Anda di halaman 1dari 11

Dissy Paradipta

142150027/EA-B

Analisis Aktivitas Pendanaan

DEBT FINANCING

Utang atau kewajiban pendanaan lancar mengarahkan pada dana perusahaan yang secara
eksplisit dipinjam dari berbagai pemberi modal. Perusahaan juga melakukan peminjaman dari
bank. Hal penting yang menjadi sifat dari utang yang mana menbedakan dari ekuitas adalah hutang
memiliki jangka waktu yang tetap hingga akhir jatuh tempo.

Utang memiliki terbagi dua menurut jangka waktunya, yaitu:

1. Long term
Perusahaan melakukan peminjaman dalam jangka waktu lama untuk membiayai proyek
yang berjalan waktu lama atau untuk memenuhi kebutuhan modal yang berkelanjutan.
Dalam neraca keuangan, hutang jangka panjang diklasifikasikan sebagai kewajiban tidak
lancar.
2. Short term
Perusahaan juga melakukan peminjaman dalam jangka waktu pendek. Hutang jangka
pendek digunakan untuk pendanaan modal perusahaan atau likuiditas lainnya. Hutang
jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dalam neraca.

Debt-Related Disclosures

Perusahaan diwajibkan untuk melaporkan secara detil mengenai hutang jangka panjangnya
dan pendeknya dalam catatan untuk laporan keungan. Dengan tambahan untuk menjelaskan
jumlah yang diakui dalam neraca dan catatan pengungkapan juga memberikan informasi yang
berguna lainnya, seperti jatuh tempo hutang, penjelasan tentang ketentuan kontrak seperti, jaminan
dan perjanjian, saldo yang tidak terpakai pada jalur kredit, dan informasi lainya yang berkaitan
dengan hutang perusahaan.

Analyzing Debt Finacing

Amortisasi versus Nilai Nominal


Teori keuangan menyarankan bahwa nilai sekarang lebih diapresiasikan atas
perngukuran kas masa depan. Ini harus diingat nilai sekarang cenderung meremehkan
komitmen kas masa depan perusahaan.

Nilai nominal tidak menyimpang secara signifikan dari amortisasi cost selama
coupon rates dan effective interest rates serupa. Dalam era tingkat bunga rendah,
perusahaan mengeluarkan utang dengan coupon rates dekat dengan prevailing interest rates.

Fair Value Accounting

Nilai nominal mencerminkan nilai sekarang hutang. Namun, nilai nominal


menyimpang dari amortisasi cost karena di mencerminkan tingkat bunga sekarang,
sedangkan amortisasi cost mencerminkan tingkat bunga pada saat diterbitkan.

Analisis perlindungan

Mengananlisis proteksi sudah jelas penting untuk melakukan analisis kredit. Namun,
untuk mengerti implikasinya, terutama hal-hal yang berkaitan dengan perjanjian−juga bisa
menjadi penting untuk analisis ekuitas:

 Utang yang lebih lama (atau tinggi) memilki risiko yang lebih kecil karena akan
dibayarkan lebih dulu pada saat perusahaan bubar
 Utang terjamin lebih berisiko rendah karena ada asset-asset yang jelas (jaminan) yang
mana ditreansfer ke pemegang jaminan utang tersebut pada saat perusahaan bubar
 Secara paradox, utang terjamin bertipikal memiliki tingkat bunga tinggi dari pada utang
yang tidak terjamin.
 Perjanjian atau kontrak cenderung bertindak sebagai mekanisme peringatan dini untuk
para pemberi pinjaman

LEASES (Sewa)

Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (leasor) dan penyewa (lease).
Perjanjian tersebu tmemberi hak kepada lease untuk menggunakan aset yang dimiliki leasor,
selama masa sewa. Sebagai balasannya lesee membayar sewa yang disebut pembayaran sewa
minimum leasee payment.

Ada dua metode alternative akuntansi sewa yang mencerminkan perberdaan di kontrak
sewa, yaitu:

1. Sewa Pendapatan (Capital Leases)


Sewa pendapatan adalah Sewa yang mengalihkan manfaat dan resiko kepemilikan
secara substansial dicatat sebagai perolehan asset dan menimbulkan kewajiban bagi
lease. Sama halnya dengan leasor yang mencatat sewa tersebut sebagai penjualan dan
transaksi pendanaan.
2. Sewa Operasi (Operating Leases)
Dalam hal operating lease, lease (leasor) mencatat MLP sebagai beban
(pendapatan )sewa, dan tidak ada asset atau kewajiban yang diakui dalam neraca.

