff dan earplug)
C 115-135 dB perlu memakai earmuff
D 100-115 dB perlu memakai earplug

2. Standar Nilai Ambang Batas Pencemaran Air


Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air
tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar
danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai
objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan
perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.

2.1 Sumber Pencemaran


Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-
beda.
1. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
2. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang
dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
3. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.
4. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
2.2 Rentang Nilai Ambang Batas Pencemaran Air
Unsur-Unsur Satuan Minimum yang Maksimum Maksimum
boleh dipakai yang yang
dianjurkan diperbolehka
Derajat - 6,5 - 9,2
keasaman (pH)
Zat organik Mg/1 - - 10
(KmnO4)
Karbondioksida Mg/1 - - 0
(CO2)
Calcium (Ca) Mg/1 - 75 200
Magnesium Mg/1 - 30 150
(Mg)
Besi (Fe) Mg/1 - 0,1 1,0
Mangan (Mn) Mg/1 - 0,05 0,5
Tembaga (Cu) Mg/1 - 0,05 1,5
Chlorida (Cl) Mg/1 - 200 600
Sulfida (H2S) Mg/1 - - 0
Flurida (F) Mg/1 1,0 - 2,0

3. Standar Nilai Ambang Batas Pencemaran Udara


Pada umumnya satuan yang dipakai untuk nilai ambang batas adalah mg/m3 yaitu bagian
dalam sejuta yang disingkat dengan bds atau ppm (part per million). Satuan mg/m3 biasanya
dikonversikan kepada satuan mg/liter melalui:

ppm = part per million (bagian dalam sejuta)


M = berat molekul
p = tekanan dalam mm. Hg.
t = suhu dalam derajat Celcius
mg/1 = satuan untuk ppm

3.1 Rentang Nilai Ambang Batas Pencemaran Udara


Kategori Rentang Warna Keterangan
Pencemaran
Baik 0 – 50 ppm Hijau Tingkat kualitas udara yang tidak
memberikan efek bagi kesehatan
manusia atau hewan dan tidak
berpengaruh pada tumbuhan,
bangunan ataupun nilai estetika.
Sedang 51 – 100 ppm Biru Tingkat kualitas udara yang tidak
berpengaruh pada kesehatan manusia
ataupun hewan tetapi berpengaruh
pada tumbuhan yang sensitive dan
nilai estetika
Tidak 101 – 199 ppm Merah Tingkat kualitas udara yang bersifat
Sehat merugikan pada manusia ataupun
kelompok hewan yang sensitive atau
bias menimbulkan kerusakan pada
tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sangat 200 – 299 ppm Kuning Tingkat kualitas udara yang dapat
Tidak merugikan kesehatan pada sejumlah
Sehat segmen populasi yang terpapar.
Berbahaya 300 ppm atau lebih Hitam Tingkat kualitas udara berbahaya yang
secara umum dapat merugikan
kesehatan yang serius pada populasi.

4. Standar Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas)


Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) tidak
diperkenankan melebihi:
1. Untuk beban kerja ringan : 30,0 oC
2. Untuk beban kerja sedang : 26,7 oC
3. Untuk beban kerja berat : 25,0 oC
catatan:
- Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 – 200 kilo kalori/jam.
- Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih besar 200 – 350 kilo kalori/jam.
- Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih besar dari 350–500 kilo kalori/jam.

Pengendalian iklim kerja (panas) dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan
dengan tingkat paparan iklim kerja (panas).

pengaturan waktu kerja setiap jam ISBB ( C)


waktu kerja waktu istirahat beban kerja
ringan sedang berat
75% 25% 30.6 28.0 25.9
50% 50% 31.4 29.4 27.9
25% 75% 32.2 31.1 30.0

Indeks suhu basah dan bola di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering

Indeks suhu basah dan bola di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola

5. Standar Nilai Ambang Batas Getaran


Nilai Ambang Batas getaran untuk pemaparan tangan-lengan dengan parameter percepatan
pada sumbu yang dominan: 4 m/det2 atau 0,40 Grav.
6. Standar Nilai Ambang Batas Radiasi Ultra Violet
Pengendalian radiasi sinar ultra ungu dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan
dengan tingkat paparan radiasi sinar ungu. Nilai Ambang Batas radiasi sinar ultra ungu: 0,1
μW/cm2.

Masa Pemaparan per Hari Iradiasi Efektif (Eeff)


4 jam 0.2
2 jam 0.4
1 jam 0.8
30 menit 1,7
15 menit 3,3
10 menit 5
5 menit 10
1 menit 50
30 detik 100
10 detik 300
1 detik 3000
0.5 detik 6000
0.1 detik 30000

7. Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja


7.1 Rumus Umum
Udara tempat kerja yang mengandung lebih dari satu macam zat kimia, Nilai Ambang
Batasnya menggunakan Nilai Ambang Batas campuran. Apabila kombinasi pengaruhnya
terhadap tubuh tidak dijelaskan lebih lanjut, maka efeknya dianggap saling menambah.
Rumus umum untuk mengetahui dilampaui atau tidak NAB campuran dari zat-zat kimia
tersebut adalah sebagai berikut:

C1/NAB(1) + C2/NAB(2) + ............. + Cn/NAB(n) = .............


dengan:
C1 adalah kadar zat kimia ke 1;
C2 adalah kadar zat kimia ke 2;
Cn adalah kadar zat kimia ke n;
NAB(1) adalah NAB zat kimia (1);
NAB(2) adalah NAB zat kimia (2);
NAB(n) adalah NAB zat kimia (n).
Apabila jumlahnya lebih dari 1 (satu), berarti Nilai Ambang Batas campuran telah dilampaui.

“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja”


“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”
“Tabel Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja (lanjutan)”

Anda mungkin juga menyukai