Anda di halaman 1dari 29

Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Lanjut ke konten

PEMIKIRAN KOMUNIKASI

Cari untuk:

Sosial

Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in


Indonesia
Dari program yang disepakati di forum PBB maka SDGs memiliki 17 tujuan dan 165 sasaran pembangunan
berkelanjutan yang telah dideklasrasi oleh 193 anggota PBB pada siding umum ke-70. Dari 17 tujuan maka
salah satuanya tentang kualitas pendidikan yang bersifat pembangunan berkelanjutan hingga 2030. Mengacu
kepada program pembangunan nasional dalam agenda Internasional yaitu pembangunan pada abad
millennium yang diikuti oleh 189 negara, termasuk bangsa Indonesia dan akan memasuki tahap akhir
evaluasinya pada tahun 2015. Dalam MDGs lalu mempunyai 8 program dengan masing-masing indikatornya.

Melihat perkembangan hasil pembangunan dibeberapa negara maka masih belum sesuai dengan target maka
Millenim Development Goals (MDGs), pun diganti dengan nama SDGs. Dalam era SDGs atau tujuan
pembangunan berkelanjutan yang telah dimulai saat negara-negara anggota PBB termasuk Indonesia
menyepakati outcome Document SDGs pada tanggal 2 agustus 2015. Periode SDGs Tahun 2016-2030
merupakan program yang kegiatanya meneruskan agenda-agenda sekaligus menindaklanjutin program yang
belum selesai. Menjadi bahan sorotan tertinggi adalah sector kesehatan yaitu sebaran balita kurang gizi di
Indoesia, proporsi balita pendek, status gizi anak, tingkat kematian ibu, pola konsumsi pangan pokok dan
sebagainya.

Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi
semua. Sejak tahun 2000, telah ada kemajuan besar dalam pencapaian target pendidikan dasar universal.
Angka partisipasi total dalam daerah berkembang mencapai 91 persen pada tahun 2015, dan jumlah seluruh
dunia dari anak-anak keluar dari sekolah telah menurun hampir setengah. Ada juga telah terjadi peningkatan
dramatis dalam tingkat melek huruf, dan lebih banyak anak perempuan di sekolah daripada sebelumnya. Ini
semua adalah keberhasilan yang luar biasa. Kemajuan juga menghadapi tantangan berat di daerah
berkembang karena tingkat kemiskinan yang tinggi, konflik bersenjata dan keadaan darurat lainnya. Di Asia
Barat dan Afrika Utara, konflik bersenjata berlangsung telah melihat peningkatan proporsi anak-anak keluar
dari sekolah. Ini adalah tren yang mengkhawatirkan.

1 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Sementara Afrika membuat kemajuan terbesar dalam pendaftaran sekolah dasar di antara semua daerah
berkembang – dari 52 persen pada tahun 1990, hingga 78 persen pada 2012 – kesenjangan besar masih tetap.
Anak-anak dari rumah tangga termiskin empat kali lebih mungkin untuk keluar dari sekolah dibandingkan
rumah tangga kaya. Kesenjangan antara daerah pedesaan dan perkotaan juga tetap tinggi. Mencapai
pendidikan inklusif dan berkualitas untuk semua menegaskan kembali keyakinan bahwa pendidikan
merupakan salah satu kendaraan yang paling kuat dan terbukti untuk pembangunan berkelanjutan. Gol ini
memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki menyelesaikan sekolah dasar dan menengah
gratis pada 2030. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan akses yang sama terhadap pelatihan kejuruan
yang terjangkau, dan untuk menghilangkan gender dan kekayaan kesenjangan dengan tujuan untuk mencapai
akses universal untuk pendidikan yang berkualitas tinggi. Pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu
dari 17 Sasaran Global yang membentuk 2.030 Agenda Pembangunan Berkelanjutan. Pendekatan terpadu
sangat penting untuk kemajuan seluruh beberapa tujuan.

Memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah dasar untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan
pembangunan berkelanjutan. Kemajuan besar telah dibuat terhadap peningkatan akses pendidikan di semua
tingkatan dan meningkatkan angka partisipasi di sekolah terutama bagi perempuan dan anak perempuan .
Keterampilan keaksaraan dasar telah meningkat pesat , namun upaya lebih berani dibutuhkan untuk membuat
langkah yang lebih besar untuk mencapai tujuan pendidikan universal . Misalnya , dunia telah mencapai
kesetaraan dalam pendidikan dasar antara anak perempuan dan anak laki-laki , namun beberapa negara telah
mencapai target yang di semua tingkat pendidikan .

A. Fakta Dan Angka Kualitas PendidikanAdapun yang termasuk dalam fakta dan angka Quality
Education yaitu :1. Pendaftaran di pendidikan dasar di negara-negara berkembang telah mencapai 91
persen tapi 57 juta anak-anak tetap sekolah.2. Lebih dari separuh dari anak-anak yang belum bersekolah
hidup di sub – Sahara Afrika.3. Diperkirakan 50 persen dari out-of – sekolah anak-anak usia sekolah
dasar hidup di daerah yang terkena dampak konflik.4. 103 juta pemuda di seluruh dunia tidak memiliki
keterampilan keaksaraan dasar , dan lebih dari 60 persen dari mereka adalah perempuan.