Lease sering mengatur sebuah sewa agar dapat dicatat sebagai operating lease, dengan cara
tersebut lease melakukan pendanaan di luar neraca (off balance sheet financing). Pendanaan di
luar neraca mengacu pada kenyataan bahwa dalam operating lease, asset sewa maupun kewajiban
yang terkait tidak diakui dalam neraca, walaupun banyak manfaat dan resiko kepemilikan yang
ditransfer kepada lease. Keputusan untuk mencatat sewa sebagai capital lease atau operating lease
dapat berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan

Akuntansi dan Pelaporan untuk Sewa

Klasifikasi dan Pelaporan Sewa

Lease mengklasifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital lease jika pada saat
terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat criteria sebagai berikut:

1. Terdapat transfer kepemilikan aset kepada leasee pada akhir masa sewa
2. Terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah (bargain price)
3. Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis aset
4. Nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa minimum lainnya sebesar 90%
atau lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang ditahan
oleh leassor
Aturan akuntansi mensyaratkan lease untuk mengungkapkan, biasanya dalam
catatan atas laporan keuangan, hal-hal sebagai berikut :

1. MLP di masa depan secara terpisah untuk capital lease dan operating lease untuk
masing-masing tahun selamalima tahun mendatang dan total setelahnya
2. beban sewa untuk masing-masing periode yang dilaporkan di laporan laba rugi.

Pengungkapan Sewa

Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk melaporkan


aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi, perusahaan harus
mengungkapkan komitmen sewa di masa depan untuk capital lease dan operating lease
yang tidak dapat dibatalkan. Pengungkapan ini berguna untuk tujuan analisis.

Analisis Sewa

Bagian ini melihat dampak operating lease dan capital lease terhadap analisis
laporan keuangan. Bagian ini memberikan petunjuk yang spesifik tentang bagaimana
menyesuaikan laporan keuangan untuk operating lease yang seharusnya ducatat sebagai
capital lease.

Dampak dari Sewa Operasi

Insentif bagi leasee untuk menstrukturkan sewa sebagai operating lease terkait dengan dampak
operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Ringkasan dampak pada laporan keuangan
ini adalah :

 Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca, hal tersebut juga menaikkan rasio solvabilitas
yang sering digunakan dalam analisis kredit.
 Operatig lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya. Hal ini dapat meningkatkan
rasio tingkat pengembalian investasi, terutama rasio perputaran aset (asset turnover ratios).
 Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease. Artinya,
operating lease melaporkan laba lebih tinggi di awal masa sewa dan melaporkan laba lebih
rendah di akhir masa sewa.
 Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam
neraca. Hal tersebut meningkatkan rasio lancar dan pengukuran likuiditas lainnya.
 Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa. Dengan demikian, operating lease
menyajikan lebih rendah dari yang seharusnya laba operasi dan beban bunga. Hal tersebut
menaikkan coverage ratio seperti times interest earned.

Konversi Operating Leases ke Capital Leases

Untuk mengonversikan Operasi Leases ke capital leases dibutuhkanya estimasi nilai


sekarang dari kewajiban operating leases. Proses ini di mulai dengan estimasi tingkat bunga yang
akan digunakan untuk mendiskontokan proyeksi pembayaran sewa. Untuk perusahaan yang
melaporkan capital lease maupun operating lease dapat memperkirakan tingkat bunga implicit
untuk capital leases dan mengasumsikan tingkat bunga yang sama untuk operating leases. Tingkat
bunga implicit capital lease dapat dicari dengan trial and error dan merupakan tingkat buna yang
menghasilkan proyeksi pembayaran capital lease sama dengan angka nilai sekarang capital lease,
dimana keduanya diungkapkan dalam catatan kaki sewa.

Kontijensi dan Komitmen

Kontijensi adalah keuntungan dan kerugian pontensial yang penyebabnya bergantung pada
satu atau lebih peristiwa di masa depan. Kontijensi rugi yang disebut kewajiban kontijensi
merupakan klaim pontensial atas sumber daya perusahaan dan timbul dari perkara hokum,
ancaman pengambil alihan, penagihan piutang klai atas garansi produk atau kerusakan prosuk,
garansi kinerja, perhitungan pajak, risiko yang di asuransikan sendiri dan kerugian property.

Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan


berdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan keuangan
karena peristiwa sepeeti penandatanganan kontrak atau penerbitan penerbitan pemesanan
(purchase order) bukan merupakan transaksi yang lengkap.

Analisis Liabilitas Kontijensi


Liabilitas kontijen yang dilaporkan seperti garansi jasa merupakan estimasi. Keakuratan
analisis atas liabilitas ini bergantung pada keakuratan pada estimasi tersebut yang sering kali
didasarkan pada pengalaman masa lalu perusahaan atau harapan di masa depan. Cadangan untuk
kerugian di masa depan merupakan jenis kontijensi lainnya yang perlu diperiksa. Konservatisme
dalam akuntansi meminta perusahaan untuk mengakui kerugian saat perusahaan dapat
menentukannya atau dapat meramalkannya.

