140 421 1 PB PDF
140 421 1 PB PDF
INTISARI
Salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak digunakan adalah tablet,
karena mudah pemakaiannya dan stabilitas obat yang baik selama penyimpanan.
Bahan-bahan pelicin dalam pembuatan tablet cenderung bersifat hidrofobik, sehingga
dapat menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui konsentrasi bahan pelicin yang paling baik pada sifat alir granul
vitamin C dan mengetahui uji sifat fisis tablet vitamin C.
Pembuatan tablet vitamin C menggunakan granulasi kering, penelitian ini
menggunakan dua formula, formula I dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk
(1:9) 2% dan formula II dengan bahan pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 3%. Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimental, sampel dalam penelitian ini adalah
granul dan tablet vitamin C. Data hasil penelitian kemudian dibandingkan dengan
persyaratan yang ditentukan Farmakope Indonesia dan pustaka lainnya. Untuk
mengetahui adanya perbedaan secara bermakna dari hasil uji mutu fisik dari kedua
formula, hasilnya dievaluasi secara statistik menggunakan uji T-test.
Dari hasil penelitian Formula I dan formula II dengan bahan pelicin Mg
Stearat dan Talk (1:9) 2% dan 3% terdapat perbedaan yang signifikan pada uji
kerapuhan dan waktu hancur tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
keseragaman bobot dan kekerasan tablet. Formula I pada tablet yang telah diteliti
memiliki syarat sebagai mutu tablet yang lebih baik.
Kata kunci : Tablet vitamin C, Talk, Magnesium Stearat, Mutu fisik tablet
Ganang Adi Nurcahyo, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten
44 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Ganang Adi Nurcahyo, dkk., Formulasi Dan Uji Sifat Fisis Tablet …
PENDAHULUAN
keruang kompresi dalam jumlah yang kurang lebih sama sehingga tablet yang
dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik (Voight, 1994).
Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang pengaruh
formulasi bahan pelicin terhadap sifat fisis tablet predison (Hidayat, 2010) dan
dalam penelitian ini akan dilakukan kembali penelitian tentang pengaruh
formulasi bahan pelicin terhadap sifat fisis tablet vitamin C dan disimpulkan
formulasi bahan pelicin manakah yang mempunyai sifat fisis paling baik. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2009) menggunakan bahan pengikat
gelatin dengan berbagai konsentrasi berturut-turut yaitu 5%, 7,5%, 10%, 12,5%
kemudiaan dilakukan pemeriksaan sifat granul yang meliputi: uji waktu alir, uji
sudut diam dan uji pengetapan dan pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa
ada pengaruh bahan pengikat gelatin terhadap sifat alir granul vitamin C.
Semakin tinggi penambahan bahan pengikat maka akan lebih baik sifat alirnya.
Berdasarkan penelitian Purwanti (2011) penggunaan jenis bahan pelicin PEG
4000 1% dan bahan pelicin campuran Mg Stearat : Talk (1:9) 1% dalam
pembuatan tablet parasetamol memberikan hasil yang berbeda secara bermakana
terhadap uji waktu alir, kekerasan dan waktu hancur tablet, sedangkan
keseragaman bobot dan kerapuhan tablet tidak ada beda yang signifikan. Bahan
pelicin Mg Stearat : Talk (1:9) akan memperlambat waktu hancur tablet
parasetamol, mempercepat waktu alir dan menurunkan kekerasan dibandingkan
penggunaan bahan pelicin PEG 4000.
Berdasarkan latar belakang di atas akan dibuat granul dan tablet vitamin
C dengan variasi konsentrasi bahan pelicin dan ditentukan sifat alir dan sifat
fisisnya.
Rumusan masalah : Berapakah konsentrasi bahan pelicin yang baik terhadap
sifat fisis granul dan sifat fisis tablet vitamin C?
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian mengetahui konsentrasi bahan pelicin yang paling
baik pada sifat alir granul dan mengetahui uji sifat fisis tablet vitamin C.
2. Tujuan Khusus
a. Tujuan khusus penelitian mengetahui konsentrasi bahan pelicin yang baik
pada sifat fisik granul yang meliputi: uji waktu alir, sudut diam dan
pengetapan.
b. Mengetahui sifat fisik tablet meliputi: uji keseragaman bobot, kekerasan
tablet, kerapuhan tablet, waktu hancur tablet.
46 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Ganang Adi Nurcahyo, dkk., Formulasi Dan Uji Sifat Fisis Tablet …
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dan variasi bahan pelicin.
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sifat fisis granul.
c. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah hidrofobisitas dari Mg
Stearat.
Sampel Penelitian : menggunakan granul dan tablet vitamin C
Instrumen Penelitian
1. Alat
a. Almari pengering (Memmert)
b. Corong Stainless steel (Erweka modifikasi)
c. Disintergrator tester
d. Friabilator tester (Erweka yang dimodifikasi)
e. Gelas Ukur (Pirex)
f. Hardness tester (Monsanto)
g. Jangka sorong (Einhill)
h. Pengayak granul ukuran 12 mesh (Stainless steel)
i. Stop watch (Diamond)
j. Timbangan digital (Acis)
k. Vacuum cleaner (Sayata)
2. Bahan
a. Serbuk Vitamin C (Brataco)
b. Laktosa (Brataco)
c. Magnesium Stearat (Brataco)
d. Amylum Manihot (Brataco)
e. Talk (Brataco)
f. Solutio gelatin 10%
g. Aquadest (Brataco)
Jalannya Penelitian
1. Formula Standart Tablet Vitamin C :
Tabel 3.1 Formula Standart Tablet Vitamin C
Tablet Vitamin C
Komposisi Tiap tablet mengandung :
Acidum Ascorbicum 50 mg
Zat tambahan yang cocok Secukupnya
(Anonim, 1978)
c. Uji Pengetapan
1. Dituang granul secara pelan-pelan ke dalam gelas ukur sampai
volume 100 ml, catat sebagai V1
2. Pasang gelas ukur pada alat, dan hidupkan motor.
3. Mencatat perubahan volume setelah pengetapan (V2) bila t = 5
menit. Pengetapan diteruskan sampai permukaan serbuk tidak
turun lagi (volume sudah konstan).
4. Mencatat tinggi granul.
Indeks pengetapan dapat dihitung dengan rumus (Fassihi dkk,
1986).
ρr - ρB V1 – V2
X 100% atau X 100%
ρr V1
x 3,73 4,48
SD 0,14 0,38
Sumber : Data primer, 2013
Berdasarakan tabel 4.1 menunjukkan bahwa granul tablet
vitamin C pada formula I memiliki rata-rata waktu alir 3,73 detik ±
0,14 detik dan pada formula II memiliki rata-rata waktu alir 4,48 detik
± 0,38 detik.
Analisis data dengan statistik T-test didapatkan signifikansi
0,035 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa
formula I dan formula II memiliki varian yang berbeda.
II 2,42 3,72
∑ 6,78 10,51
x 2,26 3,50
SD 0,14 0,23
Sumber : Data primer, 2013
II 5,03 3,20
B. PEMBAHASAN
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan (Anonim, 1978). Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel
besar dengan mekanisme pengikat tertentu. Metode granulasi banyak dipilih
dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa tablet.
Granul yang baik memiliki waktu alir untuk seratus gram granul atau
serbuk dengan waktu alir lebih dari 10 detik akan mengalami kesulitan pada
waktu pentabletan (Fudholi, 1987). Granul vitamin C yang dibuat memiliki
waktu alir untuk formula I 3,73 detik dan formula II 4,48 detik. Hal ini
menunjukkan waktu alir dari kedua formula memenuhi syarat granul yang
baik yaitu maksimal 10 detik untuk 100 g granul. Dari hasil uji statistik T-test
didapatkan signifikansi 0,035 dengan demikian signifikansi < 0,05 sehingga
kedua formula memiliki varian yang berbeda, perbedaan ini dapat disebabkan
karena penambahan bahan pelicin yang berlebih akan mempercepat waktu
alir granul tetapi penambahan bahan pelicin yang berlebihan akan
menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Apabila granul
mempunyai sifat alir yang baik, maka pengisian pada ruang kempa akan
menjadi konstan, sehingga sediaan yang dihasilkan mempunyai bobot yang
seragam.
Granul yang baik mempunyai sudut diam antara 30° sampai 40°
(Fonner dkk, 1981). Granul vitamin C yang dibuat mempunyai sudut diam
untuk formula I 33,6˚ dan untuk formula II 35,3˚. Hal ini menujukkan sudut
diam granul vitamin C yang dibuat telah memenuhi syarat granul yang baik.
Dari hasil uji statistik T-test didapatkan signifikansi 0,010 dengan demikian
signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa kedua formula memiliki varian yang
berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan karena perbedaan konsentrasi bahan
pelicin yang digunakan, semakin besar bahan pelicin yang digunakan maka
sudut diam yang dibentuk akan semakin besar. Pada umumnya serbuk/ granul
dikatakan mengalir baik/ free flowing, apabila sudut diamnya antara 30˚ dan
40o. Jika sudut diam lebih besar dari 40o maka pada saat pentabletan akan
ditemui kesulitan (Lachman dkk, 1970).
Granul atau serbuk yang baik mempunyai indeks pengetapan kurang
dari 20% mempunyai sifat alir yang baik (Fassihi dkk, 1986). Granul vitamin
C yang dibuat mempunyai indeks pengetapan untuk formula I 9,6% dan
untuk formula II 13%. Hai ini menujukkan kedua formula granul vitamin C
telah memenuhi standar yaitu kurang dari 20%. Dari hasil uji statistik T-test
didapatkan signifikansi 0,007 dengan demikian signifikansi < 0,05 yang
berarti bahwa kedua formula memiliki varian yang berbeda. Perbedaan ini
56 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Ganang Adi Nurcahyo, dkk., Formulasi Dan Uji Sifat Fisis Tablet …
juga pada kerapuhan, waktu hancur dan disolusi tablet. Kerapuhan tablet
merupakan gambaran lain dari ketahanan dalam melawan pengikisan dan
goncangan. Kerapuhan dinyatakan sebagai masa seluruh partikel yang
dilepaskan dari tablet akibat adanya bahan penguji mekanis. Kerapuhan
dinyatakan dalam proses yang mengacu kepada masa tablet awal sebelum
penguji (Voight, 1994).
Waktu hancur yang baik untuk tablet adalah tidak lebih dari 15 menit
(Ansel, 1989). Tablet vitamin C yang dibuat memiliki waktu hancur untuk
formula I 4,76 menit dan formula II 3,26 menit, hal ini menunjukkan kedua
formula mempunyai waktu hancur yang memenuhi syarat. Dari hasil uji
statistik T-test didapatkan signifikansi 0,010 dengan demikian signifikansi <
0,05 yang berarti bahwa kedua formula menunjukan varian yang yang
berbeda, hal ini mungkin juga dikarenakan oleh jenis, kadar dan cara
penambahan bahan pengikat pada proses pembuatan granul yang berpengaruh
pada waktu hancur tablet. Waktu hancur merupakan waktu yang dibutuhkan
untuk hancurnya tablet dalam medium yang sesuai. Uji waktu hancur tablet
sangatlah penting karena supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk
diabsorbsi dalam saluran pencernaan, maka tablet haruslah hancur diabsorbsi
dalam saluran pencernaan, maka tablet haruslah hancur dan melepaskan
obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan.
Kualitas tablet dalam penelitian ini sudah cukup bagus, akan tetapi
pada tablet yang dihasilkan terdapat bercak-bercak hitam pada bagian tepi
luar tablet. Hal ini bisa dikarenakan serbuk vitamin C yang digunakan adalah
vitamin C uncoated yang kualitasnya kurang bersih dan terdapat butiran-
butiran kecil hitam yang pada saat pengempakan tablet akan terjadi gesekan
kuat, hal tersebut mempengaruhi sifat dari tablet yang mengakibatkan bercak
noda hitam pada tepi luar tablet. Untuk memperbaiki hal tersebut serbuk
vitamin C uncoated dapat diganti dengan serbuk vitamin C coated dengan
memperhatikan kualitas dari serbuk vitamin C.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa formula I dengan bahan
pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 2% dan 3% dalam pembuatan tablet
vitamin C memberikan hasil yang berbeda signifikan pada waktu alir, sudut
diam, pengetapan, kerapuhan dan waktu hancur tablet. Sedangkan
keseragaman bobot dan kekerasan tidak ada perbedaan yang signifikan.
Bahan pelicin Mg Stearat dan Talk (1:9) 3% pada formula II akan
memperlambat waktu alir, memperbesar indeks pengetapan dan sudut diam,
tetapi mempercepat waktu hancur tablet. Formula I pada tablet yang telah
diteliti lebih memiliki syarat sebagai mutu tablet yang baik.
58 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Ganang Adi Nurcahyo, dkk., Formulasi Dan Uji Sifat Fisis Tablet …
DAFTAR PUSTKA