PERCOBAAN X
OLEH:
NAMA : WINDI
: F1C1 16 070
NIM
: VI (ENAM)
KELOMPOK
: 1. ZUL ATHFIN LISTIYANI
ASISTEN
2. SAMUEL MANGRURA
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam merupakan tempat semua makhluk hidup untuk berkembang biak dan
bagi kehidupan baik senyawa-senyawa kimia maupun fisik yang terdapat didalam
batang tubuhnya. Salah satu contoh senyawa yang tentu telah kita ketahui yaitu
senyawa organik yang berasal dari senyawa kimia dan merupakan senyawa yang
berasal dari organisme hidup yang berbasis hidrokarbon sebab senyawa tersebut
Selain unsur karbon, oksigen dan hidrogen yang sebagai unsur penyusun
utama dalam senyawa kimia organik, terdapat pula beberapa unsur lain yakni
nitrogen, fosfor, sulfur dan lain-lain meskipun dalam jumlah yang tidak besar. Salah
satu senyawa organik bahan alam yang banyak jumlahnya dengan variasi struktur
yang banyak pula yaitu trimiristin. Trismiristin merupakan salah satu senyawa yang
adalah arie yang berwarna merah tua dan merupakan selaput jala yang membungkus
biji). Daging buah pala dapat digunakan sebagai manisan atau asinan, biji dan fulinya
bermanfaat dalam industri pembuatan sosis, makanan kaleng, pengawetan ikan dan
lain-lainnya. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan isolasi trimiristin
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
D. Manfaat Percobaan
Manfaat yang akan diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
A. Tanaman Pala
kelumpuhan, keracunan, mabuk, marah, sakit kepala, khayal dan dapat menyebabkan
kematian. Minyak esennya bersifat racun kepada bakteria, ulat dan serangga.
Minyaknya jika digunakan pada kulit yang sensitif dapat menimbulkan alergi seperti
gatal, kemerahan, dan bengkak. Limonen bersifat anti kanker dan anti tumor.
Linalool bersifat racun kuman. Mircen bersifat anti mutgenik. Miristisin mempunyai
sifat narkotik, dapat menyebabkan usus bengkak dan sakit, bersifat toksik terhadap
penyulingan biji pala jenis Myristica fragrans atau dikenal dengan sebutan Pala
Banda. Jenis pala tersebut banyak dibudidayakan dan diolah di daerah Maluku,
Sulawesi Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Pulau Jawa (RUSLI, 2002). Biji pala
merupakan hasil utama yang memiliki nilaiekonomi tinggi dari tanaman pala. Dalam
perdagangan dunia, dikenal 2 jenis biji pala, yaitu jenis East Indian, berasal dari
Indonesia dan Sri Langka, jenis ini biasa disebut jenis superior, dan West Indian,
yang berasal dari Grenada (LAWLESS, 2002). Selain mengekspor minyak pala,
Indonesia juga mengekspor biji pala terutama dari daerah Sulawesi Utara dan Maluku
(Ma’mun, 2015).
agronomis faktor (lingkungan, iklim, kondisi tanah, saat panen dan pasca panen),
jenis dan kualitas bibit tanaman pala dan fuli, selain itu komposisi dan isinya.
Pemanfaatan minyak pala meluas, karena bahan insektisida, pewangi dalam sabun
produk, pembersihan (lotion), deterjen, kosmetik, parfum dan penghilang rasa sakit.