PENDANAAN DI LUAR LAPORAN POSISI KEUANGAN

Pendanaan di luar laporan posisi keuangan adalah tidak tercatatnya liabilitas pendanaan
tertentu. Sebagai contoh, salah satu cara mendanai properti, pabrik dan peralatan adalah meminta
pihak luar untuk mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aktiva tersebut
serta menyediakan dana yang cukup untuk melunasi utang.

Special Purpose Entities (SPE)

Entitas bertujuan khusus ini memiliki konsep yang lurus, yaitu:

 SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi dengan investasi ekuitas,
beberapa di antaranya harus berasal dari pihak ketiga yang independen
 SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit dan membeli
aktiva dari atau untuk perusahaan sponsor
 Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakan pengembalian
bagi investor ekuitas

Terdapat dua alasan mengapa SPE ini popular, yaitu sebagai berikut:

1. SPE dapat menyediakan alternative pendanaan berbiaya rendah daripada meminjam


langsung dari pasar kredit
2. Dalam GAAP sekarang selama SPE distrukturkan dengan benar, SPE diperlakukan
sebagai entitas terpisah tidak dikonsolidasikan dengan perusahaan sponsor

EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan. Analisis atas
ekuitas harus dipertimbangkan pengukuran dan pelaporan standar ekuitas pemegang saha, meliputi
sebagai berikut:

 Mengklasifikasi dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas.


 Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan prioritas mereka pada
likuidasi.
 Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.
 Menelaah kontrak, ketentuan hukum dan pembatasan-pembatasan lainnya atas distribusi
laba ditahan.
 Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat dikonversi (convertible securities), opsi
saham dan kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.

Capital Stock

Reporting of Capital Shock

Pelaporan Saham Modal, meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal
yang diungkapkan dalam laporan keuangan atau catatan terkait. Modal Kontribusi, merupakan
total pendanaan yang diterima dari pemegang saham sebagai pembayaran saham modal.
Saham diperoleh kembali (treasury stock atau buyback) merupakan saham perusahaan yang
dibeli kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan dibayar penuh.msaham diperoleh kembali
umumnya dicatat pada harga perolehan dengan metode penyajian yang umum adalah
mengurangkan biaya saham diperoleh kembali dari total ekuitas pemegang saham.

Klasifikasi Saham Modal

Saham modal (capital stock) merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang
saham ekuitas sebagai pembayaran aktiva dan jasa. Terdapat dua jenis saham modal sebagai
berikut:

1. Saham Preferen.
2. Saham Biasa

Analisis Modal Saham


Informasi yang lebih relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal dan
pembatasan-pembatasan yang berlaku. Komposisi ekuitas penting karena dapat memengaruhi
hak sisa atas saham biasar, serta hak, risiko dan pengembalian bagi investor ekuitas.

Laba Ditahan

Laba ditahan (retained earnings) merupakan modal yang dihasilkan sebuah perusahaan.
Akun laba ditahan mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya
perusahaan. Laba ditahan merupakan sumber utama distribusi dividen.

Cash and Stock Dividends

Dividen tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham.
Dividen ini merupakan jenis dividen yang paling umum dan saat didistribusikan menjadi
kewajiban bagi perusahaan. Dividen saham (stock dividend) adalah distribusi saham
perusahaan itu sendiri kerpada pemegang saham secara proporsional. Dividen ini
mencerminkan kapitalisasi laba secara permanen. Akuntansi bagi dividen saham kecil (small
stock dividend) atau dividen saham sederhana (ordinary dividend), umumnya lebih kecil dari
20% sampai 25% saham beredar, mensyaratkan penilaian dividen saham pada nilai pasar pada
tanggal pengumuman.

Analisis Laba ditahan

Analisis pembatasan distribusi laba ditahan oleh pinjaman atau kesepakatan lain
umumnya mengungkapkan cakupan perusahaan dalam area seperti distribusi dividen atau
pencapaian modal kerja pada tingkat tertentu. Pembatasan tersebut juga mengungkapkan
kekuatan tawar-menawar perusahaan dan posisinya dalam pasar kredit.

