Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PERSEDIAAN PAKAIAN DI INDONESIA

1. Gambaran Umum Sistem


Pakaian adalah bahan tekstil dan serat yang digunakan sebagai penutup
tubuh. Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat
berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk
melindungi dan menutup dirinya. Pakaian juga meningkatkan keamanan selama
kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan penghalang
antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan penghalang higienis,
menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan
utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam
iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau
berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal
umumnya lebih penting. Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat.
Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk
hujan, salju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian
juga mengurangi tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga.
Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan
tertentu, seperti serangga, bahan kimia berbahaya, senjata, dan kontak dengan zat
abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian,
seperti memakai masker.

2. Block Diagram Sistem


Berikut ini tampilan diagram aliran dari sistem persediaan pakaian:
Persediaan
Pakaian

Produksi Kebutuhan
Pakaian Pakaian

Jumlah Pakaian Jumlah Pakaian Konsumsi Konsumsi


Impor Pakaian Ekspor Pakaian
Makro Mikro Industri Rumah Tangga

Jumlah Industri Indeks Produksi Jumlah Industri Indeks Produksi Rata-rata pakaian Jumlah Tenaga Jumlah Rumah Konsumsi
tenaga kerja kerja Tangga Perkapita
Makro Makro Mikro Mikro

Input
Proses
Output

Sumber: Pengumpulan Data


Gambar 1. Block Diagram Sistem Persediaan Pakaian Indonesia
3. Komponen Causal Loop
Komponen adalah entitas dari sistem yang mempunyai hubungan antara
yang satu dengan yang lainnya. Yang merupakan komponen pada causal loop
sistem persediaan pakaian jadi adalah :
1. Persediaan Pakaian Jadi
Persedian pakaian jadi merupakan total produksi pakaian ditambah impor
pakaian jadi di indonesia.
2. Kebutuhan Pakaian Jadi
Kebutuhan Pakaian di Indonesia tiap tahun.
3. Konsumsi Industri
Konsumsi pakaian dibidang industri di Indonesia tiap tahunnya.
4. Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi pakaian pada setiap rumah tangga di Indonesia tiap tahunnya.
5. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja di Indonesia tiap tahunnya.
6. Rata-rata Pakaian Tenaga Kerja
Rata-rata pakaian yang diberikan perusahaan tenaga kerja di Indonesia tiap
tahunnya.
7. Konsumsi Perkapita
Konsumsi perkapita rumah tangga Indonesia tiap tahunnya.
8. Jumlah Rumah Tangga
Jumlah Rumah Tangga di Indonesia tiap tahunnya
9. Ekspor Pakaian
Jumlah Ekspor pakaian tiap tahunnya
10. Impor Pakaian
Jumlah Impor pakaian ke Indonesia tiap tahunnya
11. Produksi Pakaian
Total produksi pakaian diindonesia tiap tahunnya
12. Jumlah Pakaian Industri Mikro
Jumlah produksi pakaian industri mikro di Indonesia tiap tahunnya
13. Jumlah Industri Mikro
Jumlah industri mikro pada sektor pakaian di Indonesia tiap tahunnya
14. Indeks Produksi Pakaian Industri Mikro
Jumlah rata-rata produksi pakaian industri mikro di Indonesia tiap tahunnya.
15. Jumlah Industri Makro
Jumlah industri makro pada sektor pakaian di Indonesia tiap tahunnya.
16. Indeks Produksi Pakaian Industri Makro
Jumlah rata-rata produksi pakaian industri makro di Indonesia tiap tahunnya.
17. Jumlah Pakaian Industri Makro
Jumlah pakaian pada industri makro di Indonesia tiap tahunnya.

4. Variabel Causal Loop


Variabel merupakan konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
Jika terdapat hubungan antara dua variabel, misal antara variabel X dan variabel
Y, maka jika variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka variabel Y dinamakan
variabel terikat (dependent) dan variabel X adalah variabel bebas (independent).
Variabel yang bergantung terhadap variabel lainnya dinamakan variabel
campuran.
Variabel terikat dalam causal ketersediaan pakaian jadi adalah:
1. Ketersediaan Pakaian Jadi
Ketersediaan pakaian jadi dipengaruhi oleh produksi pakaian dan kebutuhan
pakaian.
Variabel bebas dalam causal ketersediaan pakaian di Indonesia adalah:
1. Indeks Produksi Pakaian Industri Makro
Indeks produksi pakaian industri makro berpengaruh terhadap jumlah pakaian
industri makro
2. Jumlah Industri Makro
Jumlah Industri Makro berpengaruh terhadap Jumlah pakaian industri makro
3. Indeks Produksi Pakaian Industri Mikro
Indeks produksi pakaian industri mikro berpengaruh terhadap jumlah pakaian
industri mikro
4. Jumlah Industri Mikro
Jumlah Industri Mikro berpengaruh terhadap Jumlah pakaian industri mikro
5. Impor Pakaian
Impor pakaian setiap tahunnya.
6. Ekspor Pakaian
Ekspor pakaian setiap tahunnya.
7. Rata-rata Pakaian tenaga kerja
Rata-rata pakaian tenaga kerja berpengaruh terhadap Konsumsi Industri.
8. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap konsumsi industri
9. Jumlah Rumah Tangga
Jumlah rumah tangga berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga
10. Konsumsi Perkapita
Konsumsi pakaian perkapita rumah tangga setiap tahunnya
Variabel campuran dalam causal ketersediaan pakaian di Indonesia adalah:
1. Produksi Pakaian
Produksi pakaian di Indonesia tiap tahunnya.
2. Jumlah Pakaian Industri Makro
Banyaknya pakaian yang diproduksi industri makro di Indonesia tiap tahunya.
3. Jumlah Pakaian Industri Mikro
Banyaknya pakaian yang diproduksi industri mikro di Indonesia tiap
tahunnya
4. Kebutuhan Pakaian
Banyaknya kebutuhan pakaian di Indonesia tiap tahunnya
5. Konsumsi Industri
Banyaknya kebutuhan pakaian di bidang industri.
6. Konsumsi Rumah Tangga
Banyaknya kebutuhan pakaian pada setiap rumah tangga di Indonesia tiap
tahunnya.
7. Logical Conclusion
Logical conclusion adalah kelogisan (jalan pikiran yang selalu berdasarkan
pada suatu yang masuk akal) dalam mengambil kesimpulan untuk menentukan
hubungan dua komponen dalam causal yang terbentuk. Logical conclusion yang
terdapat pada pemodelan sistem persediaan pakaian jadi adalah sebagai berikut:
1. Jumlah industri makro memiliki hubungan similar terhadap jumlah pakaian
industri makro. Artinya semakin banyak jumlah industri makro maka akan
semakin banyak jumlah pakaian industri makro.
2. Indeks produksi industri makro memiliki hubungan similar terhadap jumlah
pakaian industri makro Artinya semakin banyak indeks produksi industri
makro maka akan semakin banyak jumlah pakaian industri makro.
3. Jumlah industri mikro memiliki hubungan similar terhadap jumlah pakaian
industri mikro. Artinya semakin banyak jumlah industri mikro maka akan
semakin banyak jumlah pakaian industri mikro.
4. Indeks produksi industri mikro memiliki hubungan similar terhadap jumlah
pakaian industri mikro. Artinya semakin banyak indeks produksi mikro maka
akan semakin banyak jumlah pakaian industri mikro.
5. Jumlah pakaian industri makro memiliki hubungan similar terhadap produksi
pakaian Artinya semakin banyak jumlah pakaian industri makro maka akan
semakin banyak produksi pakaian.
6. Jumlah pakaian industri mikro memiliki hubungan similar terhadap produksi
pakaian. Artinya semakin banyak jumlah pakaian industri mikro maka akan
semakin banyak produksi pakaian.
7. Impor memiliki hubungan similar terhadap produksi pakaian. Artinya
semakin banyak impor pakaian maka akan semakin banyak produksi pakaian.
8. Produksi pakaian memiliki hubungan similar terhadap persediaan pakaian.
Artinya semakin banyak produksi pakaian maka akan semakin banyak
persediaan pakaian.
9. Rata-rata pakaian tenaga kerja memiliki hubungan similar terhadap konsumsi
industri.
10. Jumlah tenaga kerja memiliki hubungan similar terhadap konsumsi industri.
11. Konsumsi perkapita memiliki hubungan similar terhadap Konsumsi rumah
tangga.
12. Jumlah rumah tangga memiliki hubungan similar terhadap konsumsi rumah
tangga.
13. Konsumsi industri memiliki hubungan similar terhadap kebutuhan pakaian.
14. Konsumsi rumah tangga memiliki hubungan similar terhadap kebutuhan
pakaian.
15. Ekspor pakaian memiliki hubungan opposite terhadap kebutuhan pakaian.
Artinya semakin besar ekspor pakaian maka semakin sedikit kebutuhan
pakaian.
16. Kebutuhan pakaian memiliki hubungan opposite terhadap persediaan pakaian.

8. Causal Loop Awal


Causal loop yang diperoleh dari persediaan pakaian jadi di Indonesia
adalah sebagai berikut:
Jumlah Industri
Makro s
Impor Pakaian
Ekspor
Pakaian
Jumlah Pakaian
Industri Makro

o
s
Indeks Produksi s Jumlah
Pakaian industri Produksi Persediaan Pakaian Kebutuhan Rumah
Makro s di Indonesia o
s Pakaian Pakaian Tangga
s s

Jumlah Pakaian Konsumsi

s
Industri Mikro Rumah
Tangga
s

s
Konsumsi s Konsumsi
Industri
Indeks Produksi Perkapita

s
Pakaian industri Jumlah Industri

s
Mikro Mikro
Jumlah Tenaga
Kerja
Rata-rata pakaian
tenaga kerja

Sumber: Pengolahan Data


Gambar 2. Causal Loop Awal
11. Kuantifikasi Data
11.1. Konsep Formulasi Manual
Berikut ini konsep formulasi secara manual:
1. Ketersediaan Pakaian = Jumlah ketersediaan pakaian
2. Jumlah Industri Makro = Menggunakan distribusi uniform dengan nilai a=
1420, b=3120
3. Indeks Produksi Makro = Distribusi normal dengan nilai ϭ = 28.279 dan
µ=119.92
4. Jumlah Industri Mikro = Menggunakan distribusi uniform dengan nilai a=
7296, b=353420
5. Indeks Produksi Mikro = Distribusi normal dengan nilai ϭ = 10.006 dan
µ=109.58
6. Jumlah Pakaian Industri
Makro = Jumlah industri makro x indeks produksi makro
7. Jumlah Pakaian Industri
Mikro = Jumlah industri x indeks produksi mikro
8. Impor Pakaian = Menggunakan distribusi uniform dengan nilai a=
-2.0643E+5, b=7.7288E+6
9. Produksi Pakaian = Impor pakaian + jumlah pakaian industri makro
+ jumlah pakaian industri mikro
10. Jumlah Tenaga Kerja = Menggunakan distribusi uniform dengan nilai a=
5.4123+7, b=6.5798E+7
11. Rata-rata Pakaian Tenaga
Kerja = Jumlah rata-rata pakaian tenaga kerja adalah 2
potong/tahun
12. Konsumsi Industri = Jumlah tenaga kerja x rata-rata pakaian tenaga
kerja
13. Jumlah Rumah Tangga = Menggunakan distribusi uniform dengan nilai a=
2221, b=7311
14. Konsumsi Perkapita = Distribusi uniform dengan nilai a=2 dan b=7
15. Konsumsi rumah tangga = Jumlah rumah tangga x konsumsi perkapita
16. Ekspor Pakaian = Menggunakan distribusi uniform dengan nilai a=
6.9498E+6, b=1.3852E+7
17. Kebutuhan Pakaian = Konsumsi Industri + Konsumsi Rumah tangga +
Ekspor Pakaian
.

14. Verifikasi Formulasi


Berikut adalah verifikasi formulasi secara manual dan simulasi.
Tabel 6. Pendefinisian Formulasi Manual dan Simulasi
Nama Definisi Manual Definisi Simulasi
Jumlah Industri Makro Jumlah Industri Makro tahun 2005-2014 RANDOM(1420,3120)*1<<potong>>/1<<yr>>
Indeks Produksi Makro Indeks produksi makro tahun 2005-2014 NORMAL(119.92,28.279)*1<<potong>>/1<<yr>>

Jumlah pakaian industri Jumlah Industri Makro * Indeks Produksi 'indeks produksi pakaian industi macro'*'jumlah
industri macro'/1<<unit>>*1<<yr>>
makro Makro
Jumlah Industri mikro Jumlah Industri Mikro tahun 2005-2014 RANDOM(7296,353420)*1<<unit>>/1<<yr>>
Indeks Produksi Mikro Indeks Produksi Mikro tahun 2005-2014 NORMAL(109.58,10)*1<<potong>>/1<<yr>>

Jumlah pakaian industri Jumlah Industri Mikro * Indeks produksi 'indeks produksi pakaian industi micro'*'jumlah
industri micro'1<<unit>>*1<<yr>>
mikro mikro
Impor pakaian Jumlah Impor Pakaian Tahun 2005-2014 RANDOM(206430,7728800)*1<<potong>>/1<<yr>>
Impor pakaian + jumlah pakaian industri 'impor pakaian'+'jumlah pakaian industi
Produksi pakaian micro'+'jumlah pakaian industri macro'
makro + jumlah Industri mikro

Jumlah tenaga kerja Jumlah tenaga kerja tahun 2005-2014 RANDOM(42027,48796)*1<<orang>>

Rata-rata pakaian tenaga Rata-rata pakaian tenaga kerja adalah 2 2*1<<potong>>/1<<yr>>


kerja potong/tahun
Jumlah tenaga kerja * Rata-rata pakaian 'jumlah tenaga kerja'*'rata rata pakaian tenaga
Konsumsi Industri kerja'/1<<orang>>
tenaga kerja
Tabel 6. Pendefinisian Formulasi Manual dan Simulasi (Lanjutan)
Nama Definisi Manual Definisi Simulasi
Jumlah Rumah tangga Jumlah rumah tangga tahun 2005-2014 RANDOM(541.23,657.98)*1<<unit>>/1<<yr>>
Konsumsi perkapita Konsumsi perkapita tahun 2005-2014 RANDOM(2.7)*1<<potong>>/1<<yr>>
Jumlah Rumah Tangga * Konsumsi 'jumlah rumah tangga'*'konsumsi
Konsumsi rumah tangga perkapita'*1<<yr>>/1<<unit>>
Perkapita
Ekspor pakaian Ekspor pakaian tahun 2005-2014 RANDOM(1.3825,6.9498)*1<<potong>>/1<<yr>>
Konsumsi Industri + konsumsi rumah 'ekspor pakaian'+'konsumsi industri'+'konsumsi
Kebutuhan pakaian rumah tangga'
tangga + Ekspor pakaian
Persediaan pakaian Persediaan Pakaian tahun 2005-2014 20000000*1<<potong>>
Sumber: Pengumpulan Data
15. Validasi Model
15.1. Validasi Model secara Manual
Metode yang digunakan untuk pengujian validasi manual pada model
ketersediaan pakaian jadi adalah uji t. Berikut ini adalah data yang diperlukan
dalam pengujian validasi.
Tabel 7. Data Aktual dan Simulasi Model
Periode Data Aktual Simulasi
1 20000000 20000000
2 23000000 43081945
3 35000000 67980879
4 70000000 93124129
5 75000000 116545633
6 96000000 141006397
7 120000000 164615830
8 136000000 188433574
9 170000000 -
10 197000000 -
Total 942000000 834788387
Rata-rata 94200000 104348548.4
Standar
61249580.5 59175130.85
Deviasi
Varian 3.75151E+15 3.5017E+15
N 10 8
n-1 9 7

Model dikatakan valid apabila hasil perbandingan menunjukkan bahwa


kedua alternative (model dan real system) tidak berbeda secara signifikan.
Pengujian validasi model ini adalah metode uji rata-rata. Berikut ini adalah
langkah-langkah uji validasi secara manual menggunakan uji t.
1. Tentukan µ1 - µ2 = 0
Tentukan µ1 - µ2 ≠ 0
Tentukan nilai t(α=0.05)
µ-µ0 94200000-104348548.4
t= =
s1 2 s 2 2
√3.75151E+15 + 3.5017E+15
n + n

10 8
t = -0.35
2. Tentukan df (α = 0.05)
S12 S 22 2
(  )
n1 n2
df 
 S 2 
2
S2 
2

 1  / n1  1   2  / n 2  1
 n1  n  
  2 

3.75151E + 15 "3.5017E + 15" 2


(  )
df  10 8
 3.75151E + 15  2  "3.5017E + 15" 
2

   / 9     / 7 
 10   8  
df = 15.3
3. Tentukan nilai Interpolasi tdfα/2 menggunakan Tabel T
dfa  dfb df  dfb

tdfb  tdfa I  tdfb

16  15 15.4  15

2.131  2.120 I  2.131
I = 2,135
4. Tentukan nilai perbandingan nilai interpolasi dengan t
-I < T < I (-2,135< -0.35 < 2,135), maka Ho diterima
5. Kesimpulan:
Dari hasil tersebut dapat ditarik keputusan terima Ho, karena nilai t berada
dibawah nilai I. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara output model simulasi dengan
kondisi real system atau model simulasi dikatakan valid.
TUGAS SIMULASI KOMPUTER
(SISTEM DINAMIS DAN CAUSAL LOOPS)

Oleh :

KHAIRUL IMAM
NIM. 140403068

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Anda mungkin juga menyukai