1. Tujuan Kualitas Pendidikan


2. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki lengkap gratis, adil dan
kualitas primer dan pendidikan menengah yang mengarah ke hasil belajar yang efektif yang relevan
dan Goal-4 pada.
3. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki memiliki akses ke
pengembangan anak usia dini yang berkualitas, peduli dan pra utama pendidikan sehingga mereka siap
untuk pendidikan dasar.
4. Tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki untuk pendidikan yang
terjangkau dan kualitas teknis, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk perguruan tinggi.
5. Tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan orang dewasa yang memiliki
keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknis dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan
yang layak dan kewirausahaan.
6. Tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan dan menjamin akses yang sama untuk
semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk rentan, termasuk penyandang cacat,
masyarakat adat dan anak-anak dalam situasi rentan.
7. Tahun 2030 , memastikan bahwa semua pemuda dan sebagian besar orang dewasa, baik laki-laki dan
perempuan, mencapai membaca dan menghitung.
8. Tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang

2 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

diperlukan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui


pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia,
kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non-kekerasan, kewarganegaraan global dan apresiasi
keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya untuk Membangun pembangunan berkelanjutan dan
meningkatkan fasilitas pendidikan yang anak, penyandang cacat dan sensitif gender dan memberikan
aman , tanpa kekerasan, inklusif dan efektif lingkungan belajar untuk semua.
9. Tahun 2020, secara substansial memperluas secara global jumlah beasiswa yang tersedia untuk negara-
negara berkembang, di negara-negara berkembang khususnya, pulau kecil yang sedang bekembang dan
negara-negara Afrika, untuk pendaftaran di pendidikan tinggi, termasuk pelatihan kejuruan dan
informasi dan teknologi komunikasi, teknis, teknik dan program ilmiah, di negara maju dan negara
berkembang lainnya.
10. Tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan guru yang berkualitas, termasuk melalui
kerjasama internasional untuk pelatihan guru di negara-negara berkembang, terutama terbelakang
negara dan pulau berkembang kecil negara.

1. SDGs Quality Education di Indonesia

Tujuan pendidikan akan menjadi tumpuan upaya pemerintah untuk mendorong pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan berkelanjutan hingga 2030 berdasarkan arahan dari Forum PBB. Peningkatan pendidikan bagi
masyarakat Indonesia akan memacu pencapaian terhadap tujuan dan sasaran lainnya dalam SDGs, terutama
untuk menangkal peningkatan angka kemiskinan. Pendidikan di Indonesia merupakan bagian dalam amanah
konstitusional UU 1945. Untuk itu Pemerintah wajib melaksanakan pendidikan dengan gratis bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Pendidikan merupakan dasar untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas. Dalam pendidikan memerlukan
system pendidikan yang berkesinambungan, dari sector pemerataan akses pendidikan bagi seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Terlebih saat ini pendidikan di Indonesia semenjak pemerintahan Jokowi-JK
menerapkan birokrasi khusus dikementerian Pendidikan, yang mana system pendidikan dasar hingga
menengah dipisah dengan pendidikan perguruan tinggi. Saat ini telah dilakukan keefektifan kerja sehingga
berdampak kepada kualitas pendidikan.

Mekanisme system pendidikan di Indonesia justru menimbulkan kesenjangan dengan nilai-nilai kreativitas.
Berdasarkan realitas saat ini, menunjukkan orang Indonesia semakin berpendidikan tinggi semakin
independen. Banyak pengusaha di Indonesia berpendidikan rendah semakin berani berusaha. Sebaliknya,
semakin tinggi pendidikan ini semakin independen. Pendidikan bertumpu kepada kreativitas kualitasnya
semakin mudah untuk meningkatkan industrialisasi. Maka dari itu nilai pendidikan dan kreativitas perlu
ditanamkan pada setiap institusi pendidikan baik dasar maupun perguruan tinggi. Sebab dengan Masyrakat
Ekonomi Asean (MEA) saat ini akan mendorong industrialisasi yang semakin kompetetif. Berdasarkan
sebuah studi di AS, 47 persen, pada tahun 2030 jenis pekerjaan yang ada hari ini akan hilang karena akan
diganti oleh mesin. Maka akumulasi pendapatan manusia tentu akan berubah.

Kelompok kecil maupun besar masyarakat kaya dengan pendidikan dan kreativitas tinggi akan memiliki
kesempatan yang lebih luas untuk sejahtera. Sementara kelompok masyarakat yang tidak mendapat

3 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

pendidikan dan tidak mendapat pendidikan yang berkualitas, terancam dengan berbagai masalah social.
Untuk melakukan perubahan social maka dibutuhkan pendidikan. Karena pendidikan dapat menentukan
social dalam bernegara, social dalam pembangunan dan social dalam modernisasi.

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan program pencapaian pendidikan dasar untuk semua, pemerintah
telah menyelenggarakan pendidikan dasar yang terjangkau dan berkualitas, yang ditempuh antara lain melalui
program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dilaksanakan sejak tahun 2005 dan cakupan pada tahun
2011 sebesar 42,1 juta orang. Namun, Dilihat dari dunia pendidikan di Indonesia maka memiliki beberapa
kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan,
jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru sendiri dinilai masih kurang. Terbatasnya akses
pendidikan di Indonesia, terlebih lagi didaerah berujung kemasalah meningkatnya arus urbanisasi untuk
mendapatkan akses ilmu yang lebih baik dari perkotaan. Keterbatasan akses pendidikan di daerah menjadi
pusat arus urbanisasi, yang menjadi problem saat ini yaitu di pusat negara anggap saja Jakarta jumlahnya
sudah proporsional, tapi diluar Jakarta khususnya luar jawa tidak mempunyai akses pendidikan. Secara tidak
sengaja, masyarakat Indonesia didorong untuk melakukan urbanisasi pendidikan karena keterbatasa fasilitas
di daerah. Didunia Internasional kualitas pendidikan di Indonesia berada peringkat ke-64 dari 120 negara
diseluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.
Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, IDI) Indonesia
berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada tahun 2011. Dalam laporan terbaru program pembangunan
PBB tahun 2013, Indonesia menempati posisi 121 dari 185 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dengan angka 0,629. Dengan angka itu Indonesia tertinggal dari dua negara tetangga ASEAN yaitu
Malaysia (peringkat 64) dan Singapura (18), sedangkan IPM di kawasan Asia Pasifik berada 0,683.

Perspektif pembangunan social maka kualitas pendidikan SDGS di Indonesia menjamin pendidikan
berkualitas yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi
manusia, diatur dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Dalam Nawacita
(Program Pemerintah Indonesia) maka masuk kedalam nawacita nomor 3 yaitu membangun Indonesia dari
penggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, dan dalam RPJM
termaktup dalam Bab 6.3 membangun Indonesia dari penggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan, meletakkan dasar-dasar dimulainya desentralisasi asimetris, memeratakan
pembangunan antar wilayah terutama kawasan timur Indonesia dan menanggulangi kemiskinan.

Tahun 2016 merupakan titik awal untuk mencapai target pendidikan berkualitas yang dilaksanakan oleh
Kementerian Pendidikan Indonesia untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kementerian Pendidikan
sebagai institusi berwenang tentang bidan pendidikan, melaksanakan program Pra-SD atau PAUD bagi
seluruh anak laki-laki dan perempuan dalam memperoleh akses terhadap perkembangan, perawatan dan
pendidikan pra-SD (PAUD) yang bermutu untuk menjamin kesiapan memasuki pendidikan dasar. Sampai
tahun 2016 tercatat 72,29 persen atau 58.174 desa diseluruh Indonesia telah memiliki PAUD. Saat ini
berdasarkan Dapodik PAUD 2016, jumlah PAUD diseluruh Indonesia mencapai 190.225 sekolah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya mewujudkan SDGs dengan memulai memberika Dana
Alokasi Khusus (DAK) BOP sevesar Rp. 600 ribu pertahun untuk 190.225. bantuan ini diprioritaskan bagi
peseta didik PAUD usia 4-6 tahun.

Untuk memastikan dilaksanakan SDGs dalam kerangka pembangunan Indonesia baik ditingkat nasional
maupun daerah maka diperlukan peran koalisi masyarakat sipil. Lembaga social tersebut dapat mendesak
pemerintah Indonesia untuk sesegara mungkin menyiapkan berbagai hal baik dari sisi proses dan substansi.
Pemerintah Indonesia harus pro-aktif dalam upaya pencapaian SDGs, sebagai tindak lajut atas inisiatif

4 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

proaktif Indonesia dalam proses penyiapan agenda SDGS dan melaksanakan kesepakatan SGDs. Meskipun
SDGs tidak bersifat mengikat secara hukum (legally binding) namun SDGs merupakan hasil kesepakatan
pimpinan negara yang mengikat secara moral bagi tiap negara untuk bertanggung jawab dan berkewajiban
memastikan tujuan dan target yang ada di SDGs bisa dilaksanakan dan dicapai pada tahun 2030. Indonesia
memerlukan persiapan yang lebih matang terhadap upaya adopsi SDGs, terutama rencana aksi yang
dibutuhkan terkait tujuan prioritas dan strategis dalam RKP dan Pagu Indikatif 2016/2017, payung hukum
yang diperlukan, mobilisasi pembiayaan jangka menengah yang dibutuhkan, kelembagaan permanen yag
mencerminkan keterlibatan dari semua kepentingan (inklusif) serta kerangka kerja pengawasan yang
dibutuhkan termasuk perbaikan metode dan system pendataan.

Peran Pemerintah Daerah dalam Menyukseskan SDGs

Quality Education ialah salah satu program dari 17 program SDGs yang memiliki tujuan menjamin
pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat
bagi semua. Tujuan ini diperkuat dalam UU RI 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional,
selanjutnya SDGs diformulasikan secara bersama pada tingkat global, dalam beberapa aspek bisa saja
disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah. Pencapaian tujuan
SDGs sebagian besar berada di pundak pemerintah propinsi dan kabupaten. Kabupaten dengan mantap mulai
mengambil alih lebih banyak pengeluaran rutin pemerintah. Jadi pemerintah daerah seharusnya dapat lebih
berperan.

Penduduk sebuah desa bisa sepakat memilih apa saja dari tujuan SDGs yang menjadi prioritas mereka,
termasuk memantau dan mempercepat pencapaiannya. Misalnya ketika kekurangan gizi menjadi persoalan
yang dicemaskan, mungkin perlu memastikan bahwa puskesmas selalu menimbang semua anak-anak. Siapa
saja dapat menambahkan semua informasi yang dibutuhkan untuk mencermati apakah angka kekurangan gizi
meningkat atau menurun. Dan yang lebih penting, bisa sepakat tentang apa yang harus dilakukan untuk
menanggulanginya.

Misalnya, bagaimana anak-anak yang lambat pertumbuhannya, memperoleh makanan dan mungkin dapat
memberikan saran atau dukungan kepada para ibu. Apakah semua anak bersekolah? Hal ini akan mudah
diketahui dari buku pendaftaran di sekolah. Jika TBC menjadi masalah, mungkin anda dapat mencoba untuk
melakukan tes pada sebanyak mungkin orang dan kemudian memulai pengobatan. Apakah perempuan
meninggal karena persalinan? Bagaimana dengan pengawasan tentang berapa banyak perempuan hamil yang
mendatangi klinik-klinik pada masa prapersalinan. Begitu juga apakah mereka telah memiliki persiapan
untuk menghadapi keadaan darurat. Tidak harus mencoba melakukan semuanya sekaligus. Dapat juga
memulai dengan sejumlah prioritas, kemudian melakukan aksi. Bagi SDGs, semangat lebih penting
ketimbang rinciannya. Jika masing-masing kabupaten atau komunitas mulai melakukan aksi, maka
secepatnya akan terjadi perbaikan. Tahun 2030 tinggal sepuluh tahun lagi, tetapi pemerintah bisa melakukan
banyak hal dalam waktu tersebut.

Pola Pembangunan Pemerintah Daerah

Arah Kebijakan Pokok Penanggulangan Kemiskinan di daerah dilaksanakan melalui program-program

5 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

pengurangan kemiskinan (pro-poor), perluasan lapangan kerja (pro-job) dan pertumbuhan ekonomi (pro-
growth) yang berorientasi pada pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat, pengurangan beban
pengeluaran penduduk miskin, pemenuhan kebutuhan dasar dan pemerataan pembangunan antar wilayah.

Upaya penanggulangan kemiskinan telah dilakukan melalui berbagai strategi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan dana stimulan sebagai modal
usaha kegiatan ekonomi produktif, bantuan sosial (antara lain melalui program Bantuan Langsung Tunai,
Beras Miskin, Sektoral Pusat/Daerah, program khusus, dll). Secara tidak langsung melalui penyediaan sarana
dan prasarana untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi, Pemberdayaan masyarakat, Penguatan
Kelembagaan dan Perlindungan sosial (antara lain melalui program Bantuan Kepada Kabupaten/Kota,
Sektoral Pusat/Daerah, dan program khusus lainnya).

Sedangkan upaya yang dilakukan dalam mengatasi kemiskinan di daerah ditempuh melalui :

1. Pengurangan pengeluaran, melalui :


2. Bidang Pendidikan, melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Khusus Murid (BKM), dan
Bantuan Bea Siswa Keluarga Miskin.
3. Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana, melalui penanganan tindakan medis, operatif keluarga
miskin, penanggulangan gizi buruk dan gizi
4. Peningkatan Pendapatan, melalui :
5. Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, melalui pengembangan wirausaha, pengembangan
pendidikan dan pelatihan wirausaha serta pemberdayaan usaha skala mikro.
6. Bidang Sosial, melalui Bantuan Modal Usaha bagi Penduduk Miskin.
7. Bidang Ketenagakerjaan, melalui perluasan kesempatan kerja dan berusaha termasuk pengiriman
transmigrasn serta pelatihan ketrampilan tenaga kerja.
8. Bidang Perumahan dan Pemukiman diantaranya pemugaran rumah kumuh dan padat di perkotaan,
korban bencana alam dan penyediaan air bersih serta pembangunan sanitasi.

Sasaran penanganan kemiskinan di daerah dilaksanakan pada:

1. Prioritas utama : Penduduk Sangat Miskin


2. Prioritas kedua : Penduduk Miskin
3. Prioritas ketiga : Penduduk Hampir Miskin

Upaya penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan dengan menggunakan
berbagai sumber dana. Anggaran tersebut ada yang dilaksanakan melalui SKPD maupun diberikan langsung
kepada Kabupaten/Kota melalui Dana Bantuan kepada pemerintah Kabupaten/Kota. Berdasarkan upaya
penanganan yang telah dilaksanakan, terdapat penurunan prosentase angka kemiskinan yang signifikan.
Pemerintah Daerah (Propinsi) memberikan dukungan sepenuhnya kepada Kabupaten/Kota sebagai daerah
percontohan pelaksanaan SDG’s dengan memberikan bantuan dana.

Bagi Pemerintah Daerah, kemiskinan merupakan issue strategis dan mendapatkan prioritas utama untuk

6 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

ditangani. Kemiskinan merupakan salah satu dari issue strategis yang mendapat prioritas untuk penanganan
pada setiap tahapan pelaksanaannya.

Terkait dengan target tujuan pembangunan yang harus tercapai pada tahun 2030, maka Pemerintah Daerah
masih harus bekerja keras untuk dapat mencapai target tersebut, mengingat upaya penanggulangan
kemiskinan bukan merupakan hal yang mudah untuk dilaksanakan.

Peran Pemerintah Daerah

Tujuan Pembangunan yang ditargetkan untuk dapat dicapai pada tahun 2030 dapat dijadikan sebagai salah
satu pemacu dan semangat untuk dapat melakukan upaya yang lebih baik dalam penanganan permasalahan
yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kemiskinan bukan hanya masalah daerah maupun
Indonesia, tetapi juga merupakan masalah dunia. Dilihat dari berbagai program dan kegiatan yang sudah
dilaksanakan dan besarnya sumber dana yang telah dikeluarkan, kemiskinan di daerah tetap masih menjadi
permasalahan yang tidak mudah untuk diatasi walaupun jumlah penduduk miskin sudah semakin berkurang.
Hal tersebut terjadi antara lain karena upaya penanggulangan kemiskinan merupakan upaya terpadu yang
harus dilakukan oleh semua pihak termasuk juga masyarakat miskin itu sendiri dengan komitmen yang kuat
dari semua unsur pimpinan baik pemerintah, organisasi masyarakat dan kelompok masyarakat.

Pemerintah Daerah ikut mendukung dan melaksanakan upaya penanggulangan kemiskinan. Komitmen
tersebut telah tertuang di dalam dokumen-dokumen perencanaan baik jangka panjang, menengah maupun
tahunan, dengan melaksanakan berbagai program dan kegiatan serta berbagai sumber dana melalui strategi
penanganan langsung maupun tidak langsung. Terkait dengan sosio-kultur masyarakat, upaya
penanggulangan kemiskinan tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan program penyadaran
masyarakat (public awareness), yaitu sebuah upaya untuk mengurangi bahkan menghapuskan mental dan
budaya miskin dengan jalan mengingatkan, meyakinkan dan memberikan semangat kepada masyarakat agar
berusaha untuk bangkit dari kemiskinan dengan melakukan kerja keras dan membiasakan diri untuk malu
menerima bantuan sebagai orang miskin. Koordinasi diantara stakeholders maupun instansi pengampu masih
perlu dioptimalkan, terutama dalam hal penentuan target dan sasaran program kegiatan penanggulangan
kemiskinan (termasuk kelengkapan data maupun alokasi anggaran), secara berjenjang dari tingkat Provinsi
sampai dengan Kabupaten/Kota untuk menghindari terjadinya tumpang-tindih maupun terlewatnya sasaran
penanggulangan kemiskinan. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan millenium (SDG’s) yang harus
dapat tercapai pada tahun 2025 pada umumnya dan juga untuk mencapai tujuan pembangunan daerah pada
khususnya, penanganan kemiskinan memerlukan kerja keras semua pihak, komitmen dari pemerintah dan
partisipasi dari masyarakat miskin itu sendiri. Pada dasarnya, kemiskinan tidak akan dapat dihilangkan dari
muka bumi, tetapi meskipun begitu, harus dilakukan upaya agar masyarakat yang masuk dalam kriteria
miskin dapat memperoleh hak-hak dasar kebutuhan hidupnya. Untuk itu prioritas penanganan sebaiknya
dilakukan dengan menggunakan sumberdaya yang ada, tanpa ketergantungan dari pihak lain agar
penanganannya dapat dilakukan dengan cepat dan tuntas. Agar program dan kegiatan penangulangan
kemiskinan dapat benar-benar memperoleh hasil seperti yang diinginkan perlu dilakukan pemantauan dan
evaluasi serta penilaian atas pelaksanaannya, agar dapat diketahui program dan kegiatan apa saja yang perlu
untuk dilanjutkan bahkan diakselerasikan maupun untuk diketahui program dan kegiatan apa saja yang tidak
diperlukan lagi.

Dalam pelaksanaan tidak harus mencoba melakukan semuanya sekaligus. Dapat memulai dengan sejumlah

7 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

prioritas, kemudian melakukan aksi. Bagi SDGs, semangat lebih penting ketimbang rinciannya. Jika masing-
masing kabupaten atau komunitas mulai melakukan aksi, maka secepatnya akan terjadi perbaikan. Tahun
2025 tinggal sepuluh tahun lagi, tetapi banyak hal yang bisa dilakukan selama lima tahun ini.

Peranan kualitas pendidikan dalam SDGs terhadap perubahan sosial

Pendidikan menjadi instrumen kekuatan sosial masyarakat untuk mengembangkan suatu sistem pembinaan
anggota masyarakat yang relevan dengan tuntutan perubahan zaman. Abad globalisasi telah menyajikan nilai-
nilai baru, pengertian-pengertian baru serta perubahan-perubahan di seluruh ruang lingkup kehidupan
manusia yang waktu kedatangannya tidak bisa diduga-duga. Sehingga dunia pendidikan merasa perlu untuk
membekali diri dengan perangkat pembelajaran yang dapat memproduk manusia zaman sesuai dengan
atmosfir tuntutan global. Penguasaan teknologi informasi, penyediaan SDM yang profesional, terampil dan
berdaya guna bagi masyarakat, kemahiran menerapkan Iptek, perwujudan tatanan sosial masyarakat yang
terbuka, demokratis, humanis serta progresif dalam menghadapi kemajuan jaman merupakan beberapa bekal
mutlak yang harus dimiliki oleh semua bangsa di dunia ini yang ingin tetap bertahan menghadapi tata
masyarakat baru berwujud globalisasi ini.

Pendidikan merupakan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada
kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan
dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki
potensi kreatif dan inovatif. Pendidikan sangat berperan dalam kehidupan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Demikian pentingnya peranan
pendidikan, maka dalam UUD 1945 diamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapat
pendidikan, pengajaran dan pemerintah mengusahakan untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang.

Pendidikan sangat menentukan arah perkembangan suatu masyarakat. Dengan pendidikan dapat merubah
bangsa menjadi lebih baik. Konsep ini juga tertuang pada program PBB yang terselenggara dari berbagai
Negara, kualitas pendidikan menjadi permasalahan yang krusial di dalam setiap Negara. Oleh karenanya PBB
memberikan program yang bernama SDGs sebagai langkah lanjutan dari program sebelumnya yakni MDGs.
Efek jangka panjang MDGs telah selesai pada 2015 kemarin, namun untuk Negara Indonesia dan beberapa
Negara lainnya masih belum memperlihatkan hasil yang signifikan.

Maka dari itu PBB melanjutkannya pada program berikutnya yaitu SDGs, yang menargetkan efek jangka
panjang hingga tahun 2030. Salah satu program dari SDGs yang akan memberikan dampak perubahan sosial
pada bangsa Indonesia ialah sektor kualitas pendidikan. Perubahan-perubahan sosial tersebut antara lain:

Peran Penting Pendidikan

8 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

1. Ditinjau dari Segi Anak dan Orang Tua

Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh. Pendidikan sangat penting bagi anak, sebab sejak bayi belum
dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya, melainkan dipenuhi oleh orang tua. Dengan kata lain, anak
atau bayi manusia memerlukan bantuan, tuntunan, dan dorongan dari orang lain untuk mempertahankan
hidup dengan pembelajaran bertahap. Pendidikan karena dorongan orang tua yaitu nati nurani mempunyai
sifat kodrati untuk mendidik anaknya. Sehingga tanggung jawab moral hadir terhadap orang tua. Melalui
pendidikan, anak dapat memperoleh kepandaian, keterampilan, serta pembentukan sikap dan tingkah laku
sehingga lambat laun dapat berdiri sendiri.

2. Ditinjau dari Segi Pembangunan

Pendidikan sangat penting untuk pembangunan bangsa. Maka dari itu berbagai usaha dan kegiatan
dilaksanakan untuk pengelolaan, peningkatan supervisi, serta tata laksana pendidikan. Misalnya,
meningkatkan profesionalisme tenaga pengajar.

Peranan dan Fungsi Pendidikan

Fungsi Pendidikan dalam arti mikro ialah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta
didik. Sedangkan secara makro fungsi pendidikan ialah pengembangan pribadi, warga negara, kebudayaan,
dan pengembangan bangsa. Pada dasarnya mendidik adalah tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta
didik. Dalam pengertian memberi tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa pihak yang diberi
tuntunan memiliki daya atau potensi untuk berkembang. Potensi ini secara berangsur-ansur tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang yang diberi tuntunan.

Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembangan nilai-nilai kehidupan manusia. Dalam pengembangan nilai
ini, tersirat pengertian manfaat yang ingin dicapai oleh manusia dalam hidupnya. Oleh karena itu, apa yang
ingin dikembangkan merupakan apa yang dapat dimanfaatkan dari arah pengembangan itu sendiri.

Adapun mengenai fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat menurut Wuradji (1988), bahwa
pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi sosialisasi.
2. Fungsi kontrol sosial.
3. Fungsi pelestarian budaya masyarakat.
4. Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja.
5. Fungsi seleksi dan alokasi.
6. Fungsi pendidikan dan perubahan sosial.

9 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

7. Fungsi reproduksi budaya.


8. Fungsi difusi cultural.
9. Fungsi peningkatan sosial.
10. Fungsi modifikasi sosial (Wuradji, 1988, p. 31-42).

Adapun penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut, yaitu:

Fungsi Sosialisasi

Pendidikan berperan penting dalam proses sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu
menjadi makhluk sosial, makhluk yang dapat beradapatasi dengan baik di masyarakat.

Fungsi Kontrol Sosial

Pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap tatanan tradisional masyarakat harus juga
berfungsi sebagai lembaga pelayanan pendidikan untuk melakukan mekanisme kontrol sosial. Durheim
menjelaskan bahwa pendidikan moral dapat dipergunakan untuk menahan atau mengurangi sifat-sifat
egoisme pada anak-anak menjadi pribadi yang merupakan bagian masyarakat yang integral di mana anak
harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab sosial. (Jeane H. Bellatine, 1983, p.8).

Fungsi Pelestarian Budaya Masyarakat

Pendidikan di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik yang beraneka ragam juga
harus melestarikan nilai-nilai budaya daerah yang masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian
daerah, budi pekerti, dan suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan masyarakat.

Fungsi Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja

Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, maka di sana akan terjadi tiga kegiatan
yaitu kegiatan, latihan untuk suatu jabatan dan pengembangan tenaga kerja tertentu. Proses seleksi ini terjadi
di segala bidang baik ketika masuk sekolah maupun ketika ingin masuk pada jabatan tertentu. Untuk masuk
sekolah tertentu harus mengikuti ujian tertentu, untuk masuk suatu jabatan tertentu harus mengikuti testing
kecakapan tertentu. Melalui hal ini, perkembangan pendidikan dapat diketahui.

Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial

Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan sosial mempunyai fungsi:

1. Melakukan reproduksi budaya.

10 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

2. Difusi budaya.
3. Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional.
4. Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional.
5. Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang telah
ketinggalan. Pendidikan berfungsi sebagai reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat
penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan tinggi. Pada
sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkat pendidikan tinggi.

Pengaruh Pendidikan terhadap Perkembangan Masyarakat

Secara garis besar berikut pengaruh atau fungsi pendidikan terhadap perkembangan masyarakat:

1. Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat

Kecerdasan masyarakat umumnya dapat dikembangkan melalui berbagai program pendidikan di sekolah.
Membaca, menulis, dan berhitung serta pengetahuan umum, merupakan pengetahuan dasar dalam upaya
mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa, yang sudah sejak awal diberikan di sekolah, meskipun
memerlukan pengembangan lebih lanjut. Peran yang dimainkan oleh lembaga persekolahan terutama jalur
pendidikan sekolah dalam peningkatan intelegensi atau kecerdasan anak didiknya, secara langsung dapat
dipandang sebagai konstribusi lembaga pendidikan sekolah dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat dan
bangsa. Karena bagaimanapun akhirnya anak didik setelah keluar dari lembaga pendidikan akan kembali
sebagai warga masyarakat.

2. Membawa Bibit Pembaruan bagi Perkembangan Masyarakat

Dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat sangat diperlukan adanya pengetahuan baru, teknologi
baru, dan pemikiran-pemikiran inovatif yang bersifat fungsional. Apa yang menjadi program pendidikan di
persekolahan, di samping menjamin upaya peningkatan kecerdasan, juga mengupayakan transformasidari
pengetahuan, pemikiran, dan praktik-praktik baru, terutama yang dianggap fungsional dan relevan. Materi
atau program pendidikan yang demikian bias disebut sebagai transformasi bibit-bibit pembaharuanyang pada
akhirnya akan berfungsi dalam masyarakat.

3. Menciptakan Warga Masyarakat yang Siap dan Terbekali bagi Kepentingan Kerja di
Lingkungan Masyarakat

Anak didik pada akhirnya kembali menjadi warga masyarakat. Maka dari itu, mereka memerlukan pekerjaan
untuk menopang kehidupannya. Untuk terjun ke dunia kerja, seseorang dituntut kesiapan tertentu, seperti skill

11 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

dan sikap. Dengan berfungsinya lembaga pendidikan jalur pendidikan sekolah dalam memberikan bekal-
bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang relevan bagi dunia kerja. Hal tersebut langsung
membawa efek terhadap lapangan kerja di masyarakat. Berkenaan dengan itu, wajar jika kualifikasi
pendidikan dijadikan salah satu pertimbangan dalam system seleksi pada lembaga-lembaga pemberi kerja di
masyarakat.

4. Memunculkan Sifat-Sifat Positif dan Konstruktif bagi Masyarakat, Sehingga Tercipta Integrasi
Sosial yang Harmonis di Tengah-tengah Masyarakat

Sejak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, sifat-sifat positif dan konstruktif yang diperlukan dalam
hidup bernegara atau bermasyarakat senantiasa menjadi perhatian. Hal ini berkaitan dengan falsafah hidup
dari suatu bangsa atau masyarakat yang mendambakan keharmonisan dan keutuhan (intergrasi) sosial dari
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Peranan dan Fungsi Lembaga Pendidikan

1. Peranan dan Fungsi Pendidikan Keluarga

Dalam keluarga anak didik mulai mengenal hidupnya. Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama yang
sangat penting untuk membentuk pola kepribadian anak. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
bersifat kodrati, karena orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik terdapat hubungan darah. Maka
dari itu kewenangannya pun bersifat kodrati pula.

Beberapa fungsi lembaga pendidikan keluarga, antara lain:

1. Pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak.


2. Menjamin kehidupan emosional anak.
3. Menanamkan pendidikan dasar moral.
4. Memberikan dasar pendidikan sosial.
5. Peletakan dasar-dasar keagamaan.

2. Peranan dan Fungsi Sekolah

Tujuan utama dari sistem kegiatan pendidikan yang berlangsung dalam institusi persekolahan adalah
mengembangkan dan membentuk potensi intelektual atau pikiran, menjadi cerdas. Secara terprogram dalam
koordinatif, materi pendidikan dipersiapkan untuk dilaksanakan secara metodis, sistematis, intensif, efektif,
dan efisien menurut ruang dan waktu yang telah ditentukan.

Sekolah berperan sebagai lembaga pendidikan yang membantu lingkungan keluarga. Maka dari itu, sekolah

12 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa
dari keluarganya. Sementara itu, dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan
melaui kurikulum, antara lain:

1. Anak didik belajar bergaul dengan sesama anak didik, antara guru dengan ank didik, dan antara anak
didik dan orang yang bukan guru (karyawan).
2. Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.
3. Mempersiapkan anak didik menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara.

3. Peranan dan Fungsi Lembaga Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan orang yang menempati suatu daerah. Masyarakat juga dapat diartikan sebagai
suatu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam konteks pendidikan,
masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah.Yang dimaksud lembaga masyarakat
adalah semua lembaga sosial baik tertutup (formal) maupun terbuka (nonformal); bidang sosial-ekonomi,
sosial-politik, sosial-edukasi, sosial-religius, dan sebagainya.

Pendidikan ini diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah, tidak mengenal jenjang, dan bersifat khusus.
Dalam lembaga masyarakat, keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan
meningkatkan taraf hidup. Dengan demikian, pengaruh pendidikan ini tampak lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Semarang: Rineka Cipta.

13 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Chaudhury et al, 2005. Missing in Action: Teacher and Health Worker Absence in Developing Countries,
Harvard, John F. Kennedy School of Government.

Chowdhury,A and I. Sugema, 2005.“How Significant and Effective has Foreign Aid to Indonesia been?”,
Discussion Paper No. 0505, University of Adelaide Centre for International Economic Studies.

Depdiknas, 2005b. Educational Indicators in Indonesia, 2004/2005. Jakarta, Ministry of National Education.

Depkes, 2007. Every Year 30,000 Die by Measles, http://www.depkes.go.id/en/2102ev.htm, diakses 6 Maret
2007.

Dephut, 2007. Extent of Land Cover Inside and Outside Forest Area. Diunduh dari www.dephut.go.id.

Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kendidikan. Rineka Cipta.

Hoek-Smit, M. 2005. The Housing Finance Sector in Indonesia, Jakarta, World Bank.

Hooijer, A et al., 2006. PEAT-CO2, Assessment of CO2 Emissions from Drained Peat Lands in SE Asia.
Delft, Netherlands. Delft Hydraulics report Q3943

http://www.fao.org/DOCREP/005/y4249e/y4249e06.html

IYARS, 2002-2003. Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey, Jakarta, BPS

ICBWA, Global bottled water statistics, http://www.icbwa.org/2000-2003_Zenith_and_Beverage_


Marketing_Stats.pdf. Diakses 23 Maret, 2007.

Jakarta Post, 2007. “Informal workers to get health access”, dalam Jakarta Post, 7 Maret.

Jakarta Post, 2006. “Inadequate measures allowing HIV/AIDS to worse: WHO”, dalam Jakarta Post., 29
November.

Jakarta Post, 2006. “Sanitation Target Remains Out of Reach”, dalam Jakarta Post.

KPA 2006. Country Report on the Follow-up to the Declaration of Commitment on HIV/AIDS (UNGASS),
Reporting period 2004-2005.

KPA, 2006. Rencana Aksi Nasional untuk HIV/AIDS 2007-2010, Komisi Penanggulangan AIDS.

Labour and Social trends in Indonesia 2008: Progress and Pathways to Job-rich Development, 2008, Jakarta.

Lancet 2006, “Strategies for reducing maternal mortality: getting on with what works” the Lancet.

MOE, 2005. State of the Environment in Indonesia, Jakarta, Ministry of Environment.

MOE, 2004. State of the Environment in Indonesia, Jakarta, Ministry of Environment.

PU, 2007. RUU Penataan Ruang Harus Pilah Secarah Jelas Kawasan Peruamahan. Pusat Komunikasi Publik
150606. Departemen Pekerjaan Umum.

14 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

http://www.kimpraswil.go.id/index.asp?link=Humas/news2003/ppw150606gt.htmDiakses 17 Maret 2007

Suhartono, Suparman. 2006. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Survey di Papua terhadap perwakilan populasi penduduk tentang HIV/AIDS, 2007

UNESCO/PAPPITEK LIPI, 2006. The Achievement of Gender Parities in Basic Education in Indonesia:
Challenges and Strategies towards Basic Education for All. Jakarta

UNESCO/LIPI, 2006. The Achievement of Gender Parities in Basic Education in Indonesia: Challenges and
Strategies towards Education for All. Jakarta, UNESCO and PAPPITEK LIPI.

UNICEF, 2007. Plus 5-Review of the 2002 Special Session on Children and World Fit for Children Plan of
Action, Indonesia. Jakarta, UNICEF

UNFPA, 2007. UNFPA Indonesia Website, http://indonesia.unfpa.org/mmr.htm diakses 3/1/2007.

UNDP (segera terbit). Indonesia: Debt Strategies to Meet the Millennium Development Goals, Jakarta,
UNDP.

UNAIDS/NAC 2006. A Review of Vulnerable Populations to HIV and AIDS in Indonesia. Jakarta , UNAIDS
and National AIDS Commission

Usman, S. Akhmadi, and D Surydarma, 2004. When Teachers are Absent: Where do They Go and What is the
Impact on Students? Jakarta, SMERU.

Vanzetti, D. McGuire, D. and Prabowo, 2005. Trade Policy at the Crossroads: the Indonesian Story, Geneva,
UNCTAD.

World Bank, 2007. Spending for Development: Making the Most of Indonesia’s New Opportunities. Indonesia
Public Expenditure Review 2007, Jakarta, World Bank.

World Bank, Making the New Indonesia Work for the Poor, 2006, Jakarta

World Bank, 2007. Spending for Development: Making the Most of Indonesia’s New Opportunities. Indonesia
Public Expenditure Review 2007, Jakarta, World Bank.

World Bank, 2007. Spending for Development: Making the Most of Indonesia’s New Opportunities. Indonesia
Public Expenditure Review 2007, Jakarta, World Bank.

World Bank, 2007. Spending for Development: Making the Most of Indonesia’s New Opportunities. Indonesia
Public Expenditure Review 2007, Jakarta, World Bank.

WHO, 2004. The Millennium Development Goals for Health: A review of the indicators, Jakarta, World
Health Organization.

World Bank, 2007. Strategic Options for Forest Assistance in Indonesia. Jakarta, World Bank.

15 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Sumber pendukung:

http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_152.html

http://notezone13.blogspot.co.id/2012/05/pentingnya-pendidikan-peran-fungsi-dan.html

Iklan

Report this ad Report this ad

Bagikan ini:

Twitter
Facebook
Google

Sukai ini:

Suka Memuat...

Terkait

Safutra Rantona17 Maret 20166 November 2016Education, Education Indonesia, SDGs, SDGs Indonesia

Tinggalkan Balasan

Ketikkan komentar di sini...

16 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

17 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

18 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Surel (wajib) (Alamat takkan pernah dipublikasikan)

Nama (wajib)

Situs Web

You are commenting using your WordPress.com account. ( Logout / Ubah )

19 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

You are commenting using your Google+ account. ( Logout / Ubah )

20 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

You are commenting using your Twitter account. ( Logout / Ubah )

21 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

You are commenting using your Facebook account. ( Logout / Ubah )

22 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

w
Batal

Connecting to %s

Beri tahu saya komentar baru melalui email.

Navigasi pos

23 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Selanjutnya Pos berikutnya: Media Mendorong Partisipasi Demokrasi

Cari untuk:

Tulisan Terakhir
Dampak Positif Teknologi Informasi di Bidang Politik
Dampak Negatif Tidur Disamping Smartphone
Kasus UU ITE dan Revisi UU ITE
Fenomena Sunda Wiwitan
Conflict Theory Lewis A. Coser

Komentar Terbaru

brotherihda di Hantu “Scopus”

Safutra Rantona di Ada Apa Dengan Kebumen #AADK

Yasinta Astuti di Ada Apa Dengan Kebumen #AADK

Ada Apa Dengan Kebum… di Peraduan Mangrove Kebumen…

Sekolah Anti Korupsi… di ALA Jadi Bargaining Position

Arsip
Desember 2017
April 2017
Februari 2017
Januari 2017
Desember 2016
November 2016
Oktober 2016
September 2016
Agustus 2016
Juni 2016
Mei 2016
April 2016
Maret 2016
Februari 2016

24 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Kategori
Budaya
Komunikasi
Opini
Sosial
Tanpa kategori

Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com

25 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Iklan

Report this ad

Cari untuk:

Tulisan Terakhir
Dampak Positif Teknologi Informasi di Bidang Politik
Dampak Negatif Tidur Disamping Smartphone
Kasus UU ITE dan Revisi UU ITE
Fenomena Sunda Wiwitan
Conflict Theory Lewis A. Coser

Komentar Terbaru

brotherihda di Hantu “Scopus”

26 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Safutra Rantona di Ada Apa Dengan Kebumen #AADK

Yasinta Astuti di Ada Apa Dengan Kebumen #AADK

Ada Apa Dengan Kebum… di Peraduan Mangrove Kebumen…

Sekolah Anti Korupsi… di ALA Jadi Bargaining Position

Arsip
Desember 2017
April 2017
Februari 2017
Januari 2017
Desember 2016
November 2016
Oktober 2016
September 2016
Agustus 2016
Juni 2016
Mei 2016
April 2016
Maret 2016
Februari 2016

Kategori
Budaya
Komunikasi
Opini
Sosial
Tanpa kategori

Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com

Cari untuk:

27 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Tulisan Terakhir
Dampak Positif Teknologi Informasi di Bidang Politik
Dampak Negatif Tidur Disamping Smartphone
Kasus UU ITE dan Revisi UU ITE
Fenomena Sunda Wiwitan
Conflict Theory Lewis A. Coser

Komentar Terbaru

brotherihda di Hantu “Scopus”

Safutra Rantona di Ada Apa Dengan Kebumen #AADK

Yasinta Astuti di Ada Apa Dengan Kebumen #AADK

Ada Apa Dengan Kebum… di Peraduan Mangrove Kebumen…

Sekolah Anti Korupsi… di ALA Jadi Bargaining Position

Arsip
Desember 2017
April 2017
Februari 2017
Januari 2017
Desember 2016
November 2016
Oktober 2016
September 2016
Agustus 2016
Juni 2016
Mei 2016
April 2016
Maret 2016
Februari 2016

Kategori
Budaya
Komunikasi
Opini

28 of 29 4/1/2018, 5:15 AM
Sustainable Development Goals (SDGs) Quality Education in Indonesia ... https://safutrarantona.wordpress.com/2016/03/17/sustainable-developme...

Sosial
Tanpa kategori

Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema: Canard oleh Automattic.

29 of 29 4/1/2018, 5:15 AM

Anda mungkin juga menyukai