Nilai Buku Per-Lembar Saham

Perhitungan Nilai Buku per Lembar Saham

Nilai buku per lembar saham (book value per share) adalah angka per lembar yang
berasal dari likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca. “Nilai buku”
(book value) merupakan istilah konvensional yang mengacu pada nilai aktiva bersih, yaitu total
aktiva dikurangi dengan klaim terhadapnya.
Relevansi Nilai Buku Per Lembar Saham

Nilai Buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasinya
meliputi:

1. Nilai Buku, dengan potensi penyesuaian. Seringkali digunakan dalam penilaian


kesepakatan merger
2. Analisis Perusahaan dengan komposisi besar aktiva likuid (institusi keuangan,
Investasi, asuransi, dan bank) sangat bergantung pada nilai buku
3. Analisis obligasi kualitas utaa dan saham peferen sangat memerlukan penutupan aktiva
(asset coverage).

POSTRETIREMENT BENEFITS

Terdapat 2 bentuk imbalan pascapensiun (postretirement benefit) ini: Imbalan pensiun


(pension benefit), di mana pemberi kerja menjanjikan imbalan moneter kepada pekerja
pascapensiun, dan imbalan pasca pensium lainnya (other postretireent employee benefit), di mana
pemberi kerja menyediakan imbalan lain (non-moneter) pascapensiun terutama pemeliharaan
kesehatan dan asuransi jiwa.

Pension Benefits (Imbalan Pensiun)

Nature Of Pension Obligation

Progam pension merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan imbalan pension bagi
pekerja dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak yaitu pemberi kerja, pekerja, dan dana
pension. Ada dua program pension, yaitu defined benefits adalah jumlah dana pension
ditentukan sesuai dengan yang dijanjikan oleh pemberi kerja, dan defined contribution
ditentukan sesuai dengan jumlah kontibusi pemberi kerja pada program pension.

Pension Accounting Requirements

Peraturan akuntansi untuk imbalan pasca pensiun (ASC 715for US GAAP and IAS 19
under IFRS) sangat mirip baik bagi pensiun maupun imbalan lainnya pasca pensiun (OPEB).
Akuntansi untuk pensiun mengukur biaya expense. Biaya expense ini dimasukkan ke dalam
laba bersih (Net periodic pension cost) dan mengecualikan komponen yang tidak stabil seperti
actuarial gains or losses dari laba bersis, dengan memperlambat pengakuan melalui proses
amortisasi dan deferral.

Aktiva Pensiun dan Status Pendanaan

Perusahaan seringkali menganggap program pensiun yang didanai lebih sebagai


sumber dana untuk mendanai akuisisi mereka. Implikasi program pensiun yang didanai lebih
termasuk:

1. Perusahaan dapat menghentikan atau mengurangi kontribusi dana pensiun sampai


aktiva pensiun sama atau kurang dari proyeksi kewajiban imbalan
2. Perusahaan dapar menarik kelebihan aktiva

Biaya Pensiun

Biaya pensiun ekonomi (economic pension cost) merupakan biaya bersih yang timbul
dari perubahan posisi ekonomi bersh selama periode bersangkutan. Biaya pensiun berulang
recurring pension cost) terdiri atas dua komponen sebagai berikut

1. Biaya jasa, yaitu nilai sekarang aktuaris atas imbalan pensiun yang dihasilkan oleh
pegawai berdasarkan rumus imbalan pensiun
2. Biaya bunga, yaitu penambahan atas PBO yang timbul karena pembayaean pensiun
menjadi satu periode lebih dekat.

Biaya pensiun tidak berulang (nonrecurring pension cost) terdiri atas dua komponen, yaitu

1. Keuntungan atau kerugian aktuaria, yaitu perubahan PBO yang terjadi saat asumsi
aktuaria dalam perhitungan PBO direvisi
2. Biaya jasa lalu (Prior service cost) timbul karena perubahan program pensiun atas PBO

Other Postretirement Employee Benefits

Imbalan karyawan pascapensiun lainnya (other posretirement employee benefits/OPEB)


merupakan imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pensiunan dan anggota keluarganya.
Ciri-ciri dasar akuntansi pensiun OPEB, meliputi: pelaporan biaya bersih, pengakuan yang ditunda,
dan saling hapus. Kewajiban pemberi kerja dalam SFAS 106 disebut akumulasi kewajiban imbalan
pascapensiun. Biaya OPEB yang dilaporkan meliputi komponen-komponen: biaya jasa, biaya
bunga, amortisasi keuntungan dan kerugian bersih, amortisasi biaya jasa lalu, amortisasi kewajiban
transisi, dan pengembalian yang diharapkan atas aktiva program.

Pelaporan dan Analisis Imbalan lainnya Pascapensiun

Terdapat prosedur tiga langkah untuk analisis imbalan pascapensiun, yaitu

 menentukan dan merekonsialiasi biaya dan kewajiban (atau aktiva) imbalan ekonomis
dan yang dilaporkan,
 membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan, khususnya neraca
 mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai