Anda di halaman 1dari 5

Kelas :C

Tanggal : 05 Juli 2017

Nama : Ratna Maryawi

NIM : 1335153979

Topik Tugas : Topik 6

Jawaban Soal :

PEMROSESAN INFORMASI MENURUT PRINSIP NEUROSAINS SERTA


PEMBELAJARANNYA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Otak terdiri dari banyak struktur yang berbeda, semua itu dibungkus oleh korteks.
Korteks ialah cangkang terluar otak yang melindungi kemampuan berpikir kompleks. Seperti
memori, bahasa, kesadaran spasial, serta sifat kepribadian. Bagian otak yang dalam
mengendalikan aspek yang paling primitif dari sifat manusia, misalkan impuls dasar, rasa
takut, emosi, serta alam bawah sadar. Otak juga mempunyai “subkorteks” yang terkait atau
berhubungan langsung dengan korteks. Maka itu, ia mampu mentransmisikan dan memproses
informasi.(https://elearningindustry.com/information-processing-basics-how-brain-processes-
information)

Pemrosesan informasi ialah proses kognitif yang di dalamnya terjadi pemrosesan, lalu
penyimpanan, serta pemanggilan kembali sebuah pengetahuan yang tersimpan di dalam otak
(Slavin, 2000 : hal 175). Pemrosesan informasi mengarah kepada strategi untuk
mengumpulkan atau menerima stimuli yang bersumber dari lingkungan, mengorganisasikan
data, memecahkan masalah, menemukan konsep, serta menggunakan symbol-symbol verbal
serta non verbal. (Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 23, No. 2, Edisi Desember 2014)

Agar otak dapat memproses informasi pertama kali harus melakukan proses
penyimpanan terlebih dahulu. Atau yang sering kita kenal dengan sebutan memori, ada
berbagai jenis memori, seperti sensorik, memori jangka pendek dan memori jangka panjang.
Sebagai contoh, input verbal dapat dikodekan secara struktural, mengacu pada kata apa yang
terlihat, misalnya secara fonemik, mengacu pada apa kata itu terdengar, atau secara semantik
mengacu pada apa arti yang terkandung dalam kata tersebut. setelah informasi yang diterima
berhasil disimpan (memori jangka pendek menyimpan informasi sekitar 20 detik), kemudian
dipelihara oleh perulangan sinyal listrik melalui serangkaian neuron dalam waktu singkat .
informasi jangka panjang dihipotesiskan untuk dipertahankan dalam struktur beberapa jenis
protein tertentu. (http://www.teachnology.com/teachers/methods/info_processing/)

Semakin dalam sebuah informasi diolah maka informasi tersebut memungkinkan akan
semakin lama diingat, misalnya ketika sebuah informasi yang dibarengi dengan visualisasi
yang kuat atau dapat dikatakan imaji yang kuat atau banyak berkaitan atau berhubungan
dengan pengetahuan yang telah ada akan di proses dengan lebih dalam. Intinya, manusia akan
mudah mengingat hal yang berarti untuknya atau hal yang memiliki kesan sehingga hal
tersebut dapat menjadi titik fokus atau perhatiannya, karena hal tersebut diolah secara lebih
dalam dibandingkan dengan stimuli yang tidak memiliki arti untuknya. (azid-
zainuri.blogspot.co.id/2013/07/teori-pembelajaran-pemrosesan-informasi_24.html)

Keterampilan atau kemampuan pemrosesan informasi meningkat sesuai dengan sejauh


mana neuron frontal dan temporal residual dapat didorong untuk merekrut dan memangkas
jaringan neuron atau sejauh mana konektivitas fungsional jaringan syaraf dapat dibangun
kembali, hal ini berakibat munculnya kembali atau regenerasi keterampilan kognitif yang
spesifik. Proses kognitif tingkat tinggi seperti ingatan, penalaran, pemecahan masalah serta
fungsi lainnya bergantung pada integritas perhatian yang dimiliki, kemampuan memproses
persepsi, serta kemampuan untuk mengkategorisasikannya.
(http://www.neuroskills.com/search/q=processing+information&x=0&y=0)

Tidak sedikit psikolog pemrosesan informasi yang mengemukakan pendapatnya


bahwa meningkatnya kapasitas mengakibatkan meningkatnya pemrosesan informasil pula.
(Case, 2000; Halford, 2004). Contohnya ketika kapasitas pemrosesan informasi anak
meningkat maka kemungkinan besar mereka dapat mengingat bermacam dimensi sebuah
topik atau sebuah masalah secara bersama-sama. (John W Santrock, 2009: hal 352)

Menurut pendapat saya pemrosesan informasi merupakan sebuah proses dimana


terjadinya pengolahan informasi yang diterima melalui indera yang dimiliki, kemudian
informasi yang telah diterima akan di proses atau diolah di dalam otak yang kemudian akan
menghasilkan sebuah strategi atau perintah terkait dengan informasi tersebut. Keberhasilan
pemrosesan informasi tersebut bukan hanya bergantung pada kegunaan indera yang ia miliki
melainkan lebih dari itu, suatu proses penerimaan informasi dikatakan berhasil atau tercapai
apabila telah melalui sebuah proses atau telah melalui semua tahapannya tanpa terkecuali
ataupun tanpa terlewat satu tahap pun. Karena jika salah satu tahap terlewat maka informasi
tersebut pun tidak dapat menghasilkan sebuah respon atau tanggapan, misalnya ketika otak
mengalami masalah dalam mengolah atau menginterpretasikan sebuah informasi maka
informasi tersebut pun tidak akan berlanjut ke tahap selanjutnya, artinya informasi tersebut
mengalami hambatan dalam pemrosesannya.

Menurut pendapat saya proses penerimaan informasi sangat erat kaitannya dengan
neurosains karena dalam pemrosesan informasi melibatkan kemampuan berpikir, mengingat,
serta merespon atau menanggapi rangsangan yang diterimanya dan kegiatan pengolahan
informasi tersebut berlangsung di dalam otak dan seperti yang telah diketahui bahwa
neurosains merupakan ilmu yang mengkaji sistem syaraf yang terjadi di dalam otak. Selain
itu ketika individu memutuskan untuk memfokuskan atau memperhatikan input/informasi
yang masuk maka otak akan mengirimkan sinyal bahwa sebuah informasi tersebut
merupakan informasi yang penting dan patut untuk diperhatikan, karena jika otak tidak
mampu memilih (mendiskriminasi) input/informasi apa yang harus ia terima atau perhatikan
maka individu tersebut akan mengalami kesulitan untuk fokus terhadap informasi apa yang
seharusnya ia terima dan ia simpan.

Pemrosesan informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal, kurang maksimalnya memori, tingkat kesulitan dalam mengungkapkan kembali
informasi yang telah disimpan dalam ingatan, serta kemampuan otak setiap individu yang
berbeda.(www.academia.edu/24690675/PEMROSESAN_INFORMASI_DALAM_BELAJA
R)

Model pengolahan/pemrosesan informasi terdiri dari sebuah rangkaian tahapan,


seperti gambar dibawah ini:
Input Storage Output
Stimulus Response
Processes Processes Processes

Proses input berkitan dengan analisis rangsangan, proses penyimpanan mencakup


segala hal yang terjadi pada rangsangan secara internal di otak dan bisa pula mencakup
pengkodean dan manipulasi rangsangan dan proses output bertanggungjawab untuk
mempersiapkan respons yang tepat terhadap stimulus.
(https://www.simplypsychology.org/information-processing.jpg)
Input process/mengintegrasikan input informasi ialah kegiatan meginterpretasikan
serta mengkategorikan informasi ke dalam kelompok yang sesuai dengan tempatnya,
kemudian mengaitkan informasi tersebut dengan apa yang telah dipahami sebelumnya.
Selanjutnya proses penyimpanan, yaitu proses yang era kaitannya dnegan ingatan (ingatan
jangka pendek maupun jangka panjang). Kesulitan dalam proses ini mengakibatkan individu
mengalami kesulitan dalam mempelajari sesuatu yang baru tanpa pengulangan yang lebih
banyak dari biasanya. Dan yang terakhir ada output atau hasil yang diberikan/tanggapan atas
informasi yang telah diolah, jika individu mengalami hambatan dalam otaknya maka ia
mengalami kesulitan dalam menghasilkan sebuah tanggapan, baik berupa verbal maupun
nonverbal. (Martini Jamaris, 2014: 37)

