Anda di halaman 1dari 87

SNI 03-6816-2002

SNI
STANDAR NASIONAL INDONESIA

COpy ~

Tata cara

Pendetailan penulangan beton

ICS. 91.080.40 Badan Standardisasi Nasional BSI+I


• f

.I ,

DAFTAR lSI
1
halaman

Daftar lsi ............................................ ..................... ................................................. .

1. Ruang Lingkup ...................... ....... ........................................................... ........ .. . 1

2 Acuan .. ............................... ....... .. ............................................ .

3 Peng~rtian ............... .. ....... ........................................................ .

4 Kewajiban Perencana Struktur ......................... ...... ........................ .. 3

5. Kewajiban Pembuat Detail Penulangan ....... .................................. .. .. .. 24

1 LAMPIRAN A : Gambar dan Tahel .................. ... ....... . .......... .. . . ........... .

LAMPlRAN B : Daftar Nan1a danLembaga .................... ..................... ....


43

84

t


, I
.1

1. Ruang Lingkup
Tata Cara Perencanaan Detail dan Pendetilan Penulangan Beton untuk
Bangunan Gedung ini mencakup :
i
1) Pemisahan dan pembatasan tanggung jawab antara Perencanaan
Struktur Beton dan Pembuat Detail Baja Penulangan;
2) Perencanaan detail dan pendetailan penulangan beton untuk pabrikasi
dan pemasangan batang-batang tulangan;
3) Gambar-gambar dan tabel-tabel yang memuat detail-detail penulangan
beton yang standar.

2. Acuan
ACI 315-92 Details and Detailina of Concrete Reinforcement
ACI 318-95/318-95R Building Code Requirements for Reinforced
Concrete and Commentary
SNI 03-2847-1992 Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung

3. Pengeriian
Dalam standar ini. yang dimaksud dengan :
1) beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah
tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, dengan
atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa
kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang
bekerja;
2) beton ringan struktur adalah beton yang mempunyai be rat isi tidak
lebih dari 1900 kg 1m 3 ;
3) dowel adalah batang baja tulangan untuk menyalurkan tarik, tekan, atau
geser melalui suatu join konstruksi;
4) joist adalah balok yang relatif tipis dan · digunakan dalam jarak
berdekatan Satll sama lain untuk mendukung pelat lantai atau pelat atap;
5) kolom adalah komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi
lateral terkecil sama .dengan 3 atau lebih, digunakan terutama untuk
mendukung beban aksial tekan;
6) kuat teka'1 beton yang disyaratkan t' c adalah kuat tekan beton yang
ditetapkan oleh Perencana Struktur (benda uji berbentuk silinder

1
I
I

j
I •

"
I

diameter 150 r.1m dan tinggi 300 mm) dan dipakai dalam perencanaan
struktur beton;
7) panjang penanaman adalah pani;mg tulangan tertanam yang tersedia
dari suatu tulangan diukur dari suatu penampang kritis;
8) panjang penyaluran adalah panjang tulangan tertanam yang diperlukan
untuk mengembangkan kuat rencana (yaitu kuat nominal dikalikan suatu
faktor reduksi kekuatan) dari tulangan pada suatu penampang kritis;
9) penumpu tulangan adalah alat untuk menumpu atau menahan tulangan
pad a posisi yang direncanakan untuk mencegah pergeseran tulangan
sebelum dan selama pengecoran adukan beton;

I
I
10) sengkang adalah tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan
geser dan torsi dalam sllatu komponen struktur, berbe,1tuk kaki tunggal
atau dibengkokan dalam bentuk \..., U atau persegi dan dipasang tegak
lurus atau membentuk sudut terhadap tulangan longitudinal;
11) sengkang ikat "ldalah sengkang tertutup penuh berdiameter minimum
10 mm yang ujung-ujungnya diakhiri dengan kait-kait 135 0 dengan
perpanjangan 10 db yang melingkungi tulangan memanjang;
12) skedul adalah daftar tulangan yang menunjukkan bentuk, jumlah, ukuran
dan dimensi setiap elemen tulangan yang dibutuhkan untuk menulangi
suatu struktur beton bertulang atau bag ian suatu struktur beton
bertulang;
13) tulangan adalah batang baja yang berfungsi untuk menahan gaya tarik
pada komponen struktur, tidak termasuk tendon prategang, kecuali bila
secara khusus diikut sertakan;
14) tulangan deform adalah tulangan yang tekstur permukaan luarnya
bersirip atau berpola khusus;
15) tulangan polos adalah tulangan yang permukaan luarnya polos;
16) tulangan spiral adalah tulangan yang dililitkan secara menerus
membentuk suatu ulir lingkar silindris;

2

4. Kewajiban Perencana Struktur


4.1 Garnbar Rekayasa

4.1.1 Urn urn


Gambar rekayasc: adalah gambar-gambar yang disiapkan oleh Perencana
Struktur untuk Pemilik atau pembeli jasa rekayasa. Gambar rekayasa dan
spesifikasi proyek merupakan bag ian dari Dokumen Kontrak. Gambar
rekayasa harus mencakup secara lengkap catatan-catatan dan informasi -
informasi penting dalam bentuk yang dapat ditafsirkan dengan cepat dan
benar. Gambar-gambar ini harus memuat instruksi-instruksi yang pasti dan
membedakan batang tUlangan dan jaring kawat baja dilas.
Gambar rekayasa dan gambar pelaksanaan dapat dikombinasikan.
Kewajiban Perencana Struktur adalah melengkapi persyaratan-persyaratan
desain dengan keterangan yang jelas, dan ~swajiban Pembuat Deta il adalah
melaksanakan persyaratan-persyaratan tersebut. Spesifikasi atau gambar-
gam bar dari Perencana struktur yang kurang jelas atau kurang leng kap tidak

I
-
boleh diserahkan begitu saja kepada Pembuat Detail. Perencana Struktur
tidak boleh menginstruksikan Pembuat Detail agar mencari sendiri informasi
yang diperlukan untuk menyiapkan gambar-gambar pelaksanaan dari suatu

II referensi tertentu . Informasi yang diperlukan oleh Pembuat Detail harus


ditafsirkan sendiri oleh Perencana Struktur dan diberikan dalam bentuk detail
~ perencanaan yang spesifik atau catatan yang jelas untuk dipatuhi oleh
r Pembuat Detail. Jika ditemukan kekuranglengkapan, keraguan, atau
ketidakcocokan, maka informasi tambahan, penjelasan, atau koreksi yang
diminta oJeh Pembuat Detail harlJs diberikan oleh Perencana Struktur. Dalam
spesifikasi harus disyaratkan bahwa gambar pelaksanaan yang disiapkan
oleh Pembuat Detail terlebih dahulu harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan.
Butir 1.2.1 pada )),'21' 318 Building Code memuat daftar informasi yang harus
tercantum pad a gambar struktur, yaitu termasuk :
• Panjang penjangkaran tulangan serta lokasi dan panjang sambungan
lewatan
• Tipe dan lokasi sam bung an dengan las dan ' dengan penya mbung
mekanis
3

4.1.2 Standar Gambar

4.1.2.1 Media
Media standar minimum untuk memproduKsi gam bar rekayasa adalah
dengan pinsil di atas kertas transparan. Media lain yang membuat gam bar
,
lebih mudah direproduksi atau lebih awet misalnya tinta,kertas kalkir, atau
film polyester boleh digunakan .

4.1.2.2 Ukuran
Gambar harus dibuat dalam ukuran yang standar. Semua lembar pad a set
gambar yang sama harus berukuran sama.
Dua seri uku ran standar kertas yang banyak digunakan :
SeriA AO 841 x 1189 mm
A1 594 x 841 mm
A2 420 x 594 mm
A3 297 x 420 mm
A4 210 x 297 mm
Seri B BO 1000 x 1414 mm
B1 707 x 1000 mm
B2 500 x 707 mm
B3 353 x 500 mm
B4 250 x 353 mm
Semua dimensi adalah ukuran kertas setelah dipotong di luar margin. Garis
batas gam bar terletak di dalam aimensi ini.

4.1 .2.3 ·Arah Utara


Tanda panah yang menunjukkan arah utara harus dilukiskan pada setiap
gambar denah.

4.1.2.4 Skala
Pad a gambar rekayasa skala-skala yang digunakan harus dituliskan di bawah
judui setiap gambar detail. Gambar-gambar yang mungkin diperbesar atau
diperkecil ketika direproduksi harus diberi grafik skala panjang untuk
membantu pemakai gambar menget'lhui si<ala yang sebenarnya .


I 4
t
-L
I 4.1.2.5 Huruf
"

Semua huruf harus jelas dan mudah dibaca . Jika akan dibuat fotocopy yang
diperkecil untuk keperluan lapangan, ukuran huruf harus diperbesar, dan
memenuhi standar untuk dibuat menjadi mikrofilm sesuai publikasi dari
National Microfilm Association "Modern Drafting Techn iques for Quality
Microreproductions· (Teknik Penggambaran Modern untuk Reproduksi Mikro
•• yang Serkualitas).

; 4.1.3 Gambar Rekayasa - Sangunan Gedung dan Struktur Lain

I, 4.1.3.1 Umum
Gambar rekayasa dan latau spesifikasi ur,tuk elemen-elemen struktur seperti
balok, balok induk, kolom, dinding, dan pondasi harus dilengkapi keterangan
f tentang kekuatan beton yang disyaratkan fc , tipe dan mutu baja tulangan,
pelapis tulangan Uika ada), beban hidup layan , partisi, beban langi-Iangit dan
penggantungnya, atau beban mati khusus di luar berat sendiri beton. Gambar
rekayasa dan/atau spesifikasi juga harus memuat dimensi -dimcnsi beton,
panjang penjangkaran tulangan, lokasi dan panjang sambungan lewatan, tipe

I dan lokasi sambungan tulangan dengan las dan penyambung mekanis, lebal
selimut beton, join yang disyaratkan, dan semua informasi lain yang

I
diperlukan untuk membuat gam bar pelaksanaan pen·ulangan. Lokasi-Iokas:
selubung dan penulangan khusus di sekitar selubung atau lubang harus
ditunjukkan oleh perencana struktur. Lihat Gambar 1,2,3,7,15,16, dan 18.
Sebagai tambahan atas persyaratan ini, gam bar rekayasa. balok, balok induk,
dan kolom juga harus memuat informasi-informasi berikut.

. 4.1.3.2 Salok dan Salok Induk


Skedul untuk balok dan balok induk harus mencakup : kode balok, ukuran
komponen, jumlah dan ukuran tulangan yang lurus dan yang dibengkok;
catatan khusus untuk pembengkokan; jumlah, ukur'ln, mutu, dan jarak antar
sengkang atau sengkang -ikat; lokasi tulangan atas ; dan ser.1ua intormasi
khusus lainnya, misalnya persyaratan untuk tulangar dua lapis. Jika perlu,
harus dibuat detail penampang join balok-kolom.
Pada balok menerus jumlah dan jarak antar tulanganatas yang harus
dipasang pad a daerah sayap balok T (pelat) untLlk mengendalikan retak
harus diperlihatkan dengan jelas, apabila desain struktur mensyaratkannya.

5
, 4.2.4 Kait dan Sengkekan
Kait dan bengkekan di"pesifikasikan ~ntuk menstandarisasi pabrikasi dan
membatasi tegangan beten pad a daerah kait. Lihat Tabel 1 dan Gambar 6.

4.2.5 Salek dan Salek Induk

4.2.5.1 Lebar Salek


Agar beten dapat dicer dengan baik dan untuk '11elindungi tulangan terhadap
keresi, Perencana Struktur harus menentukan jarak bersih ya ng cukup antar
tulangan yang sejajar dan antara tulangan dengan cetakan.
Perencana Struktur harus menetapkan tebal selimut beten yang dibutuhkan
untuk melindungi tulangan. Perencana Struktur juga harus menetapkan jarak
antar tulangan yang diperlukan untuk mengembangkan kekuatan lekat dan
mempermudah pengecoran beton. Untuk bangunan gedung, jarak bersih
minimal adalah satu kali diameter batang tulangan, 4/3 kali ukuran maksimum
agregat kasar yang digunakan, tetapi tidak beleh kurang dari 25 mm. Ulltuk
jembatan yang dicor di tempat, jarak bersih antar tulangan tidak beleh kurang
dari 3/2 kali diameter tulangan, 3/2 kali ukuran maksimum agregat kasar .
atau 38 mm.
Tabel 2 memuat berbagai ukuran lebar balek dan jumlah maksimum batang
tulangan yang diijinkan dalam satu lapis untuk ukuran maksimum agregat
kasar 19 mm dan 25 mm. sesuai ACI 318. Tabel3 memuat infermasi serupa
untuk balek yang direncanakan sesuai spesifikasi AASHTO untuk jembatan.
Tabel-tabel ini disediakan untuk digunakan eleh Perenca na Struktur;
sadangkan Pembuat Detail tidak berhak untuk menentukan apakah batang-
batang tulangan beleh dipasang dalam lebih dari satu lapis tulangan .

4.2.5.2 Penjangkaran Sengkang


Perencana Struktur harus menunjukkan atau mencantumkan catatan
mengenai ukuran. jarak, lokasi, dan tipe semua sengkang yang digunakan.
Tipe-tipe ini ter,nasuk sengkang terbuka dan sengkang tertutup (atau
sengkang-ikat) (Gam bar 12 dan 13).
Sengkang juga dapat dipabrikasi dari jaring kawat baja dilas.
Terdapat berbagai metede yang diijinkan untuk penjangkaran , tetapi yang
palin\; urnu, n ad818 h rnenggunakan salah satu tipe sen.:Jkang-ikat standar
seperti terlukis pada Gambar 6. Tipe S1 sampai S6 , T1, T2, dan T6 sampai
T9 menggunakan pengikat standar dan kait sengkang seperti pada Tabel 1.

8

Dalam merencanakan penjangkaran, harus dapat dijamin bahwa ujung-ujung
kait sengkang tertanam pEmuh di dalam beton, misalnya jika kait dibengkok
keluar dan dimasukkan ke dalam pelat beton yang tipis.
Jika perencanaan mensyaratkan sengkang-ikat tertutup untuk menahan
geser vertikal, pengakhirannya dapat bervpa lewatan ujung-ujung kait standar
90 0 dari satu atau dua buah sengkang, atau kombinasi dari sepasang
sengkang U. Jika perencanaan ,nensyaratkan pengikat tertutup untuk
menahan puntir, pengakhirannya dapat berupa lewatan ujung-ujung kait
standar 1350 dari satu atau dua buah pengika( yang melingkungi sebuah
tulangan memanjang. Paling sedikit sebuah tulangan memanjang harus
terdapat di dalam setiap sudut sengkang atau pp.ngikat , ukuran tulangan ini
minimum sama dengan diameter sengkang (minimum 10 mm). Pengikat yang
dipasang untuk menahan gaya-gaya radial yang timbul akibat
melengkungnya batang tulangan atau tendon harus dijangkar dengan baik.

4.2.5.3 Jarak Antar Bundel Tulangan


Tulangan yang dipasang sejajar dan menempel satu sama lain dalam jumlah
dua, tiga, atau empat disebut sebas,ai 'bundel tulangan'. Untuk bangunan
gedung jarak bersih minimum antar bundel tulangan sesuai ACI 318 harus
sama dengan diameter batang tunggal bundar yang luasnya ekivalen dengan
luas bundel tulangan. Untuk perencanaan jembatan, spesifikasi-spesifikasi
jembatan AREA dan AASHTO mensyaratkan jarak minimum antar bundel
tulangan sebesar 3/2 kali diameter sebuah batang tulangan tunggal yang
ekivalen.

4.2.6. Kolom

4.2.6.1 Tulangan Vertikal Kolom

Dalam menentukan tulangan kolom, harus diperhatikan jarak minimum antar


batang tulangan atau bundel tulangan yang ditetapkan dalam ACI Build ing
Code butir 7.6.3. Tabel 4 memuat juml<:h ·maksimum batang tulangan untuk
kolom bundar. Tabel 5 memuat jumlah maksimum batang tulangan yang
dapat dipa~ang pad a satu sisi kolom persegi. Pengaturan sambungan harus
diperlihatkan dengan jelas. Untuk sistem sam bung an lumpul , harus
diperhatikan bahwa diameter penyambung mekanis dan bag ian yang
dis am bung dengan las lebih besar dari diameter tulangan yang disimbung.

9
Gambar 8,9, dan 10. Perencana Struktur juga dapat menspesifikasikan jaring
kawat baja dilas sebagai pengikat kolom berdasarkan luas baja ekivalen.
Penempatan satu batang pengikat seperti ditunjukkan pada Gambar 8
menghasilkan kekakuan maksimum pada tulangan kolom yang telah dirakit
sebelum dipasang di tempat pekerjaan. Perakitan tulangan kolom sebelum
dipasang yang dibuat per satu tingkat lebih cocok jika semua tulangan
vertikal dis am bung dengan lewatan di dekat setiap permukaan atas lantai.
Lihat butir 2.2.7.3 untuk pembatasan sambungan dengan lewatan.

Pada tulanga n vertikal berdiameter besar-besar yang dibuat per dua tingkat
dengan sambungan tumpul berseling, pengikat kolom harus dipasang pad a
tulangan vertikal yang berdiri bebas. Standar penempatan untuk dua
pengikat seperti pada Gambar 9 dan 10 direkomendasikan untuk
mempermudah perakitan di lapangan, yang umumnya dapat diaplikasikan
pad a sembarang lokasi sambungan yang disyaratkan oleh Perencana
Struktur.

Perencana Struktur dapat menetapkan berbag~i pola penempata n pengikat


asa ikan penempatannya memenuhi persyaratan ACI 318.

Jarak antar pengikat tergantung pada ukuran ukuran tulangan vertikal, ukuran
kolom, dan ukuran pengikat. Jarak maksimum antar pengikat yang diijinkan
lihat Tabel 6.

Perencana Struktur juga harus menunjukkan semua pengikat tambahan yang


dibutuhkan untuk kondisi-kondisi khusus misalnya pad a sambungan,
bengkokan ofset, dan lain-lain (lihat juga butir 2.2.10, Detail Gempa).

Jika dibutuhkan tulangan lateral di dalam kolom di antara puncak spiral dan
level lantai atas, hal ini dapat dilaksanakan dengan sebuah spiral pendek
atau pengikat lingkaran untuk mempermudah pemasangan tulangan pelat
lanlai, dan aturan pemasangannya harus diperlihatkan deng an jelas.

4.2.6.6 Bundel Tulangan

Bundel tulangan boleh digu"8k8n sebagai tulangan ve rtikal kolom. Bundel


tulangan didefinisiKan sebagai berkas tu langan sejaja r yang menempel satu
sama lain dan beraksi sebagai satu kesatuan. Satu bundel maksimum terdiri

12
,\
persyaratan panjang penyaiuran yang khusus untuk tulangan yang digalvanis
(dilapis seng) sehingga tulangan macam ini harus dianggap tulangan tanpa
lapisan. Untuk beton agregat ringan, nilai-nilai pad a tabel-tabel tersebut harus
dimodifik~si dengan dikalikan suatu faktor (ACI12.2.4.2).

Posisi tulangan pada Selimut Kategori, sesuai jarak antar tulangan as-ke-as (0)
elemen struktur beton
5.. 3d b > 3 db ~ 4 db :: 6 db

< 4 db < 6 db
i
I
Tulangan memanjang .:: db 1 1 1 2
pad a balok dan kolom,
dan lapisan dalam >..db 1 3 5 6
tulangan dinding/pelat

Semua batang .:: db 1 1 1 2


tulangan Jainnya
1 3 3
,
> db ~

< 2d b

1 3 5 6
~ 2 db

Oimana db = diameter nominal batang tulangan

(.) Jika batang-batang tu lang an disambung dengan lewatan sebidang, dirnana semua batai1g
tulangan terletak pada satu bidang yang sarna, dalam menentukan kategori jarak anlar
tulangan as . ke - a~ harus dikurangi satu diameter tulangan.

Ketentuan di bawah ini berlaku untuk semua nilai-nilai yang ditabelkan un tu k


panjang penyaluran tarik dan sambungan lewatan tarik :

1) Nilai-nilai 10 untuk tulangan balok atau kolom didasarkan pada tulangan


transversal sesuai persyaratan minimum untuk sengkang pad a ACI 11.5.4
dan 11.5.5.3, atau sesuai persyaratan pengikat pada ACI 7.10.5 : dan
didasarkan pada tebal selimut beton minimum sesuai ACI 7.7.1.

2) :ulangar. alas adalah tulangan horisontal dengan teb::1 beton di bawah


tulangan lebih dari 300 mm.

3) Tulangan berdiameter 36 mm dan tulangan tepi yang lebih kecil dengan


jarak as-ke-:1s tidak kurang dari 6 db diasumsikan mempunyai selimut
beton sam ping tidaK kurang dari 2.5 db . Jika tidak , harus dipilih Kategoci ::;
bukan kategori 6.

14
,.
4) Kondisi-kondisi yang membutuhkan panjang penyaluran atau panjang
sambungar lewatan Kategori 1 atau kategori 2 harus diabaikan jika
dimungkinkan penggunaan tulangan yang lebih besar. Panjang yang tidak
beraturan dapat menyulitkan r,emasangan tulangan dan menyebabkan
penyumbatan pada waktu adukan beton dicor dan dipadatkan. Beberapa
cara dapat digunakan untuk menghindari kondisi Kategori 1 atau 2, anlara
lain:

a. mempertebal selimut beton menjadi lebih dari satu diameter dan/atau


memperlebar jarak tulangan as-ke-as menjadi lebih dari tiga kali
diameter tulangan. Lihat Tabel 2b.

b. menggunakan A tr sesuai ACI 12.2.3.1 (b) untuk balok atau kolom.


Perhatikan jika pengikat atau sengkang memenuhi persyaratan
minimum A ir , maka p"njang Kategori 1 direduksi menjadi Kategori 5
dan panjang Kateg Gri 2 direduksi menjadi Kategori 6.

Satu catatan tambahan untuk nilai-nilai panjang sambungan lewatan tarik


pad a Tabel 11 dan Tabel 13 :

5. Panjang sambungan lewatan dikalikan Id tarik, misalnya nilai-nilai pad a


Tabel 11 dikalikan Id dari Tabel 10 dan nilai-nilai pad a Tabel 13 dikalikan Id
dari Tabel 12. Kelas A = 1.0 Id dan Kelas B = 1.3 Id (ACI 12.15.1).

Satu catatan tambahan untuk nilai-nilai panjang penyaluran tarik dar] panjang
sambungan lewatan untuk tulangan yang dilapisi epoxy pada Tabel 12 dan
Tabel 13:

6. Jika jarak as-ke-as minimal 7 db dan tebal selimut beton minimal 3 do,
maka panjang Kategori 6 boleh dikalikan dengan 0.918 (untuk tulangan
atas) atau dengan 0.8 (untuk tUiangan lain).

Butir 1.2.1 dari ACI 318 mensyaratkan bahwa semua detail panJang
penyaluran dan sambungan lewatan harus dicantumkan pada gam bar
struktur. Informasi dapat ditampilkan dalam bentuk lokasi-Iokasi
pemberhentian tulangan termasuk tabel-tabel panjang sambungan lewatan.

15
4.2.7.2 Sambungan (umum)

Pada balok atau balor induk yang mE..mbutuhkan tulangan lebih panjang dari
yang tersedia, Perencana Struktur harus menspesifikasikan sambungan
secara khusus. Perencana Struktur harus menunjukkan <jengan gambar atau
memberi catatan bagaimana sambungan harus dibuat; dengan lewatan, di
las, atau penyambung mekanis.

Pada gambar-gambar rekayasa Perencana Struktur harus memperlihatkan


detail-detail lokasi dan panjang semua sambungan. Pada balok atau balok
induk sambungan-sambungan lebih disarankan untuk dibuat dimana tulangan
tegangannya minimum, misalnya pad a titik belok. Sambungan dimana
tegangan rencana kritik bersifat tarik sedapat mung kin harus dihindari oleh
Perencana Struktur . Sambungan lewatan dapat dibuat dengan batang-
batang yang disambung menempel satu sama lain atau terpisah. Perencana
Struktur harus menggambarkan atau memberi catatan pad a gambar-gambar
apakah sambunga n harus dibuat berseling atau dibuat sekaligus pad a lokasi
yang sama. Pad a eleme'1 struktur yang menahan lentur, tulangan yang
disambung dengan sambungan lewatan yang batang-batangnya tidak
menempel satu sama lain, jarak antar tulangan rT.aksim,1 seperlima panjang
lewatan atau 150 mm.

4.2.7.3 Sambungan Lewatan

:<arena kekuatan suatu sambungan lewatan dipengaruhi oleh diameter


batang yang disambung, kekuatan beton, jarak tulangan , tebal selimut beton,
posisi tulangan, jarak ke tulangan-tulangan lair, dan tipe tegangan (tekan
atau tarik), maka Perencana Struktur harus menentukan lokasi dan panjang
semua sambungan lewatan. Jika dua tulangan yang b2rbeda diameternya
disambung dengan lewatan, maka Perencalla Struktur harus menentukan
panjang lewatan yang diperlukan. Sambungan lewatan tidak diijinkan untuk
tulangc;n berdiameter lebih dari 36 mm, kecuali untuk mentransfer gaya tekan
ke dowel yang berdiameter lebih kecil yang dijangkar ke dalam kaki pondasi
untuk gedung. Pad a struktur jembatan, AASHTO atau AREA juga tidak
mengijinkan sambungan lewatan untuk tulanga. yang lebih besar dari 36

16
mm. Tabel 9 sampai dengan 15 disediakan untuk merl1permudah Perencana
Struktur.

Pada titik sambungan tulangan kolom, tulangan (atau dowel) dari kolom
bawah harus diperpanjang ke dalam kolom atas dengan panjang lewatan
yang cukup dan luas penampang melintang tidak kurang dari yang diperlukan
untuk kolom atas. Minimal e'l1~?t batang harus diperpanjang untuk kolom
dengan sengkang dan enam batal .g untuk kolom dengan spiral. Perencana
Struktur harus memperhatikan bahwa kecuali ditetapkan lain pada gambar-
gambar rekayasa , Pembuat Detail akan memotong sis a tulangan kolom
bawah dalam jarak 75 mm dari level atas pelat lantai atau komponen
penyalur beba n tam bahan lainnya ke kolom. Jika ujung atas tulangan kolom
kurang doni 180 em di atas puneak pedestal, tulangan harus diperpanjang ke
dalam pedestal. Biasanya, dowel digunakan hanya jika pad a gam bar
rekayasa ada catatan khu sus.

Dowel untuk sambungan lewatan pada loncatan bidang muka kolom harus
memiliki luas pen am pang melintang minimal sama dengan tulangan kolom
atas dan harus diperpa njang ke atas dan ke bawah titik sambungan, sesuai
gambar atau spesifika si ol eh Perencana Struktur.

Perencana Struktur juga harus menyadari bahwa kebiasaan industri


konstruksi dalam mendetail tulangan vertih.al kolom adalah menggunakan
panjang sambungan lewatan sesuai diameter tulangan kolom atas, dan
mengabaikan perbedaan diameter tulangan kolom atas dan kolom bawah.

Pengaturan tulangan kolom pad'l sambungan lewatan diperlihatkan pad a


Gambar 7. Harus diperhatikan bahwa pada kolom segi empat jumlah
tulangan yang dibengkok ofset lebih banyak dari pada kolom bundar.
Tulangan vertikal yang harus disambung dengan lewatan pada kolom bujur
sangkar atau segi empat, dimana ukuran kolom atas dan bawah sama,
biasanya dibengkok of set masuk ke dal am kolom atas, ke cuali jika ditentukan
lain oleh Pereneana Struktur. Dalarr: kasus ini, Perencana Strukiur harus
menunjukkan tulangan vertikal mana yang harus dibengkok ofset masuk ke
dalam kolom atas .

Jika tinggi kaki pondas i , a'au kcnbinasi tinggi kaki. pondasi dan pedestal,
kurang dari panjang tertanam minimum yang diblltuhkan untuk dowel-dowel
dengan diameter tertentu, maka diameter dowel" harus diperkecil dan
jumlahnya diperbanyak berdasarkan luas pen am pang yang ekivalen dan hal
ini diperlihatkan dengan jelas pad a gam bar rekayasa . Kait di ujung-ujung
tulangan dapat diperhitungkan untuk menahan tarik, tetapi tidak boleh
diperhitungkan dalam menentukan panjang tertanam yang dib'Jtuhkan untuk
tulangan tekan.

Satang sambungan terpisah (dowel-dowel) diperlukan ur:tL;k menyambung


tulangan kolom jika loncatan bidang muka kolom sebesar 75 mm atau lebih,
atau ada bagian-bagian struktur yang ditunda pengecoran betonnya, atau di
antara berbagai unit struktur. Kecuali untuk kasus yang khusus, batang
sambungan terpisah (dowel-dowel) harus dibuat dengan jumlah, ukuran, dan
mutu yang sam a dengan tulangan yang disambung dan panjang lewatannya
harus ditentukan oleh Perencana Struktur.

Sambungan lewatan untuk jaring ka wat baja deform dilas harLis ditentu kan
oleh Perencana Struktur. ACI 318 mensyaratkan bahwa untuk jaring kawat
baja deform dilas, panj ang sambungan minimal harus 1.3 kali panjang
penyaluran (minimal 200 mm). Perencana Struktur harus menetapkan
panjang sambungan yang dibutuhkan.

Sambungan lewatan untuk jaring kawat baja polos dilas juga harus ditentukan
oleh Perencana Struktur. ·\CI 318 mensyaratkan bahwa panjang sarrbungan,
diukur antara kawat melintang terluar dari masing-masing lembaran jaring
kawat baja yang disambung, tidak boleh kurang dari satu kali jarak antar
kawat-kawat melintang ditambah 50 .. mm atau k'Jrang dari 1.~ '. (dengan
minimum 150 mm) jika As ada I As perlu < 2. Jika As ada I As perlu ~ 2,
hanya berlaku syarat 1.5 '. (minimal 50 mm). Karena itu, Perencana Struktur
dapat menunjukkan dimensi sambungan yang dibutuhkan atau menetapkan
detail tipikal yang memperlihatkan panjang sambungan sebesar satu jarak
ka wat melintang ditambah 50 mm .

4.2. 7.4 Sambungan Tumpul

l)ntuk menyambung batang tulangan yang berdiameter leb::' besar dari 36


mm harus digunakan sambungan tumpul. Sambungan tumpul dapat berupa
sam bung an las penuh atau penyambung mekanis atau , untuk kondisi tekan

18
I
saja, sambungan tumpu ujung boleh dispesifikasi~an sebagai sambungan
tumpul untuk tulangan vertikal kolom. Pada sambungan tumpul dengan las
biasanya ujung bawah tulangan kolom atas dipotong runCing (double-
beve/ecf) dan ujung atas tulangan kolom bawah dipotong rata (saw cut). Oi
lapangan pekerjaan, pemotongan ujung tulangan dengan api biasanya baik
hasilnya. Semua pengelasan baja tulangan harus sesuai AWS 01.4. Jika
digunakan penyambung mekanis, kedua ujung tulangan boleh dipotong rata,
dipotong runcing, atau dipotong miring standar, tergantung pada tipe
penyambung mekanis yang digunakan. Karena penyambung mekanis pada
tulangan vertikal kolom biasanya dibuat berseling dan lokasinya tergantung
pada persyaratan perencanaan, Perencana Struktur harus menetapkan tipe
penyambung mekanis yang boleh digunakan,lokasinya, dan persiapan ujung-
ujung tulangan yang diperlukan.

4.2.8 Detail Sambungan

4.2.8.1 Sudut Kaku Rangka Portal

Perencana Siruktur harus ekstra hati-hati dalam mendesain join sudut pada
suatu rangka porta! yang kaku. Semua tulangan utama yang melewa ti join
harus bebas dari lekukan atelU bengkokan yang tidak kontinu. Pusat jari-jari
bengkokan harus terle,ak di dalam join. Prinsip ini penting pada
penyambungan tulangan atas balok portal ke tulangan luar suatu kotom.
Perencana Struktur harus memberikan informasi lengkap yang menunjukkan
jari-jari bengkokan, lokasi dan dimensi sambungan lewatan. Jika digunakan
las atau penyambung mekanis, maka harus diberikan deskripsinya secara
lengkap. Gaya tarik radial pad a beton sama halnya dengan tarik ya ng
disebabkan oleh bengkokan sudut tulangan harus diperhitungkan.

4.2.tl.2 Perpotongan dan Sudut Oinding

Semua tulangan horisontal dinding pad a salah satu atau kedua bidang muka
dinding harus diperpanjang melewati sudut atau perpotongan dinding agar
tegangan dapat dikembangkan secara penuh (Gambar 11). Perencana

19
Struktur harus menunjukkan tulangan horisontal yang' mana, seberapa jauh
harus diperpanjang, dan bag aim ana penjangkaran pad a perpotongan dan
sudut-sudut dinding dan kaki pondasi. Pada daerah-daerah dim ana struktur
harus direncanakan tahan gempa, maka semua tulangan horisontal harus
dijangkarkan.

Dinding yang memikul beban yang bersifat membuka sudut harus diberi
tulangan berbeda dengan dinding yang memikul beban yang bersifat
menutup sudut. Detail tipikal pada Gambar 11 adalah untuk ketahanan
terhadap beban dari luar atau dari dalam, dengan tulangan dari bidang-
bidang muka yang bersangkutan dijangkarkan. Pencegahan untuk menahan
tarik radial serupa dengan untuk sudut-sudut rangka kaku suatu rangka
portal.

.: 2.8.3 Sengkang Tertutup

Jika gam bar rekayasa menunjukkan sengkang tertutup, sengkang-sengkang


ini dapat dibuat dari dua potong sengkang dengan ujung -ujung sengkang
berupa lewatan kait-kait standar 90 0 yang melingkungi suatu tulangan
memanjang, atau menggunakan sepasang sengkang U dengan lewatan yang
cukup, atau sebuah sengkang ikat standar tipe T1 atau T2. Minimal satu
tulangan memanjang harus terletak di setiap sudut penampang, dengan
ukuran minimal sama dengan diameter sengkang tetapi tidak boleh lebih kecil
dari 13 mm. Detail-detail ini harus ditunjukkan dengan jelas oleh Perencana
Struktur. Llhat Gambar 13. Harus diperhatikan bahwa penggunaan kait
standar 90 0 dan sambungan lewatan pad a sengkang tertutup adalah tidak
efektif pada situasi dim ana komponen struktur menahan tegangan torsi yang
tinggi. Pengujian memperlihatkan keruntuhan prematur akibat terjadinya
0
kerontokkan (spelling) pada selimut beton sehingga penjangkaran kait 90
dan sambungan lewatan tidak berfungsi lagi. lihat Gambar 14.

-! 2.8.4 Intregitas Struktur

Perencana Struktur harus menggambarkan detail-detail khusus untuk


kontinuitas penulangan agar memenuhi persyaratan integritas struktur.

20
Kontinuitas tulangan disyaratkan pada konstruksi beton yang dicor in situ
untuk jo;st, balok, dan pelat dua arah. Kontinuitas tulangan lentur tertentu
dicapai pada batang yang menerus atau dis am bung dengan sambungan tarik
Kelas A dan penghentian tulangan dengan kait standar pad a tumpuan tidak
kontinu. Proporsi tertentu antara tulangan lentur atas dan bawah pada balok
keliling harus dibuat kontinu melingkungi struktur dan dikekang dengan
sengkang tertutup. Lihal ACI 318, bulir 7.13 dan Gambar 2 dan 3 sebagai
detail contoh untuk integritas struktur.

~ 2.9 Penumpu Tulanga n

Perenc.Jna Struktu r wajib menetapkan spesifikasi material yang akan


digunakan dan/atau persyaratan pelindung korosi untuk penumpu tulangan,
dan jika perlu, untuk penjaga jarak ke tepi acuan , demikian pula untuk
elemen-elemen stru ktur yang khusus atau tempat-tempat dimana setiap
meterial harus digunakan. Spesifikasi penggunaan penumpu tula ngan
biasanya didasarkan pada tata cara industri yang telah mantap. Lihat 3.3.
untuk informasi lebih detail mengenai penumpu tulangan dan penjaga jara k
ke tepi acuan .

.! 2.1 0 Detail Khusus untuk Rangka Portal, Join, Dinding, Diafragma dan Pelat
Dua Arah Direncanakan Tahan Gempa

.! 2.10.1 Pendahuluan

Pada daerah-daerah dengan risiko gempa tinggi komponen-komponen


struktur beton bertulang harus direncanakan sesuai ACI 318, Bab 1 sam pa i
Bab 18 dan Bab 21 butir 21.2 sampai butir 21.8 agar menjadi suatu sistem
struktur dengan detail yang dapat menghasilkan respon non linear tanpa
kehilangan kekuatannya secara kritik.

Pad a daerah-daerah dengan risiko gempa sedang rangka portal beton


bertulang dan pela! dua arah harus memenuhi ACI 318, Bab 1 sampai 18 dan
Bab 21 buiir 21.9.

21
Ketentuan-ketentuan pada Bab 1 sampai Bab 18 pada ACI 318 diterapkan
untuk perencanaan dan pendet3ilan struktur beton bertulang pad a daerah
tanpa atau dengan risiko gempa rendah.

Untuk perencanaan ketahanan terhadap gempa, ukuran komponen struktur


harus ditentukan dan pemasangan tulangannya diatur sedemikian rupa agar
tidak terjadi penyumbatan adukan beton oleh tulangan. Ukuran komponen
struktur dan pengaturan tulangan yang dilakukan secara teliti akan terhindar
dari kesulitan pada saat pemasangan tulangan dim pengecoran beton.

Persyaratan pada ACI 318 Bab 21 digunakan untuk menggambarkan apa


yang harus diberikan oleh Perencana Struktur kepada Pembuat Detail (dan
untuk membiasakan Pembuat Detail dengan pendetailan tulangan untuk
struktur tahan gempa). Banyak informasi yang dapat diberikan secara
skematis seperti yang diperlihatkan pada Gambar 15 sampai 19. Detail lahan
gempa yang khusus ini pada prinsipnya dapat diterapkan pada komponen
rangka portal yang menahan lentur dan komponen rangka portal yang
menahan kombinasi lentur dan gaya aksial pad a daerah-daerah dengan
risiko gempa tinggi.

Perencana Struktur sebaiknya memeriksa tat a letak penulangan secara teliti


dalam tiga dimensi dan memberikan informasi yang tepat kepada Pembuat
Detail. Pemeriksaan ini akan menunjukkan apakah ada penyumbatan pad a
join balok-kolom akibat bertumpuknya ' penulangan balok, kolom, dan
sengkang ikat tertutup (hoop) . Gambar-gambar berskala besar, model, atau
mock-up dari detail join seperti pad a Gambar 18 mungkin berguna untuk
menjamin bahwa suatu desain dapat dirakit dan adukan beton dapat dicor
dan dipadatkan dengan baik.

Join-join suatu rangka portal dan komponen-komponen batas berupa dinding


beton harus dapat meleleil dan tetap kontinu menahan beban setelah
meie:eh tanpa terjadi ke,'untuhan getas pada beton ketika menahan beban
lateral bolak-balik berlebihan. Untuk mengembangkan sifat daktail in i , beton
pada komponen-komponen struktur ini termasuk join-join harus dikekang
dengan tulangan transversal yang berupa sengkang ikat tertutup (hoop) segi
empat atau lingkaran. Lihat Gambar 15-19.

22
4.2.10.2 Beton

ACI 318 menetapkan bahwa kakuatan beton yang disyaratkan fe' tidak boleh
kurang dari 21 MPa. Untuk belon agregal ring an, fe' lidak boleh lebih dari 28
,
MPa.

4.2.10.3 Penulangan

Tulangan memanjang penahan gempa yang menginduksikan lentur dan gaya


aksial pada komponen-komponen rangka portal dan komponen-komponen
dinding balas harus memenuhi ASTM A 706. BJTD 40 dan BJTP 24 boleh
digunakan asalkan kekualan leleh aktualnya tidak lebih besar dari 126 MPa
lerhadap kekuatan leleh yang disyaratkan, dan kual tarik minimal 25% lebih
tinggi dari kual leleh aktualnya.

Pada daerah-dat.:rah dengan risiko gempa sedang boleh digunakan BJTP 40


dan BJTD 24.

Hasil-hasil pengujian menunjukkall bahwa sengkang ikat tertutup (hoop) dari


jaring kawal baja dilas yang didesain sesuai persyaratan ACI 318 efektif
untuk mengekang beton di daerah join.

23
5. Kewajiban Pembuat Detail Penulangan

5.1 Gambar Pelaksanaan

5.1.1 Dcfinisi

Gambar pelaksanaan ada!ah gambar kerja yang menunjukkan jumlah.


ukuran, panjang dan lokasi tulangan yang diperlukan untuk pabrikasi dan
pemasangan tulangan. Gambar pelaksanaan dapat terdiri dari denah, detail,
elevasi, skedul, tabel bahan dan detail pembengkokan. Gambar pelaksanaan
dapat dibuat secara manual atau dengan bantuan komputer.

5.1. 2 Ruang Lingkup


Gambar pelaksanaan disiapkan untuk memuat apa ya ng dimaksud ol eh
Perencana Struktur sesuai yang tercakup pada Dokumen Kontrak. Dokumen
Kontrak beserta tambahan-tambahannya, yaitu 'Addendum' yang dikeluarkan
oleh Perencana Stuktur untuk setiap masalah yang disepakati ditambahkan
pada kontrak jika dikeluarkan setelah kontrak resmi dibuat, merupakan satu-
satunya sumber informasi pembuatan garnbar pelaksanaan. Gambar
pelaksanaan harus memuat semua informasi yang diperlukan untuk pabrikasi
dan pemasangan semua baja tulangan beserta penumpu-penumpunya.

5.1.3 Prosedur
Gambar pelaksanaan disiapkan oleh Pembuat Detail sesuai instruksi
Perencana Struktur yang termuat pad a Dokumen Kontrak. Semua informasi
tambahan yang diperlukan harus diberikan oleh Kontraktor misalnya kondisi
lapangan, hasil pengukuran lapangan, join-join konstruksi dan sekuen
pengecoran beton. Sesudah disetujui oieh Perencand Struktur, termasuk
revisi-revisi yang diperlukan, gambar-gambar tersebut boleh digunakan oleh
Pabrikator dan Pemasang Tulangan.

24
:; 1.4 Standar Penggambaran
Gambar pelaksanaan disiapkan berdasarkan standar umum yang sam a
dengan gambar rekayasa.

5.1 .4.1 TataRuang Gambar


Gambar-gambar biasanya terdiri dari denah, elevasi, potongan, dan detail
suatu struktur, dilengkapi dengan skedlJI untuk pondasi telapak, kolom, balok,
dan pelat. Denah harus diletakkan pada SJdut kiri atas bidang gambar,
dengan elevasi dan detail-detail di bawahnya dan'di sisi kanan denah. Skedul
(dan detail pembengkokan) harus ditempatkan pad a sudut kanan atas bidang
gam bar. Lihat Gambar 20 mengenai tata ruang gambar yang
direkomendasikan. Tanda panah yang menunjukkan arah utara harus
dilukiskan di samping setiap gambar denah.
Gambar pelaksar,aan boleh dibuat dengan pinsil di atas kertas transparan,
kecuali jika ditentukan lain. Media lain yang lebih awet dan menghasilkan
reproduksi yang lebih baik boleh digunakan, misainya tinia, kertas kalkir atau
film polyester.

:: 1.4. 2 Simbol dan Notasi


Simbol dan singkatan yang lazim digunakan pada gambar pelaksanaan dapat
dilihat pada bab mengenai Supporting Reference Data pada ACI Detailing
Manual SP-66 .
Gambar harus dilengkapi penjelasan tentang simbol atau notasi khusus yang
digunakan, jika terdapat kondisi atau detail khusus yang memerlukan
penggunaan simbol dan singkatan yang tidak lazim digunakan.

:: 1.4.3 Skedul
Tulangan pelat lantai dan ban yak bagian-bagian struktur lain dapat disajikan
paling jelas dalam bentuk tabel yang biasanya disebut skedul. Skedul adalah
ringkasan pad at tentang semua batang tulangan lengkap dengan jumlah
batang, bentuk dan ukuran, panjang, kode, mutu, bahan pelapis Uika ada),
dan detail bengkokan. Surat pesanan ke beng';el dapat dibuat secara mudah
dan cepat dengan menggunakan skedul ini.

:: 1.4.4 Tu!angan yang Diberi Lapisan


Pembuat Detail wajib memenuhi instruksi-instruk~i dalam dokumen kontrak .
Tulangan yang diberi lapisan harus diberi kode dengan akhiran E Uika dilapisi

25
epoxy), atau G Uika digalvanis), atau diberi kod€! (0) ditambah catatan
mengenai bahan pelapis yang digynakan, jika tulangan yang diberi lapisan
didetail atau ditabelkan bersama-sama dengan yang tidak diberi lapisan.

5. 1.5' Gambar Bangunan Gedung


Gambar pelaksanaan biasanya disiapkan oleh Pabrikator dan
memperlihatkan detail-detail yang diperlukan untuk potrikasi dan
pemasangan tulangan . Gambar pelaksanaan tidak digunakan untuk
mengkonstruksikan acuan, sehingga hanya perlu' dilengkapi dengan dim ens i-
dimensi yang diperlukan untuk pemasangan tulangan secara tepat pada
suatu lokasi tertentu. Dimensi bangunan diperlihatkan pada gambar
pelaksanaan hanya jika diperlukan untuk menempatkan penulangan secara
tepat, karena Pembu at Detail bertanggL!ng jawab atas ketepatan dimensi
tulangan yang diberika n. Gambar pelaksanaan harus digunakan bersama-
sama dengan gambar rekayasa .
Detail-deta il pembengkokan dapat dibuat pada suatu daft ar yang terpisah dari
gambar pelaksanaa n.

5.1.5. 1 Persyaratan Umum


Setelah menerima gambar-gambar rekayasa, Pabrikator melaksanakan
langkah-Iangkah berikut :
1) menyiapkan gambar-gambar pelaksanaan termasuk detail-deta;o
pembengkokan tulangan.
2) mengusahakan persetujuan dari Perencana Struktur, Arsitek, atau
Kontraktor, jika diperlukan.
3) menyiapkan daftar batang dan mempabrikasi tulangan.
4) melapisi tulangan sesuai persyaratan Uika ada).
5) memberi label, membundel , dan mengirimkan batang-batang tlJlangan
yang telah selesai dipabrikasi ke tempat pekerjaan.
Gambar pelaksanaan harus dilengkapi ukuran, bentuk, mutu baja, dan lokasi
tulangan serta penumpu-penumpunya pada struktur, untuk tulangan yang
diberi lapisan maupun yang tidak diberi lapisan. Gambar pelal(sanaan juga
menjadi dasar untuk menyiapkan daftar batang.
Pabrikasi baru dilaksanakan setelah gam bar pelaksanaan mendapatkan
persetujuan dari Kontraktor untuk mencegah kekeliruan ' Pabrikato, dalam
menafsirkan gambar-gambar rekayasa dan persyaratan yang diberikan oleh
Kontraktor.

26
Penulangan didetail, dipabrikasi, dan dikirim dalam unit-unit struktur yang
akan ditulangi untuk memudahkan Kontraktor dan Pabrikator, misalnya
pondasi dangkal, dinding, kolom, lantai per lantai, dan atap. Gambar
pelaksanaan dan daftar batang biasanya dibuat secara terpisah untuk setiap
unit struktur. Semua bag ian struktur dapat disatukan dalam gam bar
pelaksanaan dan daftar batang yang sama untuk struktur-struktur kecil.
Kontraktor dapat meminta agar suatu unit yang besar pada proyek-proyek
besar, misalnya satu level lantai, dibagi-bagi sesuai dengan skedul
pelaksanaan konstruksi. Pengaturan kerja semacam itu antara Kontraktor
dan Pabrikator, dengan persetujuan Perencana Struktur, ditentukan sebelum
pelaksanaan pendetailan. Semua bagian dibuat sebesar mung kin asalkan
praktis masih dapat dilaksanakan, karena lebih ekonomis mendetail dan
mempabrikasi dalam unit-unit yang besar, khususnya jika terdapat batang-
batang yang dapat dibuat tipikal.
Ketentuan umum Pabrikator yang dimuat dalam Standar ini dimaksudkan
untuk perusahaan yang memiliki staf pembuat detail, estimator, slaf dan
teknisi bengkel, dan lain-lain. Sehubungan dengan itu, dalam praktek
umumnya Pembuat Detail menyiapkan gambar pelaksanaan sampai daftar
batang, sedangkan staf dan teknisi bengkel mempabrikasi tulangan sampai
mengirimkan batang-batang tulangan yang telah selesai dipabrikasi ke
tempat pekerjaan .

: • .5.2 Pengkodean
Pada gambar rekayasa bagian-bagian stuktur yang tipikal misalnya pel at,
joist, balok, balok induk, dan kadang-kadang pondasi diberi kode per.f)enal
yang sama. Gambar pelaksanaan harus menggunakan kode pengenal yang
sama dengan gam bar rekayasa, sejauh hal ini dimungkinkan. Komponen-
komponen yang pada gambar rekayasa tampak tipikal tetapi ternyata gam bar
pelaksanaannya sedikit berbeda, maka untuk membedakan komponen-
kompon8n tersebut kode pengenal ditambah akhiran dengan dengan huruf
yang berbeda. Sebagai contoh, jika dari sekumpulan balok-balok yang pada
gam bar rekayasa diberi kode 2B3 ternyata ada sebuah balok yang gambar
pelaksanaannya sedikit berbeda dari balok-balok yang lain, maka gam bar
pelaksanaan harus menunjukkan perbedaan tersebut dengan memberi kode
pengenal 2B3A sedangkan balok-balok yang lain tetap diberi kode 2B3.
Kolom-kolom dan ponda~i pada umumnya, diberi kode dengan nom or urut
atau kode berdasarkan sistem koordinat gambar rekayasa. Gambar

27
pelaksanaan harus menggunakan kode yang sama dengan gam bar
rekayasa.
Sistem pengkodean yang diuraikan di atas adalah untuk menandai
komponen-komponen beton individual pada suatu struktur. Batang-batang
tulangan pada gam bar pelaksanaan juga harus diidentifikasi secara
individual. Untuk membantu pemasang batang tulangan dalam memilih
batang tulangan yang tepat untuk masing-masing komponen struktur, maka
hanya batang-batang tulangan yang dibengkok saja yang diberi kode. Batang
tulangan yang lurus diidentifikasi berdasarkan diameter dan panjangnya.

5.1.5.3 Skedul
Pada gambar pelaksanaan penulangan suatu elemen struktur dapat
digambarkan baik pada d",nah, elevasi, atau potongan, atau disajikan dalam
bentuk skedul. Dalam praktek banyak dijumpai detail pondasi, kolom, balok,
dan pelat yang disajikan dalam bentuk skedul. Untuk membuat skedul tidak
ada format standar. Skedul harus memuat h?1 hal penting yang biasanya
dicantumkan pad a gambar misalnya elevasi balok, dan dengan jelas dan
tepat harus menunjukkan kepada pemasang penulangan dimana dan
bagaimana semua batang tulangan yang terdaftar dalam skedul harus
dipasang.

:: • .5.4 Kewajiban Pembuat Detail Penulangan


Kewajiban Pembuat detail dalam menyiapkan iJambar pelaksanaan adalah
memenuhi semua persyaratan dan instruksi yang tercantum di dalam
Dokumen Kontrak. Karena itu, Perencana Struktur harus memberikan semua
persyaratan dan instruksi secara tepat dan jelas di dalam Dokumen Kontrak.
Baik pad a spesifikasi maupun pad a gambar rekayasa, Perencana Struktur
tidak boleh menginstruksikan Pembuat Detail agar mencari sendiri informasi
yang diperlukan untuk menyiapkan gambar-gambar pelaksanaan dari suatu
referensi tertentu. Perencana Struktur harus menyajikan informasi yang
dibutuhkan Pembuat Detail da!am bentuk detail perencanaan yang spesifik
atau catatan-catatan yang jelas.

:: • .5.5 Balok dan Joist


Penulangan balok, joist, dan balok induk biasanya dibuat dalam bentuk
skedul. Detail pembengkokan dapat dipisah atal' digabung dengan skedul.
Pembuat Detail harus mencantumkan jumlah, kode, dan ukuran komponen;

28
jumlah, ukuran, dan panjang batang tulangan yang lurus; jumlah, ukuran,
kode, dan panjang batang-batang tulangan yang dibengkok dan sengkang-
sengkang; jarak antar sengkang; tulangan yang dibengkok olset; sambungan
lewatan; penumpu tulangan; dan semua inlormasi khusus lainnya yang
diperlukan untuk pabrikasi dan pemasangan tulangan secara tepat.
Hal-hal Khusus yang harus dicantumkan antara lain:
1) panjang total setiap batang tulangan,
2) tinggi kait jika dimensi kait bersilat menentukan,
3) panjang sambungan lewatan,
4) dimensi bengkokan olset, jika ada, dan
5) lokasi batang tulangan pada komponen-komponen penumpunya jika
tulangan dipasang tidak simetris terhadap setiap sisi tumpuan.

~ 5 Pel at
Pen ulangan pel at dapat disajikan dalam bentu k denah atau skedul, kadang-
ka dang juga dalam bent uk potongan penampang. Skedul dan detail
pe mbengkokan tulangan pelat serupa dengan tulangan balok.
Pa nel-panel yang tipikal diberi huruf identifikasi dan untuk tipe panel yang
sa m a penulangan cukup digambarkan pad a satu panel saja. Untuk panel
yang tidak $imetris, jika perlu batang -batang tulangan disusun dalam bentuk
kipas agar jarak antar batang tulangan yang ditentukan tetap terpenuhi .
Tulangan tambahan di sekitar lubang pad a pelat harus didetail dengan jelas .

• :; "j Kolom
Pendetailan tulangan kolom pada gambar pelaksanaan umumnya dibuat
dalam bentuk skedul. Pembuat Detail selain harus menginterpretasikan
gambar rekayasa juga harus dengan jelas menjabarkan interpretasinya
tersebut kepada pemasang tulangan . Pada gambar pelaksan aan harus
dicantumkan jumlah, ukuran, dan panjang atau kode semua batang tulangan,
term asuk dowel, tulangan pokok vertikal, dan tulangan-tulangan pengikat.
Sketsa aiau ,encano peng<Jturan tulangan tipikal harus dibuat lengkap, tet~pi
penyajiannya sederhana dan sejelas mung kin. Panjang dan lokasi
sambungan lewatan, lokasi sambungan mekanis atau sambungan dengan
las, serta posisi tu langan-tulangan yang dibengkok olset harus ditunjukkan
dengan jelas pada gambar pelaksanaan.

29
: 5 Dowel
Dowel-dowel sebaiknya didetail. dipesan dan dipasang bersamaandengan
penulangan pada elemen struktur yang betonnya dicor lebih dahulu untuk
menghindari terjadinya kesalahan pemasangan.

: 9 Penumpu Tulangan
Deskripsi dan jumlah penumpu tulangan yang disyaratkan di dalam Dokumen
Kontrak pad a gambar pelaksanaan harus ditabelkan dengan jelas.
Tata letak pem asangan penumpu tulangan' untuk panel-panel tipikal
diperlukan pada panel-panel yang ditulangi dua arah. dan dimana tata letak
terse but diperlukan untuk memperjelas sekuen pengecoran dan volume
beton yang dibutuhkan.

Gambar Jalan Raya


----------- highway ----------
----------- highway ----------

Pendetailan untuk Standar Pabrikasi


Tata cara stander industri untuk menyatakan dimensi batang tulangan adalar.
dalam dimensi sisi-sisi terluarnya dan panjang batang dihitung sebaga i
jumlah dari semua dimensi-dimensi detailnya. termasuk Kait A dan G (lihat
tabel 1).
Semua tabel pada standar ini yang mengatur jarak bersih. jarak as ke as ,
kait-kait, dan lain-Iainnya, adalah untuk batang tulangan deform yang
memenuhi spesifikasi SNI .... .. tentang ......

Pembengkokan
Batang-batang tulangan tidak boleh dibengkok terlalu tajam agar terhindar
dari timbulnya tegangan yang berlebihan selama proses pembengkokan .
Kontrol atas hal ini dilakukan dengan membatasi jari-jari dalam bengkokan
yang minimc:'l1 untuk setiap ukuran diameter batang tulangan , yang biasanya
dinyatakan sebagai kelipatan dari diameter batang db . Rasio diameter dalarri
bengkokan terhadap diameter batang makin besar jika ukuran diameter
batang lebuh besar.

30
-,
Diameter dalam bengkokan minimum sesuai ACI 318:
Diameter batang Selain pengikat atau Pengikat atau
[mm] sengkang sengkang
10,13,16 6 db 4 db
19,22,25 6 db' 6 db
29,32,36 8 db
43,57 10 db
--
Diameter dalam bengkokan dari jaring kawat baja dilas (polos atau deform)
untuk sengkang dan pengikat, sesuai spesifikasi ACI 318 tidak boleh kurang
dari 4 db untuk jaring kawat baja dilas deform yang lebih besar dari D6 , dan 2
db untuk semua jaring kawat baja dilas lainnya. Bengkokan dengan diameter
dalam kurang dari 8 db jaraknya minimum 4 db diukur dari lokasi perpotongan
dilas yang terdekat.

Kait
ACI 318 mensyara tkan Jiam8ter bengkokan minimum untuk batang tul angan ,
dan juga mendefinisikan "kait standar" :
1) bengkokan 1800 ditambah perpanjangan sedikitnya 4 db tetapi minimum
65 mm pada ujung bebas, atau
2) bengkokan 90
0
ditambah perpanjangan sedikitny a 12 db pad a ujung
.-...
bebas, atau
3) hanya untuk sengkang dan kait-kait pengikat saja :
bengkokan 900 ditambah perpanjangan 6 db untuk tulangan 10, 13, 16
mm, dan perpanjangan 12 db untuk tulangan 19,22, dan 25 mm ; atau
bengkokan 1350 ditambah perpanjangan sedikitnya 6 db pad a ujung
bebas batang tulangan.
l,Jntuk pengikat tertutup yang didefinisikan sebagai sengkang ikat,
bengkokan 1350 ditambah perpanjangan sedikitnya 6 db minimum 75 mm.
Diameter bengkokan minimuM untuk kait harus memenuhi persyaratan-
persyaratan ya ng tela h disebutkan di atas. Kait-kait standar (Iihat Tabel 1)
telah dikembangkan sedemikian rupa untuk memenuhi pe rsyaratan minimum,
tetapi dengan demikian juga disadari adanya kebutuhan untuk menetralkan
"Ientingan balik" yang terjadi akibat pabrikasi. Pada Tabe l 1 panjang ekstra
yang diijinkan untuk kait ditandai dengan A atau G .

31
:- ' 7. 5 Bengkokan Radial
Batang tulangan harus dibengkok radial untuk mengikuti suatu permukaan
beton yang melengkung radial, misalnya kubah, tangki, dan sebagainya.
Prapabrikasi dilakukan untuk bengkokan radial dengan jari-jari yang sama
atau lebih kecil dari yang tercantum pada ta~el, jika di dalam kontrak tidak
ada persyaratan khusus. Bengkokan radial dengan jari-jari yang lebih besar
atau lebih panjang dari yang tercamul n pada tabel dapat dilengkungkan in-
situ tanpa prapabrikasi. Tulangan yang diameter batangnya kecil-kecil mudah
disesuaikan lagi dengan kondisi yang dijumpai rhisalnya lokasi sambungan,
tulangan vertikal, jack rods, lobang jendela, atau jika ada bag ian-bagian yang
ditunda pengecoran betonnya (blocked out areas). Tulangan yang diameter
batangnya besar-besar sulit disesuaikan lagi u:ltuk mencapai posisi yang
diinginkan, sehingga biasanya digunakan pad a struktur-struktur beton yang
masif dimana toleransi pema sangan tulangan lebih besar. Tulangan yang
diprapabrikasi radial sesudah beberapa waktu jari-jari lengkungannya
cenderung membesar. Pad a daerah sam bung an lewatan ujung-ujung batang
yang dibengkok radial cenderung melurus kembali sehingga menyerupai
garis singgung. Karena itu, masalah fJemasangan untuk tulangan yang
dibengkok radial adalah penyesuaian akhir di lapangan aga r cocok dengan
kondisi yang dijumpai dan memenuhi toleransi yang diijinkan . Lihat Gambar 4
dan 5 untuk toleransi radial.
Ada nya ujung lurus tidak merupakan masalah umuk tulangan diameter 10
sampai 36 mm karena biasanya disambung dengan lewatan. Ujung lurus
merupakan masalah untuk tulangan berdiameter 43 dan 57 mm yang
dibengkok radial karl'na tidak buleh disambung dengan lewatan dan biasanya
disambung dengan penyambung mekanis atau dengan las tumpul, apalagi
jika jari-jari lengkungannya kecil. Untuk mengatasi masalah ini, semua
tu langan berdiameter 43 dan 57 mm dengan jari-jari lengkungan 6000 mm
atau kurang ujung-ujungnya harus diperpanjang 450 mm. Tambahan panjang
450 mm yang melurus ini kemudian dipotong di lapangan dengan api (flame
cutting ). Tulangan yang :iibengkok radial dengan jari-jari lebih besar dari
6000 mm tidak perlu diberi tambahan panjang dan ujung-ujungnya biasanya
dipctong dengan gergaji (sal': cut).

33
PRAPABRIKASI RADIAL .,
Diameter Bengkokan radial diprapabrikasi jika jari-
tulangan jari atau panjang batang kurang dari nilai-
[mm] nilai berikut
Jari-jari [mm] Panjang [ mm I

. ..
10 . ,~

1;;00 3000
13 3000 .- 3000
16 4500 3000
19 12000 3000
22 12000 3000
25 18000 9000
29 27000 9000
32 33000 9000
36 33000 18000
43 54000 18000
57 90000 18000

:- . - .6 Tulangan Miring
Untuk menentukan panjang lurus yang diperlukan untuk membuat bengkokan
yang mengandung tulangan miring, panjang bagian yang miring harus
dihitung terlebih dahulu. Sudut miring yang standar adalah 45° . SL'dut miring
bukan 45" dianggap sebagai sudut yang khusus. Panjang setiap bagian yang
miring dihitung sampai ketelitiannya adalah 2 em. Hal ini membuat
perhitungan lebih mudah dan masih dalam batas toleransi yang diijinkan.
Perlu diperhatikan bahwa jika tinggi bag ian yang miring terlalu kecil,
bengkokan 45° menjadi tidak mung kin dan sehingga sudut harus dibuat lebih
landai dan akibatnya bag ian yang miring menjadi lebih panjang.

Tulangan Vertikal Kolom


1) Umum
Pereneana Struktur harus menyebutkan mutu baja yang disyaratkan pada
gambar-gambar atau pada spesifikasi. Pada kolom bertingkat banyak,
tulangan vertikal ko lom untuk beberapa tingkat yang lebih rendah kadang-
kadang direncanakan dengan mutu baja yang lebih tinggi. Karena itu,
pada daftar tulangan vertikal kolom per tingkat bangunan Pembua~ Detail
harus mencantumkan mutu baja yang disyaratkan dan persyaratan
khusus untuk tulangan yang disambung dengan las tumpul Uika ada).
Tabel 4 menunjukkan jumlah batang yang dapat dipasang d: dalam
sengkang spiral sesuai ACI 318 untuk tiga kasus sambungan

34
sambungan tumpul, sambungan lewatan radial 'dengan dowel tulangan
kolom bawah di sam ping tulangan kolom atas. Persyaratan jarak untuk
sam bung an lewatan keliling juga berlaku untuk sambungan tumpul bundel
tulangan dua batang.
Jumlah batang maksimum untuk kedua macam sambungan lewatan pada
Tabel 4 berdasarkan asumsi bahwa semua batang disambung pada
pen am pang melintang yang sama. Untuk sambungan tumpul belum
diperhitungkan perbesaran diameter akibat pemasangan penyambung
mekanis atau teballas.
2) Loncatan Bidang Muka Kolom
Tulangan vertikal kolom bawah harus dibengkok ofset agar masuk ke
dalam kolom atas jika kolom atas lebih kecil dari kolom bawah, kecuali
jika digunaKan dowel-dowel yang terpisah.
Kemiringan bagian yang dibengkok of set tidak boleh lebil-, dari 1 : 6.
Tulangan Kolom yang dibengkok of set harus didetail sebesar satu
diameter batang ditambah toleransi untuk pemasangan. Batang tulangar,
di sudut-sudut kolom biasanya diofset ke ar::lh diagonal kolom . Tulangan
vertikal harus dibengkok of set jika loncatan bidang muka kolom yang
kurang dari 75 mm. Tulangan kolom bawah harus dihentikan pada pelat
lantai dan digunakan dowel-dowel lurus yang terpisah jika ofset sebesar
75 mm atau lebih.
3) Sambungan Lewatan
Pengaturan tipikal untuk batang-batang tulangan pada suatu sambungan
lewatan diperlihatkan pad a Gambar 7. Kecuali didetail khusus pad a
gambar rekayasa, semua tulangan vertikal kolom bujur sangkar atau segi
empat yang disambung dengan lewatan harus dibengkok of set ke dalarn
kolorn atas kecuali jika digunakan dowel-dowel yang terpisah sesuai butir
2). Urnurnnya batang-batang tulangan di sudut-sudut kolom dibengkok
ofset diagonal sedangkan tulangan-tulangan lainnya dibengkok ofset
tipikal. Tulangan vertikal kolom bundar dirnana ukuran kolom bawah dan
kolorn atas sarna, harus dibengkok of set hanya jika jurnlah maksimurn
tulangan yang disambung dengan iewatan diinginkan di kolorn atas. Lihat
tabel4.

35
:: I .'d uowel
Pembuat Detail harus menyiapkan dowel-dowel sesuai spesifikasi dalam
Dokumen Kontrak untuk :
1) kaki kolo. n ke kolom
2) kaki dinding ke dinding
3) perpotongan dinding
4) tangga ke dinding
5) join konstruksi pada kaki pondasi, dinding, dan pelat
6) kolom pada level-level lantai dim ana tulangan vertikal kolom tidak dapat
diperpanjang dan dibengkok ofset
7) tempat-tempat dim ana tulangan tidak mung kin diteruskan secara kontinu.
Dowel-dowel sebaiknya didetail dan dipesan bersama-sama dengan elemen
yang betonnya akan dicor lebih dahulu.
- 0 Daftar Satang Tulangan
Dari gam bar pelaksanaan dibuat daftar batang yang digunakan untuk
pemotongan, pembengkokan, pelabelan, pegiriman, dan pembuatan faktur.
Pada daftar batang tulangan dikelompokkan terpisah-pisah berdasarkan :
batang yanll lurus, batang yang dibengkok (termasuk sengkan; dan
pengikat), dan spiral. Mutu baja untuk semua batang harus jelas.
Satang-batang lurus biasanya dikelompokkan mulai dari diameter terbesar
sampai yang terkecil. Per kelompok diameter dimulai dari yang paling
panjang sampai yang terpendek.
Satang yang dibengkok termasuk sengkang dar. pengikat biasanya didaftar
dengan sistem yang serupa.
Spiral dapat dibagi dan diurutkan dalam kelompok-kelompok berdasarkan
ukuran batang, diameter spiral, jarak putaran spiral, dan panjangnya. Sebagai
contoh, lihat Gambar 21.

Tata Cara Pabrikasi


Pabrikasi
Tulangan yang telah dipabrikasi adalah semua baja tulangan deform atau
polos untuk oenulangan beton, sesuai spesifikasi ASTM A 615, A 616, A 617,
atau A 706, yang dipotong sesuai panjang yang ditentukan atau dipotong dan
dibengkok sesuai panjang dan konfigurasi yang ditentukan. Jaring kawat oaja
dilas yang deform sesuai ASTM A 185 atau yang polos sesuai ASTM A 497,
dan spiral dari kawat baja yang dibentuk dalam keadaan dingin sesuai ASTM
A 82 atau A 496, menurut definisi ini juga termasuk sebagai t;,;:a"g8" beton .

37
Pen ingkatan harga satuan tulangan untuk pelayanan dan pabrikasi misalnya
untuk:
a. pendetailan dan/atau urutan
b. jaminan kualitas/persyaratan mutu
c. transportasi
d. pelapisan dengan seng (digalvanis) atau epoxy
e. pegecatan, pencelupan, atau pelapisan
f. spiral dan sengkang ikat menerus
g. pengketatan toleransi
h. ujung dipotong rata
i. ujung dipotong miring
j. pembubutan untuk membuat uliran
k. pembundelan dan pelabelan khusus
I. tulangan dengan panjang lebih dari biasa
m. pengelasan
Tol eransi
- oleransi standar untuk industri pabrikasi yang berlaku umum boleh
: Igun akan, kecuali jika dalam spesifikasi kontrak atau pada gambar rekayas2
c tentukan lain. Gam bar 4 dan 5 mendefinisikan toleransi pabrikasi untuk
-,acam-macam bengkokan standar sesuai Gambar 6. Tolerans i yang lebih
-etat dapat menyebabkan peningkatan harga tulangan. Lihat ACI 117 untuk
,formasi lebih lanjut mengenai toleransi.

;>enumpu Tulangan
umum
:>Okumen Kontrak biasanya membatasi kebutuhan dan persyaratan untuk
:enumpu tulangan. Persyaratan berikut ini berlaku untuk penumpu tulangan,
:an dapat berlaku pula untuk penumpu kawat atau jaring kawat baja dilas.
:>ersyaratan Umum
_ {a Dokumen Kontrak hanya menspesifikasikan bahwa tulangan "harus
- :>asang secara akurat dan ditump" dengiln baik sebelum adukan beton
: cor, serta harus diamankan supaya pergeseran yang terjadi masih dalam
:: eransi yang diijinkan", maka Kontraktor bebas untuk menentukan tipe
:e'lumpu tulangan yang akan digunakan pada setiap bagian struktur.
=:-syaratan Khusus
_ ~a Dokumen Kontrak menspesifikasikan tipe atau material penumpu
. _ anga n yang berbeda-bed? untuk berbagai bagian struktur, Pembuat Detail

39
i1

harus menunjukkan dengan jelas tipe dan material penumpu tUlangan yang
harus digunakan untuk setiap bagian strLJktur, termasuk ukuran, tipe,
pengaturannya, dan jumlah yang dibutuhkan.

,i 5.3.2 Tipe-tipe Penumpu Tulangan


5.3.2.1 Penumpu Kawat
Jika penumpu kawat digunakan untuk tulangan yang berat dan berlapis-Iapis,
jarak antar penumpu kawat harus diperdekat untuk mencegah penetrasi kaki-
kaki penumpu kawat ke dalam acuan, khususnya jika permukaan beton tidak
diberi lapisan pelindung atau terancam langsung 'oleh korosi.
5.3.2.2 Penumpu Tulangan Beton Pracetak
Jika permukaan beton akan dikasarkan dengan disemprot pasir bertekanan
tinggi (sandblasting), atau dengan pahat (bushhammering) , atau dengan
bahan kimia pelarut mortar di permukaan beton, penumpu tulangan dari
beton pracetak dapat kelihatan dan merusak pola permukaan beton.
., .,
"v.v.v Penjaga Jarak ke Acuan
Semua baja tulangan harus dipasang kOKOh di tempat yang direncanakan
sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran beton dengan memakai blok
beton, penumpu tulangan dari logam atau plastik, batang penjaga jarak,
kawat, atau perlengkapan lain yang cocok untuk menjamill agar tidak terjadi
pergeseran selama pelaksanaan konstruksi dan untuk menjaga agar baja
tulangan tetap berada pada jarak yang tepat dari bidang acuan. Pemilihan
tipe penjaga jarak secara tradisional merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Pendetailan penjaga jarak ke tepi acuan bukan merupakan persyaratan
standar yang harus dipenuhi kecuali jika secara khusus diatur di dalam
Dokup.:cn Kontrak. Gambar pelaksanaan penulangan hanya perlu
menunjukkan tebal selimut beton, dan Pabrikator bertanggung jawab untuk
memasok penjaga jarak yang dibutuhkan.
5.3.4 Pemasangan Penumpu Tulangan
5.3.4.1 Umum
Tulangan harus ditumpu agar tidak bergeser dari tempat yang direncanakan
sebelum dan selama · pelo:ksanaan pernbetonan. Karen", itu, penumpu
tulangan harus dipasang dengan jarak antara yang cukup dekat agar kuat
untuk mendukung tulangan yang ditumpunya. Pada konstruksi joist penumpu
tulangan didetail untuk tulangan penahan pengaruh suhu pada bidang atas
pelat hanya;;ka se::ara khusus disyaratkan pad a Dokumen Kontr'lk.

40
menyortir dan mendaftar batang tulangan sesuai mutu baja , tipe bengkokan,
ukuran dan panjang batang sesuai urutan pad a daftar batang, dan mencetak
kartu label serta semua dokumen pengiriman muatan.
Pemasangan Tulangan Berdasarkan Ukuran/Jarak
Pelat dan dinding beton dapat direncanakan per meter panjang dan tu'angan
yang diperlukan biasanya dinyatakan dalam kombinasi ukuran dan jaraK
pemasangan dengan ketelitian 10 mm. Jadi 013-200 be: al ti tulangan
berdiameter 13 mm yang dipasang setiap jarak 200 mm. Jika gambar
rekayasa se cara khusus mementukan posisi tulangan pertama pad a setiap
panel, atau suatu pa njang tertentu, atau jumlah batang tulangan, Pembuat
Detail Penul angan hanya tingg al mengikuti ketentuan tersebut. Lihat Gambar
23.

42
KAIT STAN DAR
(JIKA PERLU DAPAT DIMIRINGKAN AGAR
TERPENUHI JARAK BERSIH 20 MMI
UKURAN DAN JARAK
lIHAT TABEL

A --,
Y sUMBU slMETRI

TULANGAN PENAHAN
JARAK BERslH 20 MM PENGARUH sUHU

SELIMUT BETON --~


40 MM TULANGAN BAWAH x = JARAK ANTAR TULANGAN
ggC>lTERU';K~,N KE DAERAH TUr~PlJAN TEBAL PELAT
BERslH
POTONGAN A-A

BENTANG TUNGGAL, TUMPUAN SEDERHANA


KAIT sTANDAR
(JIKA PERLU DAPAT DIMIRINGKAN AGAR
TERPENUHI JARAK BERSIH 20 MMI
UKURAN DAN JARAK TEBAL PELAT
lIHA T TABEL YANG LE81H lIES...,.
J'?l~C±'..!.{'-l O..J L ATAUO.J TULANGAN PENAHAN
,. JARAK BERsIH~==~
PENGARUH sUHU
20MM '

xli MUT BETON -~~;J~IU* x X X


!OMM
X = JARAK lIHA T T ABEL
}ITIERlJsKAN KE DAERAH
50 MM L.
-------------------~ I~~---
L = BENTANG BERslH POTONGAN B-B
BENTANG TEPI, TUMPUAN SEDERHANA

sUMBU slMETRI
- ' JARAK BERSIH 20 MM
YANG lUIH aeSAR _ _ 'r'ANG UBIH MSAR _
r-- 0.3 L "TAU 0..3 L O.3l "TAU Ool L C11
r ' TULANGAN PENA HAN
• • ' PENGARUH Sl'HU

I d!
I ." .. \ •
O.l25L
I
JARAK BERSIH
IX I X I X I
20MM •
l! 1- , 150 MM

L = BENTANG BERSIH
C4'
-
X c JARAK lIHA T T ABEL

TEBAL PELAT

BENTANG DALAM, MENERUS POTONGAN C-C


• MINIMUI.', 150 MM, KECUALI DITENTl!~AN LAIN OLEH PERENCANA STRUKTUR

GAMBAR 1
,DETAIL TIPIKAL UNTUK PELAT PADAT SATU ARAH
1 I" 1 1 I" 1_ 1 I· I 1 I· I

iW' Wf' 'IW UJ

I· I rl
-
I·ItJ fQ {~
1
I

I 4
I i I I I
® ® @ @

Ci . O~
SPIRAL

SIMBOL-SIMBOL TOLERANSI :
1. Ukuran tulengen 10 mm, 13 mm, 16 mm :
toleransi berlaku untuk bideng deter. = lebih etau kureng 13 mm jiks panjeng total < 360 em
tipe $1 sampai 56, S11, Tl sempai T3, = lebih etau kurang 25 mm jike penjang total ~ 360 em
"'6 sempei T9 henye untuk ukuren tulengen Ukuren tul8ngen 19 mm sempai 36 mm :
-., sempei 25 mm. = lebih 8tau kurang 25 mm
ui sudut . maksimum lebih eteu kurang 2:.s 2. lebih at8u kurang 25 mrn
;ebih ateu kureng 12 m;r. P;'!, 30 em, tete pi 3. L.. !:>ih O. ku.arlg 13 mm
cureng d'!ri 13 mm, pede semue bengkokan : 4. lebih eteu kurang 13 rnm
oit 90 5. Lebih 8tau kureng 13 mm untuk diameter :s 75 em
lebih 8teu kurang 25 mm untuk diemat~r > 75 em
6. lebih 8teu kurang 1 Y..: % den ukuran 0 ~ lebih atau kurang 50 mm
minimum. Jika toleransi positip pede tipe 9 menghesilken panjang
busur sarna atau lebih beser deri panjang lengkungan etE.U panjang
tulangan. batang tulangan boleh dlkirim dalam kondisi lur ;s.

GAMBAR 4 (LANJUT AN)


TOLERANSI STANDAR UNTUK PABRIKASI TULANGAN
UKURAN 10 MM SAMPAI 36 MM
*

lH
DEVIA SI SUDU T
• TlPIKAL UNTUK

C-1- "') -19 to- I 7 I


® 1,------,\/ 7'--_ -11
SEMUA BENGK OKA
DAN KAIT 90
f-I---.:.'_...!.7_ _-!1 f - I_ _ YAN G OILUKISK AN :

CD El )
®7Ik4'
1 --::7---1
PAOA HALAMAN IN:

7 fJ!
1 7 1
I
. _ _ _!...7_ _ _ 1
\.

~I ®~ , \j} L~
--±.
~7
7

o E::,,_
I
~/I 7

@7D L.------,\J:7
I ~ I I 7 1 I 7 I

® ~\:::=t==7~\t
liT 9"')

117 \!l I• 7
'I

o. ]I Irr----.'V { , 300 MM PADA


T
'-7 ' - - - - ' ; r- UJUNG TULANGAN

UNTUK SAM BUNG AN TUMPUL DENGAN

~I
------ff-r
TULANGAN 43 MM DAN 57 MM :
I .UO)
110·
, )\ • UNTUK SAMBUNGAN TEKAN
4 UNTUK SAMBUNGAN TARIK

Ca talan : SIMBOL-SIMBOL TOLEAANSI :


4 3 mm 57 m m
Semua toleransi berlaku ur..uk bidang datar . 7. Lebih e!aL! klJrsng 6::iMM 90 MM
::.eviasi sudut - maksimum lebih a18U kurang 21h B. lebih 8t8U kurang 50mm 50 mm
.:8U lebih alau kurang 13 mrn per 30 em, pade 9. Lebih IItau kurang 40 rnm 50 mm
se mull bengkokan dan kait 90
..
10. Lebih 8t8U kurang
Jika toleransi positip pade tipe 9 menghasilkan 2% k8Jj dimensi 0 ± 65 mm- ± 90 mm-
panjang busur sarna at8u lebih beser dari panjang minimum minimum
lengkungan alau panjang tulangan. batong tul8ng8n
boleh dikirim deism kondisi lurus.

GAMBAR5
TOLERANSI ST:\NDAR UNTUK PABRIKASI TULANGAN
UKURAN 43 MM DAN 57 MM
.:, @ct :>

~ .
.J
T @ "')0
@
~:YiH
CCJ
L .
PENAI1AN
,
oamblr
@'
PENAHAN }1'
~ Q AI
\V ,f\:.
. )•
~'--L-...'/T.
lsometri t:. . . ! Y
/'f
oambar
Isom.td· ,

~' " pJ ~'.L'


r' T'1
• L'
(' 'Tf" ,,1., .

"Lt....!" ·U· U
~', .1 @ .u 1\:.1,·
~1
"LLj"
. @@(0 9
• ~
·1 ® LJ
ct '
10·U tj·
®e:]sjJ Ij8\
V • 'I
@ @ @)

0£~)t
~ @ tv : .(j C} C} Q
r.;;;:, I· ® @ 0.

V .L
~

f22\~.
~
• ., I
.
~
·1 ~

~
t M. •
. '

@ I~ .. Y1:7i.I ·tJ'

, · tSJ'
" '~ .
.~
A II (y "

..
. .r;:;:..
~
r:;::;..
~ @ e
Semua dimensi menyatakan ukuran luar pembengkokan
tulangan kecua!i A dan G pada kalt 180" den 135"
Olmensi J pada kalt 180" diperllhatkan hanya jlka
perJu untuk pembatasan ukuran keit; jlke tidak maka
harus digunakan kelt stander.
Jika J tidak ditulis. J harus diambil BATANG TULANGAN YANG SAMA. KECUAU DIBER1 KETEAANGAN KHUSU S
sarna atau lebih kedl dad H pad a tlpe ~ DIAMETER 0 UNTUK SEMUA BENGKOKAN DAN KAIT ADALAH SAM A 3ESAf.
3, 5, dan 22. J harus ditulis ilka dl-
plukiskan lebih besar dad H.
Oimensl H pttda sengkang harus ditentukan jika perlu
tempst yang cukup di dalam beton.
Jika tulangan harus dibengkok dengan lebih skurat deri H
tolera'nsi stender pembengkoka:1, 'dlmensi yang memerlukan
IIkurasi pabrikasi lebih cermat hilfUS diberi cat(;tan JIKA KEMIRINGAN TIDAK 45"
SEMUA UKURAN -H" DAN -K-
besarnya batas tolerensi yang diijinkan.
lipe pembengkoken diberi nomor delam Ilngkaran. HARUS DICANTUMKAN
K o
Untuk diameter bengkokan minimum, fihat butir 3.7.1, pade
Stander ini; u!"!.!uk dimensi keit yf!lIng direkomendaslkan lihat GAM8AR YANG DIPERBESAR UNTUK
Tabel 1. MEMPERJELAS DETAIL PEMBENGK DKAN
lipe S 1-56, S 11, Tl-T3, T6·T9 hanya berlaku untuk tulangan BA TANG TULANG.A.N
berdiameter 10 mm sampai 25 mm,

GAMBA-.R 6
BENTUK·BENTl!K PEMBENGKOKAN TULANGAN YANG TIPlKAL
I
I
O(A.M~rER

~
TULANGAN

~
OIAMETEA
IX J .. AAK MIN.
R'l. . . .
~TUL.ATAS
TUL BAWAH
~
~' .,.
IY. TULANGAN
JARAK MIN .
.. OMM

I
40 MM
~ TUL. BAWAH
I ",}( TUl.,AlAS
-\::: TUL. BAWAH
POTONGA'" J.:-A' TUl. AlAS POTONGAN S'·B'
POTONGAN S'-B' YANG DI$YAAATICAN
DtlJINKAN UNTUIC
JUMLAH TUl. MAKS.
r6' ~,
SA!.tB. lEWATAN
JIKA OFFSET
1 lEWATANSEsu ...IT ... e:L9.11
ATAU 13 DENGAN FAKTOR
< 75 MM
SAMS. LEWATAN MOOlflKASI UNTUK SPIR: L
SAt.tB. lEWATAN JIKA OFfSET
$ESUAI T ABEL < 7S MM
9.11 ATAU ~.~ .... :
KEMlmNGAN ..... 'ill':;:;
MAKS, 1 ,6 f - 1f;;'=:~~!I===l=:~~ M"K5. 75 101M KEMIRINGAN
8ELOKAN DAWAH \ MAKS. 1:6

UKURAN PfNGIKAT
;}jl==~ .I====~: MA"S. 150 MM
SESUAI GAMBAR
PEAENCANAAN

, r -.
• •
f

POTONGAN A·A POTONGAN B·B


OET AIL TlPU<Al DETAil TlPLKAl
KOlOM DALAM KOlOM SPLRAl

r~
z
<
c>
z
"=
t•
~
<
~ I-- I
..r~:. "1-' ":.';:,,~ '. ~,';.,~~
TULANGAN BAWAH
~
PELA T lANT AI
; t' D °o
o
0
0
, 1--:~.!"", '..& " .... ~- •• :., .':,:'!•. t 6 6
Va "s· WAX. :'.- POTONQ ... N a·a
·s-.....x._ ; ;,.:
, :.}
MUS, 150 MM
" ,
:..... ~ UKURAN
PENGIKAT
x~
<w
! .;::;~
SESUAI
< ~ ~i2
~
GAMBAR z
v • : ':, . RENeANA
<~
=0
<
c>

I "
Z
w
~ ~
," ZV
<0
c>V
zc>
Z
"=
~
t f-
1,
<z < f- POTONGAN ... ·A
5~
~

~o ~';. ~?: ,.:';=::" ,,".i::~C~


L
Ff
t :-f SAMBUNQAN lEWATAN MOM EN
PfNUH T ... NPA OFFSET

I'
I,
DETAIL l~PIK~l
KOlOM rEPJ DENGAN
BALOI( TEPI PElAl
B 6

, DETAIL SAMBUHGAN
KAPASITAS MOMEN PENUH

down- orrset bars' are e(rective in maintaining the rull moment capacity standings, whenever its use is ,deemed necesS1I')'

GAMBAR7
DETAIL SAMBUNGAN KOLOM

- -,
JIKA ICURANG D,'\RI 150 MfA

• BATANG DCATAT.. ' ~ LEBIH OARI 150 ....


lTIPIKAll.

6 BATANG

0
JARA" < 1 SO MM
[Wlc CATATAN ,
JARA" > 1 SO MM
ITIPI"AU

BBATANG
o_<'50"'''' >150:1fj" CAWAN'-[J] (lIPIICAl)

JARAK < , SO MM JARA" > 150 MM

[a~
10 BATANG

"f3
g
"'''5. 150 ... M

12 BATANG

16 BTG . SERUPA IBUNOEl 2 BTG. 01 SETIAP SUOUTI


[Sf
~
CAT AT AN.
CI n .:. ,!C ALI
[OJ
16 BA TANG SERUPA OENGAN
20 BTG. SERUPA IBUNDE!. 3 BTG. O' SETIAP SUOUT) UUNOEt .. 8A TANG 0/ SElIAP
24 BTG. SERUPA IBUNOH .. BTG. O. SET lAP SUDUn SUOUT KOLOM

~
MAKS. 150 ... M

l4 6AT"NG
.~ ITIPIKALI CATATAN 2

18 BTG. SERUPA IBUNOEL 2 BTG. 01 SETIAP SUOUT)


22 BTG. SERUPA IBUNOEl 3 BTG. 01 SETIAP SUOUTI
26 BTG. SERUPA IBUNDELo4 BTG. 01 SETIAP SUOUT)
18
lB BATANG SERUPA OENGAN
HUNCH. BATANG 0/ SETIAP
SUCUT "OLOM

~ ... ,,5. 150 MM

16 BATANG
~ "'AKS. '50 MM

20 BTG. SERUPA (BUNDEL 2 BTG. 01 SETIAP suoun


B~
20 BATANG SERUPA OENGAN
24 BTG. SERUPA (BUNDa 3 BTG. 01 SETIAP SUOUTJ BUNOELo4 SATANG 01 SETIAP
28 BTG. SERUPA (BUNOEl • BTG. 01 SElIAP suoun SUOUT KQLOM

Catatan :
1. Selang-seling posisi kait untuk pengikat yang berturutan.
2. Panjan() lewata" m:nimum 30 mm.
3. B menunjukkan bundel tulangan (;naks. 4 batang per bunde/) .
4. Tanpa pengikat pad a batang tengah (grup 3 + 3 batang) asal
jarak bersih maksimum 150 mm.

GAMBAR9
PENGIKAT KOLOM UNIVERSAL UNTUK KOLOM-KOLOM STAN DAR

52
KOLOM DENGAN TULANGAN VERTIKAL DUA SISI

VARIABEL
_&150
t'1
MM MAKS. tTlrtKALI
CATATAN 4

UHAT CATATAN 1

I
LEWATAN
LIHAT CATATAN 2 w_ MINIMAL
300MM

10 ATAlI 14 SATANG 12BATANG


8 ATAU 12 SATANG
JARAK > 150 MM

111'd9,• • ~.""'"

'1
[[)]
14 ATAU 18 SATANG 16 ATAU 20 SATANG
UHAT
CATATAN 1
/"

• • .l,..
'8 ATAU 22 SATANG

l.
24 SATANG
.."''''.''''''.
26 SATANG

2 BUAH LEWATAf-I MIN. 300 MM


KOLOM BENTUK KHUSUS
C~KS . '50MM ~
i ".j iii _. a
LEWATAN

2 BUAH
MINIMUM
300 MM --j-~
I '- TULANGAN OALAM-
OIlKAT PEA GAUP
~ 3BATANG
C KOLOM TIPIS (SEPERTI DINDINGI
KOLOM SUDUT (BENTUK U

Catatan :
1. Selang-seling posisi kait untuk pengikat yang berturutan.
2. Panjang lewatan minimum 300 mm.
3. B menunjukkan bundel tulangan (maks. 4 batang per bundel).
4. Tanpa pengikat pada batang tengah (grup 3+3 batang) asal jarak bcrsih maks. 150 mm.

GAMBAR 10
PENGIKAT KOLOM UNIVERSAL
UNTUK KOLOM DENGAN TULANGAN VERTIKAL DUA SIS!
dMcl:9~9~Ji-N!2.PjJ~.1W..2Z!](".liliJJSlJ.-S
DAN KOLOM DENGA~£f~~if~.?d'"~

--
Ki .. =1 \EjAN
TlPE BENGKDKAN 17

n
." . . I
..
: ..
BEBAN
rULANGAN DIAGONAL
HAAUS DI$YARATKAN
OLEH PERENCANA

..
BEBAN DARI LUAA SAJA BE8AN OARI OAlAM DAN DARI LUAR

DElAIL SUDUT (TIPIKALI

.'

~ TULANGAN DIAGONAL TULANGAN DIAGONAL


HAAU$ 01SYARATKAN HAAUS OI$YARATKAN
OlEH PEAENCANA o OLEH PEAENCANA

DETAIL PERPOTONGAN DINDING (TIPIKALI

CATATAN:
DIMEN$I HARUS DITUU$KAN ATAU OITETAPKAN OLEH PERENCANA .
•• JIKA BUKAN KAIT STANDAR 90 · OIMENSI HARU$ OIIUUS.

GAMBA£{ II
DETAIL DINDING YANG TIPIKAL (POTONGAN HORISONTAL)

CA
KAIT STANOAR KAIT STANDAR
(TIPIKAl) (TIPIKAl)
TULANGAN
,I

<u e. 'e
MEMANJANQ TULANGAN
"O.014d" fir.
DIPASANG
MEMANJANG ~ t--~..~_.r:t ' c
Pt?f... KAIT DIPA$ANG -
DAN TIAP PADA KA1T TF.NGAH·TENGAH
BENGKOKAN DAN TIAP t. • TlNGGI 8AlOK, h/2
BENGKOKAN
$engkang: Sengkang :
Sjrrup: 1. Diameter 16 mm
Qiameter 19. 22 dan 25 mm dengan.IY :s 280 MPa
(S4ct··2. Diameter 19,22 dan 25 mm denganh S 280 MPa

PERSYARATAN PENJANGKA RAN UNTUK SENGKANG lJ TUNGGAL

~
OUA SVARAT
$AMA SEPERTI
SENGKANG U
TUNGGAl
h
2
;tJtRfI
.

. .

- ..

~:::".:;"
SENG .... ANG U
TUNG GAL

PEMASANGAN YANG DISARANKAN PEMASANGAN LEBIH SULIT

OUA $VARAT

~;F1rl-=jT
SAM A SEPERTI
SENG KANG U
lUNG GA l.

PALING SULIT DIPASANG

GAMBAR 12
PERSYARATAN PENJANGKARAN SENGKANG TERBUKA

55
r-------~~---f~~~--------~--n=-l r-------l
,0,
I
I
I •
L ______ ...l
I
I
I
PENGEKANGAN

PENGEKANGAN SATU 51St


_ '0'
I
I
I •
' - - - - - - _____ J

PENGEKANGAN DUll. 51St


I
I
I
PENGEKANGAN,
'0'
I
I
.... ________ JI
·

TANPA. PENGEKANGAN
I
I

(SALOK TEPI PADA PELATI (SALOK·SALOK DALAMI {SALOK T ANPA PELA TJ

RECOMMENDED EFFECTIVE S'NGLE 1WO-P'ECE


CLOSED STIRRUPS-TORS'ON AND SHEAR
- KELAS B
PENGEKANGAN
End anchorage ·of both vertical legs and top c'osure per
Section 12.13.2 of ACI318 for bar size versus dimensions
of beam. Longitudinal bars required for each corner.

PENGGANT[ UNTUK BALOK OAlAM

. {~~~~-r----;':--LJ------l------·~l-~J
YANG llNGGI

{~r~-l-----J-1!
l()()%T. I I I 1
0- I I 0- I
V./6 I I I :
I • I I • •
I • I I I
~-------- --------~ L __________ ~

PUNTIA 100% DITAHAN SENGKANG LUAA


PUNTIR 100% OIT AHAN SENGKANG lUAA
DAN BATANG HORISQNTAL ATAS.
DAN BATANG HOAISONTAL ATAS.
OESER OIBAG. PAOA 6 KAKI VEATIKAl
GESEA OIBAG. PADA 4 KAKI VEATli(AL

GAMBAR 13
SENGKANG TERTUTUP (KOMBINASI) YANG DIREKOMENDASIKAN
- JAKAK. MAKS. } -
d/4 UNTUK OIMENSI Bs

~.
A A rENGIK .T 01
TETAPl MAKS. 100 MM
SAMBU GAN
• 'If LEWAT N
"'SUNG AN
SAM
LEWVATAN r
KEL.AS "8" ARAK ANTAR SENGKANG IKAT PAOA JOIN BOlEH "2 Sh'
EPANJANG TINGGI BAlQK YANG TERKECIL, JIKA LEBAR

t /c ALOK·BALOK 2:: 3/4 KALI LEBAR KOLOM TEROAPAT PADA


KEEMPAT SISI SUATU KOLOM.
UNTUK SEMUA KQNOISI LAIN, GUNAKAN JARAK SENGKANG
KAT SEBESAR "Sh- AS KE AS.

.. . ~
3 0 6d 75 MM MINIMUM
b'
.. , ..
t ..,....- .... - ":.
:~'
~.:..\, ~.~'.:"- ".: " :"
. -«
~ "' ~'
, ', '.~'~""
. ., . ~
~.~.. : t-:: ." :.
5if'Kj KANG tKAT ' '. ':4': ,.,., ", ""V'l db lO.c4db UNTUK TULANGAN 10, 13. DAN 16 MM
. . . . . 0' .' , .'. I!
anA JOIN ". "~'." ~
1- ...._. -.,..-. '-t:=":
~
·f· :. .of . . .. UJUNG KA!T PADA SENGKANG !KAT KOLOM

T '+
SENGKA IG IKAT
t ./ ~
.1 SENGKANG IKAT KOLOM
SENGKANG IKAT KOLOf..1 HAAUS Q1PASANG PADA SEMUA JOIN
PAOA K
COM JO 1S:. DAN PAQA KOLOM 5EPANJANG JARAK I Dt ATAS DAN 01 BAWAH
JOIN. LlHAT ElEVASt VERTIKAL. ()
PENGIKAT YANG D1BUTUHKAN UNTUK MENAHAN GESER HARUS
BEAUPA SENGKANG IKAT, OENGAN JARAK MAKSIMUM di 2

JIKA SAMBUNGAN QENGAN LAS AT AU PENYAMBUNG


MEKANIS. LOKASINYA PAOA TULANGAN BOLEH
TlNGGr
DIMANA SAJA ASALKAN BEASEUNG DAN DENGAN
BEA$IH
JAAAK VEATIKAl M! r AAA SAMBUNGAN TIDAK
Y.OlOM
KUAANG OARI 60 eM
NGIKAT
)LOM
6d bl 75. MM MINIMUM

~ b 6db
Sf 90'
t
SENGKA
;IKAT 1
,
WS:.
11'
PENGIKAT SILANG TAMBAHAN
IUJUNG KAIT 90' DAN 135' DIPASANG
BERSEUNG PADA PENGIKAT SILANG

~.~t4'·· . '( ';0"


PADA KO
YANG BERTURUTAN)

•. ' . • • . • •~" 5h - JARAK ANTAR SENGKANG IKAT DAN PENGIKAT SILANG


I ~ •. ; . ,.-'"
~ ': .. " .,' .'
- '_"

". ':4
. ,1 .. : ••• • :'.~
....:.!...
r--;; MAKSIMUM Bs/4 AT AU 100 MM
So - JARAK ANTAR PENGIKAT KOLOM, MAKSIMUM 8 db
......
r . ' · ·:."A "' •' •
:•',•'r. ." '.:-."
-04 ;>
TULANGAN MEMANJANG KOLOM, 24 db PENGIKAT .
-:':... ".' •• ' .. , .... r. :.6 .:
:;".
,....
.':t~;
: "
Ii· ..•.:. ,. ,t-
" . -' '. .
. ~ ~......
~.: 'J.
': .~.
~'.
.
'" St
Bsf2 ATAU 300 MM
eo 2 So

, 1
l~ _ ···~: ..Q .... ,,: :~ .~: 8s .. DIMENS! PENAMPANG KOLOM YANG LEBIH KECll
: - DIMENSI KOLOM YANG P..\lING SESAR, TET API TlOA K
I o KUAANG DARt 1/6 TINGGI BERSIH, ATAU 450 MM

GAMBAR 16
DETAIL TIPlKAL KOLOM YANG T AHAN GEMPA

,~
,;<.,(""6d b • 75 MM. MINIMUM

~)'

6d b • MINIMUM 75 MM PERPANJANGAN
II I 6 db
6db PERPANJANGAN

/ II II 1 I" ='" PENGIKAT SILANG YANG BERTURUTAN


HARUS DIPASANG DENGAN KAIT 90·
BF.RSELING DENGAN KAIT 135·

x x x

X TlDAK BOlEH lESIH DARI 350 MM

6d b, 75 MM
MINIMUM

GAM BAR 17
CONTOH TULANGAN TRANSVERSAL PADA KOLOM

<:n
::;
::;
'"
15 MM, 25 MM ATAU 50 MM
- 15 MM

f---

JADUAL

N
DAN

\ DENAH

, DETAIL

PEMBENGKOKAN

I I
t:j
DAN DETAIL
---- -- --
-~------------
---
----
--- ---
- - -------
------ -----
----
~~~ CATATAN:~
--- -- JUDUL
----- ----
------------
I -----
----- ------
---

::;
j--
::;
"' GAMBAR 20
SUSUNAN GAMBAR PELAKSANAAN YANG DIREKOMENDASIKAN

63
P.T. - BANDUNG
NO. PEK.
NO. GBR.
LEMBAR
TANGGAL:
OLEH

A B C D 1 E.I F 1 G 1 H 1 K o R

SEMUA DIMENSI MENUNJUKKAN UKURAN PALING LUAR UNTUK BENGKOKAN STANDAH


MUTU BAJA BJTD40 lIHAT SNI .... .

GAMI:AR21
DAFTAR TULANGAN VNTUK GEDUNG (TIPlKAL)

P.T. -BANDUNG
NO. PEK. :
PEMESAN : NO. GBA. :
PROYEK : LEMBAA :
LOKASI : TANG GAL :
UNTUK : OLEH :

I
No.
'te..
I
Pcs. Size uagth Mark Type A B C D E F G I! J K 0 R

PONOASI JEMBATAN

2 LURUS.
3
4 !

5
6
7
8
9 OIBENGKOK BERAT
10 I
- e-
II
12 I
13
14 I
15
16
17 PELAT LANTAI JEMBATAN .
18 LURUS .
19 I I
20
21 Ol8ENGKOK BERAT
22 3
23 1
24
' 25 20
26
27
28
OINDING PENAHAN
29 . LUAUS
30 I I I
31 I I I
32 DIBENGKOK RINGAN
oj T2
34 T2
35 T2

SEMUA DIMENSI MENUNJUKKAN UKUAAN PALING LUAA UNTUK BENGKOKAN STANDAA


MUTU BAJA BJTD40 LlHAT SNI ....
--

GAMBAR22
DAFTAt'. TULANGAN UNTUK JEMBA T AN JALAN RAY A (TIPlKAL)

65
CD
NAIH~ f · ... ··ig····= CD '---4
W'P,"TVM . . "
... ~
[-- •
===nr
'l liJ
g.1r=t=. ·====::il

COHT,,,,,,"S FlU ,..",.". IJldIJ n.u. ..,'" COf(tN)OUS ru.L ~s


. ""-"'"'
=t
"'". " cu.... ""'"

Cf' lilT"· ~ .... ;... tlJrI· . . .. 1 ® [OOE Mill: I


, 1 ~.~~=t=nH=:::::;:::;::::=::;:::J
J' y" ..
I ~
~ .""" COlI'''''''''' m.l ..."'." ~nu. """" ...l ",'" COHTM.QJS
f1JU. VACIHQ S •
nA.l " " "
-=='
Q)
~.~ . . --'--'-'ld o' ; . ;-. ~. ,~j~l·~·~-" i Q) I] .. ., F . . .

10111'1 t' Cl.(M


U1, j,,,," '''''''
-jI-
'''''Omus nA.l "",....
WIIi. Z· Q..I:M
11-
U. . l "'" ""',....au. r ....l """.... LJJn.u. " '"
@ toe[ .... '" @) [00( .... 111 ~.
,. I
~ inA.l~[
SP1IAYE.O - OH f,II;[I'1IOOFIPfO V"'Ano-Ott 'tA£PftO()f"M
en
OJ lL FlA..L SPlICE C'OHTH..JOUS n..u.. ~.t(:I'fOS rl t,.nu."""
... rl-nA...LVACE c1:HrHJovs n..u.. II"\lONI1S I ,

®
·"l
,0G( . . , ::...

• nA..L SPIIoC(
.J f· ........ V "
COHTNJOVS FU..L """HOS
m-.., , , ,. ,
.... ,
_ll
1I ® "".""'' 'fi
[OOE 14.,11

~I
• •• 1 f·
i~~=t'n"'~l~'~""'~.L-_____2~~~~~~nA.~l~"""~~SL-________
. . •
F""""""''''"J
®
/,WI.

[00' . "
z· CLEAlt4t-

-lit;:::·::;:::;::::;::::.:;: :.;: :;.·:::j·1


~j,Ull SP'"
f•
COHT....." ' ...l ,..e."
I . . . . .. . . 1
·1
"". " lUAJ!=.-
® '.0"" lCJ'l<.l
I ,pO"
i t.

"""O!VOU! 'w. .."'....


• •

I J
i

10111'1. z· CLEAT W'H. Z' CLEM

(J) ,oo, ..... ~:=-=-=-=.


. --=-:=1. ~~ . . . . (J) [OOE ....II. ... t . . . . . . __ ....•__ • ___•__ • '_0__..... _... ' , n u l __ .u'n._ .... _____... __ _ ._'- ____ _ • ____ !
I
I
COftft\IOATEO METAL DEC/( I
AS ·N-Pl.AC( ,.01'1:114' J J COPIiltUOAn:O IoIETAI. DECI(
A' "",,·"-ACt '-01'1",.
I r-4FlA.L SPACE I"A~._'_ _ ~l-,H\JOIJ'---')A..."'--~!ACIH_O_S_ _ _ _ _ __ _ FU..I. SI'.t.C[ COHTIJ«..II)JS F\.U. SNCHQS

Jarak standar kecuali ditentukan lain Jarak standar kecua li ditentukan lain
(al Tulangan lentur utama pada pelat satu arah (b) Tulangan susut dan suhu pada pelat satu arah

GAMBAR 23
LOKASI TULANGAN HANYA DINYATAKAN DENGAN UKURANIJARAK
CD
Ir.~"c
TYI'ioCAL II"ACIH'
#)0 TIIIIII
CCf!H[1I WII reAL. II.4M
" H-+- ,1++ lit

r
.' >< i"
'. ~~ I ~I tis.
s. ~
TYPICAL SiI'AoCIIIO THI'OOCIHOUT
OY'(II Oft
Of"(ICINO
tMOat ptCi'II:O
=t.
I I
I

1- -i- ~ it- .- l-
I
PENEMPATAN TULANGAN VERTIKAL I
I
fI I
I
~~;.\~:.:~:.~. ~>:.~':~. '.~
~ kfr~ . I~~
I
I
.. .. ....... . I :, ', ',::

~~~~ ''''~L1~~:
I ,'-',,'
@ I

I
-- I-- l- I- 1-++1-1--
PENEMPATAN TULANGAN VERTIKAL WlLXl..! STlw·1 COI.J,.IoMoI ,nil" Mlco..£ 1TI'b'

lc~
@

""'"
_L
..." !Tit
@

• •
. --- ~.
I ,--'- Aj==r"
ItItAllJ ....
®

~l-l,.-~,
..... J
Jarak standar keeuali ditentukan lain

(d) Tulangan pelat dua arah

Keeuali untuk tulangan sejajar sisi pelat, semua tulangan


dipasang dengan jarak sama melintasi kolom atau jalur
POTON GAN VERTIKAL - DINDING DAN LANTAI
tengah pel at dimulai dengan satu setengah jarak dari tepi
(i) jalur kolom, jalur tengah, atau balok tepi.
® Pasang tulangan pertama sejajar sisi pelat sejarak mini.

~~rLLL"'" ''''' D_ , 50 mm tebal selimut beton bersih. Jika gambar desain


seeara terpisah menunjukkan sejumlah tulangan berjarak

8
sama dan sejumlah lainnya terkonsentrasi disekitar sumbu
~=+~,
• • SN.CMI
kolom, awali tulangan berjarak sama pada satu setengah
. , '" jarak dari tepi jalur kolom.
POTONGAN VERTIKAL - DINDING DAN PONDASI TELAPAK

Jarak standar keeua li ditentukan lain


(e) Tulangan pada dinding

GAMBAR 23 (LANJUTAN)
LOKAS I TULANGAN HANYA DINYATAKAN DENGAN UKURANIJARAK
- ABEL 2a
UMLAH BATANG MAKS. PADA SATU LAPIS TULANGAN BALOK
;turan agrcgat maksimum 20 mm , betan di dalam ruangan
------~----~~----------------~----
Lebar balok . bw (in.)
10 12 14 18 20 22 u 30

10 12 IS I
IS
14

57 N/A N/A 3 N/A • • N/A 6 6

t:kuran agregat maksimum 20 mm, betan di luar ruangan


Leba r ba lok b... (in.)
8 10 12 I' 16 18 20 22 2' 26 28 30 32

2 3 4 5 7 8 9 10 12 13 I' 15 17
19 2 3 4 5 6 7 9 10 II 12 13 I' IS
22 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 13 14
25 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 Jj 1,
29 NIA NIA 3 4 5 6 7 8 8 9 10 11 I,
32 NIA N/A 3 4
• 5 6 7 8 8 9 10 11

36
43
NIA
NlA
NIA
NIA
3
NIA
NIA
NIA

N/A
5
NIA
5
5 NIA
6 7
6
8
N/A
8
7
9
8
10
8
57 NIA NIA NIA N/A NIA N/A NIA NlA NIA NIA NIA N/A N/A

Ukuran agregat maksimum 25 mm, belan di dalam ruangan


Lebar balok
b. (i n.)

8 10 12 I' 16 18 20 22 24 26 28 30 32

16 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 13 14
19 N/A 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 I3
22
25
NIA
NIA
2
2
3
3

4
5
5
6
6
7
7
8
7
9
8
10
9
10
10
II
II
. 12
1,
29 NlA 2 3 4 5 5 6 7 8 9 9 10 11
32 NIA 2 3 4
• 5 6 7 7 8 9 10 10
36
43
NIA
NIA
2
2
3
2
3
3

3
S
4
5
5
6
5 6
7 8
6
8
7
9
8
10
8
57 NlA NIA N/A N/A 3 NlA 4 4 N/A S S 6 6

Ukuran .gregat maksimum 25 mm, betan di IUa! ruangan


Lebar balok bw ( in.)
Diameter
ImrnJ 8 ]0 12 14 16 18 2D 22 24 26 28 30 J2

16 2 3 4 S 6 7 8 9 10 II 12 13
19 N/A 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
22 N/A 2 3 4 5 6 7 8 9 JO 10 11
25
29
WA
NIA
I 2:
N/A
3
3
"
4
.J
5
I 6
S
"1
6
I 7
7
g
8
I
·
9
9
10
9
11
:0
12
11
32 NIA NIA 3 4 4 5 6 7 7 8 9 10 10
36' NIA NlA 3 NIA 4 5 S 6 7 8 8 9 -1-
0-
'3 NIA NIA N/A NIA NIA NIA 5 NIA 6 NIA 7 8 8
57 NlA NIA N/A NIA N/A NIA NIA N/A NIA NIA NIA N/A NIA

• Tebal selimJt beton diasumsikan 40 mm untuk sengkang 13 mm .

Catatan :
lebar balok atau jumlah batang tulangan yang dapat dipasang dalam satu baris sering ditentukan
oleh laktor-Iaktor lair. selain jarak minimum dan tebal selimut beton.
Tabel tidak memperhitungkan sambungan lewatan atau sambungan meka"nis.

" 0
l AotL LO
JUMLAH BATANG MAKS . PADA SATU LAPIS TULANGAN BALOK ATAU KOLOM
Garak batang as ke as > 3 db)

Lebar balokJ
IinJ

I •
5
3
4
I
4
2
3
2
3
2
3
:2
2
2
2
1
2
6 S 4 4 3 3 3 2 2
7 6 S 4 .. 4 4 3 3 2
8 7 6 5 5 4 4 3 3
22
24
9
10
8
8
7
7
6
6
5
6
5
5

5
4
4
3
3
26 11 9 8 7 6 6 5 4 3
28 12 10 9 8 7 6 6 5 4
30 13 11 10 8 8 7 6 5 4
32 14 12 10 9 8 7 7 6 4
11 10 9 8 7 6 5
I 8 8 6 5
13 11 10 9 8 .. 7 5

42
44
I 20 . I 16
L
13
14
I 12
12
I 11
11
9
10
9
9
7
8
5
6

46
48
22
23
18
19
16
16 I .. 14
14
12
13
11
12
10
10
8
9
6
7

Tujuan tabel ini adalah tidak usah meninjau panjang penyaluran tarik Kategori 1 atau 2 atau
panjang sambungan lewatan . Lihat butir 2.7.1. Kategori 1 atau 2 terjadi jika tebal selimut
beton ,; 1 db atau jarak tulangan as ke as ,; 3 db '
Tebal selimut beton untuk sengkang atau pengikat berdiameter 13 mm adalah 40 mm,
sehingga iebal selimut beton terhadap batang tulangan utama minimum 1 db untuk batang
tulangan utama yang berdiameter sampai 43 mm.
Tebal selimut beton minimum untuk balok atau kolom dengan tulangan utama 57 mm minimum
harus 45 mm sampai ke sengkang atau pengikat.

~"
TA13EL 3
JUMLAH BATANG MAKS. PADA SATU LAPIS TULANGAN BALOK ATAU KOLOM
(MENURUT AASHTO)
Ukuran agregat maksimum 25 mm, kondisi lingkungan sedang
Lebar balok ".., (iD..)
Diameter
ImmJ 10 IZ 14 16 18 20 24 , 28 32 36 40 44 4S

I.
16

22
2
2
2
3
J
J
4
4
4
S
5
S
6
6
6
7
7
6
9
9
8
II
10
10
13
12
II
IS
14
\3
17
16
15
18
17
17
20
19
18
25 -. 3 4 S 5 6 8 9 II 13 14 16 11
2. 2 J J 4 5 5 7 8 10 II 13 14 15
32 2 2 3 4 4 5 6 7 9 10 II 12
36 2 2 3 3 4 4 6 7 8 9 10 11 "12
43 NiA 2 N/A 3 3 4 5 6 7 8 9 9 10
57 N/A NlA N/A N/A NlA N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A

Ukuran agregat maksimum 25 mm, kondisi Iingkungan korosif


Lebar ba10k b.., (in.)
Diameter
(mmJ 10 12 14 16 18 20 24 28 32 36 40 44 '8

I.
16

22
N/A
N/A
II/A
3
3
N/A
4
4
4
5
5
5
6
6
6
7
7
6
9
9
8
11
10
10
13
12
11
IS
14
13
17
16
IS
18
17
17
20
19
IS
25 II/A N/A 4 5 5 6 8 9 11 13 14 16 11
29 N/A N/A . N/A N/A N/A N/A 7 8 10 11 13 14 IS
32 II/A N/A N/A N/A II/A II/A N/A N/A N/A N/A lilA lilA NtA

36 N/A II/A II/A lilA lilA N/A II/A N/A N/A lilA I-i/A N/A N/A
43 N/A N/A NIA N/A N/A II/A NIA NIA lilA NIA lilA NIA f"/A
57 lilA NIA lilA N/A NIA NIA NIA N/A NIA NIA NIA NIA N /A

Ukuran agregat maksimum 40 mm, kondisi lingkungafJ. sedang


Lebar balok b.. (in.)
Oiemeter
Imml 10 12 14 16 18 20 24 28 32 36 40 44 '5
16 2 3 3 4 5 5 7 8 10 11 IZ 14 I;
19 2 3 3 4 5 5 7 8. 9 11 12 13 I;
22 2 2 3 4 4. 5 6 8 9 10 II 13 14
26 2 2 3 4 4 S 6 7 9 10 11 12 Il
29 2 2 3 3 4 5 6 7 8 . 9 11 12 lJ
32 2 2 3 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12
36 2 2 3 3 4 4 S 1 8 9 10 11 12
43 N/A 2 lilA 3 3 4 5 6 7 9 9 10
57 N/A
I II/A N/A II/A N/A N/A N/A II/A II/A "
II/A II/A N/A NIA

Ukuran agregat maksimum 40 mm, kondisi Iingkungan korosif


Lebar balok b.., (in.)
Diameter
Imml 10 12 14 16 i8 20 24 28 32 36 40 44 '5

I.
16

22
N/A
N/A
N/A
3
3
N/A
N/A
N/A
N/A
4 '
4
N/A II/A
5
S
5
S
II/A N:A
7
7
8
8
8
10
9
9
11
11
10
12
12
II
14
13
12
15
!5

"
25 N/A t-./A N/A N/A N/A N/A lilA N/A 9 10 11 12 Il
29 II/A N/A N/A II/A II/A II/A lilA II/A II/A II/A N/A N/A l"l A
32 II/A II/A N/A II/A N/A NiA N/A N/A II/A II/A II/A N/A "'fA
- 36 NiA NiA N/A II/A N/A NiA N/A N/A N/A ' N/A II/A N/A J'!A
43 II/A II/A II/A N/A NiA N/A II/A N/A II/A II/A lilA II/A 't' fA
57 II/A N/A N/A N/A N/A II/A N/A N/A N/A II/A N/A II/A N!A
-

• Tebal selimut beton diasumsikan 40 mm untuk sengkang 13 mm.

Catatan :
Lebar balok atau jumlah bat<:ng tulangan ya.lg dapat dipasang dalam satu baris sering ditentukan
oleh faktor-faktor lain selain jarak 'l1iniml!'l1 dan teba! selimut beton.
Tabei tidak memp",rhitungkan sambungan iewatan atau sambungan mekanis.
IJUMLAti MAKSIMUM TULANGAN KOL JM BUN DAR OleOR IN-SITU
Kasus I Kasus II Kesus II!
Sambungan tumpur Sambungan lewatan radial Sam bung an lewetsn melingkar
atau sambungcn tumpur bunder 2 hstang

Min. 40 mm
Min. 40 mm , Y1 diameter
;!min. 40 mm)

1 Y:t .diamete!'" 1 ~ diameter


(min. 40 mm) 40 mml
(I. lin.

46164 57 ~o 45 37 27 78 71 66 61 54 47 42 58 52 47 43 38 33 30
48 ' 6760 53 47 39 29 81 75 69 64 56 SO 44 60 54 49 '5 '0 35 31
50 71 62 55 49 41 " 30 85 79 73 67 , ,59 52 46 63 57 51 47 41 37 33

57 '6 '9 22 25 29 32 36 '6 '9 36


N/A 10 9 8 7 6 5 4 9 8 7 7 6 5 5
N/A 13 12 11 10 9 8 6 11 10 9 8 8 7 6
4' 16 15 13 12 11 10 9 14 12 11 10 9 9 8
5' 2D 18 16 15 14 12 11 16 IS 13 12 11 10 9
2D 19 18 16 2J 21 19 18 15 13 19 17 15
2J 22 2D 18 13' 7' 26 24 22 2D 19 17 15 21 19 17 16 15 13 12
26 24 2J 2D 16' 9' 29 27 25 2J 21 2D 17 2J 21 19 18 16 15 1J
28 27 25 2J 18' 10' 32 30 28 26 24 22 19 26 23 21 20 IS 17 15
31 29 27 25 20 35 33 30 28 26 24 22 28 26 2J 21 20 18 16
34 32 30 27 22 39 36 33 31 29 27 24 31 28 25 2J 22 2D 18
36 34 32 29 39 36 34 31 29 26 33 30 27 25 2J 21 19
39 37 35 39 36 J4 32 28 36 32 29 27 25 23 21
42 39 4;' 39 36 34 3i 3A 3~ 32 2g 2i 15 22
44 45 42 39 36 33 40 37 34 31 29 26 24
47 44 42 39 35 43 39 36 33 30 28 25
44 41 37 45 41 38 35 32 30 27
47 44 39 48 43 40 37 3' 31 28
40 55 52 49 45 37 27 64 '60 56 52 49 46 42 50 46 42 38 J6 J3 30
48 58 55 5) 47 39 29 68 63 59 55 52 48 44 53 48 44 40 )7 3' 31
SO 60 ~7 54 49 41 30 71 66 62 58 54 51 46 55 50 '6 42 39 J6 J)

Terbatas untuk 8% tulangan kolom vertikal.

saW lapis tulangan vertikal saja. Sarr.'JUngan lewatan , sambungan mekanis atau of set
enakokan tidak diperhitungkan p~da tahal ini ..
7')
TABEL5
JUMLAH MAKSIMUM TULANGAN
PADA SATU SISI KOLOM
DENGAN SAMBUNGAN MAKANIS
TIPE TUMPUAN UJUNG

Dimensi Pengikat dia. 10 mm Pengo 13 mm

sisi kolom selimut betan 40 mm s.b. 40 mm

in. 19 22 25 29 32 36 43 57
10 3 3 3 2 2 2 - -
12 4 4 3 3 3 2 2 -
14
16
5
6
4
5
4
5
4
4
3
4
3
4
2
3
-2
18 7 6 6 5 5 4 3 3
20 - 7 7 6 5 5 4 3
22 - - 7 7 6 5 4 3
24 - - 8 7 6 6 5 4
26 - - - 8 7 6 5 4
28 - - - ·9 8 7 6 4
30 - - - - 8 7 6 5
32 - - - - 9 8 7 5
34 - - - - 10 9 7 5
36 - - - - 10 9 8 6
38 - - - - 11 10 8 6
40 - - - - 12 10 9 7
42 - - - - 12 11 9 7
44 - - - - 13 11 10 7
46 - - - - 13 12 10 8
48 - - - - 14 13 11 8
50 - - - - IS . 13 11 8
----

Tidak termasuk jarak ,mWk perbeSar3!1 diameter


pad a sam bung an mekanis.

73
', '
·.1 1
TABEL6 1
J
JARAK MAKSIMUM PENGlKAT KOLOM ',\

Ukuran dan jarak pengikat lin! ',I


Vertical
bar size 10 mm 13 mm 16 mm ,I
16 10
19 12
22 14
25 16 16
29 18 18
32 18 20
36 t 22 22
43 t 24 27
57 t 24 30

Jarak pengikat maksimum tidak boleh melebihi ukutan


kolom terkecil.
+ Pengikat 10 mm tidak diijinkan.

TABEL 7
PERSYARATAN MINIMUM
UNTUK PENJAGA JARAK SPIRAL KOLOM

Dia. batllng Diameter Jumlah minimum


atau kawat inti spiral penjeg. jarak
splrallmmJ Imm] per spiral

< 500 mm 2
< 16 mm 500 ·750 mm 3
> 750 mm 4

~ 16mm :s: 600 mm 3


> 600 mm 4
---

74
TABEL 8
BUN DEL TULANGAN SEBAGAI TULANGAN MEMANJANG KOLOM

Jumlah
Oiameter Jarak bersih minimum linl
Diameter LU8s total ekivalen
efektif
Bundel tul.lmml Isq. in) in.
tul80g8n Antar bundel Bundel ke tep; .

25 1.58 1.42 2V, lY,

~.p<!!
2 29 2.00 1.60 2V, lYo
32 2.54 1.80 2Y. 2
ung •• 3.12
36 2.00 3 2
lj;ka '6-'-'"

25 2.37 1.74 2V. I Y.

~
bOla,
A
~n)'ambung. ••
3 29
32
3.00
3.81
1.95
2.20
3
3V,
2
211.
36 4.68 2.44 3Yo 2V.
lj;ka o nakan)

25 3.16 2.01 3Vt 2Y.

II
••
4 29
32
36
4.00
5.08
6.24
2.26
2.55
2.82
3'-1
4
4V.
2V,
2Y.
)

---_.

8atLng tulangan 8nggot9 bundel herus dihentikan paling sedikit 40 diameter secefa berseling kecuali ditempal
dimana bundel tul80g8n tersebut berakhir.
+ Jarak minimum ini henya berleku untuk bundel tulengan seja. Jika dipek.ai pengikat 818U spirel. syerst tebal
selimut betan minimum 40 mm pad a beberapa Kesus akan menentuKan .
Teha! selimut betan minimum 75 rnm disy8ratk~n apabila kolom berhubungan seeSfS hlngsung dan permanen
dengan tanah.

TABEL9
PANJANG TERTANAM DAN SAMBUNGAN LEWATAN
UNTUK TEGANGAN LELEH TULANGAN 400 MPa

Panjang tertanam dasar Sambungan lewatsn

22d • 3ed.'
••
Untuk tulangan tertanam dengan spiral, gunakan 16.5 db dengan minimum 200 mm,
+ Untuk kolom berspiral, gunakan 22.5 db dengan minimum 300 mm.

75
NG PENY ALURAN TARIK [inci] UNTUK TULANGAN TlOAK DILAPIS
InENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa 01 OALAM BETON BERBOBOT NORMAL
= 21 MPa fe' = 28 MPa

Tul8008n atus Tul.ngln lain

Kalegori Kategori
Oia.
Imm]
I 2 3
• 5 • I 2 3 • 5 ,
21 21121
i 27
21
27
22
27
IS
10
13
I<
20 ,.
I< I<
\9
I<
\9
I<
\9 "\9 Il
IS
2.
12
IS
12
15
12
15
12
15
12
IS
27 17 16 31 2S 23 23 23
" " " 18

.. ."
2' 23
40
55
3S
..
132
J9
32
3'
32
38
3.
53 '2
.,
37 30 2' 2'
19
22
«
5'. . 35 31
·.2
24
33
28
33
24
33
J< 27
37
2' 22 22
32 26 2S
22
2S
'5
.
.3 70 56
.
39 35 33 25
.. .
7. .3 55 J9 37 60 .2
" ,. . ..
30 2'
57
7J
S'
58
71
S'
112
70
•• ••
\37 110
62
7' 63
77
«
56
6,
37
'5
55
29
32
36 .
7'
IS< 123 108
56
126 101 IS 70

210 210 H7 1<7


SO
63
77
105
'2
SO
'2
76
.7
61
77 68 S<
II'
.5 83 67
105 \62 162 113 113
53
" 5•
32
J9

'3
57 309 309 216 216 IS< IS' 237 231 166 166
1\
"
11. 11'

= 35 MPa fe' = 41 MPa

al85 Tulangen lain Tullng,n etas Tufang8n Ie in

Kategori Kategori Katcgori Kltagod


oia.
Imm]
1 2 3 • 5 6 1 2 3 • 5 6

10 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
13
16
19
16
25
3'
15
20
2.
15
I.
25
15
I.
2J
I.
15

2J
15

"
2J
\3
20
28
12
16
22
12

I.
15
12
15
18
12 12
15 15
18 18
22 .9 39 34 27 27 27
37 26 30 21 21 21
25 64 51 45 3~ 32 49
31 35 39 28 125 2'
29 81 65 57 45 41 3' 62 44 50 35 31 27
32 103 82 72 58 51 41 7. 55 63 44 40 32
36 126 101 88 71 63 51 97 68 78 54 49 39
'3 171 171 120 120 86 86 132 132 92 92 66 66
57 252 m 177 177 126 126 194 194 136 \3' 97 .7

= 48 MPa Ie' = 55 MPa

Tul,nosn atas Tulangan lain Tulangan atiliS Tullng.n lain

K.tegori Kltegori
Oia.
Imml
1 2 3
• 5 6 1 2 3 • 5 6

10 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

,.
'3 14
22
13
18
II
17
\3
17
II
17
13
17
12
17
12
I'
12
II
12
13
12
13
12
13
19 31 22 25 20 20 20 24 19 17 15 15 15
22 42 30 U 34
2J 2J 32 2J26 18 18 18
25 55 3. 31 28 44 26 '3 30 24
34 21 20
29 70 4. 39 35 56 3C 54 4J 38 30 27 2J
32 89 71 62 50 45 36 68 55 48 38 34 28
36 109 87 76 61 55
.3 149 149 104 1()4 74
44 84 67 59 47
74 114 114 80 80
'2
57
"57
109 168 168 118 U8 8' 8'
57 210 218 153 153 109

~~
.""\.OC1,.... 11
ANG SAMBUNGAN LEWATAN [inci] UNTUK TULANGAN 'FIDAK DlLAPIS
loENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa Dl DALAM BETON BERBOBOT NORMAL

= 21 MPa fe' = 28 MPa


Tulanglln lain Tulang.n etas Tulangan lain
Tulungan atas

Oil.
.

••
~~
Cr--I
•~

1 2
Ka tego,;

• • 5 • 1 2
~atego,;

3
• 5
• Dill. .-
.~

oJ
,,'"
c

1 2
K.tegori

3 • 5
• 1 2
K.teoori

3
• S

I. " I. " I. I. ,.
mml Imm)
14 12 12 12 12 12
10 1\
B " 21" 21" 21" 21" 21" "
21
II II II 13 II II 10 /\
B
14
11
14
11
14
18 "1& 14
1& 1&
12
1. 1. I' 1.
13 . 1\ 2l 22 2.2 22 22 22 1& 17 17 17 17 17 13 /\ 20 19 19 19 19 19 15 15 1.5 15 15 15
n n B 26 00 19 \9 19
2S 2S 2S 2S 2l 22 22 22
""25 ""2l ""2l "" "" 19 19

..
B 30 2S
2l 2l 18 18 18 18
29 27 27 27 27 27 21 21 21 /\ 31
"" 19

..'"
16 1\ 3' 22 21 16

...
B 37 35 35 35 3S 36 29 27 27 27 27 B 32 30 30 30 30 31 25 2l 2l 2l 2l

..
32 32 32 39 31 21 25 25 25 1\ ,5 31 2S U :u 34 27 24 22 22 22
SO
'"S2 35

.. '" ..
19 1\ H
32 32 32 B 4S 38 38 38 35 31 2S 2S :u

....
B <2 <2 <2 35
'S SO
'" 57

22 1\ '9 55
.. . 39 38 38 53 <2
.,. ,.
37 30 29 29 22 /\ .s' <2 33 33 33 37 32 26 25 25

'.
59 33 33

. ., . .. ".. ..
89 .9 S5 39 38 77 .2 <2 <2 33

.. ., ...
B 71 .3 SO 38 B 54 '2
"-
B
90 n .,
S9 "66 <S <l 10
90 n
so
.3 SI 'So
33
2' "-
B "
102
n S5
71
... 39 37 60
78 .3
'2 34 30 2'
31
/\
117
9\ 80
S2
57
56
88 10 .2 31 "
79 .9
57
" .2 7.
'5
53
3'
29 11' /\
" 56 SO 38 32

32' ' /\
B 1"
145
119 104 83 7' .
11' 102 8\ 73
.3
S8
114 91
112 89
80 6<.
18 '3
P
56
,.
.S
29
B
/\
129 103
126 101 88 70 .3
90 72 6<

., .,
,5
SO
'9 79
91 71
.9
OS
56
54 ..
SO <2
30

I ~6
B
1\
B
188
118
211
151 ll2 106 9'
142 125 100 89
185 1.2 DO 11.
7.
11
93
\45 11'
131 110
178 142
102 81
9. 71
125 100
73
69
8'
55
11
32

36
B
1\
B
1'3 13\ 114 '2
1.54 125 108 86
200 160
71
112 100 1'"
'2
80
126 101
11' 95
154 125
88
83
108
70
.1
86
'3
59
71
.
SO

'2

35 MPa fe' = 41 MPa

Tulangan atas Tulangan lain Tulangen alas Tulangan lain

Kategori Ka~egori

Dia . .."
••
1 2 3 • 5
• 1 2 3 • 5

I. I. I. I.
Imm)

10
/\
B
12 12 12
,.
12 12 12 12
I.
12
10
12 12 12 12
I.

13
1\
I'
10
l'
15 "
15 1.5
"1.5 IS II
10
12
I.
12
10
12 12 12
I.
B 21 20 20 20 20 20 10 I'
/\ 25 20 19 19 19 19 20 I. IS 1.5 1.5 1.5
16 B 33 26 25 25 25 25 25 20 19 19 19 19

19
A
B .
36 29
37
25
33
2l
30
2l
30
2l
30
:u
36
22
29
19
25
18
2l
1&
Z3
18
2l

22
/\
B
'9
.3 .. 39
51
34 27
35
27
35
27
3S ..
37 30
39
2'
34
21
27
21
27
21
27

25
/\
. ., ,. "
6< 51 4S 36 32 31

,.'"
'9 39 35 28 25 2'

.
B 66 '2 6< 51 4S 36 32 31

29
/\
" ,. 57 45 41 '2 SO
"57 3' 31 21

32
B
/\
105
103 82 72
59

,. ,. '3
51
45
41
81 .5
79 .3 55
'5

" '"51
41 34
32
B 133 107 7S .7 54 103 82 12 58 41
126 101 88 II 03 91 18 .8 39
36
/\
B 164 \31 11' 92 82
51
•• 126 101 88 "11 ",) 51

77
PANJANG ~AMBUNGAN LEWATAN [inci] LlNTUK TULANGAN TIOAK OlLAPIS
pENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa Ol DALAM BETON BERBOBOT NORMAL
:-
Tulangan atas Tulangan ltIin Tut::ngan atas Tulangen lair .

c
- Kategori Kateg"ri c Kategori Kategori ~


;,;,) j~i
.~

.' 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Oia. ..
. .~
••~ 1 2 3
-
4 5 6 1 2 3 45"6
A 12 12 12 12 12 12 ..-,16 , 12 12 12 12 12
ImmJ ..~.!!
A 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 ,
~
10 B 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 10 B 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
f
A 15 14 14 14 14 14 12 12 12 12 12 12 A 14 13 13 13 13 13 12 12 12 12 12 12
13 B 20 18 18 18 18 18 16 16 16 16 16 16 13 B 18 17 17 17 17 17 16 16 16 16 16 )6
A 23 19 18 18 18 18 18 15 14 14 14 14 A 22 18 17 17 17 17 17 14 13 13 13 13
16 B 30 24 23 23 23 23 23 19 18 18 18 18 16 B 28 23 22 22 22 22 22 18 17 17 17 17
A 33 27 23 21 21 21 26 20 18 16 16 16 A 31 2S 22 20 20 20 24 19 17 15 15 15
19 B 43 34 30 28 28 28 33 27 23 21 21 21 19 B 40 32 28 26 26 26 31 2S 22 20 20 20
A 45 36 32 2S 2S 2S 35 28 24 20 19 19 ·A 42 34 30 24 23 23 32 26 23 18 18 18
22 B 58 47 41 33 32 32 45 36 32 2S 2S 2S 22 B 55 44 38 31 30 30 42 34 30 24 23 23
A 59 47 42 33 30 28 46 37 32 26 23 22 A 55 44 39 28 26
31 43 34 30 24 21 20
25 B 77 62 54 43 39 37 59 47 42 33 30 28 25 B 72 58 50 40
36 34 55 44 39 31 28 26
A 75 60 53 42 38 32 58 46 40 32 29 2S A 70 56 49
39 35 30 54 43 38 30 27 23
29 D 97 78 68 55 49 41 75 60 53 42 38 32 29 B 91 73 64
51 46 39 70 56 49 39 35 30
A 95 76 67 53 48 38 73 59 51 41 37 29 A 89 71 62 50 45 36 68 55 48 38 34 28
32 . B 123 9~ 86 69 62 50 95 76 67 53 48 38 32 D 115 92 81 65 58 46 89 71 62 50 45 36
A 117 93 82 65 58 47 90 72 63 50 45 36 A 109 87 76 61 55 44 84 67 59 47 42 34
36 B 152 121 106 85 76 61 117 93 82 65 58 47 36 B 142 113 99 80 71 57 109 87 76 61 55 44

TABELl2
PANJANG PENYALURAN TARIK [inciJ UNTUK TULANGAN OlLAPIS EPOXY
DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa Ol DALAM BETON BERBOBOT NORMAL
,r,' = 21 MPa Ie' = 35 MPa
Tulangan atas Tulangan lain Tuillngan atas Tulangan la in

Kategori Kategori Kategori K81egori

Die. Oia.
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
tmmJ ImmJ
10 . 21 21 21 21 21 21 19 19 19 19 19 19 10 18 18 18 18 18 18 16 16 16 16 16 16
13 30 28 28 28 28 28 27 2S 2S 2S 2S 2S 13 26 24 24 24 24 24 23 22 22 22 22 22
16 '46 37 35 35 35 35 41 33 31 31 31 31 IS 40 32 31 31 31 31 36 29 27 27 27 27
19 66 53 46 42 42 42 58 47 41 37 37 37 19 57 46 40 37 37 37 50 40 35 32 32 32
22 90 72 63 50 49 49 79 63 56 44 43 43 22 78 62 54 44 43 43 69 55 48 39 38 38
25 118 94 83 66 59 56 104 83 73 58 52 5.; 25 102 82 72 57 51 49 90 72 63 51 45 43
29 149 119 105 84 75 63 132 105 92 74 66 56 29 129 104 91 73 65 55 114 91 80 64 57 48
32 190 152 133 106 95 76 167 134 117 94 84 67 32 164 131 115 92 82 66 145 116 102 81 73 58
36 233 186 163 130 117 93 205 164 144 115 103 82 36 202 161 141 113 101 81 178 142 125 100 89 71
43 317 317 222 222 159 159 280 280 196 196 140 140 43 274 274 192 192 137 137 242 242 170 170 121 121
57 466 466 326 326 233 233 411 411 288 288 206 206 57 403 403 283 283 202 202 356 356 249 249 178 178

..

7R
K TULANGAN DILAPIS EPOXY
LAM BETON BERBOBOT NORMAL concrete •

t. = 35 MPa to' = 41 MPa

Tulangan atas Tula~gan lain Tulangan atas Tulangan lain

Kategori Kelsgeri
.. , Kategori Kelegori

;>I. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6, Oia . 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 .,
,..ml ImmJ
10 17 17 17 17 17 17 15 15 15 15 IS 15 .'0 15 15 15 15 15 15 13 13 13 13 13 13
13 23 22 22 22 22 22 21 19 .19 19 19 19 13 21 20 20 20 20 20 19 18 18 18 18 18 .
2~ 27 27 27 27 32 26 24 24 24 24 16 33 26 25 2S
25 25 29 23 22 22 22 22
16 ~
19 51 41 3C 33 33 33 45 36 32 29 29 29 19 47 37 33 30
30 30 41 33 29 26 26 26
22 70 56 49 39 38 38 61 49 43 35 34 34 22 64 51 45 36
35 35 56 45 39 32 31 31
25 91 73 64 51 46 44 81 65 57 45 41 38 25 84 67 59 47
42 40 74 59 52 41 37 35

, 29
32
36
43
116
147
180
246
93
118
144
246
81
103
126
172
65
82
101
172
58
74
90
123
49
59
72
123
102
130
159
217
82
104
127
217
72
91
111
152
57
73
89
51
6S
80 64
:i.S2 lOS lOS
43
S2
2.
32
36
43
106
134
165
224
85
107
132
224
14
94 7S 67
59
53

115 92 82
157 157 112
45
54
66
112
93
118
145
198
75
95
116
198
65
83
102
139
52
66
82
139
47 40
59 48
73 58
99 99
57 361 361 253 253 181 181 318 318 223 223 159 159 57 330 330 231 231 165 165 291 291 204 204 ,146 146
,-
, .. - - - -- - - - L.. __

, " '= 48 MPa to' = 55 MP3


- .
Tul8ng80 etas Tulangan lain Tulangan etas Tulangln lain

Ketsgori KJtegori Kategori Kategori

••
..I
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Oia .
Imml
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

10 14 14 :4 14 14 14 12 12 12 12 12 12 10 13 13 13 13 13 13 12 12 12 12 12 12
13 20 19 19 19 19 19 18 16 16 16 16 16 13 19 17 17 17 17 17 16 15 15 15 15 15
;,

19
22
31
43
59
24
35
47
23 23
30 28
41 33
23
28
32
23
28
32
27
38
52
22
31
42
20
27
36
20
25
29
20
25
29
25
29
20
I.
16

22
"LJ
40
55
23
32
44
22
28
39
22
26
31
22
26
30
22
26
30
25
36
49
20
29
39
19
25
34
19
23
27
19
23
27
19
23
27
25 n 62 54 43 39 37 68 55 48 38 34 33 25 72 58 51 41 36 35 64 51 45 36 32 30
29 98 78 69 5S 49 42 86 69 61 48 43 37 29 92 73 64 51 46 39 81 65 57 45 41 34
12 124 99 87 70 62 50 110 88 77 62 55 44 32 116 93 81 65 58 47 103 82 72 58 51 41
16 152 122 107 86 76 61 135 lOS 94 75 67 54 36 143 114 100 80 71 57 126 101 88 71 63 51
Ii 20S 208 14S 145 104 104 183 183 128 128 92 92 43 194 194 136 136 97 97 171 171 120 120 86 86
;7 305 305 214J~ 153 153 269 269 189 189 135 135 57 285 285 200 200 143 143 252 252 176 176 126 126
--

79
"
TABEL 13
PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN linci] UNTUK TULANGAN DILAP1S EPOXY
DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa 01 OALAM BETON BERBOBOT NORMAL

I: = 21 MPa fe' = 28 MPa

Tulangen etes Tulangan lain Tulangan ,tas I lulangan lain


c ·
Oio.
Imml

.~

••
~~; I 2
Kateoori

3 4 5 6 I 2
Kategori

3 4 5 6
o:3 •
I 1m)
..•• I 2
Kategori

3 4 5 6 1 2
Ketsoori

3 4 5 6
A 21 21 21 21 21 21 19 19 19 19 19 19
"A 18 18 18 18 18 18 16 16 16 16 16 . 16
10 B ~ ~ 28 28 28 28 24 24 24 '.>.4 24 24 10 B 24 24 24 24 24 24 21 21 21 21 21 21
A 30 28 28 28 28 2B 27 2,.; 2S 2S 2S 2S A 26 24 24 24 24 24 2J 22 22 22 22 22
13 B 39 37 37 37 37 37 34 32 32 32 32 32 13 B 3, 32 32 32 32 32 30 2B 28 2B 28 28
1. A 46 37 35 35 35 35 41 33 31 31 31 31 A 40 32 31 31 31 31 36 29 27 27 27 27
B 60 48 46 46 46 46 53 43 40 40 40 40 16 B 52 42 4<) 4<) 4<) 4<) 46 37 35 35 35 35
A 66 53 46 42 42 42 58 41 37 37 37 57 46 40 37 37 37 50 35 32 32
"60 J2
A- 4<)
19 B 86 68 60 55 55 55 75 53 48 48 48 19 B 74 59 52 47 47 47 65 52 46 42 42 42
22
A
B
90
117
72
93
63
82
50
65
49
64
49 79
6' 103
63
82
56
72
44
58
43 43
56 56 22 •
b
78
101
62
81
54
71 · 57
44 43
55
43 69
55 89
55
71
48
62
39
50
38
.9
38
'9
A . 118 94 83 66 59 56 104 83 73 58 52 SO A 102 82 72 57 51 49 90 72 63 51 45 '3
2. B 153 123 107 86 n 73 135 108 95 76 68 6. 25 B 133 106 93 75 67 63 117 94 82 66 59 56
A 149 119 105 84 75 63 \32 105 92 7' 66 56 A 129 104 9\ 73 65 55 II. 91 80 64 57 48
29 B 19. 155 136 109 97 82 171 137 120 96 86 73 29 B 168 13. 118 9. 8' 71 148 119 104 83 74 63
A 190 152 133 106 95 76 167 \3. 117 9. 8. 67 A 164 \31 115 92 82 66 1'5 116 102 81 7J 58
32 B 246 197 172 138 123 99 217 17. 152 122 109 87 32 B 213 171 ]49 120 107 86 188 lSI 132 106 9. 75
A 233 186 163 130 117 93 205 16' 144 115 103 82 A 202 161 141 113 101 81\178 142 12.1 100\ 89 71
3. B 302 242 212 169 151 121 267 21' 187 150 \34 107 36 B 262 210 183 147 \31 105 231 185 162 130 116 93

fe' = 35 MPa f e' = 41 MPa

Tulengan atas Tulangan lain Tulangan atas Tulangan la il"\

Die. •
.~

••
.~
c
Ketegon Kelsgori
.. ..·•
o' Kategori Ketego n
[mmJ
,," I 2 3 4 5 6 I 2 3
• 5 6 I ,ml
"
1 2 3 4 5 6 I 2 3 4 5 6
A 17 17 17 17 17 17 15 15 15 15 ~5 15 A IS15 15 15 15 15 13 13 13 13 13 13
10 B 21 21 21 21 21 21 19 19 19 19 19 19 10 B 2020 20 20 20 20 17 17 17 17 17 17
A 23 22 22 22 22 22 21 19 19 19 19 19 A 2120 20 20 20 2019 18 18 18 18 18
13 B 30 28 18 28 28 28 27 2S 2S 2S 2S 2S 13 B 28 26 26 26 26 2624 23 23 2J 23 23
36

.,
A 29 27 27 27 27 32 26 24 2' 24 2' A 33 26 2S 2S 25 2S 29 23 22 22 22 22
16 B 47 38 35 35 35 35 41 33 31 31 31 31 16 B '3 3, 32 32 32 32 38 30 29 29 29 29
A 51 36 33 :;3 33 45 36 32 29 29 29 A 47 37 33 30 30 30 41 33 29 26 2': 26
19 B 66 53 .2 42 42 59 47 41 38 38 38 19 B 61 49 42 43

22
A 70 56 "49 39 38 38 61 49 '3 35 3' 3' A 64 51 45
39 39 39 53
36 35 35 56 .5
38 3'
39 32
3.
31
H
11
B 90 72 63 51 50 SO 80 64 56 45 44 44 22 B 82 66 58 46 .5 .5 73 58 51 41 .0 '0
A 91 73 64 51 46 44 81 65 57 45 41 38 A 8' 67 59 47 42 '0 74 59 52 41 37 35
25 B 119 95 83 67 60 57 105 84 74 59 53 50 25 B 108 87 76 61 5. 52 96 77 67 54 48 46
A 116 93 81 65 58 49 102 82 72 57 51 4J A 106 85 74 59 53 '5 93 75 65 52 47 '0
29 B ISO 120 105 84 75 64 \33 106 93 74 66 56 2. B \37 110 96 n 69 58 121 97 85 68 61 51
A 1.7 118 103 82 7' 59 \30 104 91 73 65 52 A 13. 107 9't\ 75 67 5. 118 95 83 66 59 48
32 B 191 153 \34 107 96 77 168 \35 32 62
118 9' 8. 68 B 17' 139 122 98 87 70 IS' 123 108 86 77

36
A
B
180
23.
144
188
126 !Ol
164llJl
90 72 159
117 94 207
127
165
III
I'S
89 80
1161104
64
83 36
A 165 132
B 2141171
115
ISO
i 92 .2 66 145
120 1071 86 189
116 1G2 82
151 1 132 1 106
7J 158
95 76

Rn
TA13EL 14 (Ianjutan)
PANJANG MINIMUM PENJANGKARAN TARIK ldh [in]
UNTUK KAIT UJUNG STANDAR DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa
01 OALAM BETON BERBOBOT NORMAL
Pengekangan khusus (bukltn gampa). 1. SeUmut beton tepi ~ 65 mm 2. Salimut betan Ikait 90·) ~ 50 mm 3. Tul. pengolkang S S 3 d
v

Oi•.
8eton berbobot normel, Ie' • MP, Panjang min.
ImmJ penjangkaran
21 MP, 28 MP, 35 MP, 41 MP, 48 MP, 55 MPa kait 180·
10 6 6 6 6 6 6 6
13 6" 6" 6" 6" 6" 6" 7
16 S 7 6" 6" 6" ~" 7
19 10 8 7" 7 6 6 8
22 11 10 9 S" 7" 7" 9
25 13 11 10 9" 8" S" 10
29 14 12 II" 10" 9" 9" 12
32 16 14 12" II" 11" 10" 14
36 18 15 14" 13" 12" 12" 15

Rangka penahan oempa


- • keit 90· . 1. Selimut beton ---
t --65 2. Sellmut be;on (k,it 90·1 ): 50 mm 3. Deism inti tarkekang

Oi•.
Beton berbobot normal, .Ie', MPe Panian!f min.
panjangkeren
!mm/ 21 MPs 28 MPa 35 MP. 4' MP. 48 MPa 55 MP, kelt 180·

10 7 6 6 6 6 6 6
13 9 e 7 6" 6" 6" 7
16 11 9 8 8 7 7 7
19 13 11 10 9 9 8 8
22 15 13 12 11 10 9 9
25 17 15 13 12 11 11 10
29 19 17 15 14 13 12 12
32 22 19 17 15 14 13" 14
36 24
I 21 19 17 16 15 15

TABELI5
PANJANG MINIMUM PENJANGKARAN TARIK ldh [in]
UNTUK KAIT UJUNG STANDAR DENGAN TEGANGAN LELEH 400 MPa
or DALAM BETON AGREGA T RINGAN
Untuk penggunaan umum Ibukan c!aerah gempel. 1. Selimut beton tap; ~ 65 ...... 2. ~elimut beton tkait 90·' ~ 50 """

Oi •. Beton agregat ringan. ' J~t:'. MP, Panjang min .


penjangkaran
tmmJ 41 MPa kait lBO·
21 MPa 2B MPa 35 MPa

10 8 7 6 6 6
13 10 9 8 7 7
16 13 11 10 9 7
19 15 13 12 11 8
2> 18 15 14 13 9
25 20 18 16 I' 10
29 23 20 18 16 12 .
32 26 22 20 18 14
3S 2R 25 22 20 15
43 49 42 38 34 20
57 65 56 50 46 25

82
Pd T-27-1999-03

Lampiran B

Daftar Nama dan Lembaga

1. Pemrakarsa

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pennukiman - Balitbang PU

2. Daftar penyusun

No. Nama Lembaga

I. Ir. Cecilia Lauw, MSc. Universitas Katolik Parahyangan


2. Dr. Ir. Hanafiah, MSc. Universitas Sriwijaya
3. Ir. Felisia Simarmata. Pusat Litbang Permukiman
4. Ir. Silvia Herina Fransisca. Pusat Litbang Pennukiman
5. Ir. Murdiati Munandar. Pusat Litbang Pennukiman , I
6. Ir. Sadikin Rasad. Pusat Litbang Permukiman
I

84
i1

harus menunjukkan dengan jelas tipe dan material penumpu tUlangan yang
harus digunakan untuk setiap bagian strLJktur, termasuk ukuran, tipe,
pengaturannya, dan jumlah yang dibutuhkan.

,i 5.3.2 Tipe-tipe Penumpu Tulangan


5.3.2.1 Penumpu Kawat
Jika penumpu kawat digunakan untuk tulangan yang berat dan berlapis-Iapis,
jarak antar penumpu kawat harus diperdekat untuk mencegah penetrasi kaki-
kaki penumpu kawat ke dalam acuan, khususnya jika permukaan beton tidak
diberi lapisan pelindung atau terancam langsung 'oleh korosi.
5.3.2.2 Penumpu Tulangan Beton Pracetak
Jika permukaan beton akan dikasarkan dengan disemprot pasir bertekanan
tinggi (sandblasting), atau dengan pahat (bushhammering) , atau dengan
bahan kimia pelarut mortar di permukaan beton, penumpu tulangan dari
beton pracetak dapat kelihatan dan merusak pola permukaan beton.
., .,
"v.v.v Penjaga Jarak ke Acuan
Semua baja tulangan harus dipasang kOKOh di tempat yang direncanakan
sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran beton dengan memakai blok
beton, penumpu tulangan dari logam atau plastik, batang penjaga jarak,
kawat, atau perlengkapan lain yang cocok untuk menjamill agar tidak terjadi
pergeseran selama pelaksanaan konstruksi dan untuk menjaga agar baja
tulangan tetap berada pada jarak yang tepat dari bidang acuan. Pemilihan
tipe penjaga jarak secara tradisional merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Pendetailan penjaga jarak ke tepi acuan bukan merupakan persyaratan
standar yang harus dipenuhi kecuali jika secara khusus diatur di dalam
Dokup.:cn Kontrak. Gambar pelaksanaan penulangan hanya perlu
menunjukkan tebal selimut beton, dan Pabrikator bertanggung jawab untuk
memasok penjaga jarak yang dibutuhkan.
5.3.4 Pemasangan Penumpu Tulangan
5.3.4.1 Umum
Tulangan harus ditumpu agar tidak bergeser dari tempat yang direncanakan
sebelum dan selama · pelo:ksanaan pernbetonan. Karen", itu, penumpu
tulangan harus dipasang dengan jarak antara yang cukup dekat agar kuat
untuk mendukung tulangan yang ditumpunya. Pada konstruksi joist penumpu
tulangan didetail untuk tulangan penahan pengaruh suhu pada bidang atas
pelat hanya;;ka se::ara khusus disyaratkan pad a Dokumen Kontr'lk.

40

Anda mungkin juga menyukai