Selain itu minyak pala dapat digunakan sebagai penyedap aditif dalam tembakau,
toilet, serta farmasi Pati, minyak lemak dan ekstrak alkohol adalah komponen
terbesar minyak pala dan bunga pala, sedangkan komponen minor adalah minyak
B. Senyawa Trimiristin
Menurut Leung (1985), fixed oil adalah bahan-bahan yang dapat larut dalam
pelarut organik, tetapi tidak dapat di destilasi. Menurut Devi (2009), kandungan fixed
oil pada biji pala berkisar antara 20 sampai dengan 40% mengandung asam miristat,
trimiristin dan gliserida dari asam laurat, stearat dan palmitat. Trimiristin merupakan
trigliserida yang terdiri dari tiga asam miristat dimana ketiganya bergabung melalui
reaksi esterifikasi dengan gliserol. Masyithah (2006) meneliti tentang pengaruh
volume dan konsentrasi pelarut pada isolasi trimiristin dari limbah buah pala.
Kandungan trimiristin pada buah pala cukup besar. Pelarut yang bisa digunakan
untuk mengisolasi diantaranya adalah petroleum eter dan kloroform (Teresa dkk.,
2016).
pembuatan kosmetik kulit sebagai pemutih (whitening agent) dan harganya sangat
tinggi. Selama ini lemak trimiristin hanya dihasilkan dari minyak kelapa (coconut
oil), minyak inti sawit (palm kernel oil), dan minyak babassu (babassu oil). Namun,
dibanding dalam fixed oil biji pala. Lemak dari biji pala banyak juga digunakan
dalam industri oleo chemical untuk substitusi lemak nabati, seperti lemak kakao dan
lemak pangan lainnya, dan juga dalam industri pelumas (lubricant). Trimiristin juga
dapat diolah menjadi senyawa turunannya, yaitu asam miristat dan miristil alkohol
(Ma’mun, 2015). Minyak atsiri yang terdiri dari miristisin dan mono terpena mono
terpena lain. Selanjutnya dinyatakan, kandungan minyak atsiri biji pala berkisar
antara 5-15%. Mengacu pada Prapto suwiry (2001) minyak atsiri biji pala diketahui
memiliki aktivitas sebagai bakterisida. Dan residu sisa destilasi dapat diekstraksi lagi
untuk menghasilkan trimiristin yang mengandung lemak yang dapat digunakan dalam
C. Metode Soxhlet
membasahi sampel dan secara teratur pelarut tersbut dimasukan kembali dalam labu
dengan membawa analit. Proses ini berlangsung secara kontinyu. Pelarut yang
digunakan dapat diuapkan kembali dan dipisahkan dari analit. Sokletasi dapat
sokletasi terdiri dari kondensor, soklet, labua dasar alas bulat dan pemanas (Leba,
2017).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini di laksanakan pada hari Senin, 30 April 2018, pukul 13.00-
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah satu set alat ekstraktor soklet,
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Serbuk halus buah pala,
Biji Pala
- dibersihkan
- dikeringkan
- dihaluskan
Ekstrak Residu
- dievaporasi
- ditambahkan aseton untuk melarutkan
heksana
- didinginkan dalam air es hingga
terbentuk kristal
Kristal
Rendamen = 23,61%
V. KESIMPULAN
1. Isolasi senyawa Trimiristin dari Biji Pala dapat dilakukan dengan ekstraksi pelarut
yaitu memisahkan dua jenis campuran yang tidak saling melarutkan. Metode yang
2. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah kristal berwarna putih yang
Ma’mun, 2015, Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua
(Myristica Argentea). Jurnal Littri, ISSN : 0853-8212.
Torry, F.R., 2014, Pemanfaatan Trimiristin sebagai Lemak Pala dalam Sabun Mandi,
Majalah Biam, 10 (1).
Syamani, F.A., Fatiasari, W., Risnasari, I dan Erna, R.M.S., 2015, Functional Groups
and Toxicity of Hexane-Ethyl Acetate Fraction of Nutmeg Fruit (Myristica
Fragrans) Oil From Bogor, The 1st International Symposium for Sustainable
Humanosphere, ISSN 2088-9127.
Teresa, Y., Nurul, H dan Ratri, A.N., 2016, Pengaruh Rasio Pelarut Kloroform (V/V)
pada Ekstraksi Trimiristin Biji Pala (Myristica Fragrans Houtt), Seminar
Nasional Sains dan Teknologi, ISSN : 2407–1846.
Leba, M.A.U., 2017, Buku Ajar Ekstraksi dan Real Kromatografi, Deepublish,
Yogyakarta.
Choi, H., 2008, Rempah Ratus: Khasiat Makanan dan Ubatan, Utusan Publication
dan Distributors Sdn bhd, Kuala Lumpur.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
2. Analisis Data
Jawab :
15
= × 100%
35
= 42 %
B. Pembahasan
buah pala ( miristica fragrans). Isolasi trimiristin ini dapat dijadikan suatu contoh
sederhana dari isolasi senyawa bahan alam yang biasanya memakan waktu dan sangat
Kandungan trimiristin dalam biji pala cukup tinggi sehingga bisa diperoleh dengan
Percobaan isolasi trimiristin dari biji buah pala bertujuan untuk mengisolasi
trimiristin yang terkandung pada biji buah pala dengan teknik refluks, kemudian
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui teknik-teknik isolasi senyawa organik. Biji
buah pala yang digunakan dalam percobaan ini terlebih dahulu dihaluskan agar
menjadi serbuk. Digunakan serbuk tujuannya adalah agar lebih mudah larut dengan
pelarut dan pelarut mudah untuk mengikat trimiristin. Hal ini dikarenakan semakin
kecil permukaan sampel maka akan semakin cepat larut dan bereaksi dengan
Serbuk pala dilarutkan dalam n-heksana karena heksana bersifat non polar
sehingga dapat melarutkan trimiristin yang juga bersifat non polar disamping itu juga
karena titik didih heksana rendah. Karena kalau titik didih pelarutnya tinggi itu
trimiristin menguap sehingga kristal yang didapat sedikit. Dengan titik didih pelarut
yang rendah, maka yang memungkinkan menguap hanya heksananya. Metode yang
digunakan yaitu metode soxhlet, filtrasi dan kristalisasi. Pada proses ekstraksi ini,
pelarut yang digunakan dimasukkan dalam labu alas bulat yang dipanaskan kemudian
pelarut berubah menjadi fase uap dan dengan menggunakan kondensor, pelarut yang
dalam fase uap tadi berubah menjadi fase cair (kondensasi) dan akan jatuh menetesi
sampel serbuk biji pala. Jika pelarut yang jatuh pada bagian alat soxhlet yang terdapat
sampel serbuk biji pala telah penuh (telah melewati sifon), dan sifon tersebut telah
penuh maka pelarut dan bahan yang terkandung dalam sampel (trimiristin) akan jatuh
kedalam labu alas bulat karena adanya tekanan yang diberikan larutan. Proses ini
dinamakan satu kali siklus ekstraksi, dan demikian proses ekstraksi oleh pelarut ini
terjadi secara berulang-ulang. Pada proses ekstraksi ini kita melakukannya sebanyak
dua kali siklus ekstraksi. Sebenarnya, jika kita ingin menghasilkan ekstrak secara
sempurna ada baiknya jika ekstraksi dilakukan selama mungkin serta siklus jatuhnya
pelarut kedalam labu didih banyak. Hal ini karena dengan ekstraksi berulang kali
maka ekstrak dalam sampel dapat terbawa semua artinya terekstrak sempurna.
mengikat molekul heksana yang masih terdapat dalam larutan tersebut. Sehingga
pada saat evaporasi didapatkan senyawa trimistin yang benar-benar murni dan tidak
pendinginan dalam gelas kimia berisi es batu ini berfungsi untuk membantu proses
larutan berubah warna dari putih kekuningan dan terbentuk kristal menjadi kuning
pucat. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembentukan kristal trimiristin telah
terjadi. Selanjutnya kristal disaring menggunakan gelas kimia yang telah ditimbang
supaya kristal yang diperoleh dapat diketahui secara pasti. Kristal trimiristin yang