Anda di halaman 1dari 7

PENGAUDITAN II

Ayub L.R. Pasolang (A31114329)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
2017
14-1 Apakah perbedaan besar antara (a) pengujian pengendalian dan pengujian substantive
transaksi dan (b) pengujian rinci saldo yang membuat sampling atribut tidak tepat untuk
pengujian rinci saldo
Jawab:
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, pengujian
atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor.
Jenis Pengendalian Apa yang Diukurnya
Pengujian Pengendalian  Keefektifan operasi pengendalian internal
Pengujian substantif atas Keefektifan pengendalian
transaksi  Kebenaran moneter transaksi dalam sistem
akuntansi
Pengujian atas rincian  Apakah jumlah dolar saldo akun mengandung
saldo salah saji yang material

14-3 Jelaskan apa yang dimaksud dengan sampling unit moneter (monetary unit sampling) dan
jelaskan arti pentingnya dalam pengauditan

Jawab:

Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS ) merupakan metode sampling statistic
yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan
statistic bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistic yang diekspresikan dalam dolar (
atau mata uang lainnya yang sesuai ). MUS juga disebut sebagai sampling unit dolar, sampling
jumlah moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsiaonal dengan ukuran.

14-5 Apakah perbedaan besar dalam 14 langkah yang digunakan dalam sampling non statistic
untuk pengujian rinci saldo dengan pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi?

Jawab:

Pada Langkah-langkah Audit untuk Pengujian atas rincian saldo menggunakan tingkat salah saji
sedangkan pada Langkah-langkah Audit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi menggunakan tingkat pengecualian

14-7 Jelaskan bagaimana auditor menentukan kesalahan penyajian bias ditoleransi untuk
MUS?

Jawab:

Aspek unik lain dari MUS adalah penggunaan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas,
untuk menentukan secara langsung jumlah salah saji yang dapat ditoleransi ketika mengaudit
setiap akun. Teknik sampling lainnya mengharuskan auditor untuk menentukan salah saji yang
dapat ditoleransi bagi setiap akun dengan mengalokasikan pertimbangan pendahuluan mengenai
materialitas. Hal ini tidak diperlukan jika yang digunakan adalah MUS.
14-9 Bagaimana hubungan antara ARIA dan ARO untuk pengujian pengendalian?

Jawab:

Hubunagan antara ARIA dan ARO faktor penting mempengaruhi keputusan auditor mengenai
ARIA adalah penilaian risiko pengendalian dalam model risiko audit. Jika pengendalian internal
sudah efektif, maka resiko pengendalian dapat dikurangi sehingga memungkinkan auditor untuk
meningkatkan ARIA. Pada gilirannya, hal ini akan mengurangi ukuran sampel yang diperlukan
untuk pengujian atas rincian saldo yang berkaitan.

14-11 Auditor sedang menentukan ukuran sampel yang tepat untuk pengujian nilai persedian
dengan menggunakan MUS. Populasi terdiri dari 2.620 jenis persedian yang bernilai Rp
12.625.000,00. Kesalahan penyajian bisa diterima adalah Rp 500.000,00 pada ARIA 10%.
Diperkirakan populasi tidak mengandung kesalahan penyajian.Hitunglah ukuran sampel awal.

Jawab:

Asumsi 1
Jumlah lebih saji adalah 100%;Jumlah kurang saji adalah 100%; batas salah saji pada ARIA 5%
adalah:
Batas salah saji atas= Rp 12.625.000 x 3%x100%= Rp 500.000.00
Batas salah saji bawah=Rp 12.625.000 x 3%x100%= Rp 500.000.00
Diasumsikan bahwa, secara rata-rata, bagian populasi ini telah salah saji sebesar total uang dari
nilai tercatat.

14-13 Tindakan – tindakan alternative apa yang tepat dilakukan apabila populasi ditolak dengan
menggunakan sampel non-statistik pada pengujian rinci saldo.Kapan masing-masing opsi
dilakukan?

Jawab:

Tidak mengambil tindakan hingga pengujian atas bidang audit lainnya telah selesai
Akhirnya, audtor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan mengandung
salah saji yang material. Jika salah saji yang mengoffset ditemukan pada bagian audit lainnya,
seperti dalam persediaan, auditor dapat menyimpulkan bahwa estimasi salah saji piutang usaha
dapat diterima. Tentu saja, sebelum audit selesai, auditor harus mengevaluasi apakah salah saji
dalam salah satu akun akan membuat laporan keuangan menjadi menyesatkan meskipun ada
salah saji yang mengoffset.

Melaksanakan pengujian audit yang diperluas pada bidang tertentu


Jika analisis salah saji menunjukan bahwa sebagian besar salah saji merupakan suatu jenis
khusus, mungkin perlu membatasi upaya audit tambahan pada bidang yang menjadi masalah.
Sebagai contoh, jika analisis salah saji dalam konfirmasi menunjukkan bahwa sebagian besar
salah saji disebabkan oleh kelalaian untuk mencatat retur penjualan, auditor dapat memperluas
pencarian yang dikembalikan untuk memastikan bahwa hal tersebut telah dicatat. Akan tetapi,
auditor harus mengevaluasi penyebab semua salah saji dalam sampel sebelum mengenai
penekanan yang tepat pada pengujian yang diperluas dapat dicapai. Masalahnya mungkin ada
pada lebih dari satu bidang.
Meningkatkan ukuran sampel
Jika auditor meningkatkan ukuran sampel, kesalahan sampling akan dikurangi jika tingkat salah
saji dalam sampel diperluas, jumlah dolarnya, dan arahnya serupa dengan pada sampel awal.
Karena itu, meningkatkan ukuran sampel dapat saja memenuhi persyaratan salah saji yang dapat
ditoleransi auditor.
Menyesuaikan saldo akun
Jika auditor menyimpulkan bahwa saldo akun mengandung salah saji yang material, klien
mungkin akan bersedia menyesuaikan nilai buku berdasarkan hasil sampel.
Meminta klien untuk mengoreksi populasi
Dalam beberapa kasus, cacatan klien sangat tidak memadai sehingga populasi harus dikoreksi
secara keseluruhan sebelum audit dapat diselesaikan. Sebagai contoh, dalam piutang usaha, klien
mungkin diminta untuk mengoreksi catatan piutang usaha dan sekali lagi menyusun daftar
piutang usaha jika auditor menyimpulkan bahwa piutang itu memiliki salah saji yang signifikan.
Jika klien mengubah penilaiannya atas beberapa item dalam populasi, hasilnya harus diaudit lagi.
Menolak untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
Jika auditor yakin bahwa jumlah yang tercatat dalam suatu akun tidak dinyatakan secara wajar,
auditor harus mengikuti setidaknya satu prosedur alternatif sebelumnya atau mengkualifikasi
laporan audit dengan cara yang tepat. Jika auditor yakin bahwa laporan keuangan sangat
mungkin mengandung salah saji yang material, maka mengeluarkan pendapat wajar tanpa
pengecualian merupakan pelanggaran serius terhadap standar auditing. Jika auditor
mengidentifikasi salah saji yang material pada suatu perusahaan publik, ia harus
mempertimbangkan kelemahan yang material ketika melaporkan pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan.

14-15 Berikan sebuah contoh penggunaan sampliangatribut,MUS,sampling atribut dalam


bentuk sebuah kesimpulan audit

Jawab:

Generalisasi dari Sampel ke Populasi Ketika Salah Saji Tidak Ditemukan dengan
Menggunakan MUS.
Asumsikan bahwa auditor mengonfirmasi suatu populasi pitang dagang atas kebenaran nilai
moneternya. Total Populasi adalah Rp 1.200.000 dan sampelnya menggunakan 100 konfirmasi.
Selama audit, seluruh salah saji ditemukan dalam sampel. Auditor ingin menentukan jumlah
maksimum dari lebih saji atau kurang saji yang dapat muncul dalam populasi meskipun salah saji
tidak ditemukan dalam sampel. Hal ini disebut batas saalah saji atas (upper misstatement bound)
dan batas salah saji bawah (lower misutatement bound). Berikut 3 contoh asumsi yang dibuat
untuk mengilustrasikan hal tersebut:
Asumsi 1
Jumlah lebih saji adalah 100%;Jumlah kurang saji adalah 100%; batas salah saji pada ARIA 5%
adalah:
Batas salah saji atas= Rp 1.200.000 x 3%x100%= Rp 36.000.000
Batas salah saji bawah=Rp 1.200.000 x 3%x100%= Rp 36.000.000
Diasumsikan bahwa, secara rata-rata, bagian populasi ini telah salah saji sebesar total uang dari
nilai tercatat. Oleh karena batas salah saji adalah 3%, maka nilai salah saji mungkin tidak
melebihi Rp 36.000.000 (3% dari total uang tercatat dalam populasi). Jika seluruh jumlah
ternyata lebih saji, maka terdapat lebih saji sebesar Rp 36.000.000. Jika seluruhnya kurang saji,
maka terdapat kurang saji sebesar Rp 36.000.000.
Asumsi 100% salah saji tersebut sebenarnya sangat konservatif, terutama untuk lebih saji.
Asumsikan tingkat pengecualian populasi aktual adalah 3%. Di bawah ini merupakan dua
kondisi yang muncul sebelum nilai Rp 36.000.000 secara tepat menunjukkan jumlah lebih saji
yang sebenarnya.

1. Seluruh jumlah harus lebih saji. Saling hapus (offsetting) akan mengurangi jumlah salah
saji.
2. Seluruh bagian populasi yang salah saji harus 100% salah saji. Oleh karena itu tidak
mungkin, misalnya, salah saji sebesar Rp 226.000 dicatat sebesar Rp 262.000. Berarti
hanya ada 13,7% salah saji (262.000-226.000= 36.000) lebih saji; 36.000/262.000 =
13,7%).

15-1 Sebutkan lima akun asset,tiga akun kewajiban, dan lima akun beban yang termasuk
dalam siklus pembelian dan pembayaran untuk sebuah perusahaan manufaktur.

Jawab:

Akun asset :Kas,piutang,mesin,tanah,gedung,kendaraan

Akun kewajiban :

1.Utang Gaji
2. Pajak atas Utang Gaji
3. Bonus Karyawan Akrual
4. Komisi Akrual
5. Honor Profesional Akrual
6. Sewa Akrual
7. Utang Bunga

Akun beban : Sewa dibayar di muka


• Biaya organisasi
• Pajak dibayar di muka
• Paten
• Asuransi dibayar di muka
• Merek dagang
• Tagihan di muka
• Hak cipta
15-3 Sebutkan satu pengendalian yang mungkin diterapkan untuk setiap tujuan dalam keenam
tujuan audit transaksi pembelian.Untuk setiap pengendalian,sebutkan satu pengujian
pengendalian untuk menilai efektivitasnya.

Jawab:

Salah satu pengendalian yang mungkin diterapkan untuk setiap tujuan dalam keenam tujuan
audit transaksi pemebelian adalah pengendalian internal dan pengujian pengendalian yang bisa
digunakan untuk menilai efektivitasnya adalah pengujian substantif

15-5 Apabila klien audit tidak memiliki check yang bernomor urut tercetak,jenis kesalahan
penyajian macam apakah yang kemungkinan besar bisa terjadi?Dalam situasi seperti itu,
prosedur audit apa yang dapat dilakukan auditor untuk mengatasi defisiensi tersebut?

Jawab:

Kesalahan karena belum memproses dokumen sumber/bukti transaksi


Kesalahan karena belum memproses dokumen sumber/bukti transaksi menyebabkan belum
dibukukannya transaksi yang seharusnya sudah dibukukan. Kesalahan ini dapat terjadi karena
keterlambatan penyampaian bukti transaksi, kesalahan penerapan prosedur, belum adanya
prosedur yang mengatur pembukuan dokumen, dan kelalaian atau hal luar biasa. Misalnya,
pendapatan jasa giro pada rekening bank yang belum dibukukan pada akhir tahun.prosedur audit
yang dapat dilakukan adalah menginspeksi

15-7 Jelaskan mengapa kebanyakan auditor memandang penerimaan barang dan jasa sebagai
poin terpenting dalam siklus pembelian dan pembayaran?

Jawab:

Karena tanpa barang dan jasa tidak mungkin siklus pembelian dan pembayaran akan terjadi
karena tanpa barang dan jasa tidak ada transaksi jual dan beli

15-9 Jelaskan hubungan antara pengujian atas siklus pembelian dan pembayaran dengan
pengujian utang usaha.Berikan contoh spesifik bagaimana kedua pengujian ini saling
mempengaruhi.

Jawab:

Hubungan kedua pengendalian tersebut adalah saling membantu memperkuat pengendalian


contohnya dalam siklus pembelian dan pembayaran sebuah toko menetapkan batas tinggi utang
seseorang adalah 100 juta jadi dengan adanya pengujian utang usaha toko tersebut tidak usah
khawatir lagi akan kemungkinan batas tinggi utang orang tersebut melampaui batas tanpa
diketahui pihak toko.
15-11 Mengapa auditor lazim mengirimkan konfirmasi kepada pemasok yang “bersaldo nol”
dalam daftar utang klien tetapi tidak lazim melakukan hal yang sama atas piutang usaha

Jawab:

tugas auditor utk menilai kewajaran dari nilai hutang-hutang yg dianggap lunas oleh klien atau
yg nilainya tidak wajar. Misalkan ada hutang usaha yg bersaldo nol, maka auditor akan
melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga yg dikenal dgn nama zero balanced confirmation.
Tujuan dari zero balanced confirmation yakni untuk menguji:
1) penghilangan pemasok dr daftar hutang usaha,
2) penghilangan transaksi, dan
3) salah saji saldo akun.
Lewat cara ini auditor akan menemukan kemungkinan salah saji dr saldo hutang yg bernilai nol.
Setelah mendapat konfirmasi dari pihak ketiga lalu auditor menghitung Saldo Per Audit dan
dibandingkan dgn Saldo Per Book, maka timbullah selisih kurang atau lebih dan dibuat
Adjustment Entry nya. Jika terjadi selisih kurang maka akan menambah saldo hutang usaha dan
jika terjadi selisih lebih maka akan mengurangi saldo hutang usaha.lagi pula untuk melihat
tingkat kepercayaan lebih mudah untuk melihat hutang daripada piutang jika hutang nol bias
berarti bagus kalau itu benar tapi jika piutang nol ataupun sangat tinggi tidak terlalu
mempengaruhi klien kalau tidak terlibat langsung dengan piutang tersebut.

15-13 Pada umumnya tidak begitu lazim untuk mengirim konfirmasi utang dagang pada tanggal
interim dibandingkan dengan hal yang sama dalam pengauditan piutang usaha.Jelaskan mengapa
demikian.

Jawab:

Karena resiko bawaan untuk konfirmasi utang dagang pada tanggal interim lebih tinggi daripada
dengan hal yang sama dalam pengauditan utang usaha.

15-15 Bedakan antara FOB Destination dengan FOB Origin Prosedur apa yang harus diikuti
auditor berkaitan dengan pembelian persediaan berdasarkan FOB origin menjelang akhir tahun.

Jawab:

Perbedaa dalam perjalanan, menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi
persediaan atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB destination, hak
akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya persediaan yang diterima
pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukan dalam persediaan dan utang usaha pada
akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB origin,perusahaan harus mencatat persediaan
dan utang yang terkait pada periode berjalan jika pengiriman dilakukan pada atau setelah tanggal
neraca.

Anda mungkin juga menyukai