Strategi memaksimalkan hasil belajar untuk anak berkebutuhan khusus


berdasarkan prinsip teori pemrosesan informasi

Strategi untuk memaksimalkan hasil belajar anak berkebutuhan khusus ialah dengan
cara mengoptimalkan otak, optimalisasi otak dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan
seluruh bagian dari otak secara bersama dengan melibatkan indera yang masih berfungsi
secara serentak. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dapat membantu
pengoptimalan bagian otak (otak kiri dan kanan). Pengoptimalan otak takkan berhasil jika
pendidik tidak mampu menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak, karena suasana
yang menyenangkan dapat merangsang kelenjar endorfin untuk keluar kemudian hal ini pun
dapat mengaktifkan asetilkolin pada sinapsis. Sinapsis ialah penghubung antar sel syaraf
dengan menggunakan suatu zat kimia sebagai neurotransmitternya. Setelah aseltilkolin aktif
membuat penyimpanan memori lebih baik. Dan lebih baiknya lagi suasana menyenangkan
dapat berpengaruh terhadap cara kerja otak ketika memproses sebuah informasi, menyimpan
informasi serta mengeluarkan informasi itu kembali.
(wijayantiwulansepti.blogspot.co.id/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html)

Cara yang lain bisa melalui musik, karena musik yang bersifat menenangkan akan
menghilangkan pikiran ABK yang mengganggu serta dapat mengondisikan otak agar lebih
tenang dan relaks. Musik dipercaya dapat mengaktifkan otak kanan untuk bersiaga dalam
menerima informasi dan membantu agar informasi tersebut dapat berlanjut ke dalam
memeori jangka panjang, karena musik membantu proses transmisi atau perpindahan pesan
yang berlangsung di area ujung syaraf. Bila gelombang otak berada pada posisi alfa maka
akan memungkinkan pemaduan serta pengkondisian seluruh pesan yang akan masuk.
(wijayantiwulansepti.blogspot.co.id/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html)

Menurut pendapat saya, saya setuju dengan cara pengoptimalisasian otak ABK,
terutama dengan cara memaksimalkan fungsi otak kanan dan kiri mereka, karena ini yang
sering menjadi problematika pada ABK, dimana masyarakat masih menganggap bahwa otak
kiri lebih baik dibanding otak kanan, jika sebagai pendidik mampu untuk mengoptimalkan
fungsi otak kanan dan kiri dengan baik maka hal tersebut akan sangat berpengaruh pada
keberhasilan pembelajaran si anak, contohnya ketika seorang anak penderita autisme lebih
tertarik belajar melalui musik atau gambar, kita bisa memanfaatkan ini menjadi sebuah
pembelajaran yang berguna selain itu kita pun dapat mengembangkan kemampuan yang ia
miliki agar lebih terasah, karena jika otak telah melakukan aktivitas berulang-ulang kali,
bukan hal yang tidak mungkin jika hal tersebut akan melekat dalam memorinya.

Menurut saya strategi memaksimalkan hasil belajar untuk ABK selain itu dapat
menggunakan metode demonstrasi yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran,
dengan cara pendidik harus merangsang kreativitas siswanya agar siswa tersebut terstimulasi
untuk ikut andil dalam pembelajaran. misalnya ketika strategi ini dilakukan kepada seorang
pendidik yang sebuah informasi yang memiliki perintah didalamnya kepada seorang anak
yang mengalami gangguan intelektual atau mengalami kerusakan neurologis, anak tersebut
akan sulit mencerna perintah atau informasi tersebut jika tidak distimulasi dengan baik.
Selain itu juga pendidik dapat melakukan pendekatan kepada siswa ABK tentang ketertarikan
apa yang ia miliki dalam pembelajaran, ketika pendidik sudah mengetahui hal apa yang
menjadi minat maka itu dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.

Dan menurut saya sebaiknya memaksimalkan hasil belajar ABK dibarengi dengan
lingkungan yang mendukung, misalnya terciptanya suasana yang asri dan segar di
lingkungan, hal tersebut akan mendukung pasokan oksigen bagi otak, jika otak merasa lelah
dan kekurangan oksigen akibat lingkungan belajar yang tidak mendukung maka akan
menimbulkan masalah dalam mengolah informasi yang ia terima dan hal tersebut akan
berakibat pada tidak maksimalnya hasil belajar. Jika semua upaya telah dilakukan demi
memaksimalkan hasil belajar ABK maka bukan hal yang tidak mungkin pembelajaran akan
berjalan dengan baik serta informasi yang diterima akan diproses dengan maksimal di otak.

Anda mungkin juga menyukai