Anda di halaman 1dari 4

USULAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL

1. Judul : Optimasi Preparasi Sampel untuk Pengamatan


Anatomi Lumut Hati dengan Transsmision
Electron Microscopy
2. Ruang Lingkup :
3. Reasearch Group : Botani
4. Pelaksana Penelitian
a. Nama Mahasiswa : Dhita Mutiara Nabella
b. NPM : 1506733245
c. Jumah Semester : 6 (enam)
5. Tempat Penelitian : Kampus Universitas Indonesia, Depok
6. Pembimbing Penelitian
a. Pembimbing I : Astari Dwiranti, Ph.D
7. Lama Penelitian : 4 bulan (Maret 2018--Juni 2018)
8. Sumber Dana : Hibah Pitta

MENYETUJUI: Depok, 16 Maret 2018

I. Astari Dwiranti, Ph.D


NIP: 100211610221806891 (Dhita Mutiara Nabella)

II. Dr. xxxxxxxx;


NIP: 196xxxxxxxxxxxxxx

III.
NIP.

Universitas Indonesia
Optimasi Preparasi Sampel untuk Pengamatan Anatomi Lumut Hati
dengan Transsmision Electron Microscopy

Latar Belakang
Indonesia diketahui sebagai negara megabiodiversitas yang memiliki tingkat
keanekaragaman tumbuhan yang tinggi. Posisi geografis Indonesia yang terletak di wilayah
khatulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan kelembapan udara yang
mendukung bagi pertumbuhan lumut, khsusunya kelompok lumut hati (Marchantiophyta).
Diketahui bahwa terdapat 607 spesies lumut hati yang berada di Pulau Jawa dan kemungkinan
masih terdapat spesies lumut hati yang belum teridentifikasi (Gradstein dkk, 2010; Söderstörm
dkk, 2010; Haerida & Gradstein, 2011; Windadri, 2009; Ariyanti & Sulistijorini,
2011). Namun demikian, ragam dan manfaat lumut hati belum banyak diketahui oleh
masyarakat.
Lumut hati diketahui memiliki berbagai macam potensi dengan kandungan senyawa
yang dimilikinya, yaitu untuk sumber obat dan bahan antimikroba. Hal tersebut dikarenakan
lumut hati memiliki struktur oil body yang mengandung senyawa aromatik dari kelompok
terpenoid (Asakawa, 2013). Sebelum dimanfaatkan lebih lanjut, diperlukan adanya identifikasi
dari spesies lumut hati. Sampel yang akan diidentifikasi didapatkan dari Kampus Universitas
Indonesia yang terletak di Depok.

Rumusan Masalah
Sejauh ini, identifikasi lumut hati sebatas menggunakan karakter morfologi dan
anatomi menggunakan mikroskop cahaya. Identifikasi yang dilakukan tersebut masih belum
maksimal, terutama dalam pengamatan karakter ultrastruktur dari oil body yang dapat
digunakan untuk memisahkan genus dari family (He dkk. 2013). Oleh karena itu, pengamatan
anatomi dan lumut hati dengan Transsmision Electron Microscopy (TEM) perlu dilakukan.
TEM memiliki keunggulan dalam mengamati sampel dengan ukuran kecil bahkan hingga
nanometer. Diperlukan optimasi pada setiap sampel sehingga diperoleh gambar ultrastruktur
yang dapat merepresentasikan kondisi naturalnya.

Universitas Indonesia
Tujuan
1. Mendapatkan kondisi optimum preparasi sampel untuk pengamatan anatomi lumut hati
dengan menggunakan TEM.
2. Mendapatkan data identifikasi lumut hati yang ada di Kampus Universitas Indonesia lebih
komprehensif dibandingkan sebelumnya, sehingga dapat digunakan untuk studi lebih lanjut
terhadap pemanfaatan lumut hati.

Kerangka Teori
1. Preparasi sampel lumut hati
2. Optimasi sampel lumut hati
3. Pengamatan anatomi lumut hati menggunakan Transsmision Electron Microscopy (TEM)
4. Struktur oil body lumut hati

Metodologi

Sampel lumut hati didapatkan dari lingkungan kampus UI Depok. Sampel kemudian
dibersihkan dan dimasukkan ke dalam larutan fiksatif. Optimasi menggunakan dua jenis
fiksatif, yaitu paraformaldehyde (2%, 4%) dan glutaraldehyde (2,5%). Fiksasi dilakukan denga
durasi 30 menit. Setelah tahap fiksasi, penambahan osmium tetroxide sebagai post-fiksatif juga
dilihat efeknya. Setelah itu, masing-masing sampel didehidrasi dengan menggunakan serial
ethanol (35%, 50%, 70%, 95%, 100%) yang dilanjutkan dengan resin embedding. Sampel
dibedakan menjadi dua kelompok ketika dilakukan optimasi embedding, yaitu menggunakan
epoksi dan akrilik. Tahapan selanjutnya yaitu sampel dipotong tipis dengan menggunakan
ultramikrotom. Setelah sampel dipotong, tahapan terakhir sebelum diamati menggunakan TEM
yaitu tahapan post-staining dengan melakukan optimasi terhadap penggunaan lead sitrat dan
uranil asetat. Setelah dilakukan semua tahapan di atas, masing-masing sampel kemudian
diamati dengan menggunakan TEM pada voltase 80 kv. Hasil pengamatan kemudian dianalisis
untuk mendapatkan kondisi optimum tiap tahapan preparasi sampel lumut hati di bawah TEM.

Universitas Indonesia
Referensi
Asakawa, Y., A. Ludwicszuk & F.Nagashima. 2013. Phitochemical and biological studies of
bryophytes. Phytochemistry 91: 52-80.

Gradstein, S. R., Y. Kien-Thai, M. Suleiman, A. Putrika, D. Apriani, E. Yuniati, F. Ag.


Kanak, F. B. Ulum, I. Wahyuni, K. Wongkuna, L. C. Lubos, L. T. Tham, M. R.
Puspaningrum, M. R. Pg. HJ. Serudin, M. Zuhri, NG. A. Min, N. Junita, N. Pasaribu & S.
kornochalert. 2010. Bryophyte of mounth Patuha, West Java, Indonesia. Reinwardtia.13
(2):107-123.

He Xiaolan, Yu Sun, Rui-Liang Zhu. 2013. The oil body of liverworts: unique and important
organells in land plants. Critical Review in Plant Science 32: 293-302 hlm.
Schatten H (2011). Low voltage high-resolution SEM (LVHRSEM) for biological structural
and molecular analysis. Micron 42: 175–185.
Winey M, Meehl JB, O’Toole ET, and Giddings THJ. 2014. Conventional transmission
electron microscopy. Technical perspective 25: 319-323.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai