Proposal Metpen
Proposal Metpen
PROPOSAL PENELITIAN
PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN :: UJI
Uji EFEKTIFITAS FORMULASI
Efektifitas Formulasi Krim
KRIM EKSTRAK KULIT BUAH
Ekstrak Kulit Buah Naga Daging
NAGA DAGING MERAH
Merah
(Hylocerus(Hylocerus polyotius)
polyotius) SEBAGAI
PENYEMBUH
Sebagai LUKA PADA
Penyembuh Luka Pada
MENCIT (Mus musculus)
Mencit (Mus musculus)
NAMA
NAMA :: Eva
EVAIriana
IRIANA
NIM
NIM :: 17.
17. 01.358
01.358
PEMBIMBING UTAMA
PEMBIMBING UTAMA :: Dra.
Dra. Hj.
Hj. Aisyah
Aisyah Fatmawaty,
Fatmawaty, M.Si.,
M.Si.,
Apt.
Apt.
PEMBIMBING PERTAMA
PEMBIMBING PERTAMA :: Nurul
Nurul Afriyanty
Afriyanty Yusuf,
Yusuf, S.Farm.,
S.Farm.,
M.Si.,Apt.
M.Si., Apt.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Luka bakar adalah kerusakan jaringan karena kontak dengan agens,
termal, kimiawi, atau listrik (Wong, 2001). Luka bakar yang disebabkan oleh
agen termal adalah luka bakar yang paling sering terjadi (Betz dan Sowden,
2009). Prevalensi kejadian luka bakar didunia adalah pada tahun 2007-2009
tercatat per 100.000 orang yaitu Negara yang mempunyai prevalensi
terendah adalah Singapura (0,05%) dan prevalensi tertinggi adalah Finlandia
(1,98%) (World Wire Statistic Center, 2008). Penyembuhan luka merupakan
suatu hubungan yang kompleks antara aksi seluler dan biokimia yang akan
mengawali proses pemulihan integritas struktural dan fungsional dengan
menumbuhkan kembali kekuatan pada jaringan yang terluka tersebut meliputi
interaksi sel-sel berkelanjutan dan sel-sel matriks yang menyebabkan
terjadinya proses inflamasi, kontraksi luka, repitelisasi, remodeling jaringan,
dan pembentukan jaringan granulasi dengan angiogenesis. Normalnya
perkembangan fase-fase penyembuhan luka dapat diprediksi, sesuai dengan
waktu yang diharapkan (Thakur et al., 2011).
Kemajuan ilmu pengetahuan modern yang semakin pesat dan canggih
saat ini, tidak dapat mengesampingkan obat alami. Hal ini terbukti dari
banyaknya peminat obat alami. Selain itu, masih banyak kurangnya
pengetahuan dan informasi mengenai berbagai jenis tumbuhan yang dipakai
sebagai obat alami untuk pengobatan tertentu (Dalimartha, 2000).
Flavonoid bersifat anti inflamasi karena kemampuannya mencegah
oksidasi dan menghambat zat yang bersifat yang bisa timbul pada luka.
Flavonoid juga dapat menyebabkan rusaknya susunan dan perubahan
mekanisme permeabilitas dari dinding sel bakteri (Harbone,1978).
Buah naga memiliki lima jenis varian dengan peluang yang baik untuk
dikembangkan di Indonesia salah satunya adalah jenis buah naga daging
merah (Hylocereus polyotius). Biasanya yang dimanfaatkan dari buah naga
hanyalah isinya saja dan kulitnya dibuang percuma. Namun berdasarkan
penelitian Li Chen Wu (2005), kulit buah naga merah kaya akan sumber
polyphenol dan antioksidan, dan menurut Nurliyana (2010) aktivitas
antioksidan kulit buah naga merah lebih besar daripada aktivitas daging
buahnya.
Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin memformulasi krim
ekstrak kulit buah naga daging merah yang mengandungan antioksidan
sehingga dapat digunakan sebagai penyembuh luka.
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat ditarik rumusan
masalah diantaranya :
1. Bagaimana formula pembuatan krim ekstrak Kulit Buah Naga Daging
Merah (Hylocerus polyotius) terhadap penyembuhan luka pada mencit
(Mus musculus)?
2. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi krim ekstrak Kulit Buah Naga
Daging Merah (Hylocerus polyotius) terhadap kestabilan ?
I.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan yang diajukan maka
tujuan yang ingin diperoleh adalah:
1. Untuk mengetahui formula krim ekstrak Kulit Buah Naga Daging Merah
(Hylocerus polyotius) terhadap penyembuhan luka pada mencit (Mus
musculus).
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi krim ekstrak Kulit Buah
Naga Daging Merah (Hylocerus polyotius) terhadap kestabilan krim.
I.4 Manfaat Penelitian
1. Memanfaatkan limbah kulit buah naga daging merah sehingga mengurangi
pembuangan limbah yang berlebihan.
2. Sebagai acuan dan referensi di bidang akademik dalam upaya
pengembangana ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratoratorium untuk
memformulasi dan mengetahui konsentrasi optimal penyembuhan luka pada
mencit.
III.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium Farmasetika dan
Farmakologi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar pada bulan Mei 2018.
III.4 Pelaksanaan Penelitian
III.4.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah kulit buah naga daging
merah. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi,
sehingga sampel dalam penelitian ini adalah kulit buah naga
daging merah yang diperoleh dari kota Makassar.
III.4.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah alat-alat
ekstraksi laboratorium, timbangan analitik, oven, blender,
evaporator, batang pengaduk, alumunium foil, kandang tikus,
pencukur bulu, pot salep, hot plate, magnetic stirrer, mistar, jangka
sorong, spoit, water bath dan kamera.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah
Kulit Buah Naga Daging Merah (Hylocerus polyotius), kertas
saring, etanol, propilenglikol, gliserin, paraffin cair, cetil alcohol,
vaselin, tween, span, pottasium sorbat, asam sorbat, tokoferol,
oleum rosae, dan aquadest.
III.4.3 Cara Kerja
III.4.3.1 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Naga Daging Merah
Kulit buah naga merah terlebih dahulu dipisahkan dari
buah, kemudian di sortasi lalu dicuci dan dirajang dengan ukuran
2-3 cm kemudian di ekstraksi menggunakan metode ekstraksi
maserasi dengan penyari etanol 70%. Maserasii dilakukan
dengan cara serbuk simplisia kering dimasukkan kedalam
bejana (toples), lalu cairan penyari dimasukkan dalam bejana
sampai seluruh sampel terendam sempurna 2-3 cm diatas
simplisia, sampel diaduk rata kemudian bejana maserasi ditutup
rapat. Proses maserasi dilakukan selama 3 hari sambil sekali kali
dilakukan pengadukan. Setelah 3 hari disaring kedalam bejana
penampung kemudian ampas diperas dan ditambah cairan
penyari lagi secukupnya dan diaduk kemudian disaring lagi
sehingga diperoleh sari yang maksimal. Maserat yang dihasilkan
kemudian diuapkan dengan rotari evapoator sehingga diperoleh
ekstrak kental dari kulit buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus).
III.4.3.2 Rencana Formula
No Bahan Konsentrasi (%)
Formula I Formula II Formula III
1. Ekstrak Kulit Buah 3 5 7
Naga
2. Vaselin 20 20 20
3. Tween 60 5 5 5
4. Span 60 5 5 5
5. Propilenglikol 10 10 10
6. Gliserin 20 20 20
7. Pottasium sorbat 0,1 0,1 0,1
8. Asam sorbat 0,05 0,05 0,05
9. Tokoferol 0, 001 0, 001 0, 001
10. Oleum rosae qs qs qs
11. Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100
Skema Kerja
Kulit Buah Naga
Tween, Daging Merah
Propilenglikol, (Hylocerus polyotius)
Gliserin,
Pengumpulan
Pottasium
Sorbat, vaselin, span, bahan
Aquadest asam sorbat Pencucian
Perajangan
Pengeringan
Dilarutkan diatas Dilebur Simplisia
Penangas Massa di atas penangas
Di maserasi etano70%
krim
Maserat
Ditambahkan
tokoferol dan Di uapkan
Ekstrak
oleum rosaee
Krim
Analisis data
Pembahas
an
Kesimpulan
n
DAFTAR PUSTAKA
Wu, L.C., H.W. Hsu., Y.C. Chen., C.C. Chiu., Y.I. Lin dan A. Ho. (2005).
Antioxidant And Antiproliferative Activities of Red Pitaya. Food
Chemistry. Vol. 95: 319-327.
Wu, L.C., H.W. Hsu., Y.C. Chen., C.C. Chiu., Y.I. Lin dan A. Ho. 2005.
Antioxidant And Antiproliferative Activities of Red Pitaya. Food
Chemistry. Vol. 95: 319-327